• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana Siswa Kelas III SDN Inpres Labangun Kecamatan Buko Selatan | Maleso | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4055 12992 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana Siswa Kelas III SDN Inpres Labangun Kecamatan Buko Selatan | Maleso | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4055 12992 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

65

Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan

Menulis Paragraf Sederhana Siswa Kelas III SDN Inpres

Labangun Kecamatan Buko Selatan

Alprince Maleso, Syamsuddin, dan Pratama Bayu Santosa

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf sederhana pada siswa kelas III SDN Inpres Labangun. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf sederhana. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan penelitian tindakan kelas melalui media gambar. Jumlah siswa dalam penelitian ini yaitu 15 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis, data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa dan data kualitatif dari aktivitas guru dan siswa yang diperoleh dari hasil observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Labangun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis paragraf dapat meningkat di mana pada siklus I sebesar 66,7% menjadi 93,3% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media gambar apabila diterapkan dengan baik dan benar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis Paragraf, Media Gambar

I. PENDAHULUAN

Semua kegiatan dalam masyarakat tidak terlepas dari bahasa. Semua orang

menyadari bahwa interaksi sesama manusia memerlukan bahasa untuk

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berekspresi, menyampaikan pesan,

ide, gagasan, atau pendapat. Tidak berlebihan apabila kita mengatakan bahwa

berbahasa merupakan bagian dari kehidupan.

Dalam kehidupan berbahasa kita mengenal empat kemampuan berbahasa, yakni

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

merupakan satu kesatuan yang saling menunjang. Dalam memperoleh keterampilan

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

66 kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca

dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum masuk sekolah. Keempat

keterampilan itu pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal"

(Tarigan, 1985: 1). Setiap keterampilan berbahasa erat hubungannya dengan

proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa mencerminkan pikiran seseorang. Semakin

terampil berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Untuk memperoleh

keterampilan itu, kita perlu memperbanyak latihan, karena hanya melalui latihan,

keterampilan itu dapat diperoleh. Melatih keterampilan berbahasa sama dengan

melatih keterampilan berpikir.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita melalui suatu hubungan

tahapan yang teratur pada masa pra sekolah. Biasanya anak sudah mulai belajar

menyimak dan berbicara, ketika memasuki usia sekolah anak mulai membaca dan

menulis (Tarigan, 1981: 1).

Bahasa tulis memiliki kelebihan terutama untuk hal-hal yang bersifat ilmiah.

Pembuatan makalah, skripsi, dan karya ilmiah lainnya tidak akan terlepas dari

penggunaan bahasa tulis. Untuk itu, keterampilan menulis sering dijadikan objek

penelitian. Hal ini tidak berarti mengabaikan keterampilan berbahasa yang lainnya.

Melalui tulisan kita dapat memperoleh gambaran keleluasaan wawasan dan

kemampuan seseorang dalam disiplin ilmu tertentu, baik dalam bidang ilmu bahasa

maupun ilmu lainnya.

Mengingat pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan masyarakat,

maka tidak heran jika pakar-pakar bahasa melalui kurikulum yang mereka susun

menggiring siswa agar menguasai bidang tersebut. Hal ini terlihat dalam rumusan

tujuan pengajaran Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan pengajaran menulis

(Kurikulum KTSP Tahun 2006), yakni siswa memiliki kemampuan berbahasa

Indonesia yang dapat digunakan untuk menulis. Tujuan ini dijabarkan untuk setiap

jenjang pendidikan. Jelaslah bahwa dalam tujuan tersebut diharapkan siswa dapat

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

67 Kemampuan keterampilan menulis untuk kelas III Sekolah Dasar, seperti

tuntutan kurikulum; tidak hanya mereka terampil membuat kalimat yang runtut dan

mudah dipahami tapi siswa kelas III SD juga dituntut dapat menyusun beberapa

kalimat sehingga membentuk satu paragraf.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas III di SDN Inpres

Labangun pada umumnya siswa belum mampu menulis dengan baik, terutama dalam

menulis paragraf, penyebabnya karena siswa masih banyak yang belum pintar

membaca dan menulis terutama penguasaan kosakata. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian, dimana dalam observasi awal menunjukkan

keterampilan menulis paragraf sederhana di kelas III SDN Inpres Labangun masih

sangat kurang dan belum memuaskan dengan rata-rata nilai di bawah nilai ketuntasan

yang ditetapkan yaitu 70.

Dalam hal ini, peran guru sangat penting. Seorang guru bukan hanya harus

menguasai materi ajar tetapi juga harus memiliki dan menguasai teknik-teknik

pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik, seorang guru harus

memperhatikan karakteristik anak dan berbagai teori belajar yang dikemukakan oleh

para ahli, serta penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi ajar sehingga dapat

tercipta proses pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien. Menurut Wijaya dan

Rusyan (1994: 37) media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat

menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih

tujuan-tujuan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba memperbaiki pembelajaran dengan

menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf

sederhana di kelas III SDN Inpres Labangun.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

68 Tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini

direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri

dari empat tahap yang meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3)

tahap evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005; 30)

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Inpres Labangun Kecamatan Buko Selatan

Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai bulan Februari tahun 2014. Analisis data dilakukan sesudah pengumpulan

data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)

menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan (Arikunto, 1997:34).

1) Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan

menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal

pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan penelitian.

2) Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana sehingga

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

69 3) Verifikasi Data/Penyimpulan

Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan, data diverifikasi dan

penyimpulan dengan teknik prosentase dan konfirmasi dengan kriteria penilaian.

Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data dari hasil tes,

data kuantitatif dari hasil prosentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan

tugas individual, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Tuntas Belajar Individu

Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus

sebagai berikut :

DSI = S y w x 100 % (Arikunto, 1997:34).

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika prosentase daya serap

individu sekurang-kurangnya 70 persen.

2) Ketuntasan Belajar Klasikal

Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi

sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

KBK =J w y

J w y x 100 % (Arikunto, 1997:34).

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 persen siswa telah

tuntas secara individual

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang

diperoleh telah menunjukkan hasil belajar siswa kelas III Inpres Labangun selama

kegiatan pembelajaran. Minimal 70 persen dan ketuntasan belajar klasikal minimal

80 persen dari jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan kriteria

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

70 III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Hasil observasi diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap guru (objek)

di dalam kelas, yang disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Observasi Guru

No Indikator yang diamati Skor

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

2. Memotivasi siswa 4

3. Menjelaskan materi pelajaran dan menyampaikan materi tentang menulis paragraf sederhana

4

4. Membagikan LKS dan siswa mengisi dan membimbing siswa.

3

5. Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa. 4 6. Memberikan penghargaan kepada siswa baik upaya

maupun hasil belajar individu dan kelompok.

3

Jumlah skor nilai indikator 22

Jumlah skor maksimal 24

Prosentase nilai rata-rata 91,7

Dari data lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus

I, hasil analisis aktivitas guru menunjukkan prosentase nilai rata-rata (NR) sebesar 91,

7% dan berada dalam kategori sangat baik.

Data hasil observasi diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap

siswa di dalam kelas, dimana dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Siswa

No Indikator yang diamati Skor

1. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

4

2. Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru. 4 3. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. 4

4. Siswa mengajukan pertanyaan 4

5. Siswa belajar dalam kelompok 3

6. Siswa mengerjakan LKS 4

7. Siswa menjawab tugas yang diberikan oleh guru 3 8. Siswa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang lebih

baik dan menerima penghargaan dari guru baik secara

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

71 individu maupun kelompok

Jumlah skor nilai indikator 29

Jumlah skor maksimal 32

Prosentase nilai rata-rata 90,6

Dari data lembar observasi 2 di atas, setelah observasi kegiatan siswa pada

siklus I diperoleh nilai rata-rata 90,6 atau berada dalam kategori baik.

Setelah melakukan pembelajaran menggunakan media gambar dengan

memberikan tes evaluasi di akhir siklus I, maka data hasil belajar kognitif siswa dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil belajar kognitif siswa

No Nama Siswa Nilai Predikat

Jumlah Perolehan 1035 10

Jumlah Keseluruhan 1500

Nilai rata-rata 69

Prosentase ketuntasan klasikal 66,7

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III SDN

Inpres Labangun sudah menunjukkan hasil yang baik (69%). Siswa yang tuntas ada

10 orang sehingga ketuntasan klasikal mencapai 66,7%, artinya belum mencapai

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

72 Siklus I yang dilaksanakan dalam pertemuan pertama diperoleh beberapa hal

yang menjadi bahan refleksi untuk dapat melanjutkan penelitian ke siklus II. Hasil

refleksi tersebut adalah interaksi antar siswa dalam kelompok dalam mengerjakan

LKS masih kurang. Hal ini disebabkan, siswa tidak biasa menerima siswa lain dalam

kelompoknya. Mereka biasanya dalam membentuk kelompok belajar cenderung

memilih temannya yang lebih dekat. Ada beberapa siswa di dalam satu kelompok

yang tidak aktif bekerjasama menyelesaikan LKS karena ia mengharapkan teman

kelompoknya yang lain untuk mengerjakan efektifnya masih kurang . Penggunaan

LKS sebagai sarana belajar. Ini terlihat dari jawaban siswa pada tes siklus I, dimana

beberapa item soal yang diujikan diangkat dari tes pada LKS dan kebanyakan siswa

menjawab salah. Siswa masih tidak disiplin dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari

sejumlah siswa pada pelajaran saat pelajaran berlangsung masih ada yang

belajar/mengerjakan pelajaran lain, keluar masuk kelas dan mengganggu temannya.

Ada juga siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. Dalam hal menjawab pertanyaan

ataupun bertanya, siswa malu selalu menunggu jawaban dari teman yang berada di

dekatnya dan bekerja sama pada saat pelaksanaan tes mereka tidak

bersungguh-sungguh dalam menjawab soal dari tes siklus I. Ini disebabkan karena siswa tidak

percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Selain itu, siswa juga selalu

mengharapkan remedial untuk perbaikan nilai. Dari hasil tes belajar pada siklus I,

prosentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 69 persen masih rendah dari

indikator keberhasilan yaitu 80 persen.

Siklus II

Data hasil observasi melalui pengamatan terhadap guru (peneliti) di dalam

kelas, dimana dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Observasi Guru

No Indikator yang diamati Skor

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

2. Memotivasi siswa 4

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

73 tentang menulis paragraf sederhana

4. Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. 4

5. Menggunakan media alat peraga. 4

6. Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa. 4

7. Kejelasan dan menyampaikan konsep 4

Jumlah skor nilai indikator 24

Jumlah skor maksimal 24

Prosentase nilai rata-rata 100

Hasil analisis aktivitas guru diperoleh secara umum dan hasil observasi siklus

II meningkat dan berada dalam kategori baik. Setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan media gambar didapatkan nilai dari lembar observasi di akhir siklus I

dan II. Dari data lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus II

hasil analisis aktivitas guru diperoleh prosentase nilai rata-rata (nr) sebesar 100% dan

berada dalam kategori sangat baik.

Data hasil observasi yang diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap

siswa di dalam kelas, dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Observasi Siswa

No Indikator yang diamati Skor

1. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

4

2. Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru. 4 3. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. 4

4. Siswa mengajukan pertanyaan. 4

5. Siswa belajar dalam kelompok. 4

6. Siswa memperhatikan media gambar. 4

7. Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru 4 8 Siswa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang lebih

baik dan menerima penghargaan dari guru baik secara individu maupun kelompok.

4

Jumlah skor nilai indikator 32

Jumlah skor maksimal 32

Prosentase nilai rata-rata 100

Dari data lembar observasi pada tabel 5 di atas, setelah di analisis observasi

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

74 atau berada dalam kategori sangat baik. Dari hasil ini dapat dilihat dengan jelas

peningkatan yang baik, yang menunjukkan bahwa minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran sudah baik.

Setelah melakukan pembelajaran menggunakan media gambar dengan

memberikan tes evaluasi di akhir siklus II, maka data hasil belajar kognitif siswa

dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Akhir Siklus II

No Nama Siswa Nilai Predikat

Jumlah Perolehan 1370 14

Jumlah Keseluruhan 1500

Nilai rata-rata 91,3

Prosentase Ketuntasan Klasikal 93,3

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III SDN

Inpres Labangun sudah membaik (91,3%). Siswa yang tuntas ada 14 orang sehingga

ketuntasan klasikal mencapai 93,3 persen artinya sudah melampaui kategori tuntas

yaitu 80 persen.

Pelaksanaan tindakan sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I memberikan

dampak positif terhadap aktivitas siswa. Secara umum hasilnya semakin sesuai

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

75 soal dan tidak lagi mengharap dari teman ataupun mengharap akan ada remedial

karena mereka sudah terlatih mengerjakan soal-soal pada setiap pertemuan. Hasil tes

siswa menunjukkan prosentase siswa yang dinyatakan lulus 93,3 persen, yang sudah

memenuhi standar.

Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa kelas III yang diajar dengan memanfaatkan media gambar. Pernyataan ini

didukung oleh hasil analisis data secara deskriptif, hasil belajar siswa kelas III

SDN Inpres Labangun untuk siklus I berada pada kategori baik, dengan melihat

bahwa jumlah siswa tuntas 10 siswa dari 15 (66,7%). Sedangkan pada siklus II

jumlah siswa berada pada kategori baik sekali dengan jumlah siswa yang tuntas 14

orang dari 15 siswa (93,3%). Apabila nilai rata-rata dibandingkan dengan tabel

pedoman pengkategorian hasil belajar, maka hasil belajar untuk siklus I maupun

siklus II berada pada kategori baik. Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan

karena penggunaan media gambar, sehingga siswa lebih bersemangat dan bergairah

dalam menerima pelajaran. Gambar mampu mengarahkan kepada suatu persepsi yang

berbeda atau memberi gambaran sesuatu yang nyata, sehingga mampu mengantar

imajinasi siswa kepada suatu proses sesungguhnya terjadi.

Berdasarkan deskripsi data informasi yang diperoleh dari kegiatan awal

pembelajaran dengan media gambar hingga akhirnya tindakan yang terdiri atas dua

siklus, yakni siklus I, hasil observasi dan hasil evaluasi lewat tes hasilnya belum

menggembirakan. Hal ini dapat berarti hasilnya belum selesai dengan ketentuan yang

menjadi kesepakatan bersama antara guru peneliti dan teman sejawat dalam

rancangan semula. Berhubung hasil masih sangat rendah, maka tindakan kedua harus

dilaksanakan pada (siklus II).

Pelaksanaan proses pembelajaran dalam siklus II, sama seperti pada siklus I.

Namun perhatian sangat difokuskan pada pembelajaran menggunakan media gambar.

Murid dilatih, diberi tugas baik lisan pun secara tertulis melalui contoh-contoh yang

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

76 IV. PENUTUP

Kesimpulan

Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf, yang

dapat dilihat dengan meningkatnya hasil belajar kelas III SDN Inpres Labangun

Kecamatan Buko Selatan, dengan daya serap klasikal pada siklus I 66,7 menjadi 93,3

pada siklus II.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, guru peneliti mengemukakan saran-saran

sebagai berikut:

Kemampuan belajar yang telah dicapai oleh murid kelas III SDN Inpres Labangun

dalam pelajaran dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.

Guru berusaha membantu memudahkan pemahaman murid terhadap materi

pembelajaran yang disajikan di kelas dengan memilih dan menerapkan metode yang

tepat agar dapat menciptakan suasana belajar yang baik dan lancar. Disamping itu,

dengan menerapkan strategi/ metode pembelajaran yang baik murid akan berminat

belajar.

Masalah yang dihadapi dalam pengajaran dari pendidikan pada umumnya harus

segera dicarikan solusinya agar tidak berkepanjangan.

Bagi pihak sekolah, hendaknya dapat melengkapi fasilitas dan sarana perpustakaan

dan memfungsikan kembali fasilitas belajar yang ada di sekolah, sehingga

pengetahuan peserta didik akan membaik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani.2004. Media Pengajaran. Jakarta: Pustaka Utama. Grafindo

Akhadiah dkk. 1991. Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di Kelas II SD Negeri Ngaglik Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses dan Media Gambar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi. 2003. Nomor 6 tahun V. 128-140.

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

77 Azhar Arsyad. 2009. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Briggs. 1970. Pendidikan llmu sosial. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dwi Rianarwati. 2006. Komposisi Praktis. Yogyakarta: PT. Hanindita

Gagne. 1970. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bhakti.

Keraf. 1997. Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.

Marwoto. 1985.Peningkatan Ketrampilam Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Ilustrasi pada Siswa Kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muhibbin Syah.2004. Psikologi Pendidikan. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasucha, Yakub Drs. dkk. 2011. Bahasa Indonesia: untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

Rahadi, Ansto. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta :DikjenDiktiDepdikbud

Sadiman, Arief S. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Santiyasa, I Wayan, 2007, Landasan Konseptual Media Pembelajaran” (Makalah Disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar.

Sudjana. 2007. Media Pengajaran. Jakarta :SinarBaruAlgensindo

Suharsimi Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tarigan. 1985. Pengenalan Media Pembelajara (Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPTK TK dan PLB.

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005; 30)
Tabel 2. Hasil Observasi Siswa
Tabel 3. Hasil belajar kognitif siswa
Tabel 5. Hasil Observasi Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Namun, jika dilihat dari elemennya, maka prosesi molonthalo harus memenuhi lima unsur, yaitu: pertama, unsur fardy (pribadi), kedua, unsur makani (tempat), ketiga, unsur zamani

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan kejuruan di atas dapat di simpulkan, bahwa pendidikan kejuruan merupakan sistem pendidikan yang mempersiapkan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi usaha kecil serta Surat Ijin (SIUP) untuk menjalankan kegiatan usaha bidang

Untuk mengetahui total momen perpindahan material yang terjadi dari layout awal dan alternatif perbaikan tata letak pabrik.. Untuk mengetahui layout yang dapat memberikan

Bagi sebagian orang, solusi open source, terlepas dari keunggulan dan kelemahan yang dimiliki, merupakan penyelamat organisasi mereka mengingat mahalnya harga sebuah produk

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mempelajari pendapat masyarakat, kasus-kasus konflik gajah yang terjadi dan informasi dari pihak pemerintah, maka

Oleh karena itu, adanya faktor-faktor tersebut dapat mendorong adanya minat beli ulang bagi pengguna smartphone Xiaomi, khususnya bagi mahasiswa Universitas