• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kredibilitas Variabel Variabe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kredibilitas Variabel Variabe"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kredibilitas Variabel - Variabel yang Digunakan

This paper aims to investigate whether the Consumer Confidence Index (CCI) calculated by Bank Indonesia (BI) can describe the state of the economy and economic growth appropriately. Research carried out by regressing forming components CCI include consumer confidence about current income, punctuality for the purchase of durable goods, job availability at this time, consumer expectations for future earnings, future expectations for conditions of business activity, and the future expectations for availability of jobs with independent variables real GDP at constant prices from the demand side. Unexpectedly, the results showed that only two of the six variables that forming CCI affect real GDP significantly and there are two variables that should be positively related in theory even negatively correlated with real GDP.

Keywords: CCI, Bank Indonesia, GDP

A.Latar Belakang

Bank Indonesia (BI) mempublikasikan angka IKK dan dimuat di berbagai media setiap bulannya. IKK tersebut berperan penting dalam memberikan gambaran tentang perkembangan dan rencana arah konsumsi masyarakat serta ekspektasi masyarakat terhadap beberapa indikator ekonomi. IKK memiliki peranan yang sangat vital sebagai indikator yang memantau pertumbuhan ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu. Penelitian ini akan meneliti apakah angka IKK yang dipublikasikan oleh BI tiap bulannya dapat menggambarkan keadaan ekonomi yang sebenarnya.

BI setiap bulannya menghitung Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dengan melakukan survey konsumen yang dilakukan di 18 kota di Indonesia. Survey konsumen adalah survey yang bertujuan untuk mengidentifikasikan pertumbuhan ekonomi yang tercemin dari tingkat konsumsi konsumen serta tingkat keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada 6 bulan yang akan datang. Hasil dari survey konsumen tersebut adalah informasi mengenai perkembangan dan rencana arah konsumsi masyarakat serta ekspektasi masyarakat terhadap beberapa indikator ekonomi.

(2)

B.Metode

Penelitian ini akan membandingkan IKK dengan PDB riil atas dasar harga konstan dari sisi permintaan dengan metode analisis regresi linear sederhana dan uji Durbin Watson pada software SPSS. Data yang digunakan adalah data triwulanan dari kuartal I tahun 2010 sampai kuartal IV 2014. Karena nilai PDB sangat besar dan jika dibandingkan dengan indeks akan menghasilkan koefisien yang besar, maka nilai PDB akan ditransformasi menjadi logaritma natural agar mendapatkan model yang lebih baik.

2.1 Hubungan IKK dan PDB riil dari sisi permintaan

Hubungan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dengan Produk Domestik Bruto riil (PDB riil) bisa dijelaskan melalui pendekatan dari sisi permintaan. Dari sisi permintaan agregat, kenaikan permintaan di dalam ekonomi yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) menampilkan Pendapatan Nasional (Nasional Income) sebagai berikut :

NI = PNB – Penyusutan – Pajak Tak Langsung

Sedangkan hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) digambarkan sebagai berikut:

PNB = PDB + Pembayaran faktor produksi dari luar negeri – Pembayaran faktor produksi ke luar negeri

Sisi permintaan agregat (penggunaan PDB) terdiri atas empat komponen utama yakni konsumsi rumah tangga (C), investasi domestik bruto (pembentukan modal tetap dan perubahan stok) dari sektor swasta dan pemerintah (Ib), konsumsi atau pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto, yaitu ekpor barang dan jasa (X) minus impor barang dan jasa (M) Yang dijelaskan dalam model berikut: Y = C + Ib + G + X – M

(3)

.

2.2 IKK sebagai expected inflation dan hubungannya dengan PDB riil

Tingkat inflasi yang terjadi sebenarnya() adalah inflasi yang benar benar terjadi sedangkan expected Inflation (e) adalah tingkat inflasi yang diperkirakan akan terjadi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bisa memperoleh nilai expected Inflation (e) dengan membandingkan realisasi output dengan output potensialnya(BI,2010). Jadi bisa diasumsikan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dapat mewakili expected Inflation (e).

Menurut Teori Fisher, expected Inflation (e) berhubungan terbalik dengan tingkat suku bunga riil (r). Teori tersebut bisa dijelaskan dengan persamaan ini:

r = i-e

Dari persamaan tersebut bisa dikatakan bahwa semakin besar expected Inflation (e) maka semakin besar nilai pengurang tingkat bunga nominal (i) yang menyebabkan tingkat bunga rill (r) semakin kecil.

Menurut teori ekonomi makro, tingkat suku bunga riil (r) berbanding terbalik dengan PDB riil. Penurunan r akan menggeser kurva LM ke kanan dan akan meningkatkankan permintaan (Y) yang akan menyebabkan kenaikan PDB. Sehingga bisa disimpullkan bahwa IKK dan expected Inflation (e) berkorelasi negatif terhadap r dan berkorelasi positif terhadap PDB riil.

2.3 Hubungan variabel pembentuk IKK terhadap PDB Riil

Karena IKK adalah rata rata sederhana dari indeks pembentuknya, maka keyakinan konsumen mengenai penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk pembelian barang tahan lama, ketersediaan lapangan kerja saat ini, ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, kondisi kegiatan usaha, dan ketersediaan lapangan kerja yang akan datang berkorelasi positif juga dengan PDB. Saat kondisi kegiatan usaha membaik, berarti ketersediaan lapangan kerja besar, penghasilan naik dan akhirnya mengakibatkan kecenderungan konsumsi meningkat. Dengan kecenderungan konsumsi meningkat, maka nilai PDB dari sisi permintaan akan meningkat.

(4)

Indeks Penghasilan saat ini (saat bulan dilakukannya survei) secara parsial mempengaruhi PDB riil secara signifikan dan berkorelasi positif.

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini secara parsial mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi positif.

Indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama secara parsial tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi 0.

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan yang akan datang secara parsial tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi negatif.

Indeks ekpektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang secara parsial tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi negatif.

Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang secara parsial nyaris atau tetap tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi positif.

3.2 Uji dengan Model

(5)

Model Terbaik didapatkan dengan memasukkan 4 dari 6 variabel saja ke dalam model. Dimana hanya ada tiga variabel yang signifikan dan satu variabel yang hampir signifikan serta nilai VIF yang kecil sehingga menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas. Selain itu Adjusted R-Square yang dihasilkan sangat tinggi yaitu 94,2%. Dengan demikian model yang terbentuk adalah:

lnYt = 15,556+ 0,37 X1t -0,16 X2t -0,15 X3t -0,06 X4t Dimana: Yt = PDB riil pada waktu t

X1t = Indeks ketersediaan lapangan kerja pada waktu t

X2t = Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja pada waktu t X3t = Indeks ekspektasi penghasilan pada waktu t

X4t = Indeks ekspektasi kegiatan usaha pada waktu t

D.Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan model yang terbentuk:

- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang menunjukkan konsumen yakin bahwa ketersediaan lapangan kerja saat ini lebih banyak dari pada 6 bulan yang lalu akan meningkatkan PDB riil atas dasar harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,37 persen.

- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang menunjukkan konsumen yakin bahwa ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang lebih banyak dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,16 persen.

- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang menunjukkan konsumen yakin bahwa penghasilan 6 bulan yang akan datang lebih tinggi dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,15 persen.

- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang menunjukkan konsumen yakin bahwa kegiatan usaha 6 bulan yang akan datang lebih tinggi dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,06 persen.

Berdasarkan uji variabel:

- Dari keenam variabel tersebut, hanya tiga yang signifikan dan ada empat cocok untuk dimasukkan ke dalam model. Adanya variabel yang dibuang mungkin menghilangkan pengaruh yang cukup penting untuk diabaikan oleh model, namun nilai ADJ-R squared yang tinggi menunjukkan bahwa model masih sangat bagus.

(6)

disebabkan oleh kesalahan model, kesalahan pemilihan variabel estimasi, atau bisa jadi metode dan proses pengumpulan data di lapangan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa IKK selama ini kurang bisa menggambarkan keadaan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dengan tepat.

4.2 Saran

- Meningkatkan kualitas probing dalam wawancara. Masing masing indeks dihitung dengan menggunakan metode balance score (Net Balance + 100) Net Balance dihitung dari selisih % jawaban responden yang meningkat dengan % jawaban responden yang menurun. Hasil wawancara responden dengan metode seperti itu ditakutkan akan menghasilkan jawaban yang subjektif karena yang ditanyakan adalah pendapat dan ekspektasi tentang keadaan ekonomi, terlebih lagi pilihan jawaban hanya dua. Hal ini tentunya bisa dihindari dengan probing wawancara yang baik oleh petugas survey sehingga menghasilkan jawaban yang sesuai.

- Memberikan bobot pada masing masing indeks. Meskipun mulai tahun 2011 penghitungan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) disempurnakan menggunakan metode rata rata tertimbang dengan menggunakan bobot jumlah RT dan PDRB (konsumsi RT), namun bobot hanya akan digunakan pada IKK masing masing kota untuk mendapatkan angka IKK nasional. Sementara itu, penghitungan IKK pada masing masing kota tidak memberikan bobot pada indeks penghasilan saat ini, indeks ketepatan waktu untuk pembelian barang tahan lama, indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini, indeks ekspektasi konsumen terhadap penghasilan 6 bulan yang akan datang, indeks kondisi kegiatan usaha, dan indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang. IKK dihitung dari rata rata sederhana Keenam indeks tersebut tanpa memikirkan bobot. Padahal, dari hasil penelitian tiap indeks punya besaran pengaruh (koefisien) yang berbeda beda.

- Variabel independennya saling berkorelasi. Saat kondisi kegiatan usaha membaik, berarti ketersediaan lapangan kerja besar, penghasilan naik dan akhirnya mengakibatkan kecenderungan konsumsi naik. Hal tersebut menyebabkan terjadinya multikolinearitas yang menyebabkan data susah dimodelkan. Sebaiknya variabel penghitung IKK diambil dari variabel variabel yang saling independen.

E.Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2000-2014. Produk Domestik Bruto menurut Pengeluaran Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2014. Jakarta : BPS Bank Indonesia. 2013. Keyakinan Konsumen Palembang Meningkat; Pengaruh Membaiknya kondisi ekonomi secara makro?. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2000-2010. Statistik Ekonomi Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2010-2014. Survei Konsumen. Jakarta: Bank Indonesia.

Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makro Ekonomi (Imam Nurmawan. Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian menghitung penambahan pekerja dengan menukar waktu crashing yang terjadi ke setiap kegiatan kritis proyek sehingga percepatan pekerjaan dapat menjadi

Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui angket penelitian, maka akan diperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diajukan yakni bagaimana kemampuan

Dengan mengamati LKS etnomatematika bergambar dan penjelasan guru, siswa dapat mengetahui pengertian lingkaran titik pusat, jari-jari, dimameter busur, tali

Hanya saja dalam kehidupan di dunia, akidah ini tidak mengakui Tuhan, sebab mereka berpandangan kehidupan manusia atau urusan publik merupakan wewenang manusia itu sendiri,

Jika dalam perundingan itu oleh pihak-pihak yang berselisih sendiri tidak dapat diperoleh penyelesaian,serta mereka tidak bermaksud untuk menyerahkan perselisihan mereka

Massindo Sinar Pratama di Manado, diperoleh hasil bahwa variabel kualitas produk, harga, promosi dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

Dari 10 pegawai PT Oto Multiartha Malang diambil 2 orang pegawai sebagai narasumber untuk menjawab permasalahan yang diteliti dengan teknik Random Sampling yang dianggap

Hal ini sesuai pada uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit pada PMK nomor 1691 tahun 2011, yaitu rumah sakit harus menggunakan informasi yang diperoleh