• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang Undang BI Instrumen Pasar Uang da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Undang Undang BI Instrumen Pasar Uang da"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS LKBB MENGENAI UUD BI &

INSTRUMEN PASAR UANG &

RESIKO INVESTASI

(2)

Instrumen Pasar Uang

1. Call Money (Interbank Call Money Market)

Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari) antar bank.

Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara.

2. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)

SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat.

Karakteristik SBI:

o Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

o Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan. o Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.

o Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.

o Dapat dipindahtangankan (negotiable).

SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).

SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga dari

peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.

SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan tujuan:

(3)

– Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka tingkat bunga menjadi wajar.

Pola pembelian SBI:

o Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI) o Pembelian melalui Pasar Sekunder

o Pembelian melalui Broker

Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB, maupun masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu Security House (perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto yang berlaku di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia menunjukkan beberapa market dan broker yang terdiri dari Bank-bank Umum sebagai lembaga penunjang dalam perdagangan SBI. Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder.

Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sbb:

Membuat dan mengumumkan quotation.

Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder. Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan SBI di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara outright maupun repo.

(Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu SBI yang bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali sebelum jatuh tempo; sedangkan transaksi repo adalah transaksi dengan perjanjian bahwa penjual wajib membeli kembali SBI yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan).

3. Sertifikat Deposito

Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga – lembaga keuangan lainnya.

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

(4)

Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb: a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:

Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.

b. Surat wesel, dapat berupa:

Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang merupakan nasabah berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan surat aksep atau wesel (sebagai surat utang) untuk mendapatkan dana dari Bank atau LKBB (Lembaga Keuangan bukan Bank). Kemudian SBPU dijualbelikan oleh Bank dan LKBB melalui security house (perantara) maupun melalui pasar sekunder, yaitu diperjualbelikan antara lembaga-lembaga keuangan itu sendiri serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU ini melalui security house juga bisa dijualbelikan ke Bank Sentral Indonesia.

Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas Bank Umum dan menekan laju inflasi.

5. Banker’s Acceptence

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.

Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank. Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit (L/C).

(5)

Jangka waktu Bank acceptance berkirsar antara 1 sampai 6 bulan. Bunga sekuritas didapatkan dengan sistem diskonto dimana bunganya dibayarkan dimuka berupa diskon terhadap nilai nominalnya .

Banker’s Acceptance (BA)

BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata ”accepted” di atas wesel tersebut dan memprosesnya.

Dengan demikian bank yang menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default).

Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi. Akseptasi bank sangat aktif

diperdagangkan antar lembaga-lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan.

Aksep digunakan dalam perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak yakin betul terhadap credit standing importir yang dikirimi barang. Eksportir sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu bank asing.

Dengan demikian, aksep adalah instrumen keuangan yang dirancang untuk mengalihkan resiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga yang akan mengambil resiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai resiko kredit dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai pinjaman. Ketiga pihak dalam transaksi tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit, mendapatkan keuntungan dari metode pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai berikut:

– Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.

– Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang disepakati dengan bank.

(6)

6. Commercial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

Commercial Paper (CP) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan

swasta/BUMN. CP adalah surat janji untuk membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal tertentu. Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank Acceptance atauipun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu hak kebendaan (Unsecured Promisory Notes).

Commercial Paper pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.

Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.

Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.

Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan. Dalam

perkembangannya di beberapa negara, CP diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan lainnya, misalnya piutang, dsb. Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank garansi atau jaminan dari perusahaan induknya. Namun kasus ini terjadi bila investor tertentu meminta jaminan dari nilai CP yang dibeli dalam jumlah besar.

Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara.

Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sbb:

Bagi Penerbit:

(7)

perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana akan menjadi lebih murah. b. Tidak perlu menyediakan jaminan.

c. Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan penerbit dan investor.

d. Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas persetujuan investor.

Bagi Investor:

a. CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya Sertifikat Deposito, Treasury Bills.

b. Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.

c. Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan dengan rating yang tinggi.

Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:

Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan. Kemungkinan penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memperlihatkan keadaan likuiditas dan kemampuan perolehan labanya.

Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal investasi.

7. Treasury Bills (T-Bills)

T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.

Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.

Instrumen yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil.

(8)

8. Repurchase Agreement

Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu

Repurchase Agreement dan Reverse Repo.

Repo adalah suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Reverse repo adalah merupakan kebalikan daripada Repurchase Agreement yaitu membeli kembali efek-efek dan investor berjanji untuk membeli efek-efek dan investor berjanji untuk membeli efek-efek yang dimaksud pada harga yang telah disepakati pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Sasaran dari transaksi repo adalah instansi yang memiliki excess dana antara lain: Bank Pemerintah & Bank Swasta, Lembaga keuangan Bukan Bank (Asuransi dan Dana Pensiun) serta perusahaan lain yang memiliki dana berlebih.

Repurchase Agreement (Repo)

Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills

9. Pasar valuta asing (foreign exchange market, forex) atau disingkat valas

(9)

RESIKO INVESTASI DI PASAR MODAL

a)Resiko daya beli (purchasing power risk)

Sifat investor dalam menangani factor resiko dipasar modal ini terdiri atas dua, yaitu investor yang tidak menyukai resiko (risk averter) dan investor justru menyukai menantang resiko (risk averse) bagi investor kategori pertama ini akan mencari atau memilih jenis investasi yang akan memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakkukan

sebelumnya.

b)Resiko bisnis (business risk)

Resiko bisnis adalah suatu resiko menurunnya kemampuan memperoleh laba yang ada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan (emiten) membayar bunga atau deviden.

c)Resiko tingkat bunga (interest rate risk)

Naiknya tingkat bunga biasanya menekan harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan harga-harga instrument pasar modal.

d)Resiko pasar(market risk)

Apabila pasar bergairah umumnya hampir semua harga saham dibursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila pasar lesu, saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga surat-surat berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba perusahaan.

e)Resiko likuiditas (liquidity risk)

Resiko ini berkaitan dengan kemampuan surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

f)Risiko nilai tukar mata uang (valas)

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency

risk atau exchange rate risk.

g)Resiko Reinvestment.

(10)

berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.

UUD BANK INDONESIA

Rangkuman :

1. UU ini merupakan penyempurnaan atas UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Beberapa hal yang melatarbelakangi perubahan UU tersebut antara lain adalah:

o Perlu dilakukan penyesuaian terhadap mekanisme perumusan kebijakan moneter dan penataan kembali kelembagaan BI sebagai penanggung jawab otoritas kebijakan moneter.

o Pelaksanaan fungsi the Lender of the Last Resort (LoLR) oleh BI dirasakan sangat terbatas dan belum mencakup fungsi LoLR yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau krisis. berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan.

o Tugas BI untuk mengawasi bank menurut UU No. 23 tahun 1999 bersifat sementara. Namun mengingat amanat pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang selambat-lambatnya tanggal 31 desember 2002 telah terlampaui maka perlu ada pengunduran batas waktu pembentukan lembaga tersebut.

2. Beberapa ketentuan dalam UU No 23 Tahun 1999 tentang BI yang mengalami penyempurnaan meliputi :

o Pasal 4 terkait dengan independensi BI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

o Pasal 6 terkait dengan penambahan modal BI.

o Pasal 7 terkait dengan pencapaian tujuan BI.

(11)

o Pasal 11 terkait dengan pemberian fasilitas pembiayaan darurat

dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan.

o Pasal 34 terkait dengan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dan batas waktu pembentukannya, yang semula ditetapkan paling lambat 31 Desember 2002 menjadi 31 Desember 2010.

o Pasal 37 terkait dengan penyesuaian jumlah anggota Dewan Gubernur setelah fungsi pengawasan bank dialihkan ke lembaga pengawasan sektor jasa keuangan.

o Pasal 38 terkait dengan penetapan pembagian tugas dan wewenang anggota Dewan Gubernur dalam Peraturan Dewan Gubernur, tata tertib dan tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Gubernur, dan penilaian kinerja Dewan Gubernur oleh DPR.

o Pasal 40 terkait dengan syarat untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Gubernur.

o Pasal 41 terkait dengan mekanisme penunjukan dan pengangkatan

Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur.

o Pasal 47 terkait dengan penghapusan larangan anggota Dewan Gubernur untuk menjadi pengurus/anggota partai politik dan kewajiban pengunduran diri bagi Dewan Gubernur yang melanggar larangan yang ditetapkan dalam UU ini.

o Pasal 48 terkait dengan dengan pemberhentian anggota Dewan Gubernur.

o Pasal 52 terkait dengan fungsi BI sebagai pemegang kas

Pemerintah, BI memberikan bunga atas saldo kas Pemerintah.

(12)

masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan tugas BI.

o Pasal 55 terkait dengan penerbitan surat utang-surat utang negara:

 Pemerintah harus berkonsultasi dengan BI dan DPR

 Bi dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara

yang diterbitkan Pemerintah.

 Larangan bagi BI untuk membeli surat-surat utang negara di

pasar primer, kecuali surat utang negara berjangka pendek untuk operasi pengendalian moneter.

 BI dapat membeli surat utang negara dalam rangka

pemberian fasilitas pembiayaan darurat.

o Pasal 58 terkait dengan kewajiban menyampaikan laporan.

o Penambahan pasal baru diantara Pasal 58 dan Pasal 59, yakni Pasal 58A terkait dengan pembentukan Badan Supervisi.

o Pasal 60 terkait dengan tahun anggaran BI dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan.

o Pasal 62 terkait dengan penggunaan surplus dari hasil kegiatan BI.

Referensi

Dokumen terkait

16 Palembang 30126 dan yang menjadi objek penelitian adalah proses rekrutmen tenaga kerja, seleksi dan penempatan karyawan pada Bank BTPN Kantor Cabang

bahwa bimbingan (konseling) merupakan batuan yang diberikan kepada siswa. dalam rangka upaya untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan,

1 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) 2 Fotokopi surat keterangan tanah yang sah 3 Fotokopi pembayaran PBB tahun terakhir 4 Surat keterangan kelengkapan yang lain/. rekomendasi

BANDA ACEH - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh me- minta bantuan sebanyak 250 personel dari Polresta Banda Aceh untuk men- gamankan debat kandidat wali kota

Butir soal nomor 5 dan 6 sudah sesuai dengan indikator yang ada dalam buku teks. Indikator yang ingin dicapai adalah bisa maca wacan aksara Jawa.. Indikator

storytelling yang berhubungan antara website dan media sosial Cyber UMKM berkaitan dengan publikasi kegiatan dan mempersuasi untuk mengakses Website Cyber UMKM

Juga terima kasih saya ucapkan kepada semua informan yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini; abangda Ucok Munthe, brother Jere dan informan-informan lain

Tujuan: Menentukan pengaruh Ekstrak Etanol Jamur Tiram (EEJT) dan residunya terhadap pencegahan penaikan kadar kolesterol dan terjadinya aterosklerosis pada tikus