• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Negara Tradisional di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Negara Tradisional di"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SMA NEGERI 1 PALOPO

bAB 1

pERKEMBANGAN NEGARA

tRADISIONAL DI INDONESIA

1. rETNO MAYAPADA 2. uTAMI NINGSIH D.

3. A. arliany sudirman 4. al maidah

5. muh. fajrin 6. gafrella

Kelas XI.IPA 2

Tahun Ajaran 2012/2013

SMA NEGERI 1 PALOPO

(2)

SK. 1

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia

dari negara tradisional, kolonial, pergerakan

kebangsaan, hingga terbentuknya negara

kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia

KD. 1.1

Menganalisis perkembangan negara

tradisional (Hindu-Buddha dan Islam) di

Indonesia

BAB 1

(3)

A. Perkembangan Negara Tradisional

Hindu-Buddha di

A. Perkembangan Negara Tradisional

Hindu-Buddha di

1. Proses Agama Islam Ke

Indonesia

Proses masuknya Agama Islam Ke

Indonesia

2. Proses Perkembangan Agama Islam di

Indonesia 2. Proses Perkembangan Agama Islam di

Indonesia

3. Perbandingan Konsep Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha

dan Negara Tradisional Bercorak Islam 3. Perbandingan Konsep

Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha

dan Negara Tradisional Bercorak Islam

BAB 1

(4)

A. Perkembangan Negara Tradisional Hindu-Buddha di

Indonesia

1.

Proses Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

2.  Teori Waisya

Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar

yang berperan dalam

menyebarkan agama dan

kebudyaan Hindu-Budha. 3.  Teori Ksatria

Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria.

4.  Teori Brahmana

Teori menyatakan bahwa agama dan kebudayaan

Hindu-Budha yang datang ke

Indonesia dibawa oleh

golongan Brahmana (golongan

agama) yang sengaja

diundang oleh penguasa Indonesia

5.  Teori Arus Balik

Teori ini menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia

dalam penyebaran

kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.

1. Teori Sudra

(5)

2. Proses Berkembangnya Negara Tradisional (Kerajaan)

Hindu-Buddha di Indonesia

Masuknya pengaruh tradisi Hindu-Buddha sejak abad ke 5 menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia antara lain:

2. Kerajaan Mataram Kuno di

Jawa Timur

8. Kerajaan Mataram Kuno di

(6)

Kerajaan Kutai

Letak

: Kalimantan Timur, yaitu di hulu

Sungai Mahakam

Sumber Sejarah : 7 buah yupa yang berisikan silsilah

Raja Kutai. Selain itu, yupa

digunakan untuk mengikat hewan

korba

Raja-Raja

: 1. Kudungga

2. Aswawarman

3. Mulawarman

(7)

Kerajaan Tarumanegara

Letak

: Wilayah Jawa Barat dengan pusat

kerajaan terletak disekitar daerah

Bogor

Sumber Sejarah : Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon

Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara

Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti

Pasir Awi, dan Prasasti Munjul.

Raja-Raja

: Purnawarman

(8)

Kerajaan Kalingga (Holing)

Letak : Sebelah Utara Jawa Tengah

Sumber Sejarah: Berita China

Raja-Raja: Ratu Sima

(9)

Kerajaan Sriwijaya

Letak

: Tepian Sungai Musi, Sumatera

Selatan

Sumber Sejarah : Berita asing dan prasasti. Prasasti

tersebut

antara

lain

Prasasti

Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu,

Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kota

Kapur, Prasasti Karang Berahi,

Prasasti Ligor, dan Prasasti Nalanda.

Raja-Raja

: 1. Raja Dapunta Hyang

2. Raja Balaputra Dewa

3. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman

(10)

Kerajaan Mataram Kuno

Letak : Jawa Tengah, pusatnya di Bhumi Mataram

Sumber Sejarah: Prasasti Canggal, Prasasti Kedu,Prasasti Balitung, Prasasti Carita Parahyangan, Prasasti Kalasan,

Prasasti Kelurak, dan Prasasti Ratu Boko.

Raja-Raja:

Mata Pencaharian: Pertanian, perdagangan pertambangan, dan pelayaran.

Dinasti Sanjaya Dinasti Syailendra

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya

2. Sri Maharaja Rakai Pihitan 3. Sri Maharaja Rakai

Kayuwangi

4. Sri Maharaja Rakai Watuhmalang

5. Sri Maharaja Watukura Dian Belitung

6. Sri Maharaja Daksa

7. Sri Maharaja Rakai Wawa

1. Raja Indra 2. Raja

(11)

Kerajaan Sunda

Letak

: Jawa Barat

Sumber Sejarah

: Prasasti dan Kitab Carita. Prasasti

antara lain Prasasti Rakryan Suru

Pangambat , Prasasti Horen, Prasasti

Citasih, dan Prasasti Astanagene. Kitab

Carita antara lain Kidung Sundayana,

Prahyangan,

dan

Sang

Hyang

Siksakanda.

Raja-Raja

: 1. Rahyang Niskala Wastu Kencana

2. Rahyang Dewa Niskla

3. Sri Baduga Maharaja

4. Hyang Wuni Sora

5. Ratu Samian (Prabu Surawisesa)

6. Prabu Ratu Dewata

(12)

Kerajaan Bali

Letak

: Sebelah timur Kerajaan

Kudungga

Sumber Sejarah

: Prasasti Sanur, Prasasti Calcuta

dan Candi Gunung Kawi (Tampak

Siring)

Raja-Raja

: 1. Sri Kesariwarmadewa

2. Ugrasena

3. Tabanendra Warmadewa

4. Jayasingha Warmadewa

5. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi

6. Dharma Udayana Warmadewa

7. Marakata

8. Anak Wungsu

9. Bedahulu

(13)

Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur

Letak

: Jawa Timur

Sumber Sejarah : Prasasti, candi, Kesusasteraan,

Arca, Kitab suci Agama Buddha, dan

Berita Asing

Raja-Raja

: 1. Raja Mpu Sindok

2. Dharmawangsa

3. Airlangga

(14)

Kerajaan Kediri

Letak

: Tepi Sungai Brantas, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Berita China dan Prasasti. Prasasti

antara lain Prasasti Sirahketting,

Prasasti Padiegang, Prasati Hantang,

Prasasti Jaring, dan Prasasti Kemulan

Raja-Raja

: 1. Jaya Warsa

2. Jaya Baya

3. Sarmeswara

4. Argaswara

5. Ganara

6. Karmeswara

7. Kertajaya

(15)

Kerajaan Singasari

Letak

: Wilayah Kota Malang, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Kitab ( Kitab Paraton dan Kitab

Negarakertagama), Prasasti, Berita

China, dan Candi (Candi Kidal, Candi

Jago, dan Candi Singasari)

Raja-Raja

: 1. Ken Arok

2. Anusapati

3. Tohjaya

4. Wisnuwardhana

5.Kertanegara

(16)

Kerajaan Majapahit

Letak

: Hutan Tarik dekat delta Sungai

Berantai, Mojokerto, Jawa Timur

Sumber Sejarah : Prasasti Butak, Kidung Harsawijaya,

Kidung Pani Wijayahrama, Kitab

Pararaton, dan Kitab

Negarakertagama

Raja-Raja

:1. Raden Wijaya

2. Jayanegara

3. Tribhuwanatunggadewi

4. Hayam Wuruk

5. Wikrama Wardhana

(17)

B. Perkembangan Negara Tradisional Islam di

Indonesia

1.Proses masuknya Agama Islam Ke Indonesia

Islam masuk di Indonesia melalui :

Perdagangan

Perdagangan

Perkawinan

Perkawinan

Pendidikan

Pendidikan

Seni

Seni

Tasawuf

(18)

Perdagangan

(19)

Perkawinan

(20)

Pendidikan

Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan

setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan

di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru

agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus

akan pulang ke kampung halamannya dan akan

mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.

(21)

Kesenian

(22)

Tasawuf

Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab:

(23)

Teori

Msukny

a Islam

Teori

Msukny

a Islam

Teori

Persia

Teori

Persia

Teori

Mekkah

Teori

Mekkah

Teori

(24)

Teori Gujarat 

(25)

Teori Persia

(26)

Teori Mekkah

(27)

Ada beberapa pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat tersebut dikemukakan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Pendapat yang menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia adalah antara abad ke-7 dan ke-8. Pendapat ini mendasarkan bukti pada abad tersebut telah terdapat perkampungan orang ISlam di sekitar Selat Malaka..

Pendapat lain menyatakan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia abad ke-11. Pendapat ini mendasarkan bukti pada sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang dikenal dengan Batu Leran di daerah Tuban Jawa Timur yang berangka tahun 1082 Masehi.

(28)

Ada juga yang berpendapat pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Pendapat ini berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut:

1. Batu nisan Sultan Malik al Saleh berangka tahun 1297 Masehi. Sultan Malik al Saleh adalah raja Samudra Pasai pertama yang masuk Islam. Kerajaan ini adalah kerjaan Islam pertama di Indonesia.

2. Catatan perjalanan Marco Polo yang pernah singgah di Kerajaan Perlak (1292). Dalam catatannya menceritakan penduduk kota Perlak telah menganut Islam, sedangkan di luar kota belum, melainkan masih animisme dan dinamisme.

3. Catatan Ibnu Battuta (12345 - 1346) yang menyatakan bahwa Samudra Pasai menganut paham Syafi'i. Hal ini membuktikan bahwa Islam sudah berkembang di kerajaan tersebut.

(29)

Faktor-faktor yang mendukung penyebaran Islam cepat berkembang di Indonesia adalah seperti berikut:

1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.

2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.

3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa yang jumlahnya justru lebih besar.Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.

4. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengn kebudayaan setempat.

5. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam berkembang pesat.

(30)
(31)

Kerajaan Samudra Pasai

1.Kerajaan Samudra Pasai berkembang pada abad Abad 13 yang

terletak di

daerah Kabupaten Lhokseumauwe, Aceh Utara.

2.Keberadaan kerajaan Samudra Pasai dibuktikan dengan adanya Catatan Marcopolo dari Venetia, Catatan Ibnu Batulah dari Maroko, Batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan Jirat Putri Pasai.

3. Peranan Samudra Pasai dalam bidang perdagangan adalah Dengan letak yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim dan memiliki hegemoni atas pelabuhan-pelabuhan yang penting di PesisirPantai Barat Sumatera serta berkembang sebagai Bandar Transito.

4.Raja-raja yang memerintah di Samudra Pasai antara lain:

Sultan Malik al-Saleh (1285 – 1297)

Sultan Muhammad (Malik al-Tahir I)

Sultan Ahmad (Malik al-Tahir II)

(32)

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai Demak,yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).

Demak pada masa sebelumnya sebagai suatu daerah yang dikenal dengan nama Bintoroatau Gelagahwangi. Kabupaten Demak dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) yaitu raja Majapahit.

Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Setelah melakukan penyerangan dan membuat Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah.

(33)

Kerajaan Banten

Lokasi kerajaan Banten terletak di wilayah Banten sekarang, yaitu di tepi Timur Selat Sunda sehingga daerahnya strategis dan sangat ramai untuk perdagangan nasional.

Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka daerah Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin, sedangkan Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal keagamaan.

Pada masa pemerintahan Hasannudin, Banten dapat melepaskan diri dari kerajaan Demak, sehingga Banten dapat berkembang cukup pesat dalam berbagai bidang kehidupan.

Silsilah Raja-raja Banten1. Sultan Hasannudin (1552 –

1570)

3. Maulana Muhammad (1580 – 1596)

2. Panembahan Yusuf (1570 – 1580)

4. Abulmufakir (1596 – 1640)

5. Abumaali Achmad (1640 – 1651) Ageng Tirtayasa (1651 – 1682)6. Sultan Abdul Fatah/Sultan

(34)

Kerajaan Mataram Islam

Berdiri tahun 1586 Silsilah Raja :

1. Sutawijaya yang bergelar Panembahans Senopati (1586-1601) 2. Mas Jolang (1601 – 1613)

Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak.

3. Sultan Agung

pada masa inilah Mataram mencapai puncakkejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :

Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.

   

Bidang Politik

Walaupun gagal mengusir VOC, Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia.

Bidang Politik

Walaupun gagal mengusir VOC, Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia.

Bidang Ekonomi

Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras.

Bidang Ekonomi

Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras.

Bidang Sosial Budaya Munculnya kebudayaan kejawen, Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa dan mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.

(35)

KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Pusat pemerintahan Ternate terdapat di Sampalu. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar

Hasil utama Ternate ialah cengkeh dan pala. Keadaan seperti ini telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang mendapatkan pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu.

(36)

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan dengan ibukotanya Ujungpandang (Makassar).

Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :

• letak yang strategis, 

• memiliki pelabuhan yang baik 

• jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Tokoh-tokoh Kerajaan Gowa-Tallo

1. Sultan Alauddin (Karaeng Ma’towaya Tumamenanga ri Agamann), merupakan Raja Gowa Tallo yang pertama kali memeluk agama islam yang memerintah dari tahun 1591 – 1638. 

2. Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia  Sultan Alauddin

Sultan Hasanuddin

ISTANA RAJA GOWA

(37)

Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan Lokasinya di pantai utara pulau Jawa

yang merupakan

perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi

pelabuhan dan

"jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda

Pemerintahan:

1. Sunan Gunung Jati (1479-1568)

2. Fatahillah (1568-1570) 3. Panembahan Ratu I atau Pangeran Mas (1570-1649) 4. Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi (1649-1677

(38)

Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan , wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Menurut Hikayat Banjar, Kesultanan Banjar didirikan oleh Pangeran Samudra setelah melumpuhkan Negeri Daha sehingga merupakan kelanjutan dari Negeri Daha.

Pangeran Samudra meindahkan ibu kota kesultanan dari Muara Bahan ke Banjarmasin dan berkembang menjadi kerajaan yang bercorak Islam.

Raja pertama Kesultanan Banjar ialah Sultan Suriansyah (1520-1546) dan pada tahun 2010, rajanya ialah Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah yang merupakan raja ke 23.

  

kraton/istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura di tahun 1843.

(39)

Kesultanan Aceh Darussalam memulai pemerintahannya ketika Kerajaan Samudera Pasai sedang berada di ambang keruntuhan. Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit hingga mengalami kemunduran pada sekitar abad ke-14, tepatnya pada 1360. Pada masa akhir riwayat kerajaan Islam pertama di nusantara itulah benih-benih Kesultanan Aceh Darussalam mulai lahir.

Pendiri sekaligus penguasa pertama Kesultanan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 Hijriah atau tanggal 8 September 1507 Masehi.

Kejayaan Kesultanan Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Kedudukannya diganti oleh Sultan Iskan Thani. Namun setelah Sultan Iskandar Thani wafat, Aceh mengalami kemunduran.

(40)
(41)

3. Perbandingan Konsep Kekuasaan di Negara Tradisional Hindu-Budha dan Negara Tradisional Bercorak Islam

A. Konsep Kekuasaan Kerajaan Bercorak Hindu-Budha

Bentuk Pemerintahan Kerajaan Hindu-Budha

1. Raja

2. Yuwaraja atau Kumamararaja

3. Rakryan Mahamantri Katrini

4. Rakryan Mahamantri ri Pakirankiran

5.

(42)

1. Raja

(43)

2. Yuwaraja atau Kumamararaja

Jabatan ini biasanya diduduki oleh putra atau

putri

mahkota.berdasarkan

berbagai

prasasti

bahkan dalam kitab Negarakertagama diketahui

bahwa sebagai seorang putera mahkota atau raja

muda, biasanya ia telah diserahi atau dinobatkan

sebagai

raja

daerah.

Tribuanatunggadewi

(44)

3. Rakryan Mahamantri Katrini

Jabatan tersebut telah ada pada zaman Mataram hindu, yakni pada masa Rakai Kayuwangi ,dan tetap ada sampai masa kerajaan Majapahit, pejabat-pejabat ini ada 3 orang yakni:

1. Rakryan Mahamantri i Hino 2. Rakryan Mahamantri i Halu 3. Rakryan Mahamantri i Sirikan

(45)

4. Rakryan Mahamantri ri Pakirankiran

Jabatan ini berupa kelompok pejabat tinggi yang berfungsi semacam Dewan Mentri atau sebagai Badan Pelaksana

Pemerintahan. Biasanya terdiri atas 5 orang(para tanda rakryan) yakni :

1. Rakryan Mahapatih / Patih Hamangkubhumi 2. Rakryan Tumenggung ( panglima kerajaan)

3. Rakryan Demung ( pengatur rumah tangga kerajaan) 4. Rakryan Rangga ( pembantu panglima)

(46)

5. Dharmmadhyaksa

Dharmmadhyaksa adalah pejabat tinggi yang

bertugas dalam yuridiksi keagamaan, antara

lain :

1. Dharmmadhyaksa ring Kasaiman, untuk

urusan agama Siwa

(47)

B. Konsep kekuasaan kerajaan bercorak Islam

Lain dengan pengangkatan seorang raja pada kerajaan bercorak hindu-budha, pada kerajaan bercorak Islam tidak menggunakan sistem garis keturunan melainkan garis kelanjutan dari ”wahyu”. Siapapun orangnya jika ia diberi wahyu oleh tuhan berupa pulung atau kekuatan suci, ia akan memimpin tanah Jawa. Misalnya seorang raja yang memperoleh ”cahata nurbuat”, yang merupakan wahyu ilahi, yang memiliki kekuasaan magis dan mistik akan berhasil menguasai seluruh tanah Jawa.

Adapun bentuk dan istilah yang digunakan untuk melambangkan pemerintaha kerajaan Islam antara lain :

1. Sultan

dan

Susuhunan

(48)

1. Sultan dan Susuhunan

Pada zaman kerajaan bercorak Islam, sistem pemerintahan kerajaan bercorak agama Islam dan dipimpin oleh seorang sultan yang merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang raja, adapula sebutan-sebutan untuk seorng raja yakni: Susuhunan, Panembahan, dan Maulana. Diluar daerah jawa adapula panggilan maupun sebutan untuk seorang raja yakni; sombaya (yang di sembah), payunge( yang berpayung), dan masih banyak lagi. Adapula yang membedakan seorang raja di kerajaan bercorak hindu-budha dengan seorang sultan pada kerajaan bercorak Islam adalah sistem keagamaan yang dianut yang mengarahkan kerajaan tersebut.

2. Sunan

(49)
(50)

Referensi

Dokumen terkait

Manajer perawat memiliki tanggungjawab untuk memimpin dan membimbing staf perawat dalam melakukan pendekatan spiritual pada praktek keperawatan, memastikan bahwa pasien sudah

Hasil pertimbangan Pengadilan Negeri Kisaran menyatakan bahwa terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana bersalah melakukan tindak pidana “secara bersama-sama

Apulaisoikeusasiamiehen arviossa menettelystä todetaan ensinnäkin, että perustuslain 21 §:n mukaan jokaisella on oikeus saada asiansa käsitellyksi asianmukaisesti ja ilman aihee-

Kajian Sumber dan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya ini ditujukan untuk mengetahui potensi jenis penerimaan PAD dari sektor pajak dan

Produk yang dibuat dalam program ini adalah sabun, yang kami beri nama SABUN ASAFLA dengan berbahan dasar bunga kecombrang dengan warna merah muda serta memberikan aroma

PRAJNYA PARAMITA. Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Terlebih, setelah dikumandangkan Proklamasi 17 Agustus 1945, dan secara defakto dan deyuridis formal berdiri negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), semua budaya

1.) Kualitas produk, pelanggan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik. 2.) Harga, untuk pelanggan yang sensitive , biasanya