TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Kelapa
Mengenai asal usul kelapa belum ada kesepakatan di antara para ahli. Pada abad ke-9, pertama kali dikenal mata dagangan serat dan minuman keras yang terbuat dari kelapa, diproduksi oleh pedagang bangsa Arab bernama Soleyman yang mengunjungi negeri Cina. Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai sebutan seperti Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narle, tenga, dan pohon kehidupan. Kata coco (coquo) pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, kata ini berhubungan dengan kera atau wajah aneh, seperti tempurung kelapa yang bermata tiga. Tentang asal usul kelapa, terdapat dua teori yang saling bertentangan. Teori pertama menyatakan bahwa kelapa berasal dari Amerika Selatan dan teori kedua menyatakan bahwa kelapa berasal dari Asia atau Indo Pasifik. Kedua teori ini memerlukan pengkajian yang lebih mendalam untuk memperoleh bukti yang dapat membenarkan teori tersebut (Warisno, 1998). Botani Kelapa
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu) Ordo : Palmales
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera L
Tanaman kelapa dikelompokkan ke dalam family yang sama dengan sagu (Metroxylon sp), salak (Salaca edulis), aren (Arenga piñata), dan lain-lain. Penggolongan varietas kelapa umumnya didasarkan pada perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah serta sifat-sifat khusus yang lain (Warisno, 2007).
Bagian - Bagian Tanaman Kelapa dan Kegunaannya
Kelapa merupakan salah satu anggota keluarga Palmae. Kelapa dikenal sebagai tanaman serba guna karena seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut adalah bagian-bagian dan kegunaan dari tanaman kelapa.
1. Batang
Batang kelapa yang sudah tua dapat digunakan untuk bahan bangunan, jembatan, kerangka papan perahu, atau kayu bakar. Agar dapat digunakan sebagai bahan bangunan, batang kelapa dibelah dulu menjadi beberapa bagian. Kemudian dihaluskan menyerupai balok-balok atau silinder. 2. Daun
Daun-daun yang mudah kering dipakai sebagai hiasan janur atau bungkus ketupat, sedangkan daun yang tua dijadikan atap, lidinya untuk sapu, tusuk sate, dan lain-lain.
3. Buah
-sabut kelapa yang dapat dijadikan sebagai bahan baku industri, seperti: karpet, sikat, keset, bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain selain itu sabut kalapa dapat dimamfaatkan juga sebagai pupuk dengan cara membakarnya terlebih dahulu.
-tempurung kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri seperti: arang tempurung dan karbon aktif yang berfungsi untuk mengabsorbsi gas dan uap.
-daging buah dapat diolah untuk keperluan rumah tangga, seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan parut kering.
-air kelapa dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selain sebagai penyegar tenggorokan, juga dapat diolah menjadi sirup, nata de coco, dan lain-lain.
(Piggot, 1964).
Akar tanaman kelapa yang masih muda dapat digunakan untuk mengobati sakit perut. Sabut kelapa ataupun tapas dapat digunakan sebagai pembungkus cangkokan pada tanaman. Selain itu, sabut kelapa juga dapat digunakan sebagai pembungkus buah-buahan di pohon sebelum masak. Buah-buahan yang dibungkus dengan sabut kelapa memiliki kualitas yang lebih baik, karena sabut kelapa mempunyai susunan yang tidak terlampau rapat sehingga kebutuhan sinar matahari dan udara tetap terjamin (Warisno, 2003).
Kondisi Perkelapaan di Indonesia
rakyat dari daerah Minahasa sudah mulai diekspor ke Eropa. Setelah perang dunia kedua, ternyata ekspor kopra Indonesia semakin meningkat dan termasuk urutan ketiga dari enam komoditas ekspor utama yaitu karet, kelapa sawit, kopra, tembakau, teh, dan gula. Dengan demikian, tanaman kelapa memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian rakyat dan sumber devisa bagi negara (Setyamidjaja, 1991).
Saat ini kelapa diusahakan di seluruh provinsi di Indonesia. Bentuk dan skala usaha taninya berbeda-beda, tergantung ketersediaan sumber daya dan permintaan pasar. Selama lebih dari 25 tahun terakhir areal kelapa sudah berkembang lebih dari 200%. Di tahun 1969 luas areal kelapa hanya seluas 1.680.536 ha. Namun, di tahun 1997 luasnya sudah menjadi 3.668.233 ha sehingga Indonesia merupakan negara yang memiliki areal kelapa terluas di dunia. Hal ini berarti sepertiga areal kelapa dunia terdapat di Indonesia yang sebagian besarnya terkonsentrasi di tiga wilayah, yaitu Jawa dan Bali, Sumatera, serta Sulawesi.
Ergonomi
Istilah “ergonomi" berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos
(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain/perancangan. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2008)
.
Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan informasi mengenai sifat-sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia yang dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal, sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada (Nugroho, 2008).
Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja, baik duduk ataupun berdiri merupakan suatu hal yang sangat penting. Adanya sikap atau posisi kerja yang tidak mengenakkan dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan mengakibatkan pekerja cepat mengalami kelelahan serta membuat banyak kesalahan. Terdapat sejumlah pertimbangan ergonomis antara lain:
2. Pengaturan posisi kerja dilakukan dalam jarak jangkauan normal Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki dalam posisi miring.
3. Operator tidak seharusnya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada diatas level siku yang normal.
(Nugroho, 2008). Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Secara defenitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia (Wignjosoebroto, 2008).
lebih 5 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.
Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data antropometri (Nurmianto, 2008) adalah :
1. Kecukupan data
[k s√N. - ] ………... 1
Dimana k = tingkat kepercayaan
bila tingkat kepercayaan 99%, maka k ,58 ≈ 3
bila tingkat kepercayaan 95%, maka k 1,96 ≈
bila tingkat kepercayaan 68%, maka k ≈ 1
s = derajat ketelitian
N’ = jumlah pengamatan yang dibutuhkan N = jumlah pengamatan
Apabila N’< N, maka data dinyatakan cukup. 2. Normalitas data
Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi program SPSS. Uji kenormalan ini dapat dilakukan bersamaan dengan penentuan persentil.
3. Keseragaman data
Ditentukan batas kontrol Atas dan Batas kontrol Bawah (BKA/BKB)
[√ N ]….………
Setelah BKA dan BKB diperoleh, maka data di plot kan kedalam peta kontrol dengan aplikasi ms. Excel.
Jika pemeriksaan sampel ditemukan berada diluar batas kontrol atas dan batas kontrol bawah, maka proses transformasi harus diperiksa untuk dicari penyebabnya. Alasan digunakan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah adalah diasumsikan tidak ada produk yang dapat diproduksi persis sama, oleh karena itu variasi dalam suatu proses mungkin akan terjadi.
4. Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95 % populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil. Persentil dapat ditentukan dengan uji pada program SPSS, namun dapat juga dengan cara perhitungan manual. Dengan menggunakan persamaan :
P5 = X –1,645σ ... (3) P50 = X ... (4)
kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95 (Zander, 1972).
Kelelahan Kerja
Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja (Tarwaka, 2004).
Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 1) Kualitas dan kuantitas hasil kerja
Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja (waktu yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti; target produksi; faktor sosial; dan perilaku psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas
output (kerusakan produk, penolakan produk) atau frekuensi kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan
causal factor.
2) Pencatatan perasaan subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan cara Kuesioner.
Subjective Self Rating Tes dari Industrial Fatigue Research Committee
(IFRC) Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan. 3) Alat Ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPKK). KAUPK2 (Kuesioner Alat
perasaan yang tidak menyenangkan. Keluhan-keluhan yang dialami pekerja sehari-hari membuat mereka mengalami kelelahan kronis.
(Hasibuan, 2011). Elemen Mesin
Motor bensin
Motor bakar adalah mesin kalor dimana gas panas diperoleh dari proses pembakaran di dalam mesin itu sendiri dan langsung dipakai untuk melakukan kerja mekanis, yaitu menjalankan mesin tersebut. Motor diesel biasanya juga disebut “motor penyalaan-kompresi” “Compression-Ignition engine” oleh
karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi. Sedangkan motor bensin biasanya dinamai “motor
penyalaan bunga api” “Spark-Inition engine” karena penyalaan bahan bakar
menghasilakan daya. Di dalam siklus Otto (ideal) pembakaran tersebut dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume konstan (Arismunandar, 2005).
Pada umumnya motor bensin (Otto) lebih kecil daripada 20 PS adalah paling banyak digunakan, dan berikut ini adalah karakteristik daripada mengapa banyak digunakan.
1. Ukuran kecil dan ringan. Kebanyakan didinginkan oleh udara.
2. Baik sekali ketahanannya dan baik untuk operasi terus menerus dengan beban berat beberapa jam.
3. Konstruksi sederhana, pelayanan mudah dan perawatan juga mudah. Motornya berbentuk 4 langkah dengan katub di sisi atau berbentuk 2 langkah dengan torak sebagai katubnya.
4. Dilengkapi dengan pengatur, motornya berputar stabil pada deretan putaran tertentu.
5. Baik dengan penggerak sabuk ataupun dengan penggerak langsung, dayanya dapat mudah dihubungkan dengan semua mesin.
6. Untuk memenuhi segala macam mesin yang akan digunakan, tersedia perlengkapan tambahan
(Soenarta dan Furuhama, 2002).
Proses teoritis motor bensin adalah proses yang berkerja berdasarkan siklus otto dimana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi yang digunakan adalah:
- Kompresi berlangsung isentropik.
- Pembuangan kalor pada volume konstan.
- Fluda kerja adalah udara dengan sifat gas ideal dan proses panas jenis konstan
(Pudjanarsa dan Nursuhud, 2010). Transmisi tenaga
Dengan transmisi umumnya dimaksudkan suatu mekanisme yang dipergunakan untuk memindahkan gerakan elemen mesin yang satu ke elemen mesin yang kedua. Dalam hal ini juga merupakan perpindahan suatu gerakan putar poros dari satu poros ke poros yang lainnya dimana poros yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga harus sesuai. Transmisi putar dapat dibagi ke dalam :
1. Transmisi langsung dimana sebuah piringan atau roda pada poros yang satu dapat menggerakkan roda serupa pada poros kedua melalui kontak langsung. Dalam kategori ini termasuk roda gesek dan roda gigi.
2. Perpindahan dimana suatu elemen sebagai penghubung antara, sabuk atau rantai, menggerakkan poros kedua. Bagaimanapun perpindahan serupa itu harus diterapkan apabila jarak antara dua poros yang sejajar agak besar, sebab kalau diterapkan perpindahan langsung, roda akan menjadi tidak praktis besarnya.
(Stolk dan Kros, 1986). Rantai
pada roda gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip, jadi menjamin putaran tetap sama. Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungan-keuntungan seperti:
1. Mampu meneruskan daya yang besar karena kekuatannya yang besar. 2. Tidak memerlukan tegangan awal.
3. Keausan kecil pada bantalan. 4. Pemasangan yang mudah. Kekurangan rantai:
1. Variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena lintasan busur pada sproket yang mengait mata rantai.
2. Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi sproket.
3. Perpanjangan rantai karena keausan penadan bus yang diakibatkan gesekan dengan sproket.
Gambar 2. Mekanisme sproket dan rantai
dengan kecepatan sampai 600 (m/min), tanpa pembatasan bunyi, dan murah harganya. Rantai dengan rangkaian tunggal adalah yang paling banyak dipakai. Rangkaian banyak, seperti 2 atau 3 rangkaian dipergunakan untuk transmisi beban berat. Ukuran dan kekuatannya distandarkan dengan kemajuan teknologi yang terjadi akhir-akhir ini, kekuatan rantai semakin meningkat.
(Shin and Curtis, 1978) Sproket
Sproket adalah roda gigi penggerak yang merupakan salah satu suku cadang kendaraan bermotor yang sangat fital, pada kendaraan roda dua sproket sebagai penerus daya yang dihasilkan oleh mesin kendaraan berhubungan langsung dengan rantai yang akan dihubungkan pada roda gigi bagian belakang yang berfungsi untuk menggerakkan roda. Oleh karena itu sproket haruslah mempunyai kekerasan yang bagus pada bagian tepi giginya, hal ini untuk mencegah sproket agar tidak cepat aus karena adanya gesekan yang ditimbulkan
dari rantai sebagai penerus daya dari mesin kendaraan (Sugito dan Hariyanto, 2007).
Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor atau baja cor untuk ukuran besar. Pemasangan sproket atau rantai secara mendatar adalah yang paling baik. Pemasangan tegak akan menyebabkan rantai mudah lepas dari sproket.
Tata cara pemilihan rantai dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Daya yang ditransmisikan (kW).
(Wiheta, 2010).
Speed reducer
Speed reducer adalah jenis motor yang fungsinya memperlambat atau mengurangi putaran. Gearbox bersinggungan ke dalam motor, tetapi secara bersamaan rangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed).
Speed reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan speed reducer putarannya dapat cukup tinggi.
i = N1
N ... (6)
dimana:
i = perbandingan reduksi N1 = input putaran (rpm) N2 = output putaran (rpm) (Niemann, 1982).
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Sularso dan Suga, 2004).
- Bantalan luncur
- Bantalan gelinding (bantalan peluru dan bantalan rol) - Bantalan dengan beban radial
- Bantalan dengan beban aksial
- Bantalan dengan beban campuran (aksial-radial) (Daryanto, 2007).
Poros
Poros pada umumnya berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran. Bentuk dari poros adalah silinder baik pejal maupun berongga. Namun, ukuran diameternya tidak selalu sama. Biasanya dalam permesinan, poros dibuat bertangga/step agar bantalan, roda gigi maupun pulley mempunyai dudukan dan penahan agar dapat diperoleh ketelitian mekanisme (Stolk dan Kross, 1993).
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah poros adalah:
1. Kekuatan poros
Suatu poros dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan poros
(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari puataran krititisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di kill (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan dicor kadar karbon terjamin.
(Sularso dan Suga, 2004).
Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap dan motor bakar) dihubungkan langsung dengan poros perkakas atau mesin yang hendak digerakkan dengan kopling-kopling.
2. Pergerakan Tidak Langsung
Dalam hal ini poros motor bergerak tidak langsung berhubungan dengan perkakas atau mesin yang digerakkan, melainkan dengan menggunakan
pulley dalam mentransmisikan tenaga. (Nababan, 2005).
Penekan
Penekan pada alat pengupas sabut kelapa mekanis berfungsi sebagai pengganti tangan operator untuk menekan buah kelapa agar bersentuhan dengan mata pisau dan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Penekan juga berfungsi untuk mengarahkan buah kelapa sehingga tidak berpindah dari posisinya dan memudahkan dalam proses pengupasan. Penekan buah kelapa dirancang berdasarkan diameter rata-rata buah kelapa.
Berbagai cara pengendalian pemaparan dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian teknik pada sumber bahaya dinilai paling efektif dan merupakan alternative pertama, sedangkan pemakaian alat pelindung diri merupakan alternative terakhir (Wulansari, 2009).
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat atau mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Buah.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:
Kapasitas Alat Produk yang dih aktu ... (7) Menurut Handoko (2000) terdapat beberapa defenisi kapasitas yang secara umum diterima, dapat diperinci sebagai berikut :
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu.
2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran persatuan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya. 3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan
sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dan para
operator mesin.
4. Actual dan/atau operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat.
5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih rendah daripada rated, tetapi lebih besar dari pada standard).
Analisis Ekonomi
Biaya pemakaian alat
BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi) Biaya tetap
Menurut Jummy (2010) biaya tetap terdiri dari : 1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)
Metode ini memungkinkan untuk memperkirakan penyusutan yang lebih mendekati dengan penyusutan yang aktual terjadi bagi mesin/alat pada tiap tahun umurnya.
Dt = (P − S) (A/F, i%, N) (F/P, i%, t − 1) ...(9) dimana :
Dt = Biaya penyusutan pada tahun ke-t (Rp/tahun) P = Nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
N = perkiraan umur ekonomis (tahun) t = tahun ke-t
i = tingkat bunga modal (% tahun)
2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya : I i(P)( nn 1) ...(10) dimana,
3. Di negara Indonesia belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, bahwa beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
1. Biaya perbaikan untuk motor bakar sebagai sumber tenaga penggerak. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :
iaya reparasi 1, % P-S
1 jam ...(11)
2. Biaya karyawan/ operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya
(Jummy, 2010).
Break even point
BEP umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (selffinancing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (selfgrowing). Dalam analisis ini keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
BEP juga digunakan untuk :
1. Perhitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi
(Waldiyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini, pemasukan (income) yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.
Untuk mengetahui produksi titik (BEP) maka digunakan rumus sebagai berikut :
N
- ...(12) dimana,
N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (buah) F = biaya tetap pertahun (Rp)
R = penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rp) V = biaya tidak tetap per unit produksi
(Darun, 2002).
Net present value
NPV yaitu kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk digunakan dalam usaha. NPV adalah selisih antara presentvalue dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Perhitungan NPV merupakan Net benevit yang telah didiskon dengan discount factor. Secara singkat dirumuskan :
- ...(13) dimana,
COF = cashout flow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan :
Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n)
Kriteria NPV yaitu :
- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan
(Darun, 2002).
Internal rate of return
Pada metode IRR ini informasi yang dihasilkan berkaitan dengan tingkat kemampuan cashflow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cashflow
dalam mengembalikan modalnya dan seberapa pula kewajiban yang harus dipenuhi. Kemampuan inilah yang disebut Internal Rate of Return (IRR), sedangkan kewajiban disebut dengan minimum attractive rate of return (MARR). dengan demikian, suatu rencana investasi akan dikatakan layak atau menguntungkan jika I ≥ MA Giatman, 6 .
I i1-(N P NP 1-NP 1) i1-i ...(14)
dimana,
i1 = suku bunga bank paling atraktif i2` = suku bunga coba-coba