7 BAB II
Tinjauan Teori
2.1 Teori
2.1.1 Keperawatan
8 masalah kesehatan, dan untuk meningkatkan kualitas hidup, apapun penyakit atau kecacatan, sampai mati (Clark, 2003).
2.1.2 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat profesional memiliki bertanggung jawab di dalam masyarakat sebagai profesi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang aman dan menggunakan penilaian yang tepat dalam penyediaan pelayanan keperawatan (DeLaune & Ladner, 2002).
2.1.3 Penerapan Praktik Keperawatan
9 dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip ilmu biologis, psikolologi, sosial, kultural dan spiritual (PPNI, 2010). Inti praktek keperawatan ialah pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan profesional yang bertujuan mengatasi masalah keperawatan. Sebagai suatu praktek professional, pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan praktik keperawatan tersebut dengan pendekatan proses keperawatan yang merupakan urutan proses yang terorganisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan pasien.
10 perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (Depkes, 1997 & Timbi, 2009).
2.1.4. Model Asuhan Keperawatan
Sistem pemberian asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dirancang untuk memberikan pelayanan yang aman, efektif dan efisien (Sunartini, Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001). Di Indonesia, metode ini dikenal dengan Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP) dan sejak tahun 2006 menjadi Sistem PemberianP Keperawatan Professional (SP2KP). SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit (Depkes, 2009). Metode keperawatan yang digunakan adalah metode fungsional, metode kasus, metode tim, metode keperawatan primer (Sunartini, Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001; Huber, 2006).
11 atau dua jenis intervensi saja (Depkes, 2009; Huber, 2006). Metode kasus merupakan metode asuhan keperawatan dengan menugaskan setiap perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien saat dinas yang diterapkan satu perawat satu pasien. Metode tim merupakan metode yang digunakan yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. Metode keperawatan primer adalah metode penugasan dimana satu perawat bertanggung jawab secara penuh selama 24 jam dari pasien masuk sampai keluar dari rumah sakit. Metode keperawatan case managemen adalah metode dengan koordinasi, monitoring, dan memperbolehkan pelayanan dengan memberikan berbagai kebutuhan pasien. Case managemen hanya dapat digunakan pada rumah sakit dengan dasar perawatan pasien secara individual (Huber, 2006).
12 pasien. Metode keperawatan tim merupakan metode dengan biaya dan tenaga keperawatan yang efektif (Huber, 2006). Metode ini membutuhkan kepemimpinan dan komunikasi yang baik untuk menyatukan kelompok perawat agar dapat bekerja sama dan kooperatif dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja secara individual (Dobson & Tranter, 2008). Keefektifan kepemimpinan ketua tim sangat mempengaruhi kinerja anggota tim.
2.1.5 Komponen dalam metode keperawatan tim.
Komponen dalam metode keperawatan tim dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Table 2.1 Komponen dalampelaksanaan SP2KP metode keperawatan tim
SDM Keperawatan Jumlah perawat mempengaruhi kinerja, kurangnya tenega membuat peningkatan kinerja sehingga mengganggu proses keperawatan
Nilai professional Nilai intelektual, nilai moral, serta otonomi, kendali dan tanggung gugat.
kepemimpinan Sebagai suport, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
Hubungan professional
Hubungan yang terjalin antar profesi perawat dan praktisi kesehatan, dan hubungan perawat dengan pasien
Kompensasi dan penghargaan
13 2.1.5.1 Ketenagaan atau SDM Perawat
Menurut Depkes RI (2009) faktor yang mendukung pemberian pelayakan keperawatan professional SDM. Pendidikan profesional merupakan bagian dari pningkatan mutu SDM di bidang keperawatan (Swansburg, 2001).
2.1.5.2 Nilai Profesional
Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional didasarkan pada nilai professional . Nilai professional merupakan inti dari Model Praktik Keperawatan Profesional. Nilai-nilai yang terkait keperawatan professional (Kusnanto,2003):
a. Nilai intelektual
14 b. Komitmen moral
Aspek moral meliputi tidak merugikan pasien, adil tanpa ada diskriminasi, serta caring terhadap kebutuhan pasien.
c. Otonomi, kendali dan tanggung gugat.
Perawat memiliki kebebasan melakukan tindakan mandiri serta bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.
2.1.5.3 Kepemimpinan
Menurut Tiedman dan Lookinland (2004) kepemimpinan ketua tim merupakan faktor yang sangat penting dalam penerapan metode keperawatan tim. Tugas ketua tim sebagai support, pengawas, dan mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan anggota tim keperawatan.
Ada beberapa pendapat mengenai sebab-sebab timbulnya pemimpin antara lain:
1. Teori Genetis
15 a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu saja.
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin. 3. Teori Ekologi
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologinya/lingkungan.
16 yang membuat mereka unik (Mrarqis dan Huston, 1998). Gaya kepemimpinan menurut teori x merupakan gaya dictator yang dijalankan dengan menimbulkan ancaman dan hukuman. Gaya kepemimpinan y merupakan kepemimpinan demokrasi dengan melakukan penentuan dan pengambilan keputusan dengan cara musyawarah.
2.1.5.4 Hubungan professional
17 terapeutik yang berarti interaksi yang memberikan dampak terapeutik bagi pasien (Kusnanto, 2003).
2.1.5.5 Kompensasi dan penghargaan
Kompensasi dan penghargaan berhubungan dengan penilaian kinerja pegawai sesuai standar tertentu yang sudah ditetapkan manajemen. Tujuannya adalah merangsang motivasi pegawai untuk melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan dan organisasi. Bentuknya dapat berupa promosi, penghargaan,adanya kompensasi, kesempatan untuk mengikuti pendidikan, dan kenaikan upah (Rusel, 2000).
2.4 Penelitian Terkait
2.4.1 Ketenagaan atau SDM
18 Damayanti & Nursalam (2011) yang melakukan penelitian perhitungan tenaga keperawatan bahwa cara penghitungan tenaga keperawatan sesuai dengan metode keperawatan tim. Jadi dalam pelaksanaan praktik keperawatan terutama dalam penerapan SP2KP diperlukan tenaga perawat yang memadai juga perlu mengetahui metode penghitungan tenaga keperawatan yang sesuai untuk penerapan SP2KP keperawatan tim.
2.4.2 Kepemimpinan
19 Dalam hal ini bukan hanya kepemimpinan menajer keperawatan tapi staf perawat lain juga dapat belajar tentang kepemimpinan klinis. Staf perawat senior diberikan tanggung jawab memimpin anggota tim sebagai ketua tim (Ferguson dan Cioffi, 2009).