ABSTRAK
Latar Belakang : Aspirasi pneumoni merupakan komplikasi yang paling sering pada stroke akut karena disfagia. Nasogastric Tube biasanya di rekomendasi dan aman untuk supply makanan pada pasien stroke dengan disfagia. Tapi faktanya, banyak pasien berlanjut terjadi aspirasi ketika menggunakan nasogastric tube. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan nasogastric tube dan kejadian pneumonia pada pasien stroke akut dengan disfagia.
Metode : Penelitian ini merupakan studi kasus potong lintang dengan 60 pasien stroke akut dengan disfagia, 30 pasien menggunakan nasogastric tube dan 30 pasien tidak menggunakan nasogastric tube yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Pasien yang menderita pneumonia atau penyakit infeksi lainnya atau penurunan kesadaran di eksklusikan. Pasien diikuti selama fase akut dan pneumonia didiagnosa berdasarkan kriteria Perkumpulan Dokter Paru Indonesia.
Hasil : Pada 30 pasien stroke akut dengan disfagia yang menggunakan nasogastric tube didapatkan rerata usia 59 tahun, 13(43,3%) perempuan dan 17(56,7%) laki-laki. Sedangkan subjek yang tidak menggunakan nasogastric tube berjumlah 30 pasien stroke akut dengan usia rerata 54 tahun, 16 orang (53,3%) laki-laki dan 14(46,7%) perempuan. Terdapat hubungan yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara penggunaan (p=0,117, r=0,041) dan lamanya penggunaan nasogastric tube dengan kejadian pneumonia (p=0,591 , r=0,063), besar resiko pasien yang menggunakan nasogastric tube 0,30 kali terkena pneumonia. Bakteri gram negatif ditemukan pada hasil kultur.
Kesimpulan : Penggunaan nasogastric tube dan lamanya penggunaan nasogastric tube mempunyai hubungan yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah pada kejadian pneumonia.
Kata Kunci : nasogastric tube, pneumonia, disfagia, stroke akut.
ABSTRACT
Background: Aspiration pneumonia is the most important acute complication of stroke related dysphagia. Tube feeding is usually recommended as an effective and safe way to supply nutrition in stroke patients with dysphagia. On the cointains, many patients on continued to aspirate eventhough the used the nasogastric tube. The purpose of this study was to confirm that there werethe is correlation between nasogastric tube usege and incidence of pneumonia in acute stroke patient with dysphagia.
Methods: This cross sectional study observed 60 acute stroke patients with dysphagia consist, 30 patiens using tube feeding and 30 were not using tube feeding, who stayed in Adam Malik General Hospital. Patients who admitted with pneumonia or other pulmonary infection or decreased level of conciussness were excluded. Patients were follow up in acute phase and pneumonia was diagnosed based on Center for Disease Control Criteria that were adopted by Indonesia Association of Lung Doctors.
Results: In 30 acute stroke group patients with dysphagia who used nasogastric tube mean age is of 59 years old, 13(43,3%) females and 17(56,7%) males. While the other group who not do use nasogastric tube tube feeding were 30 acute stroke patients the mean age of 54 years old, 16(53,3%) males and 14(46,7%) females. There was no significant association with very weak correlation between Nasogastric tube used(p=0,117, r=0,014) and beetwen durationof use nasogastric tube with pneumonia ( p=0591, r=0,063). the odds ratio in patients who use a tube feeding is 0,430 times. Lastly from bacteri, the bacteri culture we found gram negative.
Conclusion: Nasogastric Tube using and its’ duration of time does not have a significant with very weak correlation to the occurance of pneumonia.
Keywords: nasogastric tube, pneumonia, disphagia, acute stroke