SMA NEGERI 1 PALOPO
bAB 1
pERKEMBANGAN NEGARA
tRADISIONAL DI INDONESIA
1. rETNO MAYAPADA 2. uTAMI NINGSIH D.
3. A. arliany sudirman 4. al maidah
5. muh. fajrin 6. gafrella
Kelas XI.IPA 2
Tahun Ajaran 2012/2013
SMA NEGERI 1 PALOPO
SK. 1
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia
dari negara tradisional, kolonial, pergerakan
kebangsaan, hingga terbentuknya negara
kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
KD. 1.1
Menganalisis perkembangan negara
tradisional (Hindu-Buddha dan Islam) di
Indonesia
BAB 1
A. Perkembangan Negara Tradisional
Hindu-Buddha di
A. Perkembangan Negara Tradisional
Hindu-Buddha di
1. Proses Agama Islam Ke
Indonesia
Proses masuknya Agama Islam Ke
Indonesia
2. Proses Perkembangan Agama Islam di
Indonesia 2. Proses Perkembangan Agama Islam di
Indonesia
3. Perbandingan Konsep Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha
dan Negara Tradisional Bercorak Islam 3. Perbandingan Konsep
Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha
dan Negara Tradisional Bercorak Islam
BAB 1
A. Perkembangan Negara Tradisional Hindu-Buddha di
Indonesia
1.
Proses Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia2. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar
yang berperan dalam
menyebarkan agama dan
kebudyaan Hindu-Budha. 3. Teori Ksatria
Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria.
4. Teori Brahmana
Teori menyatakan bahwa agama dan kebudayaan
Hindu-Budha yang datang ke
Indonesia dibawa oleh
golongan Brahmana (golongan
agama) yang sengaja
diundang oleh penguasa Indonesia
5. Teori Arus Balik
Teori ini menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia
dalam penyebaran
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
1. Teori Sudra
2. Proses Berkembangnya Negara Tradisional (Kerajaan)
Hindu-Buddha di Indonesia
Masuknya pengaruh tradisi Hindu-Buddha sejak abad ke 5 menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia antara lain:
2. Kerajaan Mataram Kuno di
Jawa Timur
8. Kerajaan Mataram Kuno di
Kerajaan Kutai
Letak
: Kalimantan Timur, yaitu di hulu
Sungai Mahakam
Sumber Sejarah : 7 buah yupa yang berisikan silsilah
Raja Kutai. Selain itu, yupa
digunakan untuk mengikat hewan
korba
Raja-Raja
: 1. Kudungga
2. Aswawarman
3. Mulawarman
Kerajaan Tarumanegara
Letak
: Wilayah Jawa Barat dengan pusat
kerajaan terletak disekitar daerah
Bogor
Sumber Sejarah : Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon
Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara
Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti
Pasir Awi, dan Prasasti Munjul.
Raja-Raja
: Purnawarman
Kerajaan Kalingga (Holing)
Letak : Sebelah Utara Jawa Tengah
Sumber Sejarah: Berita China
Raja-Raja: Ratu Sima
Kerajaan Sriwijaya
Letak
: Tepian Sungai Musi, Sumatera
Selatan
Sumber Sejarah : Berita asing dan prasasti. Prasasti
tersebut
antara
lain
Prasasti
Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu,
Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kota
Kapur, Prasasti Karang Berahi,
Prasasti Ligor, dan Prasasti Nalanda.
Raja-Raja
: 1. Raja Dapunta Hyang
2. Raja Balaputra Dewa
3. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman
Kerajaan Mataram Kuno
Letak : Jawa Tengah, pusatnya di Bhumi Mataram
Sumber Sejarah: Prasasti Canggal, Prasasti Kedu,Prasasti Balitung, Prasasti Carita Parahyangan, Prasasti Kalasan,
Prasasti Kelurak, dan Prasasti Ratu Boko.
Raja-Raja:
Mata Pencaharian: Pertanian, perdagangan pertambangan, dan pelayaran.
Dinasti Sanjaya Dinasti Syailendra
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Pihitan 3. Sri Maharaja Rakai
Kayuwangi
4. Sri Maharaja Rakai Watuhmalang
5. Sri Maharaja Watukura Dian Belitung
6. Sri Maharaja Daksa
7. Sri Maharaja Rakai Wawa
1. Raja Indra 2. Raja
Kerajaan Sunda
Letak
: Jawa Barat
Sumber Sejarah
: Prasasti dan Kitab Carita. Prasasti
antara lain Prasasti Rakryan Suru
Pangambat , Prasasti Horen, Prasasti
Citasih, dan Prasasti Astanagene. Kitab
Carita antara lain Kidung Sundayana,
Prahyangan,
dan
Sang
Hyang
Siksakanda.
Raja-Raja
: 1. Rahyang Niskala Wastu Kencana
2. Rahyang Dewa Niskla
3. Sri Baduga Maharaja
4. Hyang Wuni Sora
5. Ratu Samian (Prabu Surawisesa)
6. Prabu Ratu Dewata
Kerajaan Bali
Letak
: Sebelah timur Kerajaan
Kudungga
Sumber Sejarah
: Prasasti Sanur, Prasasti Calcuta
dan Candi Gunung Kawi (Tampak
Siring)
Raja-Raja
: 1. Sri Kesariwarmadewa
2. Ugrasena
3. Tabanendra Warmadewa
4. Jayasingha Warmadewa
5. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi
6. Dharma Udayana Warmadewa
7. Marakata
8. Anak Wungsu
9. Bedahulu
Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur
Letak
: Jawa Timur
Sumber Sejarah : Prasasti, candi, Kesusasteraan,
Arca, Kitab suci Agama Buddha, dan
Berita Asing
Raja-Raja
: 1. Raja Mpu Sindok
2. Dharmawangsa
3. Airlangga
Kerajaan Kediri
Letak
: Tepi Sungai Brantas, Jawa Timur
Sumber Sejarah : Berita China dan Prasasti. Prasasti
antara lain Prasasti Sirahketting,
Prasasti Padiegang, Prasati Hantang,
Prasasti Jaring, dan Prasasti Kemulan
Raja-Raja
: 1. Jaya Warsa
2. Jaya Baya
3. Sarmeswara
4. Argaswara
5. Ganara
6. Karmeswara
7. Kertajaya
Kerajaan Singasari
Letak
: Wilayah Kota Malang, Jawa Timur
Sumber Sejarah : Kitab ( Kitab Paraton dan Kitab
Negarakertagama), Prasasti, Berita
China, dan Candi (Candi Kidal, Candi
Jago, dan Candi Singasari)
Raja-Raja
: 1. Ken Arok
2. Anusapati
3. Tohjaya
4. Wisnuwardhana
5.Kertanegara
Kerajaan Majapahit
Letak
: Hutan Tarik dekat delta Sungai
Berantai, Mojokerto, Jawa Timur
Sumber Sejarah : Prasasti Butak, Kidung Harsawijaya,
Kidung Pani Wijayahrama, Kitab
Pararaton, dan Kitab
Negarakertagama
Raja-Raja
:1. Raden Wijaya
2. Jayanegara
3. Tribhuwanatunggadewi
4. Hayam Wuruk
5. Wikrama Wardhana
B. Perkembangan Negara Tradisional Islam di
Indonesia
1.Proses masuknya Agama Islam Ke Indonesia
Islam masuk di Indonesia melalui :
Perdagangan
Perdagangan
Perkawinan
Perkawinan
Pendidikan
Pendidikan
Seni
Seni
Tasawuf
Perdagangan
Perkawinan
Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan
setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan
di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru
agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus
akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Kesenian
Tasawuf
Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab:
Teori
Msukny
a Islam
Teori
Msukny
a Islam
Teori
Persia
Teori
Persia
Teori
Mekkah
Teori
Mekkah
Teori
Teori Gujarat
Teori Persia
Teori Mekkah
Ada beberapa pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat tersebut dikemukakan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Pendapat yang menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia adalah antara abad ke-7 dan ke-8. Pendapat ini mendasarkan bukti pada abad tersebut telah terdapat perkampungan orang ISlam di sekitar Selat Malaka..
Pendapat lain menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia abad ke-11. Pendapat ini mendasarkan bukti pada sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang dikenal dengan Batu Leran di daerah Tuban Jawa Timur yang berangka tahun 1082 Masehi.
Ada juga yang berpendapat pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Pendapat ini berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut:
1. Batu nisan Sultan Malik al Saleh berangka tahun 1297 Masehi. Sultan Malik al Saleh adalah raja Samudra Pasai pertama yang masuk Islam. Kerajaan ini adalah kerjaan Islam pertama di Indonesia.
2. Catatan perjalanan Marco Polo yang pernah singgah di Kerajaan Perlak (1292). Dalam catatannya menceritakan penduduk kota Perlak telah menganut Islam, sedangkan di luar kota belum, melainkan masih animisme dan dinamisme.
3. Catatan Ibnu Battuta (12345 - 1346) yang menyatakan bahwa Samudra Pasai menganut paham Syafi'i. Hal ini membuktikan bahwa Islam sudah berkembang di kerajaan tersebut.
Faktor-faktor yang mendukung penyebaran Islam cepat berkembang di Indonesia adalah seperti berikut:
1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa yang jumlahnya justru lebih besar.Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.
4. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengn kebudayaan setempat.
5. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam berkembang pesat.
Kerajaan Samudra Pasai
1.Kerajaan Samudra Pasai berkembang pada abad Abad 13 yang
terletak di
daerah Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara.
2.Keberadaan kerajaan Samudra Pasai dibuktikan dengan adanya Catatan Marcopolo dari Venetia, Catatan Ibnu Batulah dari Maroko, Batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan Jirat Putri Pasai.
3. Peranan Samudra Pasai dalam bidang perdagangan adalah Dengan letak yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim dan memiliki hegemoni atas pelabuhan-pelabuhan yang penting di PesisirPantai Barat Sumatera serta berkembang sebagai Bandar Transito.
4.Raja-raja yang memerintah di Samudra Pasai antara lain:
Sultan Malik al-Saleh (1285 – 1297)
Sultan Muhammad (Malik al-Tahir I)
Sultan Ahmad (Malik al-Tahir II)
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai Demak,yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).
Demak pada masa sebelumnya sebagai suatu daerah yang dikenal dengan nama Bintoroatau Gelagahwangi. Kabupaten Demak dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) yaitu raja Majapahit.
Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Setelah melakukan penyerangan dan membuat Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah.
Kerajaan Banten
Lokasi kerajaan Banten terletak di wilayah Banten sekarang, yaitu di tepi Timur Selat Sunda sehingga daerahnya strategis dan sangat ramai untuk perdagangan nasional.
Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka daerah Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin, sedangkan Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal keagamaan.
Pada masa pemerintahan Hasannudin, Banten dapat melepaskan diri dari kerajaan Demak, sehingga Banten dapat berkembang cukup pesat dalam berbagai bidang kehidupan.
Silsilah Raja-raja Banten1. Sultan Hasannudin (1552 –
1570)
3. Maulana Muhammad (1580 – 1596)
2. Panembahan Yusuf (1570 – 1580)
4. Abulmufakir (1596 – 1640)
5. Abumaali Achmad (1640 – 1651) Ageng Tirtayasa (1651 – 1682)6. Sultan Abdul Fatah/Sultan
Kerajaan Mataram Islam
Berdiri tahun 1586 Silsilah Raja :
1. Sutawijaya yang bergelar Panembahans Senopati (1586-1601) 2. Mas Jolang (1601 – 1613)
Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak.
3. Sultan Agung
pada masa inilah Mataram mencapai puncakkejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
Bidang Politik
Walaupun gagal mengusir VOC, Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia.
Bidang Politik
Walaupun gagal mengusir VOC, Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia.
Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras.
Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras.
Bidang Sosial Budaya Munculnya kebudayaan kejawen, Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa dan mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE
Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Pusat pemerintahan Ternate terdapat di Sampalu. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar
Hasil utama Ternate ialah cengkeh dan pala. Keadaan seperti ini telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang mendapatkan pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu.
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan dengan ibukotanya Ujungpandang (Makassar).
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :
• letak yang strategis,
• memiliki pelabuhan yang baik
• jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Tokoh-tokoh Kerajaan Gowa-Tallo
1. Sultan Alauddin (Karaeng Ma’towaya Tumamenanga ri Agamann), merupakan Raja Gowa Tallo yang pertama kali memeluk agama islam yang memerintah dari tahun 1591 – 1638.
2. Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia Sultan Alauddin
Sultan Hasanuddin
ISTANA RAJA GOWA
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan Lokasinya di pantai utara pulau Jawa
yang merupakan
perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi
pelabuhan dan
"jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda
Pemerintahan:
1. Sunan Gunung Jati (1479-1568)
2. Fatahillah (1568-1570) 3. Panembahan Ratu I atau Pangeran Mas (1570-1649) 4. Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi (1649-1677
Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan , wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Menurut Hikayat Banjar, Kesultanan Banjar didirikan oleh Pangeran Samudra setelah melumpuhkan Negeri Daha sehingga merupakan kelanjutan dari Negeri Daha.
Pangeran Samudra meindahkan ibu kota kesultanan dari Muara Bahan ke Banjarmasin dan berkembang menjadi kerajaan yang bercorak Islam.
Raja pertama Kesultanan Banjar ialah Sultan Suriansyah (1520-1546) dan pada tahun 2010, rajanya ialah Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah yang merupakan raja ke 23.
kraton/istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura di tahun 1843.
Kesultanan Aceh Darussalam memulai pemerintahannya ketika Kerajaan Samudera Pasai sedang berada di ambang keruntuhan. Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit hingga mengalami kemunduran pada sekitar abad ke-14, tepatnya pada 1360. Pada masa akhir riwayat kerajaan Islam pertama di nusantara itulah benih-benih Kesultanan Aceh Darussalam mulai lahir.
Pendiri sekaligus penguasa pertama Kesultanan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 Hijriah atau tanggal 8 September 1507 Masehi.
Kejayaan Kesultanan Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Kedudukannya diganti oleh Sultan Iskan Thani. Namun setelah Sultan Iskandar Thani wafat, Aceh mengalami kemunduran.
3. Perbandingan Konsep Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha dan Negara Tradisional Bercorak Islam
A. Konsep Kekuasaan Kerajaan Bercorak Hindu-Budha
Bentuk Pemerintahan Kerajaan Hindu-Budha
1. Raja
2. Yuwaraja atau Kumamararaja3. Rakryan Mahamantri Katrini
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirankiran
5.
1. Raja
2. Yuwaraja atau Kumamararaja
Jabatan ini biasanya diduduki oleh putra atau
putri
mahkota.berdasarkan
berbagai
prasasti
bahkan dalam kitab Negarakertagama diketahui
bahwa sebagai seorang putera mahkota atau raja
muda, biasanya ia telah diserahi atau dinobatkan
sebagai
raja
daerah.
Tribuanatunggadewi
3. Rakryan Mahamantri Katrini
Jabatan tersebut telah ada pada zaman Mataram hindu, yakni pada masa Rakai Kayuwangi ,dan tetap ada sampai masa kerajaan Majapahit, pejabat-pejabat ini ada 3 orang yakni:
1. Rakryan Mahamantri i Hino 2. Rakryan Mahamantri i Halu 3. Rakryan Mahamantri i Sirikan
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirankiran
Jabatan ini berupa kelompok pejabat tinggi yang berfungsi semacam Dewan Mentri atau sebagai Badan Pelaksana
Pemerintahan. Biasanya terdiri atas 5 orang(para tanda rakryan) yakni :
1. Rakryan Mahapatih / Patih Hamangkubhumi 2. Rakryan Tumenggung ( panglima kerajaan)
3. Rakryan Demung ( pengatur rumah tangga kerajaan) 4. Rakryan Rangga ( pembantu panglima)
5. Dharmmadhyaksa
Dharmmadhyaksa adalah pejabat tinggi yang
bertugas dalam yuridiksi keagamaan, antara
lain :
1. Dharmmadhyaksa ring Kasaiman, untuk
urusan agama Siwa
B. Konsep kekuasaan kerajaan bercorak Islam
Lain dengan pengangkatan seorang raja pada kerajaan bercorak hindu-budha, pada kerajaan bercorak Islam tidak menggunakan sistem garis keturunan melainkan garis kelanjutan dari ”wahyu”. Siapapun orangnya jika ia diberi wahyu oleh tuhan berupa pulung atau kekuatan suci, ia akan memimpin tanah Jawa. Misalnya seorang raja yang memperoleh ”cahata nurbuat”, yang merupakan wahyu ilahi, yang memiliki kekuasaan magis dan mistik akan berhasil menguasai seluruh tanah Jawa.
Adapun bentuk dan istilah yang digunakan untuk melambangkan pemerintaha kerajaan Islam antara lain :
1. Sultan
dan
Susuhunan
1. Sultan dan Susuhunan
Pada zaman kerajaan bercorak Islam, sistem pemerintahan kerajaan bercorak agama Islam dan dipimpin oleh seorang sultan yang merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang raja, adapula sebutan-sebutan untuk seorng raja yakni: Susuhunan, Panembahan, dan Maulana. Diluar daerah jawa adapula panggilan maupun sebutan untuk seorang raja yakni; sombaya (yang di sembah), payunge( yang berpayung), dan masih banyak lagi. Adapula yang membedakan seorang raja di kerajaan bercorak hindu-budha dengan seorang sultan pada kerajaan bercorak Islam adalah sistem keagamaan yang dianut yang mengarahkan kerajaan tersebut.
2. Sunan