1
Nicotiana tabacum (Nicotiana spp. L.) atau lebih dikenal sebagai tembakau (tobacco) ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1,8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki). Tanaman ini berasal dari Amerika Utara dan Selatan (Budiman, 2009).
Penerimaan negara dari komoditi tembakau sangat besar yaitu dari cukai dan setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2007 sebesar Rp 42 triliun. Kemudian, pada tahun 2008 sebesar Rp 50,2 triliun. Komoditi tembakau juga merupakan komoditi yang kontroversial yaitu antara manfaat dan dampaknya terhadap kesehatan sehingga dalam pengembangannya harus mengacu pada penyeimbangan supply dan demand dan peningkatan produktivitas dan mutu serta peningkatan peran kelembagaan petani (Hanum, 2008).
Tembakau mempunyai nilai ekonomi yang cukup penting karena menyumbang pendapatan negara yang telah kita ketahui melalui cukai. Di Indonesia, tembakau cerutu berkualitas ekspor berasal dari Sumatera, dikenal dengan nama tembakau Deli yang khusus digunakan sebagai pembalut cerutu (Erwin dan Suyani, 2000).
Produksi tembakau Nasional mengalami kenaikan dari tahun 2010 – 2012. Produksi Nasional pada tahun 2010 sebesar 135.678 ton dengan luas areal 216.271 Ha, pada tahun 2011 sebesar 214.524 ton dengan luas areal 228.770 Ha dan pada tahun 2012 sebesar 226.704 ton dengan lus areal 249.781 Ha. Untuk produksi tembakau provinsi Sumatera Utara sendiri pada tahun 2011 yaitu
2
2.320 ton dengan luas areal 2.906 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 2.951 ton dengan luas areal 3.178 Ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2012).
Peningkatan kualitas produksi tembakau dapat dilakukan dengan menghasilkan tembakau yang sehat. Untuk mendapatkan tembakau yang sehat dan produksinya tinggi maka perlu memakai varietas unggul, pemeliharaan yang
baik, pemberian air yang cukup, dan pemupukan yang seimbang (Hanadyo dkk, 2013).
Unsur hara dibutuhkan oleh tanaman tembakau dalam jumlah yang sesuai. Kelebihan unsur hara akan menyebabkan tanaman keracunan, sebaliknya bila tanaman kekurangan unsur hara, akan menghambat proses fisiologis tanaman. Proses fisiologis yang terganggu mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu, tanaman menjadi kerdil, layu, lemah dan mudah terserang penyakit. Keadaan ini akan menurunkan produksi dan mutu daun tembakau yang dihasilkan (Erwin dan Sabrina, 1999).
Selama ini, penanganan sampah di berbagai kota masih dilakukan secara konvensional. Cara konvensional ini tidak mampu menyelesaikan persoalan sampah secara tuntas. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menangani masalah sampah adalah memanfaatkan sampah organik kota (60-80% BO) sebagai bahan baku pembuatan kompos. Kompos tersebut dapat
digunakan dalam bidang pertanian dan untuk perbaikan tanah marginal (Suranta, 2002).
Faktor tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tembakau deli. Tanaman tembakau sangat mengehendaki tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup baik, menghendaki bahan organik dan kelembaban tanah yang cukup tinggi. Jumlah
3
unsur hara yang cukup dan seimbang sangat menentukan terhadap produktivitas (Erwin 1997).
Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke tanaman melalui penyemprotan ke daun. Kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar. Akibatnya, tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak. Oleh karena itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil guna dibanding lewat akar (Lingga dan Marsono, 2008).
Sebagai bahan pembungkus cerutu, tembakau deli yang diinginkan adalah berdaun lebar, tipis dan elastis. Pemupukan pada tembakau deli lebih efisien melaui daun karena yang dipanen dari tembakau deli adalah bagian daunnya. Menurut Cahyono (2003) efisiensi penggunaan pupuk sangat tinggi apabila diberikan langsung ke tempat kegiatan metabolisme karena dapat merangsang metabolisme tanaman.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait respon pertumbuhan dan produksi tembakau Deli terhadap pemberian kompos dan pupuk daun.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) terhadap pemberian kompos dan pupuk daun.
Hipotesis Penelitian
Adanya pengaruh nyata pemberian kompos dan pupuk daun serta
interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
4
Kegunaan Penelitian
Sebagai seabagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.