• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Nitrat pada Air Minum AM 0285, AM 0286, AM 0289 dengan Metode Spektrofotometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Nitrat pada Air Minum AM 0285, AM 0286, AM 0289 dengan Metode Spektrofotometri"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi

(zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

sisanya (30%) berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung

zat cair (uap air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer (Gabriel, 2001).

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh

senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah

sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005).

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan

mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum

dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air

permukaan. Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana

sampai yang pada pengolahan yang mahir/ lengkap, sesuai dengan tingkat

kekotoran dari sumber asal air tersebut. Semakin kotor semakin berat pengolahan

yang dibutuhkan, dan semakin banyak ragam zat pencemar akan semakin banyak

pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut, agar bisa

(2)

pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan

apakah sumber air tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak

(Sutrisno, 2004).

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas,

karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula

tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum maka

dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/ hari, sedangkan secara keseluruhan

kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan

sebesar 60 liter/ hari. Jadi untuk negara-negara yang sudah maju kebutuhan akan

air pasti lebih besar dari kebutuhan untuk negara-negara yang sedang berkembang

(Sutrisno, 2004).

Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsungan hidup

hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel;

kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot

sekitar 7,5%; jaringan lemak sekitar 2%; darah sekitar 90%. Air merupakan bahan

pelarut di dalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh

secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-paru

dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air untuk diminum setiap hari sekitar 2 liter

(bagi orang dewasa). Setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk

minum, cuci dan sebagainya) (Gabriel, 2001).

Air banyak diperlukan dalam berbagai bidang, antara lain (Gabriel, 2001):

1. Keperluan industri: dipakai sebagai bahan pelarut, sebagai bahan pendingin.

2. Keperluan pembangkitan tenaga listrik dikenal dengan nama PLTA.

(3)

4. Keperluan transportasi.

5. Sebagai sarana olahraga (ski air, berselancar, kolam renang).

6. Sebagai sarana pariwisata (air terjun).

7. Keperluan peternakan.

8. Keperluan kedokteran (hidroterapi, sebagai bahan pelarut obat, sebagai bahan

infus).

2.1.1 Sifat Umum Air 2.1.1.1Sifat Fisik

a. Titik beku 0oC

b. Masa jenis es (0oC) 0,92 g/cm3

c. Masa jenis air (0oC) 1,00 g/cm3

d. Panas lebur 80 kal/gram

e. Titik didih 100oC

f. Panas penguapan 540 kal/gram

g. Temperatur kritis 347oC

h. Tekanan kritis 347 Atm

i. Konduktivitas listrik spesifik (25oC) 1x10-17/ ohm-cm

j. Konstanta dielektrikum (25oC) 78

2.1.1.2 Sifat Kimia

Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/ air tawar mengandung mineral.

Macam-macam yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung struktur

tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang tertkandung dalam air

itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu substansi

(4)

Sifat kimia yang lain yaitu konduktivitas listrik pada air paling sedikit

1000 kali lebih besar daripada cairan non metalik pada suhu ruangan (Gabriel,

2001) .

a. Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi:

H2O ↔ H+ + OH

-b. Air merupakan pelarut yang baik.

c. Air dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat.

d. Air bereaksi dengan berbagai substansi membentuk senyawa padat dimana

air terikat dengannya, misalnya senyawa hidrate.

2.2 Air Siap Minum/Air Minum

Air siap minum/air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisik,

kimia, bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM) (Maximum

Contaminat Level). Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia,

kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenakan dalam batas-batas aman

(Gabriel, 2001).

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan tanpa proses

pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan

terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia

melalui Kepmenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002.

Jenis-jenis air minum seperti yang dimaksud adalah meliputi (Waluyo, 2009):

a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga

b. Air yang didistribusikan melalui tangki air

(5)

d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang

disajikan untuk masyarakat.

Air siap minum/air minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat sebagai

berikut (Gabriel, 2001):

a. Harus jernih, transparan dan tidak berwarna.

b. Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik.

c. Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum.

d. Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standard.

e. Bebas kuman/LKM koliform dalam batas aman.

Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan

(surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan

adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur

dangkal, air sumur dalam maupun mata air. Perbedaan sumber air minum akan

menyebabkan perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air

tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya.

Disamping itu juga, pada air tanah terjadi penyaringan sebagian besar

mikroorganisme sewaktu air meresap dalam tanah. Sedangkan pada air

permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya

(Mulia, 2005).

Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air terebut

haruslah memenuhi persyratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air

minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI

(6)

Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, persyaratan

air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter

mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum

tersebut (Mulia, 2005).

Standard air minum menurut WHO

1. Syarat fisik

a. Rasa Tak berasa

b. Bau Tak berbau

c. Sisa zat padat 500-1000 ppm

d. Derajat kekeruhan Tidak melebihi 5-15 unit (Turbidity unit)

e. Warna 5-30 unit (Skala Platina-Cobalt)

f. Ph 7-8,5 atau 6,5-9,2

2. Syarat kimia

Level kontaminasi

Timbal (Pb) 0,1 ppm

Selenium (Se) 0,05 ppm

Arsen (Ar) 0,05 ppm

Khrom (Cr valensi VI) 0,05 ppm

Tembaga (Cu) 1,5 ppm

Fluorida 1 ppm

3. Zat yang tidak mengganggu kesehatan tetapi tidak boleh melebihi batas

yang ditentukan

Besi 0,3-1,0 mg/L

(7)

Seng 1,0-1,5 mg/L

Calsium 75-200 mg/L

Magnesium 50-150 mg/L

Sulfat 200-500 mg/L

Chlorida 200-600 mg/L

Nitrogen-nitrat 0,001 mg/L

NO3 50 ppm

Persyaratan kimia untuk air minum memiliki parameter yang paling

banyak dibandingkan parameter baakteriologis, radioaktif, dan parameter fisik.

Persyaratan kimia menurut Kepmenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002/

Tanggal 29 Juli 2002 dibagi menjadi (Waluyo, 2009):

a. Bahan-bahan kimia inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada

kesehatan).

b. Bahan-bahan kimia inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan

keluhan pada konsumen).

c. Bahan-bahan kimia organik (yang memiliki pengaruh langsung pada

kesehatan).

d. Bahan-bahan kimia organik (yang kemungkinan dapat menimbulkan

keluhan pada konsumen).

e. Pestisida.

(8)

2.3 Sumber Air Minum

Sampai saat ini kebanyakan orang memanfaatkan air permukaan dan air

tanah sebagai sumber air minum. Sumber-sumber air tawar adalah air permukaan

yang merupakan air sungai dan danau. Air permukaan adalah air yang berada di

sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi

ke bawah tanah. Air tanah pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi

mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran mengalami penyaringan alamiah

dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya.

Namun demikian, kadar kimia air tanah tergantung sekali dari jenis tanah yang

dilaluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan

terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut (Effendi, 2003).

Peraturan Pemerintah No 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air

menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya (Effendi, 2003):

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha di perkotaan, industri dan pembangkit tenaga listrik.

2.4 Pengolahan Air Minum

Tujuan pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air

(9)

minum merupakan proses perubahan sifat fisika, kimia, dan biologi air baku agar

memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum (Mulia, 2005).

Pada dasarnya, pengolahan air minum dapat diawali dengan penjernihan

air, pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut dalam air sampai batas yang

dianjurkan, penghilangan mikroba patogen, memperbaiki derajat keasaman (pH)

serta memisahkan gas-gas terlarut yang dapat mengganggu estetika dan kesehatan

(Mulia, 2005).

Air tidak jernih umumnya mengandung residu. Residu tersebut dapat

dihilangkan dengan proses penyaringan (filtrasi) dan pengendapan (sedimentasi).

Untuk mempercepat proses penghilangan residu tersebut perlu ditambahkan

koagulan. Bahan koagulan yang sering dipakai adalah alum (tawas). Untuk

memaksimalkan proses penghilangan residu, koagulan sebaiknya dilarutkan

dalam air sebelum dimasukkan dalam tangki pengendapan (Mulia, 2005).

Penghilangan mikroba patogen dapat dilakukan dengan menggunakan

desinfectant. Bahan-bahan desinfectant yang banyak dipakai adalah kaporit dan

ozon. Umumnya bahan-bahan desinfectant ini bersifat oxidator, sehingga dapat

membunuh mikroba patogen. Dalam mencari kebutuhsn kaporit, harus ditentukan

besar daya sergap chlornya. Daya sergap chlor adalah banyaknya chlor aktif yang

dipakai oleh senyawa pereduksi yang ada dalam air. Jika daya sergap chlor telah

dapat ditentukan, maka kebutuhan kaporit dapat ditentukan (Mulia, 2005).

Penghilangan gas-gas terlarut yang mengganggu di dalam air (misalnya

H2S dan CO2) dilakukan dengan proses aerasi. Proses aerasi juga dapat

(10)

2.5 Nitrat

Nitrat (NO3-) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen

sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari

proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang

merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang

penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi nitrit

menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Oksidasi nitrat menjadi amonia

ditunjukan dalam persamaan reaksi:

Nitrobacter

2NO2- + O2 → 2NO3-

Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari

0,1 mg/L. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran

antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar

nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi

(pengayaan) perairan, sehingga pertumbuhan alga dan tumbuhan air meningkat

secara pesat (blooming). Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/ L.

Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/L. Pada perairan yang menerima

limpasan air dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat

dapat mencapai 1000 mg/L. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya

tidak melebihi 10 mg/L (Effendi, 2003).

Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang

mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk

(11)

Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang

mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan/cyanosis (Effendi, 2003).

Nitrat dan nitrit secara alamiah dalam bentuk ion yang merupakan bagian

dari siklus nitrogen. Konsentrasi nitrat secara alamiah pada air permukaan dan

sumber air umumnya hanya beberapa miligram per liter. Pada lahan pertanian

konsentrasi nitrat meningkat tajam, mencapai konsentrasi beberapa ribu miligram

per liter (Waluyo, 2009).

Eksperimen pada hewan percobaan menunjukkan bahwa nitrat atau nitrit

dapat bersifat karsinogenik, terutama pada dalam bentuk senyawa N-nitroso. Pada

manusia diperkirakan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, diare dengan

darah, konvulsi, shock, koma, meninggal. Bila keracunan kronis dapat

menyebabkan depresi umum, sakit kepala, gangguan mental (Waluyo, 2009).

Sebagaimana halnya pada ammonia, adanya NO3 dalam air adalah

berkaitan erat dengan siklus Nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat

diketahui bahwa Nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun dari

pupuk-pupuk (fertilizer) yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari

kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut adalah

merupakan pupuk-pupuk bagi tanam-tanaman. Nitrat yang kelebihan dari yang

dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui

tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk menahannya. Ini

mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah

(Sutrisno, 2004).

Air sumur perorangan dengan konsentrasi nitrat 67-1100 mg/L telah

(12)

dibuat dengan campuran air tersebut. Kandungan nitrat mempengaruhi suatu

populasi tertentu dalam penggunaan air yang khusus. Konsentrasi nitrat yang

melebihi 45 mg/L dalam air merupakan peringatan agar berhati-hati dalam

penggunaan air tesebut untuk campuran makanan/ minuman untuk bayi (Sutrisno,

2004).

Jumlah NO3- (nitrat) yang besar dalam usus cenderung untuk berubah

menjadi nitrit (NO2-), yang dapat bereaksi langsung dengan hemaglobin dalam

darah membentuk “methaemoglobine” yang dapat menghalangi perjalanan

oksigen di dalam tubuh. Standar konsentrasi maksimum yang diperbolehkan

untuk NO3- yang ditetapkan Dep. Kes. RI adalah sebesar 20,0 mg/L. Menurut

standar Internasional WHO, batas konsentrasi yang diterima adalah 45 mg/L,

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh US Public Health Service (Sutrisno,

2004).

Nitrat ternyata juga dapat menjadi pupuk pada tanaman air. Bila terjadi

hujan lebat air akan membawa nitrat dari tanah masuk ke dalam aliran air sungai,

danau dan waduk, kemudian menuju larutan dakam kadar yang cukup tinggi. Hal

ini akan merangsang tumbuhnya alga dan tanaman air lainnya. Kelimpahan unsur

nutrisi nitrat ini dalam air disebut Euthrophication, yang berasal dari bahasa Latin

Eutrophos yang artinya “pakan yang baik”. Kondisi eutrofikasi ini akan terlihat

meningkat di perairan berbagai negara. Pengaruh negatif dari eutrofikasi ini ialah

terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan hewan

air, sehingga beberapa spesies ikan akan musnah dan tanaman air akan dapat

(13)

Jenis alga, terutama ganggang hijau, sangat subur bila mendapatkan pupuk

nitrat ini. Bila mereka tumbuh di permukaan air, mereka akan menghambat sinar

matahari yang masuk ke dalam air sehingga tanaman yang tumbuh di bawahnya

akan mati. Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang mati, baik

tanaman maupun hewan yang terdapat di dasar air. Proses pembusukan tersebut

banyak menggunakan oksigen terlarut di dalam air, sehingga kadar oksigen akan

menurun secara dratis, dan pada akhirnya kehidupan biologis di daerah tersebut

juga akan sangat berkurang (Darmono, 2001).

2.6 Spektrofotometri Visibel

Radiasi elektromagnetik, yang mana sinar ultraviolet dan sinar tampak

merupakan salah satunya, dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam

bentuk gelombang. Panjang gelombang merupakan jarak linier dari suatu titik

pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan pada panjang gelombang yang

berdekatan. Sinar tampak mempunyai mempunyai panjang gelombang 400-750

nm (Gandjar dan Rohman, 2007).

Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya.

Sinar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar

tampak. Sinar pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik)

diabsorbsi maka sinar yang dihasilkan akan nampak sebagai warna komplemen

warna yang diserap tadi. Jadi jika warna biru (450 sampai 480 nm) diabsorbsi

(14)

Tabel 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak Panjang gelombang Warna yang diserap Warna yang diamati/ warna

komplementer

400-435 nm Ungu (lembayung) Hijau kekuningan

450-480 nm Biru Kuning

480-490 nm Biru kehijauan Orange

490-500 nm Hijau kebiruan Merah

500-560 nm Hijau Merah anggur

560-580 nm Hijau kekuningan Ungu (lembayung)

580-595 nm Kuning Biru

595-610 nm Orange Biru kekuningan

610-750 nm Merah Hijau kebiruan

Spektra sinar tampak dapat digunakan untuk informasi kualitatif sekaligus

dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Data yang diperoleh dari

spektrofometri sinar tampak adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek

pH, dan pelarut yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang

sudah dipublikasikan (Publissed data) (Gandjar dan Rohman, 2007).

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan

(larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.

Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas

sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies

penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan

(15)

terjadi jika foton/ radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama

dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga.

Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan

pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil

Gambar

Tabel 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini JUM AT tanggal SEMBILAN BELAS bulan OKTOBER tahun DUA RIBU DUA BELAS , kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Kementerian Agama Kantor

Pola-pola ketrampilan gerak yang dianjurkan untuk mengembangkan aktivitas jasmani melalui kegiatan permainan bagi anak usia 8 dan 9' tahun dapat disusun dalam bentuk keterampilan

Membawa semua dokumen ASLI sesuai SCAN DOKUMEN yang diupload pada tahap Pemasukan dokumen penawaran serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam dokumen

Note: NPML-IPH lab processes: Sewage samples are tested in cell culture, virus isolation done, confirmed by realtime PCR (ITD). Note: ERC sequencing report has confirmed the

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Anjongan untuk mengetahui

3 Cases fro m suspected measles o utbreak investigatio n o nly, case based surveillance is gradually exCA nding in the co untry. * Figures in the table 1 are restricted to

Peneliti menyampaikan saran berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan kepada berbagai pihak yaitu sebagai berikut: (1) Upaya peningkatan keterampilan siswa

Didampingi Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Menteri Bambang mengatakan bahwa kerjasama antara Kementerian