• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 11 06 Konsep Unit Layanan Teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 11 06 Konsep Unit Layanan Teknis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 5

Konsep Pengembangan Unit Layanan Teknis

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Oktober 2017

Latar belakang

Pembangkit listrik tenaga surya berbentuk jaringan mini, atau biasa dikenal sebagai PLTS Terpusat, dirancang untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama. Umumnya, keberlanjutannya bisa tercapai ketika dukungan teknis dan non-teknis pada sistem tersebut juga tersedia. Dari sisi keteknikan, terdapat beberapa langkah pemeliharaan setelah dilakukan komisioning. Sementara dari sisi selain keteknikan, dibutuhkan pembagian tanggung jawab yang jelas dari para pemangku kepentingan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan GIZ terhadap PLTS Terpusat, diketahui bahwa umumnya sistem-sistem tersebut membutuhkan pemeliharaan dan perbaikan. Masalah pada inverter atau baterai merupakan isu yang sering muncul serta membutuhkan pendampingan dari teknisi yang berpengalaman. Hal ini menegaskan pernyataan pada Panduan Perancangan Jaringan Mini (Mini-grid Design Manual, ESMAP, 2000), bahwa tanpa ketersediaan teknisi lokal dan mekanisme untuk menyediakan dukungan keteknikan akan banyak perbaikan yang tidak dilakukan dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan biaya dan/atau mengurangi masa pakai sistem. Pelanggan menanggung risiko dan investasi awal tidak dapat mencapai hasil yang diharapkan. Praktik terbaik di pelistrikan desa mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan melalui pelatihan bagi operator sistem dan menyediakan sarana dan prasarana yang cukup bagi mereka untuk menjalankan tugasnya.

Membangun dan mempertahankan pengetahuan mengenai PLTS di tingkat lokal membutuhkan waktu yang tidak singkat, namun memberi dampak baik dalam jangka panjang. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan contoh yang baik, bahwa dibutuhkan lebih dari tiga dekade untuk membangun keterampilan pelaku lokal melalui berbagai kegiatan dan pelatihan. Para teknisi membentuk kelompok kerja dan institusi yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dengan mengembangkan jaringan, teknisi dan komponen-komponen pengganti mudah diperoleh di kota-kota kecil. Hal ini memudahkan bagi masyarakat perdesaan untuk melakukan perbaikan pada sistem PLTMH yang dimilikinya.

Ketika dukungan teknis tersedia di tingkat lokal, masyarakat perdesaan menjadi lebih terbuka untuk mengadopsi teknologi PLTMH dibandingkan teknologi energi terbarukan lainnya. Oleh karena itu, dorongan untuk membentuk struktur pendukung bagi teknologi energi terbarukan lainnya, seperti PLTS, menjadi sangat penting. Kehadiran di tengah masyarakat menjadi kunci interaksi. Komunikasi tatap muka menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan untuk mengadopsi teknologi baru tersebut atau tidak. Lebih dari itu, jasa dukungan teknis tersebut harus dapat memberikan manfaat secara ekonomi pada pelaku usahanya dan tidak terhalang dengan pengeluaran biaya perjalanan yang mahal.

(2)

Halaman 2 dari 5

Tujuan

Pengembangan unit layanan teknis bertujuan untuk menyediakan akses untuk dukungan pemeliharaan, dan jasa perbaikan untuk PLTS, terutama PLTS Terpusat yang tergolong teknologi baru di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan PLTS Tersebar (solar home system). Tujuan ini dapat terlaksana melalui: (1) membentuk kemitraan antara perusahaan yang berpengalaman di bidang PLTS dengan teknisi lokal; (2) melatih teknisi potensial mengenai pemeliharaan dan perbaikan untuk PLTS.

Identifikasi pelaku PLTS dan survei pasar

Target peserta di NTB terdiri dari perusahaan dan siswa/mahasiswa yang bertempat tinggal di wilayah NTB. Perusahaan lokal tersebut tergabung di dalam AKLI (Asosiasi Kontraktor listrik Indonesia), Universitas Mataram, Universitas Teknologi Sumbawa, dan sekolah-sekolah kejuruan. Pelatihan ini berkoordinasi erat dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB.

A. Kemitraan

Pola kemitraan dijalankan oleh perusahaan pengembang tenaga surya berskala nasional dengan teknisi-teknisi lokal yang telah melewati proses seleksi dan pelatihan. Pola kemitraan, termasuk mekanisme dan manfaatnya, dibangun oleh perusahaan tersebut bersama dengan GIZ.

Hal yang perlu disepakati pada para mitra dalam pola kemitraan ini, antara lain:

a. Skema kemitraan; apa saja keuntungan bagi kedua belah pihak.

b. Kriteria kemitraan; mitra seperti apa yang diinginkan dalam kemitraan tersebut.

B. Pelatihan

Pelatihan dibagi menjadi dua tema besar, antara lain (a) peluang bisnis jasa bidang energi terbarukan, dan (b) pelatihan teknis untuk jasa pemeliharaan dan perbaikan untuk PLTS.

Pada tema peluang bisnis, akan tersedia dua mata acara yaitu dalam bentuk seminar dan lokakarya yang akan membahas skema kemitraan untuk unit layanan teknis. Sementara itu, untuk tema teknis, para teknisi akan dilatih mengenai pemeliharan dan perbaikan untuk PLTS Terpusat.

Dalam pelatihan ini, setiap kontraktor listrik lokal dapat mengirimkan tiga karyawan yang terdiri dari bagian pengelolaan (manajemen) dan keteknikan (diutamakan teknisi lapangan), dengan kuota maksimum dua teknisi dari satu perusahaan.

Hasil yang diharapkan

1. Membangun keterampilan mengenai PLTS Terpusat bagi teknisi lokal. 2. Mengawali jaringan teknisi PLTS baik skala lokal maupun nasional.

3. Mengembangkan unit layanan teknis yang mampu melayani jasa pemeliharaan dan perbaikan untuk PLTS Terpusat.

(3)

Halaman 3 dari 5

Keluaran

1. Modul pelatihan mengenai pemecahan masalah (troubleshooting), pemeliharaan dan perbaikan PLTS Terpusat.

2. Buku alumni pelatihan yang berisi informasi biodata peserta pelatihan (nama, alamat/telepon yang bisa dihubungi, keahlian) dengan tujuan memfasilitasi jejaring antar teknisi dan siswa/mahasiswa yang mengikuti pelatihan.

3. Teknisi terampil dalam dasar-dasar pemecahan masalah dan pemeliharaan untuk PLTS. Hasil pelatihan terukur melalui ujian sebelum dan sesudah pelatihan.

Metode pelatihan

Berdasarkan pertimbangan bahwa peserta pelatihan berasal dari dua tingkatan yang berbeda, yaitu teknisi berpengalaman dan siswa kejuruan/mahasiswa, maka pelatihan akan dibagi menjadi dua kelas berdasarkan kategori tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan partisipasi kelas dan menyesuaikan kemampuan peserta pelatihan. Oleh karena itu, dibutuhkan empat pelatih untuk pelatihan teknis, baik untuk sesi di dalam kelas dan praktik lapangan. Para pelatih terdiri dari tiga perekayasa (insinyur) dari TMLEnergy dan satu perekayasa (insinyur) dari GIZ.

No Topik Target HARI - Ruang Pelatih Utama

A Peluang bisnis energi terbarukan C Teori pemecahan masalah

untuk PLTS Terpusat

E Praktik lapangan untuk teknisi dan

Seleksi untuk mitra dan peserta pelatihan

Pengembangan unit layanan teknis merupakan gabungan dari seleksi mitra dan pelatihan teknis. Peserta pelatihan harus memenuhi syarat yang akan diseleksi berdasarkan dokumen-dokumen yang mencerminkan kegiatan saat ini serta keahlian dan pengalaman yang telah dimiliki. Dokumen yang dibutuhkan yaitu:

Bagi kontraktor listrik lokal, mendaftar dengan melampirkan dokumen Profil Perusahaan yang mencakup (a) rincian identitas perusahaan, (b) kompetensi perusahan, (c) pengalaman pekerjaan, dan (d) sertifikasi yang dimiliki di bidang kelistrikan.

Bagi teknisi listrik dari perusahaan, mendaftar dengan menyertakan sertifikat keahlian di pekerjaan kelistrikan, dan pengalaman kerja.

(4)

Halaman 4 dari 5

elektronik (keterampilan menggunakan A-V meter), dan tulisan singkat mengenai ketertarikan pada energi terbarukan (maksimal 200 kata).

Semua peserta mengisi rincian informasi pendaftaran pada formulir daring (online) dan melampirkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan melalui surel (email).

Kriteria bagi kontraktor listrik lokal

1. Perusahaan berbadan hukum (misalnya PT, CV).

2. Memiliki sertifikasi (setidaknya) untuk instalasi dan distribusi listrik.

3. Memiliki pengalaman minimal satu (1) tahun dalam proyek konstruksi kelistrikan. 4. Memiliki setidaknya satu (1) teknisi tetap dan karyawan manajerial.

5. Memiliki teknisi yang memenuhi syarat untuk bekerja di proyek terkait PLTS Terpusat.

Kriteria bagi peserta pelatihan (teknisi dan siswa kejuruan/mahasiswa)

1. Memahami prinsip dasar kelistrikan.

2. Mampu melakukan pengukuran listrik tingkat dasar. 3. Cakap berbahasa Indonesia secara resmi.

4. Bertempat tinggal di provinsi yang menjadi tempat penyelenggaraan.

5. Sedang menjalani pendidikan di kelas 3 sekolah menengah kejuruan bidang tenaga listrik/elektronik atau mahasiswa tingkat akhir (semester ke 7 atau 8).

6. Peserta perempuan sangat didorong untuk mengikuti pelatihan ini.

Agenda Pelatihan

Judul : “Pelatihan Pemeliharaan dan Perbaikan PLTS Terpusat untuk Calon Teknisi PLTS di Nusa

Tenggara Barat”

Tanggal : 4-6 Desember 2017

Tempat : Mataram, NTB

Waktu : 08:30 – 16:30

Materi pelatihan teknis

No A. Pengenalan sistem PLTS

B. Teori pemecahan masalah dan pemeliharaan PLTS (pemeliharaan, perbaikan)

C. Praktik lapangan

1 Prinsip kerja teknologi PLTS

Contoh baik dan buruk dalam pemasangan PLTS

Pengenalan PLTS dan komponennya

2 Jenis-jenis komponen dan fungsinya

Memahami alat-alat pemantauan jarak jauh

Pengukuran (suhu, tegangan, arus)

3 Konfigurasi PLTS Cara membaca parameter

Studi kasus: melakukan

diagnosis kerusakan dari gejala dan membaca nilai parameter

4 Memperkenalkan log form dan

laporan

(5)

Halaman 5 dari 5

Ringkasan proses kegiatan pelatihan

Langkah selanjutnya

Dengan tujuan untuk terus menggulirkan inisiatif layanan teknis di tingkat lokal, dibutuhkan peluang-peluang baru bagi para peserta pelatihan untuk mengaplikasikan pengetahuannya. Peluang tersebut dapat berupa survei teknis untuk PLTS yang telah dibangun baik oleh pemerintah maupun perusahaan yang ada di wilayah percontohan. Survey teknis tersebut mencakup identifikasi kerusakan atau gangguan yang sedang dialami oleh sistem saat ini. Kegiatan ini dapat menjadi kegiatan pemantauan baik di tingkat nasional maupun provinsi.

Referensi

Dokumen terkait

KP4S adalah kegiatan kerja sama dan kemitraan penelitian, pengkajian, dan pengembangan pertanian antar UK/UPT lingkup Balitbangtan dan atau dengan Perguruan Tinggi dan

Walaupun golongan belia mementingkan maklumat berkaitan dengan pelbagai aspek lain seperti hiburan, ekonomi dan sebagainya, namun informasi kenegaraan juga perlu menjadi

Permasalahan utama adalah kelemahan-kelemahan yang ada, baik dari intern maupun ekstern, yang dimaksud dengan kelemahan intern yaitu kelemahan yang timbul dari dalam perusahaan

Setelah data dari 3 item tes diperoleh untuk menyamakan satuan agar dapat ditabulasi menjadi tingkat kemampuan motorik peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler

Gambar 7 adalah sequence diagram operator desa, dimana interaksi Operator Desa pada sistem adalah untuk mendaftakan menyiapkan semua Kelompok-kelompok tani yang ada di tiap

Hasil koefisien determinasi variabel Difusi Inovasi (Kampanye Rekening Ponsel melalui Facebook fanpage) atau independen dapat menjelaskan 53,7% variasi variabel

Hasil studi yang dilakukan oleh berbagai institusi kedokteran dan rumah sakit di Jepang menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara FSSG dibandingkan dengan kuesioner QUEST

Hasil dari penelitian pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah yang telah kami teliti dapat dilihat dalam tabel berikut.