• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengan Pasien Penerima Bantuan Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional yang Menjalani Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengan Pasien Penerima Bantuan Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional yang Menjalani Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. PASIEN PENERIMA BANTUAN IURAN 2.1.1.Pengertian pasien penerima bantuan iuran

Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit menyebutkan bahwa pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa Penerima Bantuan Iuran Jaminan kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta jaminan kesehatan. Jadi, pasien Penerima Bantuan Iuran adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan. bantuan iuran jaminan kesehatan adalah Iuran program jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh pemerintah.

(2)

kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar Iuran bagi dirinya dan keluarganya.

2.1.2.Ruang Perawatan Pasien PBI

Pada Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa akomodasi atau ruang perawatan bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah ruang perawatan kelas III.

2.2.PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2.2.1.Pengertian Jaminan Kesehatan

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Untuk Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, Implementasinya telah dimulai 1 Januari 2014. Program tersebut disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

(3)

2.2.2.Hak Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

Hak seluruh peserta program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang penyelenggaraan Jaminan Kesehatan adalah mendapatkan mendapatkan nomor identitas peserta, mendapat nomor Virtual Account, memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, memperoleh manfaat jaminan kesehatan, menyampaikan pengaduan kepada fasilitas kesehatan dan/ atau BPJS kesehatan yang bekerjasama, mendapatakan informasi pelayanan kesehatan, mengikuti program asuransi kesehatan tambahan. 2.2.3.Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional

Manfaat jaminan kesehatan bagi seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional telah di atur dalam Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yaitu setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan pormotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan yang dimaksud adalah manfaat medis dan non medis. Manfaat non medis adalah manfaat akomodasi dan ambulans

(4)

(FKRTL). Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan berupa: Klinik utama atau yang setara, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus.

Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjutan meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan pada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan meliputi administrasi pelayanan, pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis, tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis, pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan alat kesehatan implant, pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis, rehabilitasi medis, pelayanan darah, pelayanan kedokteran forensik, pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan. Sedangkan Pelayanan rawat inap pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdiri atas perawatan inap non intensif dan perawatan inap di ruang intensif.

Manfaat pelayanan preventif dan promotif pada program JKN antara lain penyuluhan kesehatan perorangan mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pelayanan skrining kesehatan untuk mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan, yaitu Diabetes mellitus, hipertensi, kanker leher rahim, kanker payudara. Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining kesehatan meliputi pemeriksaan gula darah, pemeriksaan IVA untuk kasus kanker leher rahim, pemeriksaan Pap Smear.

(5)

perundang-undangan. Pelayanan obat mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam fornasi dan harga obat yang tercantum dalam e-katalog obat.

Prosedur Pelayanan pada fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan adalah Peserta datang ke Rumah Sakit dengan menunjukkan nomor identitas peserta JKN dan surat rujukan supaya memperoleh Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk mendapatkan pelayanan, kecuali kasus emergency, tanpa surat rujukan. Peserta dapat memperoleh pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap sesuai dengan indikasi medis. Apabila Rumah sakit belum memiliki dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik, maka kewenangan klinis dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dapat diberikan kepada dokter yang selama ini sudah ditugaskan sebagai koordinator pada bagian/ departemen/ instalasi rehabilitasi medik rumah sakit, dengan kewenangan terbatas sesuai kewenangan klinis dan rekomendasi surat penugasan klinis yang diberikan oleh komite medik rumah sakit kepada direktur/kepala rumah sakit.

(6)

Seluruh peserta yang menjalani pelayanan perawatan rawat inap di rumah sakit mendapatkan haknya, hal ini sesuai dengan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit. Hak tersebut meliputi hak untuk memperoleh informasi mengenai tata tertib, hak dan kewajibannya selama berada di Rumah sakit. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi, mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.

(7)

2.2.4.Badan Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional

Undang-undang republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan anggota keluarganya. BPJS terbagi atas: BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

2.3. STUDI FENOMENOLOGI

(8)

Sumber data utama dalam penelitian fenomenologi berasal dari perbincangan yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidupnya tanpa adanya suatu diskusi. Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian akan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini, partisipan harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Polit & Beck, 2012). Hasil penelitian dalam studi fenomenologi diperoleh melalui proses analisis data.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil mean rank uji Wilcoxon pada tabel 10 menunjukan bahwa sekuens T2 PROPELLER memiliki nilai yang lebih tinggi pada kriteria anatomi struktur intraforamen, nerve root

Indonesia bagi mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6) berbicara realita pembelajaran sintaksis dengan mengatakan bahwa „belum ditemukan dosen yang memberikan bahan

Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambaran kinerja ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2012, Tahun 2013 serta perkiraan kondisi Tahun 2014, dimana pada Tahun 2014 kebijakan ekonomi

Bafadal Ibrahim, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitaitif, (dalam Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang: Unisma).. Bahreij Hussein,

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya.. Universitas

You were given two numbers, 79 and 22 and you wrote the first as some multiple of the second added to a third number which was smaller than the second number. Can this always be

a- Spnantiasa menjaga interaksi yang baik dengan guru agar kegiatan. penrbelajaran dapat berjalan lancar

sekaligus menjawab beberapa pertanyaan pada rumusan penelitian ini, dapat.. Pada permulaan adalah pengamatan karya seni sebagai objek yang diteliti,. pada posisi