BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas gaharu yang tersebar di berbagai provinsi. Gubal dari batang gaharu terkenal sebagai pemberi aroma harum dan daunnya banyak dimanfaatkan secara tradisional (Setyaningrum dan Saparinto, 2014). Penggunaan secara tradisional daun gaharu yaitu diseduh dan dikonsumsi sebagai minuman oleh masyarakat di Langkat. Konsumsi daun gaharu ini dipercaya memiliki kemampuan detoksifikasi atau menawar racun di dalam tubuh dan mencegah penuaan (Silaban, 2014).
Khasiat daun gaharu untuk mencegah penuaan dibuktikan dengan pengujian ekstrak etanol daun gaharu yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan (Silaban, 2014). Senyawa yang erat kaitannya dengan aktivitas antioksidan ini adalah flavonoid. Manfaat flavonoid daun gaharu juga sebagai antimalaria (Zermansyah, 2007). Flavonoid juga memiliki efek inhibitor terhadap beberapa enzim seperti enzim pengubah angiotensin yang berperan sebagai antihipertensi (Robinson, 1995). Berdasarkan manfaat flavonoid tersebut, maka flavonoid dalam daun gaharu ini baik untuk diisolasi (Silaban, 2014).
Isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah suatu usaha untuk memisahkan senyawa yang bercampur sehingga diperoleh senyawa tunggal. Salah satu senyawa kimia yang dapat diisolasi yaitu flavonoid. Isolasi terhadap flavonoid dapat dikembangkan karena memiliki berbagai manfaat terutama dalam
bidang kesehatan seperti, antimalaria dan antihipertensi. Ada pun beberapa metode yang dikenal untuk isolasi flavonoid (Robinson, 1995).
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah kromatografi kolom (Robinson, 1995). Berdasarkan penelusuran literatur, flavonoid dapat diperoleh melalui metode kromatografi kolom menggunakan fase gerak n-heksana: etilasetat (Adfa, 2007). Sebelum dilakukan isolasi perlu dilakukan fraksinasi dengan beberapa pelarut sesuai dengan sifat kepolaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Fraksinasi terhadap ekstrak etanol menggunakan n-heksana bertujuan melarutkan lemak atau senyawa yang bersifat non polar dan etilasetat untuk mendapatkan senyawa fenol yaitu flavonoid (Andersen dan Markham, 2006).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan isolasi flavonoid terhadap fraksi etilasetat dari daun gaharu.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik simplisia daun gaharu?
2. Apa golongan senyawa kimia yang terdapat pada simplisia daun gaharu? 3. Bagaimana struktur senyawa flavonoid yang telah diisolasi dari daun
gaharu?
1.3 Hipotesis
1. Karakteristik simplisia daun gaharu dapat dideteksi dengan melakukan karakterisasi simplisia berdasarkan Materia Medika Indonesia.
2. Golongan senyawa kimia dari simplisia daun gaharu (Aquilaria malaccencis Lamk.) dapat ditentukan dengan menggunakan prosedur
skrining fitokimia pada Materia Medika Indonesia dan Farnsworth. 3. Senyawa flavonoid dari daun gaharu yang diisolasi dapat diidentifikasi
dari hasil analisis spektrum UV-Vis dan spektrum IR.
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik simplisia daun gaharu.
2. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia daun gaharu.
3. Untuk mengidentifikasi isolatnya secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri IR.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang karakteristik simplisia, kandungan senyawa kimia serta untuk mengidentifikasi isolat flavonoid dari fraksi etilasetat daun gaharu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penyebaran senyawa flavonoid daun gaharu serta kemungkinan pemanfaatannya agar dapat dikembangkan.