• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kebisingan dan Keluhan Kesahatan Pekerja dan Operator Turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kebisingan dan Keluhan Kesahatan Pekerja dan Operator Turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya lingkungan kerja yang bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: kebisingan yang melebihi ambang batas ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Kebisingan dapat didefenisikan segala bunyi yang tidak disukai atau dapat diartikan pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah, suara yang menggangu atau bunyi yang menjengkelkan, Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI No.718/Menkes/PER/XI/1987 Tentang “Kebisingan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan “kebisingan adalah suara yang tidak di kehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan pendengaran.

(2)

beserta praktiknya yang bertujuan agar masyarakat atau pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya, baik fisik maupun mental, sosial dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum (Budiono, dkk., 2003).

Menurut Tarwaka, (2011) industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, namun penggunaan bahan peralatan yang beraneka ragam dan kompleks tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat, bahan, dan proses yang terjadi di tempat kerja.

(3)

Salah satu dari faktor yang terdapat dalam lingkungan kerja adalah kebisingan. Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan problem tersendiri bagi tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Banyak tenaga kerja yang telah terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh gangguan kesehatan tetap terjadi, sedangkan efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada intensitasnya. Pekerjaan yang menimbulkan bising dengan intensitas tinggi umumnya terdapat di pabrik tekstil, pabrik kelapa sawit, genarator pabrik yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, pekerjaan pemotongan plat baja, pekerjaan bubut, gurinda, pengamplasan bahan logam dan sebagainya (Budiono, dkk, 2003).

Pada umumnya, kebisingan yang bernada tinggi sangat mengganggu, terlebih jika kebisingan tersebut berjenis terputus-putus atau yang datang hilangnya secara tiba-tiba dan tidak terduga dapat menimbulkan gangguan pendengaran, tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta dapat menyebabkan pucat, gangguan sensoris dan stress (Suma’mur, 2009).

(4)

menghasilkan intensitas kebisingan cukup tinggi, dan rata-ratanya mencapai 90 dBA (berdasarkan pengukuran terakhir yang dilakukan hiperkes pada tahun 2003 untuk 8 jam kerja (3 shift)). Dari hasil wawancara kepada tenaga kerja meraka memang mengakui bahwa lingkungan kerja mereka sangat bising.

Ada keluhan pekerja di ruangan operator turbin jika tidak menggunakan APD, yaitu ; keluhan pendengaran, sulit tidur dan meningkatnya emosi dan stress. Jika pekerja menggunakan APD maka pekerja tidak mendengar suara mesin turbin yang butuh lebih banyak energi uap. Jika tidak menggunakan APD maka pekerja akan sangat terganggu oleh suara mesin turbin tersebut.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana Tingkat Kebisingan dan Keluhan kesehatan Pekerja Dan Operator Turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017.

1.2. Rumusan Masalah

Hasil pengukuran kebisingan seperti di atas dapat memicu terjadinya keluhan kesehatan bagi seseorang dan juga gangguan terhadap aktifitas yang berlangsung di lingkungan sekitar lokasi penelitian ini yaitu di ruangan operator turbin dan di sekitar ruangan di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

(5)

yang dapat mengakibatkan diantaranya gangguan fisiologis, gangguan pisikologis dan gangguan komuikasi.

Berdasarkan rumusan masalah peneliti ingin menganalisa Tingkat Kebisingan Dan Keluhan kesehatan Pekerja Dan Operator Turbin Di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017.

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk menganalisa tingkat kebisingan dan keluhan kesehatan pekerja di ruang operator turbin dan di sekitar ruangan operator turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk menganalisis tingkat kebisingan di ruang operator turbin dan di sekitar ruangan operator turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan apakah memenuhi atau tidak memenuhi syarat kesehatan.

2. Untuk menganalisis keluhan kesehatan subjektif (Non Auditory) pada pekerja di ruang dan sekitar ruang operator turbin di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2017.

1.4. Manfaat penelitian

(6)

2. Bahan informasi bagi pekerja operator turbin mengenai kebisingan di tempat kerja dan akibat yang dapat ditimbulkannya.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut sebagai berikut (a) mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan

Produk makanan dan minuman KFC memiliki rasa yang

Once the feature map is complete, the resulting activation values will be output to connected nodes in the next hidden layer for the next stage of processing.. The

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Pada lingkungan tercekam kekeringan Tabel 5, terdapat lima karakter yang memberikan pengaruh langsung genetik lebih tinggi daripada koefisien korelasi genetiknya, yaitu

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan mempertajam permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada

Dalam merealisasikan tujuannya, perusahaan membutuhkan prestasi yang dapat dilihat dari kinerja para karyawannya.Tetapi dalam kenyataannya salah satu masalah utama