• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD Pirngadi Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan,

dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap

orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan

dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang

sehat-sakit (Potter & Pery, 2005).

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow (1970) adalah sebuah

teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan

dasar manusia saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan

manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya, oleh karena itu

beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain. Hirarki

kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan

prioritas. Tingkat yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan

fisiologis seperti udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi

kebutuhan keselamatan dan keamanan yang melibatkan keamanan fisik dan

psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa

memiliki,termasuk persahabatan, hubungan social dan cinta seksual. Tingkatan

yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan

percaya diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasaan diri. Tingkatan yang

terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, pernyatann dari penerimaan yang penuh

potensi dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya

dengan cara realitas yang berhubungan dengan situasi hidup ( Potter& Perry,

2005).

Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh

Mycrobacterium Tuberculosis, yaitu kuman batang aerob yang dapat hidup di

paru atau di organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang

(2)

saprofit.Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada

membrane selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan asam. Basil

tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4mm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel

darah merah (Price & Standrigdge, 2006).

Gambaran mekanisme gangguan oksigen pada penyakit Tuberkulosis Paru

(TB Paru) itu dapat disebabkan karena kuman penyebab TB paru mycrobacterium

tuberculosis masuk dalam saluran pernafasan.Kebanyakan infeksi tuberculosis

terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman

kuman tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.Setelah mycrobacterium

tuberculosi berada pada ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru

atau bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini akan menimbulkan reaksi

peradangan pada saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan penafasan pada

TB Paru. Mekanisme gangguan yang paling utama dirasakan oleh penderita kasus

TB Paru adalah pada gangguan oksigenasinya (Price & Standrigdge, 2006 ).

Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting.Tubuh

tergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup.Beberapa

jaringan, seperti otot skelet dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui

metabolisme anaerob, prosesnya membentuk energi dengan adanya oksigen.

Jaringan yang melakukan hanya metabolism aerob, prosesnya membentuk energy

dengan adanya oksigen, bergantung secara total pada oksigen untuk bertahan

hidup (Potter & Perry,2005).

Pada penderitatuberkulosis paru dengan kondisi paru yang mengalami

fibrotic di seluruh paru, akanterjadi pengurangan jumlah jaringan paru fungsional

yang dapat menyebabkan : 1) peningkatan kerja sebagian otot pernafasan yang

berfungsi untuk ventilasi paru dan mengurangi kapasitas vital dan kapasitas

pernafasan; 2) mengurangi luas permukaan membran respirasi dan meningkatkan

ketebalan membran respirasi akibatnya terjadi penurunanan kapasitas difusi paru

dengan progres; 3) kelainan rasio ventilasi-perfusi dalam paru sehingga kapasitas

difusi paru berkurang.

(3)

tingkatperubahanvolume paru yang ditimbulkan oleh gradien tekanan

transmural(gaya yang meregangkan paru) tertentu. Peningkatan perbedaan

tekanan tertentu pada paru dengan complianceyang tinggi akan mengembang

lebih besar daripada paru yang compliancenya rendah. Dengan kata lain semakin

rendah complianceparu, semakin besar gradien tekanan transmural yang harus

dibentukselamainspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal

(Sherwood, 2001). Selain itu juga penurunan kapasitas difusi paru pada

tuberkulosis akan mempengaruhi kecepatan difusi gas yang melalui membran

respirasi sehinggadapat mengakibatkan pertukaran gas yang lambat dan

mengganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan (Guyton, 1994). Konsentrasi

oksigen darah di perifer ini dapat diukur dengan menggunakan oksimetri.

Kondisi-kondisi diatas pada penderita tuberkulosis ini terlihat dengan adanya

penurunan konsentrasi oksigen darah di perifer yang berada dibawah normal

yaitu kurang dari 95%.

Kondisi pengembangan paru yangtidak sempurna atau disebut juga

sebagai atelektasismenyiratkan bahwa bagian paruyang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps.Keadaan ini dapat menyebabkan pengalihan darah

yang kurang teroksigenisasi dari arteri kevena paru sehingga terjadi

ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan hipoksia.Atelektasis disebabkan karena

adanya sekret atau eksudat yang tertahan, jaringan parut, pembesaran kelenjar

getah bening seperti pada tuberkulosis. Atelektasis yang terjadi akibat adanya

jaringan parut jikaterjadi fibrosis lokal atau generalisata di paru atau pleuraakan

menghambat ekspansi dan meningkatkan recoil elastik sewaktu ekspirasi

(Robbins, 2007).

Selain itu, atelektasis akibat adanya sekret atau eksudat akan menghambat

udara mencapai jalan nafas sebelah distal, akibatnya udara yang sudah ada secara

bertahap akan diserap sehinggaakan terjadi kolaps alveolus.Secara alamiah

terdapat mekanisme untuk mencegah terjadinya atelektasis yaitu dengan adanya

ventilasi kolateral. Ventilasi kolateraladalah aliran udara yang terjadi antara

(4)

segar ke suatu alveolus yang salurannya tersumbat akibat penyakit (Sherwood,

2001).

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang digunakan untuk

kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai

organ atau sel (Hidayat, 2006)

Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan

oksigen dan pemeliharaan keseimbangan aam bas klien.Oleh karena itu, perawat

harus memahami konsep kebutuhan oksigen dan kesimbangan asam basa.Selain

itu, perawat juga harus terampil melakukan intervensi keperawatan dalam upaya

pemenuhan oksigen dan asam basa (Asmadi,2008).

B. Tujuan

Tujuan penyusunan karya ilmiah ini untuk menyelidiki kebutuhan dasar

yang terkait dengan masalah oksigenasi dan aplikasi asuhan keperawatan pada

pasien TB paru agar dapat melakukan asuhan keperawatan secara komperhensif

dan professional kepada klien dengan gangguan kebutuhan dasar oksigenasi.

C.Manfaat

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi

pendidikan keperawatan khususnya bagi mata kuliah kebutuhan dasar manusia

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar

oksigenasi

2. Bagi Pelayanan kesehatan

Karya Tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada petugas

kesehatan sehingga dapat meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada

klien dengan gangguan kebutuhan dasar oksigenasi.

3. Bagi Klien

Karya Tulis Ilmiah ini dapat memenuhi kebutuhan klien tentang asuhan

(5)

Referensi

Dokumen terkait

 To be a world class mining company with a diversified portfolio of high quality coal and metals. assets with the following

Bourne, Pathogenesis of acy- clovir-resistant herpes simplex type 2 isolates in animal models of genital herpes: models for antiviral evalua- tions 47 , 159.. Bernstein, D.I.,

Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas yang diakuisisi, dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam kasus pembelian dengan

Dihitung berdasarkan pada SNI 1726-2012.

ETABS, STAAD, MIDAS atau software lain... Integrity, Professionalism, &

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian,

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

Interesting path and interesting spatio-temporal region discovery are important filtering steps in many domains such as earth and atmospheric sciences, GIS, public safety, public