• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IKOM 1202519 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S IKOM 1202519 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dalam beberapa

dekade ini sangat berperan besar dalam kelangsungan sebuah perusahaan.

Persaingan di era global menuntut perusahaan besar yang bergerak di bidang

produk maupun jasa bersaing dalam memaksimalkan usahanya. Salah satunya

dengan memaksimalkan komunikasi pemasaran. Maka dari itu, diperlukan

komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan

mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Menurut Shimp (2003, hlm. 9) “bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, dan alat-alat

komunikasi lainnya”.

Apabila perusahaan ingin menjadi yang terbaik maka harus memahami

marketing mix (bauran pemasaran). Bauran pemasaran terdiri dari 4 keputusan yang saling terkait yaitu: product, price, place, dan promotion. Perusahaan harus

tahu bahwa menciptakan produk yang berkualitas, harga yang terjangkau dan toko

yang strategis saja tidak cukup dalam meningkatkan penjualan. Maka dari itu

diperlukan iklan sebagai alat promosi dalam menyebarluaskan produk kepada

calon konsumen.

Promosi dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi kepada calon

konsumen perihal produk yang mereka jual di pasaran, mempersuasi konsumen

untuk membeli produk juga meningkatkan penjualan. Salah satu tindakan promosi

di era modern adalah melalui iklan di televisi.

Menurut Ryans (dalam Achmed dan Ashfaq, 2013, hlm.150), iklan adalah “sebuah bentuk komunikasi yang digunakan untuk mempersuasi sekelompok orang untuk melakukan sebuah tindakan baru”. Iklan dianggap sebagai elemen besar dan penting bagi pertumbuhan ekonomi pemasar dan perusahaan dalam

(2)

Iklan umumnya adalah bentuk publisitas berbayar oleh beberapa sponsor

dan menjangkau berbagai media tradisional seperti televisi, iklan radio, koran,

majalah atau media modern seperti blog, website, dan SMS.

Kemampuan iklan dalam memasarkan produk terbukti berdampak besar

dalam menyampaikan informasi produk dan jasa kepada calon konsumen. Media

televisi sejak dahulu dipercaya sebagai sarana promosi iklan barang dan jasa

karena jangkauan geografis yang luas.

Kemampuan iklan menyampaikan pesan kepada konsumen memegang

andil dalam keberhasilan perusahaan. Ramalingan (dalam Hemamalini dan Surup,

2014, hlm.9416) menjelaskan bahwa:

“Studi di berbagai negara mengungkapkan bahwa TV memiliki efek terbesar pada khalayak dan membujuk mereka untuk memulai proses pembelian. TV sebagai media iklan memiliki tiga keuntungan utama. Pertama, pengaruhnya terhadap rasa dan persepsi konsumen meresap. Kedua, dapat menjangkau khalayak luas dengan biaya yang hemat. Ketiga, suara dan gambar bergerak menciptakan dampak yang kuat”. Di Indonesia, iklan digunakan sebagai ‘senjata’ dalam kompetisi pemasaran. Sebuah perusahaan meluncurkan iklan untuk membalas iklan

kompetitor. Perang iklan merupakan hal yang lazim di dunia pemasaran. Hal ini

menjadi usaha suatu perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Komponen iklan

seperti pesan iklan, bintang iklan, pemilihan musik, konsep iklan, dan slogan

digunakan industri untuk menarik perhatian konsumen.

Iklan membentuk persepsi masyarakat terhadap merek produk mereka.

Salah satu strategi perusahaan adalah dengan menggunakan tokoh ternama seperti

selebritis, politisi, tokoh agama, dan lainnya.

Para pemasang iklan menggunakan selebritis sebagai daya tarik iklan.

Pemasang iklan rela membayar mahal untuk seorang selebritis merepresentasikan

produk mereka. Menurut Shimp (2003, hlm. 178) “kepopuleran, kecantikan, daya tarik seksual merupakan pemikat yang diinginkan mendukung merek dengan

harapan khalayak akan tertarik untuk membeli produk tersebut”.

Iklan dan citra merek (brand image) adalah sesuatu yang tidak dapat

(3)

positif. Contohnya, iklan kartu seluler Indosat yang selalu menggunakan

warna-warna cerah, bintang iklan anak muda dan slogan-slogan unik yang sedang

digunakan oleh remaja saat ini. Maka dari itu, masyarakat mempunyai persepsi

terhadap citra Indosat sebagai kartu seluler yang menjangkau anak muda.

Ada pula iklan sabun mandi Lux. Lux adalah sabun mandi khusus wanita yang dalam perilaku promosinya menggunakan selebritis wanita yang terkenal

cantik dan anggun seperti Luna Maya, Bunga Citra Lestari, dan Dian

Sastrowardoyo. Hal ini membentuk citra merek sabun Lux yang elegan dan berkelas.

Perusahaan Aqua menggunakan jargon dalam iklan mereka yaitu “Butuh AQUA”. Jargon tersebut ditujukan pada masyarakat agar meminum AQUA untuk menjaga kadar cairan dalam tubuh. Apabila kadar cairan dalam tubuh seseorang

menurun, maka dapat menimbulkan kehilangan konsentrasi dan sulit fokus. Jargon “Butuh AQUA” menjadi komponen menarik bagi masyarakat yang selalu ada dalam benak masyarakat apabila ingin membeli produk air minum kemasan.

Begitu pula dengan perusahaan kosmetika, Pond’s. Pond’s merupakan

produk perawatan wajah produksi PT Unilever Indonesia. Salah satu produk

Pond’s yang dikhususkan untuk kaum pria adalah Pond’s Men. Pond’s Men merupakan salah satu produk kosmetika pria yang diminati pria remaja sampai

dewasa karena kualitas produknya yang mencerahkan kulit. Seiring dengan

adanya fenomena metroseksual di Indonesia, kesadaran pria akan pentingnya

merawat kulit menjadi sangat tinggi terutama kulit wajah. Layaknya kaum wanita,

pria pun ingin memiliki kulit wajah yang cerah, bersih, berseri, dan lembut. Tentu

hal ini menjadi kesempatan bagi industri toilettries di Indonesia untuk meluncurkan produk-produk kebersihan dan perawatan khusus pria. Tabel 1.1

berikut menunjukkan beberapa perusahaan yang mengeluarkan sabun pembersih

wajah khusus pria di Indonesia.

Tabel 1.1

Perusahaan Sabun Pembersih Wajah Pria Di Indonesia

No. Nama Perusahaan Merek Produk

1 PT. Unilever Indonesia Pond’s Men

(4)

3 PT Mandom Indonesia Gatsby

4 PT L’oreal Indonesia Garnier Men

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti (2016)

Maraknya produk sabun cuci muka di pasaran yang mengaku produk

mereka yang paling ampuh dan baik untuk perawatan wajah, membuat konsumen

kebingungan untuk memilih suatu produk tertentu yang dapat memenuhi

kebutuhan mereka. Melihat kondisi pasar yang ramai di Indonesia, Pond’s

melakukan pendekatan untuk meraih posisi produk perawatan wajah dan

memperkenalkan produk terbarunya dengan meluncurkan iklan menggandeng

aktor pria ternama Indonesia yakni Rio Dewanto sebagai brand ambassador. Rio

Dewanto tersebut dipilih menjadi bintang iklan karena personanya yang dikenal

masyarakat sebagai sosok manly yang memiliki perawakan gagah dan selalu berperan sebagai pria yang memiliki jiwa melindungi, baik hati dan gagah berani.

Dalam iklan produk Pond’s Men Pollution Out yang terbaru, Pond’s menggunakan Rio Dewanto sebagai brand ambassador. Dalam iklan tersebut, Rio

Dewanto berjalan di jalanan kota yang dipenuhi dengan asap polusi dari

kendaraan dan juga polusi dari industri.

Pelaku iklan cenderung menggunakan daya tarik fantasi dalam melakukan

strategi kreatif iklan. Namun Pond’s Men memilih menggunakan iklan dengan

daya tarik potongan kehidupan sehari-hari dalam iklan Pond’s Men Pollution Out

dimana Rio Dewanto menembus polusi dan juga teriknya matahari. Unsur

maskulinitas digunakan oleh Pond’s Men dalam menciptakan persona jantan dan

gagah untuk pria. Potongan kehidupan merupakan teknik eksekusi emosional

yang populer digunakan dalam iklan.

Kamp dan Macinnis (dalam Belch 2003, hlm.270) mengatakan bahwa:

(5)

Adegan menembus polusi menggunakan sepeda motor tersebut menjadi

highlight dalam TVC Pond’s Men Pollution Out. Adegan tersebut menggambarkan pengalaman sehari-hari penonton yang menembus pekatnya

polusi udara, panas matahari, dan debu perkotaan. Belch (2003, hlm.278)

mengatakan bahwa “eksekusi iklan potongan kehidupan dilakukan menggunakan

pendekatan masalah/solusi”. Tipe iklan seperti ini menggambarkan konflik atau

masalah yang konsumen hadapi sehari-hari. Kemudian iklan ini menunjukkan

bagaimana produk atau jasa yang diiklankan dapat menyelesaikan permasalahan

konsumen.

Kualitas produksi pada iklan tersebut menjadi daya tarik dan tidak

menimbulkan kejenuhan bagi pemirsa TV untuk menyimak pesan iklan. Dalam

membahas mengenai penggunaan iklan untuk mempersuasi konsumen, peneliti

menggunakan elaboration likelihood model (ELM) sebagai landasan penelitian. ELM sudah sering digunakan oleh para peneliti untuk mengkaji sikap konsumen

terhadap suatu iklan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Bhutada (2014,hlm.165)

dalam jurnalnya bahwa “dampak iklan tidak terbatas pada informasi yang ada di dalamnya saja tetapi juga pada fungsi daya tarik yang digunakan di dalam iklan”.

Elaboration Likelihood Model atau ELM merupakan teori yang dikembangkan oleh Petty dan Cacioppo untuk memahami tingkat keterlibatan

konsumen danpengaruh daya tarik iklan terhadap sikap dan perilaku dari

konsumen. ELM terbagi menjadi dua rute yaitu rute central dan rute peripheral.

Rute central ditujukan kepada konsumen dengan keterlibatan yang tinggi dalam

mencari informasi penting mengenai suatu merek. Pengiklan yang menggunakan

rute ini umumnya akan memberikan segala informasi-informasi penting yang

dibutuhkan oleh konsumen dalam menentukan sikap dan perilakunya. Vakratsas

dan Ambler (dalam Olson and Tjømøe, 2003 hlm.244) menyatakan “apabila keterlibatan, kognitif atau afektifnya rendah kemungkinan dapat mempengaruhi

perubahan sikap pada konsumen”. Situasi seperti ini terjadi apabila subjek megikuti rute peripheral dimana keterlibatannya rendah.

Iklan pada dasarnya adalah peripheral pada koran atau televisi, radio dan

saluran lainnya namun tidak sepenuhnnya penerima pesan terlibat pada pesan

(6)

dan Hoch (dalam Olson dan Tjømøe, 2003 hlm. 243) adalah “komunikasi yang tepat untuk konsumen yang seperti ini adalah melalui jalur peripheral dimana

pengiklan harus bisa untuk menciptakan sikap positif terhadap merek dengan cara

menghubungkan merek dengan positive cues (tanda positif)”. Contohnya celebrity endorser atau aspek-aspek simpel lainnya seperti format iklan. Dengan dilakukannya ini, maka konsumen tidak harus terlibat secara mendalam terhadap

suatu merek (rute central).

Iklan digunakan menjadi pembentuk citra suatu merek. Citra merek sama

pentingnya dengan produk itu sendiri. Kim (dalam Meenaghan,1995 hlm. 24)

berpendapat bahwa:

a product is a physical thing…a brand has no tangible, physical, or functional properties…Yet it is just as real as the product. Disembodied,

abstract, ephemeral…it exists like a myth in the imagination of the consumer

Citra sebuah merek dapat dikatakan sebagai sebuah aura dari suatu produk.

Maka dari itu, iklan Pond’s Men menciptakan relasi emosional apabila mereka menggunakan produk Pond’s, maka mereka akan menjadi manly dan terlihat rupawan seperti bintang iklannya. Iklan yang baik dapat menyampaikan pesan

secara efektif kepada penonton dan juga memberikan citra merek positif. Davis

(dalam Wijaya, 2014, hlm. 59) mengemukakan bahwa:

“Brand image is closely related to attitudes and beliefs that form choice (preference) to a brand. In certain conditions, brand can be described by certain characters as human beings. The more positive the description is the stronger the brand image and the more opportunities also for brand

development”.

Dari definisi Davis diatas maka dapat diartikan bahwa citra merek sangat

berhubungan dengan sikap dan kepercayaan yang membentuk pilihan masyarakat

terhadap merek tertentu. Citra merek memiliki karakteristik tertentu sama seperti

manusia. Semakin kuat citra merek, maka semakin banyak kesempatan untuk citra

tersebut berkembang.

Namun apabila sebuah iklan tidak selalu berhasil dalam menyampaikan

pesannya kepada konsumen maka imbasnya akan terlhat pada rendahnya tingkat

(7)

penelitian untuk mencari permasalahan apa yang dihadapi oleh Pond’s Men. Pra penelitian dilakukan oleh 77 orang responden pria yang menggunakan sabun cuci

muka. Berikut hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18

Maret 2016.

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti (2016)

Gambar 1.1

Merek Sabun Cuci Muka Pria Yang Digunakan

Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa kebanyakan pria menggunakan

produk, sabun cuci muka yang paling banyak digunakan adalah Men’s Biore.

Produk Men’s Biore memang menjadi pelopor sabun muka khusus pria di

Indonesia. Kemudian disusul oleh Garnier Men. Namun Pond’s Men berada pada

peringkat ketiga sebagai sabun cuci muka yang digunakan sebanyak 17,20% saja.

Padahal merek Pond’s sudah sangat dikenal di masyarakat sebagai merek yang

menghasilkan produk perawatan kulit dan pencerah kulit ternama. Namun, produk

Pond’s Men ternyata kurang memiliki citra merek yang bagus di masyarakat.

Maka dari itu, peneliti menjadikan hal ini permasalahan yang perlu diteliti.

Terkadang suatu pesan dalam iklan tidak mampu mengubah persepsi konsumen Garnier Men

20%

Men Biore 26%

Nivea Men 8% Pond's Men

17% L'oreal Men

2% OXY

5% Lainnya

(8)

dan mengubah perilaku konsumen. Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa

perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi

industri toiletries. Penelitian akan dilakukan pada mahasiswa kawasan Bandung Utara karena universitas pada kawasan ini terdapat beberapa universitas dengan

beragam jurusan pariwisata, teknik, dan olahraga yang kebanyakan adalah pria. Adapun judul penelitian yang diambil oleh penulis adalah: “Pengaruh Daya Tarik Iklan Pond’s Men Pollution Out Terhadap Citra Merek Pond’s Men di Kalangan Mahasiswa Kawasan Bandung Utara”

1.2Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana Pengaruh Daya Tarik Iklan Pond’s Men Pollution Out terhadap Pembentukan Citra Merek Pond’s Men di Kalangan Mahasiswa

Kawasan Bandung Utara?”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah

dipaparkan diatas maka penulis merumuskan suatu permasalahan yang

akan diteliti dan dibahas yaitu:

1. Bagaimana daya tarik iklan Pond’s Men Pollution Out di kalangan

mahasiswa Kawasan Bandung Utara?

2. Bagaimana pembentukan citra merek Pond’s Men di kalangan

kalangan mahasiswa Kawasan Bandung Utara?

3. Bagaimana pengaruh daya tarik iklan Pond’s Men Pollution Out

terhadap pembentukan citra merek Pond’s Men di kalangan mahasiswa Kawasan Bandung Utara?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana daya tarik iklan Pond’s Men Pollution Out

di kalangan mahasiswa Ka wasan Bandung Utara.

2. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan citra merek Pond’s Men di

(9)

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh daya tarik iklan Pond’s Men

Pollution Out terhadap pembentukan citra merek Pond’s Men di kalangan mahasiswa Kawasan Bandung Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah:

1.5.1 Segi Teori

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam memperbanyak

pengetahuan di dunia akademis khususnya di bidang komunikasi yang

berkaitan dengan pembentukan citra merek melalui iklan serta

memberikan pengetahuan mengenai komunikasi persuasi.

1.5.2 Segi praktik

a. Praktisi, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi praktisi

marketing dan public relations dalam penciptaan iklan yang tepat bagi produk atau merek perusahaannya.

b. Akademisi, diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya mengenai reputasi ataupun hal lain yang terkait dengan

penelitian ini.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Secara garis besar, hasil penelitian yang dilakukan terbagi ke dalam lima

bab yang masing-masing dikembangkan oleh beberapa sub bab. Berikut

sistematika penelitian ini:

Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II : Bab ini memuat kajian pustaka yang terdiri dari kerangka teori,

(10)

Bab III : Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan terdiri

dari enam sub bab yaitu desain penelitian, partisipan, populasi dan

sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

Bab IV : Pada bab empat ini, terdapat temuan dan pembahasan yang

memuat dua hal utama, yakni temuan penelitian berdasarkan hasil

pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan dan

pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan yang

telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V : Berupa penutup yang berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi,

yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting

Gambar

Gambar 1.1 Merek Sabun Cuci Muka Pria Yang Digunakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berikut ini rata-rata biaya sarana produksi per hektar yang dikeluarkan oleh petani berlahan luas dan petani berlahan sempit pada usaha tani jagung di desa Kuwolu

Pada tabel terlihat bahwa hasil secara aktual, beton dengan penambahan serat kawat interlocking 0,6 cm mampu menahan beban vertikal maksimum yang lebih besar

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, didapatkan bahwa faktor penyebab terjadinya obesitas menurut Teori H.L. Blum sebagai berikut 1) faktor lingkungan yaitu:

Data tersebut disimpan dan diupload ke portal sehingga setiap hari seluruh perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa yang terkait dengan perusahaan, isu apa yang sedang hangat,

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam Diagram Konteks, yang penyebarannya lebih terperinci. Tahapan proses tersebut

Tahap ketiga merupakan pendidikan berbasis kompetensi untuk mencapai kemampuan profesi klinik dan kedokteran komunitas yang dilakukan minimal tiga semester (FKUI 4