• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Eksperimental Dan Analisa Respon Mekanik Helmet Sepeda Dari Bahan Komposit Busa Polimer Diperkuat Serat Tkks Akibat Beban Impak Jatuh Bebas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Eksperimental Dan Analisa Respon Mekanik Helmet Sepeda Dari Bahan Komposit Busa Polimer Diperkuat Serat Tkks Akibat Beban Impak Jatuh Bebas"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat transportasi Sepeda.

Perkembangan dunia transportasi sepeda di dunia ini sangat pesat sepeda

adalah mencakup transportasi darat. Sebelum ada transportasi mobil, sepeda

motor dan lain-lain. Sepeda telah digunakan sebagai alat transportasi, meskipun

sepeda motor atau mobil berkembang pesat. Namun, karena sepeda motor dan

mobil masih relatif mahal maka masyarakat di negara berkembang masih

menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Meskipun menggunakan sepeda,

resiko kecelakaan lebih sedikit dibandingkan kendaraan yang lainnya. Akan tetapi

resiko kecelakaan masih tetap ada maka dari itu di perlukan sebuah alat pelindung

dalam bersepeda khususnya di bagian kepala. Seperti kita ketahui kepala adalah

bagian terpenting dari tubuh manusia, karena saraf yang terdapat di kepala

mengatur semua gerak tubuh manusia. Melihat hal tersebut penciptaan alat

pelindung kepala atau biasa kita sebut helmet, harus menjadi perhatian utama.

Dari situlah peneliti berinisiatif untuk mendesain helmet yang ringan dan kuat

serta tahan tehadap tekanan. Untuk menghasilkan helmet sepeda yang berkualitas

itu perlu dilakukan penelitian dan pengembangan secara terus menerus terhadap

desain helmet sepeda.

2.1.1. Desain Helmet Sepeda

Dalam merancang sebuah helmet banyak hal yang harus dipertimbangkan.

mulai dari kekuatan dan ketahanan material dan tahan terhadap impak pada saat

(2)

diperhitungkan dalam merancang helmet. Lebih spesifik tentang pembuatan

helmet sepeda, beberapa faktor yang sangat berpengaruh ialah jenis material, dan

merujuk pada fungsi helmet itu sendiri serta tampilan helmet yang dapat menarik

perhatian konsumen yang akan menggunakannya.

Maka dari itu helmet seperti ini harus dibuat semenarik mungkin bagi para

penggunanya. Agar para calon konsumen dapat tertarik untuk memakainya.

Beberapa aspek yang menjadi perhatian kami dalam merancang helmet kendaraan

ini antara lain:

1. Aspek Reduksi Bobot

Aspek reduksi bobot adalah hal yang sangat rasional bila helmet dengan

bobot yang ringan akan memudahkan bagi pemakai bila dibandingkan dengan

helmet yang mempunyai bobot yang berat.

2. Aspek kekuatan dan ketahanan

Aspek kekuatan dan ketahanan adalah respon material helmet terhadap

beban impak / benturan. Beban impak sering didefinisikan sebagai beban yang

bekerja pada struktur dalam waktu yang sangat singkat, umumnya kurang dari 1

detik, bahkan hanya selama beberapa milidetik. Beberapa contoh beban impak

adalah beban tekanan, akibat tabrakan, dan atau benturan pada helmet pada saat

terjadi tabrakan. Umumnya dengan alasan keamanan, struktur tersebut harus

direncanakan terhadap beban impak yang mungkin terjadi.

Inti mekanisme perlindungan helmet adalah penyerapa yang diterima ke seluruh bagian helmet. Oleh karenanya meski terdapat berbagai

bentuk helmet bentuk da

(3)

lain sebab ukuran yang lebih besar juga meningkatka

Adapun konstruksi helmet secara garis besar terdiri atas:

a. Lapisan luar yang keras (hard outer shell)

Didesain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi

dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat dari

bahan plastic, fiberglass, polycarbonate dan lain-lain.

b. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner)

Di sebelah dalam dari lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk

dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polystyrene

(styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi menahan

goncangan sewaktu helmet terbentur benda keras sementara kepala masih

bergerak.

c. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding)

Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk

menempatkan kepala secara pas dan tepat pada rongga helmet.

d. Tali Pengikat

Bagian penting lainnya dalam helmet adalah tali pengikat helmet. Helmet tidak

akan berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau tidak mengikatkan tali

pengikatnya komponen Helmet Sepeda dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Komponen Helmet Sepeda hardouter

shell

Tali pengika

insideshellorli

ner

comfort

(4)

2.1.2. Standarisasi Helmet Sepeda

Helmet yang digunakan oleh masyarakat di negara maju pada umumnya

sudah mempunyai standard tertentu sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh

pemerintahnya. Diantara standar-standar helmet sepeda yang dikenal luas dan

banyak menjadi referensi antara lain Australia Standard (EN 397. AS/NZS

1801.SS98), European EN helmet standard (EN 1078.1990) dan lain-lain.

Untuk masing-masing standar memiliki klasifikasi yang berbeda

berdasarkan kegunaan dan material yang digunakan. ANSI mengelompokkan

dalam dua tipe:

1. Helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh

bebas dari ketinggian tertentu umumnya digunakan oleh pekerja

konstruksi.

2. Helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh

bebas juga dari benda yang datang dari arah lateral baik dari arah depan,

samping dan belakang umumnya digunakan oleh petugas pemadam

kebakaran.

2.2. Komposit

Komposit adalah penggabungan dari bahan yang dipilih berdasarkan

kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun untuk menghasilkan

material baru dengan sifat yang baru dan unik dibandingkan sifat material dasar,

sebelum dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing material

penyusunnya.

Material komposit terdiri dari dua bagian utama yaitu matriks, dan penguat

(5)

hal ini dilakukan untuk memastikan kemampuan material sesuai dengan produk

yang akan dihasilkan gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit sperti

terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit

Keterangan Gambar:

a. Matriks berfungsi sebagai penyokong, pengikat fasa, penguat.

b. Penguat/serat merupakan unsur penguat kepada matriks.

c. Komposit merupakan gabungan, campuran dua atau lebih bahan bahan

yang terpisah.

Penggabungan dua material atau lebih dapat di bedakan menjadi makro

komposit dan mikro komposit. Sifat penggabungan makro adalah dapat

dibedakan secara langsung dengan cara melihat, penggabungannya secara fisis

dan mekanis, penggabungannya dapat dipisahkan secara fisis ataupun secara

mekanis seperti, Kevlar, Glass Fiber Reinforced Plastic (GFRP ).

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa material komposit dibuat

dengan penggabungan secara makro. Karena material komposit merupakan

material gabungan secara makro, maka material komposit dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran / kombinasi dua atau

lebih unsur–unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk atau

komposisi material dan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan.

Keunggulan komposit dapat dilihat dari sifat-sifat bahan pembentuknya

serta ciri-ciri komposit itu sendiri, antara lain:

(6)

a. Bahan ringan, kuat dan kaku.

b. Struktur mampu berubah mengikuti perubahan keadaan sekitarnya.

c. Unggul atas sifat-sifat bahan teknik yang diperlukan, kekuatan yang

tinggi, keras, ringan serta tahan terhadap impak.

Dalam desain struktur pada penelitian ini, jenis matriks yang akan

digunakan adalah Polyester resin BTN 157 dan penguat serat TKKS. Matriks ini

tergolong jenis polimer thermoset yang memiliki sifat dapat mengeras pada suhu

kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses

pembentukannya. Skema struktur komposit diperlihatkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Klasifikasi bahan komposit

Komposit berdasarkan jenis penguatnya dapat dijelaskan:

1. Komposit Partikel (Particle Reinforced )

Merupakan komposit yang diperkuat partikel, penguat dalam satu atau

lebih partikel yang tersebar diikat oleh matriks yang berbeda fasa. Komposit Composite

Structurral ParticleReinforced Fiber Reinforced

LargeParticle

DispersionStrengthened

ContinuousAligned

Discontinuousshort

Laminates

SandwichPanels

(7)

partikel diperkuat oleh logam, polymer, keramik. Komposit partikel terdiri dari

partikel besar dan partikel kecil. Partikel Besar (Large Particle), merupakan

hubungan antar matriks dan partikel merupakan suatu rangkaian kesatuan yang

memiliki sifat-sifat bahan fasa partikel lebih keras dan lebih kaku dari pada fasa

matriks. Sebagai contoh bahan campuran semen dan kerikil. Partikel Kecil

(Dispersion Strengthened), hubungan antar matriks dan partikel bukan merupakan

suatu rangkaian kesatuan yang memiliki sifat lebih kuat dan kaku dibandingkan

komposit partikel besar seperti kekuatan alloy nikel.

2. Komposit Serat (Fiber Reinforced)

Komposit serat merupakan komposit yang diperkuat serat fasa penguat

berbentuk serat dalam diikat oleh matriks, diameter 0,01 – 0,1 µm. Ukuran serat

sangat menentukan bahan komposit menerima gaya-gaya luar. Semakin panjang

ukuran serat maka semakin efisien dalam menerima gaya searah serat. Panjang

serat berfungsi untuk menghilangkan kemungkinan retak sepanjang batas

pertemuan serat dengan matriks selain itu juga berfungsi mencegah cacat

permukaan. Jenis-jenis komposit serat antara lain adalah Continuous Fiber

Composite, Chopped Fiber Composite, Woven Fiber Composite, Hybrid

Composite.

3. Komposit/Struktur Laminat

Komposit yang terdiri dari dua bahan yang berlainan (laminat), terdiri atas

susunan fasa penguat dan matriks dalam bentuk laminat bisa dalam arah searah,

dan tegak lurus atau arah tidak beraturan tergantung pada keperluan terhadap

beban. Arah serat tentunya akan mempengaruhi kekuatan dan kemampuan serat

(8)

2.2.1. Material Komposit Penyusun Struktur Helmet sepeda

Material yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu komposit busa

polimer diperkuat serat TKKS sebagai bahan teknik alternatif. Untuk

mendapatkan struktur komposit yang kuat, serat TKKS dicampur dengan resin

thermoset. Material penyusun lainnya adalah blowing agent untuk menghasilkan

foam sehingga berat struktur tersebut menjadi lebih ringan, katalis yang berfungsi

mengeraskan resin, serta larutan pembersih serat dan pelumas.

1. Serat TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit)

Limbah berbentuk padat dari pabrik kelapa sawit umumnya berbentuk

tandan kosong, cangkang dan serat buah. Dari berbagai jenis komponen limbah

pabrik kelapa sawit yang dihasilkan, tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

merupakan komponen yang paling banyak.

Secara umum pengelolaan limbah terdiri dari dua aspek yaitu penanganan

limbah dan pemanfaatan limbah. Penanganan limbah untuk mengurangi daya

cemar dan pemanfaatan limbah untuk mendapatkan nilai tambah.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk memanfaatkan tandan

kosong kelapa sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan pulp (Darnoko dkk,

1995), Penelitian menunjukkan bahwa kandungan seratnya cukup tinggi sehingga

tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pengisi polimer,

seperti bahan pengisi jenis kayu dan turunan selulosa, karena harganya murah,

ringan dan dapat diperbaharui.

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) banyak mengandung serat disamping

zat-zat lainnya. Bagian dari tandan yang banyak mengandung serat atau selulosa

(9)

fisik dan morfologi serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) diperlihatkan pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sifat Fisik dan Morfologi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Parameter

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Bagian Pangkal Bagian Ujung

Panjang Serat (mm) 1,20 0,76

Diameter Serat (μm) 15,00 114,34

Tebal dinding (μm) 3,49 3,68

Kadar serat (%) 72,67 62,47

Kadar non serat (%) 27,33 37,53

Sumber: Darnoko, dkk, 1995

Sementara komposisi dan sifat kimia dari Serat Tandan Kosong Kelapa

Sawit (TKKS) seperti diperlihatkan pada table 2.2.

Tabel 2.2. Komposisi dan Sifat Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komponen Kimia Komposisi ( % )

Lignin 22,23

Ekstraktif 6,37

Pentosan 26,69

Selulosa 37,76

Holoselulosa 68,88

Abu 6,59

Kelarutan dalam: 1% NaOH 29,96

Air Dingin 13,89

Air Panas 16,17

(10)

2. Polyester Resin BQTN 157-EX

Polyester resin BQTN 157-EX merupakan material polimer kondensat

yang dibentuk berdasarkan reaksi antara kelompok polyol, yang merupakan

organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi, dan

polycarboxylic yang mengandung ikatan ganda. Tipikal jenis polyol yang

digunakan adalah glycol, seperti ethylene glycol. Sementara asam polycarboxylic

yang digunakan adalah asam phthalic dan asam maleic adapun jenis polyester

resin yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Polyester Resin BTN 157-EX

Poliester resin adalah jenis polimer thermoset yang memiliki struktur

rantai karbon yang panjang. Matriks jenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada

suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses

pembentukannya. Struktur material yang dihasilkan berbentuk crosslink dengan

keunggulan pada daya tahan yang lebih baik terhadap jenis pembebanan statik dan

impak. Hal ini disebabkan molekul yang dimiliki material ini ialah dalam bentuk

rantai molekul raksasa atom-atom karbon yang saling berhubungan satu dengan

lainnya. Dengan demikian struktur molekulnya menghasilkan efek peredaman

yang cukup baik terhadap beban yang diberikan data mekanik material matriks

(11)

Tabel 2.3. Karakteristik mekanik polyeter resin BTN 157-EX

3. Blowing Agent

Blowing agent adalah agen busa untuk menciptakan gelembung udara

dalam struktur komposit jenis blowing agent yang digunakan pada penelitian ini

ialah:

1. Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adal

Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam

bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut

be

Asam asetat merupakan salah sat

setelah

+ dan CH3COO-. Asam

asetat merupakan

(12)

asetat, da

industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur

tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai

setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta

juta ton per tahun diperoleh dari hasil

pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Informasi Umum Senyawa Asam Asetat

Informasi

Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal

a) 4.76 pada 25 °C

Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini,

dan merupakan nama yang paling dianjurkan ole

kat

asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada

asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas

(13)

bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil,

CH3−C(=O)−. Pada konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc,

meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh

di salah artikan dengan lambang unsur

a. Sifat-sifat kimia

Atom −COOH) dalam

+

memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lem

pKa = 4.8. Basa konjugasinya adala3COO−). Sebuah larutan 1.0

asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah).

Struktur

asetat berpasangan membent

Dimer juga dapat dideteksi pada

larutan encer di dalam pelarut tak berikatan hidrogen, dan kadang-kadang pada

cairan asam asetat murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan

hidrogen (misalnya

kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1. Sifat dimerisasi ini juga

dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.

Asam asetat pekat bersifa

penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusaka

permanen, serta iritasi pada

tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan

(14)

digunakan sarung tangan berbaha

terbakar di

suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk campuran yang mudah

meledak di udar

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seper

dan

sehingga ia bisa melarutkan bai

maupun senyawa non-polar seperti minyak dan

lainnya seperti air

bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri

kimia.

b. Reaksi-reaksi kimia

Asam asetat bersifat

logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat

dengan suat

dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adala

reaksi pembentukan garam asetat:

3COOH→ (CH3COO)2 Mg (aq) +

(15)

membentuk lapisa

itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki alluminium.

Asam asetat mengalami

menghasilkan garam asetat bila bereaksi denga

etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan

karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi

organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan

reduksi, pembentuka

kondensasi dua molekul asam asetat

melalui reaks

440 °C, asam asetat terurai menjadi

air.

2. Natrium Bikarbonat

Natrium bikarbonat adal3. Dalam

penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok

Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat,

natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupaka

sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat

Senyawa ini digunakan dalam

membent

(16)

Tabel 2.5. Informasi Umum Natrium Bikarbonat

IUPAC

Sodium hydrogen carbonate

Baking soda, bicarbonate of soda

bicarbonate, sodium hydrogen carbonate

Identifiers

NaHCO3 yang pertama disiapkan oleh proses Solvay, merupakan reaksi

kalsium karbonat, natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. Ini

diproduksi pada skala sekitar 100.000 ton / tahun (data 2001).

NaHCO3 dapat diperoleh dengan reaksi antara karbon dioksida dengan

larutan natrium hidroksida. Reaksi awal menghasilkan natrium karbonat:

(17)

Lebih lanjut penambahan karbon dioksida menghasilkan natrium

bikarbonat, yang pada konsentrasi cukup tinggi akan mengendap larutan:

Na2CO3 + CO2 + H2O→2 NaHCO

b. Unsur-Unsur

Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat

berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air.

Misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil

dalam larutan air. Seperti Ca (HCO3)2, Mg (HCO3). Semua logam IA kecuali

Litium membentuk karbonat yang larut, dimana yang paling murah dan berguna

adalah NaHCO3 (Soda kue), Na2CO3 (Soda abu). Karbon Disulfida (CS2) CS2

adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat

CCl4, dengan reaksi: CS2 + 3Cl2 → CCl4 +S2Cl2 Hidrogen Sianida (HCN) HCN

adalah senyawa gas bersifat racun, tetapi penting dalam industri seperti industri

plastik.Senyawa HCN dapat dibuat secara komersil melalui reaksi: NH3 +CH4 →

HCN + 3H2

Natrium bikarbonat dapat digunakan sebagai pencuci untuk menghapus

apapun yang berasam.

Reaksi dari sodium bikarbonat da

karbonat, yang mudah terurai menjadi karbon dioksida dan air.

NaHCO3 + HCl → NaCl + H2CO3

H2CO3→ H2O + CO

Reaksi dari sodium bikarbonat da

NaHCO3 2O + CO2 (g)

(18)

NaHCO3 → Na2CO3 + H2O

c. Termal Dekomposisi

Di atas 60°C, maka secara bertahap akan terurai menjadi da

2NaHCO32O + CO2

Kebanyakan bicarbonat ini mengala

Pemanasan mengubah soda menjadi oksida (sekitar 1000°C).

Na2CO32

Hasil reaksi penguraian NaHCO3 digunakan sebagai

d. Karakteristik

Berikut ini adalah karakteristik sodium bikarbonat.

1. Memiliki titik lebur yang tinggi.

2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.

3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.

4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral, Sifat ini tergantung

dari jenis asam/basa kuat pembentuknya.

3. Reaksi Baking Soda Dan Asam Asetat

Campuran soda kue dengan cuka menghasilkan gelembung-gelembung

gas. Gelembung-gelembung gas tersebut adalah gas karbondioksida. Campuran

cuka dengan soda kue dapat dirumuskan sebagai berikut:

NaHCO3 (s) + CH3COOH (aq) → CH3COONa (aq) + CO2 (g) + H2O (l).

Cuka merupakan asam sedangkan soda kue merupakan basa. Setelah

(19)

Hasil dari reaksi cuka dengan soda kue menghasilkan gas karbondioksida

yang dapat mendorong gas oksigen diatasnya sehingga lama kelamaan gelembung

yang tadinya kecil akan berubah menjadi lebih besar.

Reaksi yang terjadi antara cuka dengan soda kue ini merupakan reaksi

endoterm, karena setelah cuka dan soda kue dicampurkan ke dalam botol,

permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan panas atau kalor

dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang dan menyebabkan

suhu pada permukaan botol terasa dingin.

Persamaan reaksi (Chemical Equation)

NaHCO₃ (s) + CH₃COOH (aq) → CH₃COONA (s) + H₂O (l) + CO₂

NaHCO₃ = Ar :Na =23 . H = 1. C = 12. O = 16, Mr = 46.03.

4. Katalis MEKP (Methyl Ethyl Keton Peroksida)

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat

suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.

Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau

memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya

terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan denga

yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk

berlangsungnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, katalis homogen

dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase

berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang di katalisi isinya, sedangkan katalis

(20)

heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana

pereaksi-pereaksi (at

menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan

atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk

membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk

akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini

merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya.

A + C → AC (1)

B + AC → AB + C (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya

dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi.

A + B + C → AB + C

Katalis tidak termakan atau pun tercipt

Penggunaan istilah "katalis" dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa di

analogikan dengan konteks ini.

Beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di antaranya

Reaksi katalitik yang paling dikenal iala

yang menggunakanyang dapat

menghancurkan produk samping knalpot yang paling bandel dibuat dari

(21)

2.3. Peralatan

Alat yang digunakan dalam pembuatan spesimen untuk pengujian dapat

dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6. Peralatan yang digunakan pada penelitian

Nama Jenis Material Keterangan/Fungsi

Model helmet Polymer Model Awal

Cetakan Polimer Fiberglass Pencetak Helmet

Mixer Bor Tanggan Pengaduk

Timbangan Digital Mettler Toledo Penimbang Bahan

Wadah Penakar Gelas plastik PE Penakar Bahan

Wadah Pencampur Timba plastik PE Wadah Penyampur Bahan

Pelumas Cetakan Mirror Glaze Melumasi cetakan

Lilin Tanah Menutupi rongga cetakan

Penghalus Serat Motor Listrik Daya Keluaran: 1 / 0,75 HP/kW

Putaran: 1450 rpm

Alat uji Impak Instrumen pengujian impak

Personal Computer Mengolah data dan melakukan

simulasi komputer

2.3.1. Uji Impak Jatuh Bebas

Selama ini helmet industri diuji menggunakan standar teknik jatuh bebas.

Menggunakan alat uji impak jatuh bebas, helmet yang akah diuji ditempatkan di

atas sebuah head form dan dihantam dengan striker dan ketinggian tertentu

dengan cara jatuh bebas. Pengujian standard ini bertujuan untuk melihat sejauh

mana kemampuan helmet dalam menyerap energi impak (impact energy test),

Selain itu uji standar juga bertujuan meneliti kepatahan rusak helmet (penetration

test) yang memungkinkan merusak lapisan cangkang helmet seperti yang terlihat

(22)

Gambar 2.5. Alat uji impak jatuh bebas

2.3.2. Gerak Jatuh Bebas

Benda jatuh tanpa kecepatan awal (vo = nol). Semakin ke bawah gerak

benda semakin cepat. Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas

selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi (a = g) (besar g = 9,8

ms-2 dan sering dibulatkan menjadi 10 ms-2).

Jika benda jatuh ke bumi dari ketinggian tertentu relatif lebih kecil

dibandingkan dengan jari-jari bumi, maka benda mengalami pertambahan

kecepatan dengan harga yang sama setiap detik. Hal ini berarti bahwa percepatan

ke bawah benda bertambah dengan harga yang sama dan jika sebuah benda

tersebut ditembakkan keatas kecepatannya berkurang dengan harga yang sama

setiap detik dengan perlambatan kebawahnya seragam.

Menurut Khurmi R.S, untuk menentukan kecepatan benda jatuh bebas

(23)

Tabel 2.7. Waktu dan kecepatan benda jatuh

Waktu t

(s) 0 1 2 3 4 5

Kecepatan

v (m/s) 0 9,8 19,6 29,4 39,2 49

Dari data Tabel 2.7 dapat digambarkan sebuah grafik hubungan antara

kecepatan dan waktu yang juga merupakan sebuah persamaan garis lurus seperti

pada Gambar 2.6 Jadi percepatan seragam dapat diperoleh dengan persamaan

(2.1).

Gambar 2.6. Grafik hubungan v – t

Jika hambatan udara diabaikan maka gerak benda jatuh bebas tersebut

dapat dihitung dengan percepatan seragam melintas melalui sebuah garis lurus,

sehingga percepatan diganti dengan percepatan gravitasi g. Untuk gerakan ke

bawah nilai percepatan identik dengan nilai positif dari gravitasi (+ g; yang

berarti percepatan), dan untuk gerakan ke atas nilai percepatan identik dengan

(24)

2.3.3. Gerak Lurus

Perpindahan adalah sebuah perubahan kedudukan ini merupakan besaran

vektor yang memiliki jarak dan arah. Percepatan dapat didefinisikan sebagai laju

perubahan kedudukan terhadap waktu. Ini juga merupakan besaran vektor yang

memiliki jarak, arah, dan waktu.

Percepatan seragam yang dimiliki partikel yang bergerak dengan

kecepatan konstan pada lintasan lurus atau dimiliki partikel yang melintasi

perpindahan yang sama dalam selang waktu yang sama berturut-turut walaupun

kecilnya perubahan waktu. Satuan perpindahan dapat diukur dengan meter (m),

dan kecepatan dapat diukur dalam meter /detik (ms-2), sedangkan percepatan

diukur dalam meter/detik kuadrat (ms-2) Persamaan gerak lurus percepatan

seragam dapat dijelaskan pada Gambar 2.7.

t

v

s

=

.

... (2.2)

Gambar 2.7. Diagram kecepatan – waktu

Perpindahan digambarkan dengan luas daerah dibawah grafik kecepatan – waktu.

a

maka diperoleh jarak perpindahan sebesar

(

2

)

0.t 12.at

v

(25)

mensubstitusi waktu

Untuk kasus jatuh bebas maka a = g dan s = h, sehingga besarnya

kecepatan diperoleh dengan persamaan (2.5).

h g

V = 2 . ... (2.5)

Dimana:

v = kecepatan benda jatuh bebas, (m/s).

g = gaya grafitasi, (m/s2).

h = ketinggian jatuh benda, ( m).

2.3.4. Momentum dan Impuls

Momentum dan Impuls adalah sebagai satu kesatuan karena momentum

dan Impuls dua besaran yang setara. Dua besaran dikatakan setara seperti

momentum dan Impuls bila memiliki satuan Sistem Internasional (SI) sama atau

juga dimensi sama seperti terlihat pada gambar 2.8.

(26)

Sebuah benda bergerak dikatakan mempunyai momentum yang

dinyatakan dengan hasil kali massa dengan kecepatan benda tersebut. Hal ini

dapat dinyatakan dengan persamaan (2.6).

v

Impuls sebuah gaya konstan adalah hasil kali gaya dengan selang waktu

yang diperlukan, ini dapat dinyatakan dalam persamaan (2.7).

t

2.3.5. Gaya dan Energi Impak

Gaya impak dapat diperoleh dengan mensubstitusi persamaan (2.6) dengan

persamaan (2.7), sehingga besar nilai gaya dapat dinyatakan dengan persamaan

(2.8).

t v m

F = . ... (2.8)

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha/kerja.

Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan

dimusnahkan. Salah satu bentuk energi mekanik adalah energi kinetik dan energi

(27)

gerakan benda. Nilai energi kinetik dapat dihitung dari pergerakan awal benda

dari kecepatan awal (vo) ke kecepatan perubahan benda (v1), yang ditentukan

dengan persamaan (2.9).

Energi potensial (Ep) adalah energi yang dimiliki oleh benda berdasarkan

kedudukan (ketinggian). Besarnya energi potensial dapat dihitung dengan

persamaan (2.10).

Apabila sebuah batang atau plat dibebani sebuah gaya maka akan terjadi

gaya reaksi yang sama dengan yang arah berlawanan. Gaya tersebut akan diterima

sama rata oleh setiap molekul pada bidang penampang batang tersebut. Jadi

tegangan adalah suatu ukuran intensitas pembebanan yang dinyatakan oleh gaya

dan dibagi oleh luas di tempat gaya tersebut bekerja. Tegangan ada

(28)

sudut yang tegak lurus pada bidang ditempat bekerjanya gaya disebut tegangan

langsung. Pada pembebanan tarik akan terjadi tegangan tarik maka pada beban

tekan akan terjadi tegangan tekan. Biasanya dinyatakan dalam bentuk persentasi

atau tidak dengan persentasi. Besarnya tegangan menunjukkan apakah bahan

tersebut mampu menahan perubahan bentuk sebelum patah. Makin besar tegangan

suatu bahan maka bahan itu mudah dibentuk Maka, rumus tegangan dapat dilihat

pada persamaan (2.11).

... (2.11)

Dimana:

σ = Tegangan (N/m2) F = gaya (Newton)

Ao = luas penampang awal (m2)

2.3.7. Regangan

Regangan adalah suatu bentuk tanpa dimensi untuk menyatakan perubahan

bentuk. Biasanya dinyatakan dalam bentuk persentasi atau tidak dengan

persentasi. Besarnya regangan menunjukkan apakah bahan tersebut mampu

menahan perubahan bentuk sebelum patah. Makin besar regangan suatu bahan

maka bahan itu mudah dibentuk Maka, rumus regangan dapat dilihat pada

persamaan (2.12).

ε = ... (2.12)

Dimana:

ε = Regangan

L0 = panjang mula-mula (mm)

Gambar

Gambar 2.1. Komponen Helmet Sepeda
Gambar 2.3. Klasifikasi bahan komposit
Tabel  2.2. Komposisi dan Sifat Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit
Gambar 2.4. Polyester Resin BTN 157-EX
+7

Referensi

Dokumen terkait

Situs web SMA Negeri 1 Cilamaya adalah salah satu web sekolah yang dapat ditemukan di dunia maya internet yang secara khusus ditujukan untuk siswa siswi SMA Negeri 1 Cilamaya dan

Pada aktifitas suatu entitas yang menggunakan Sumber Daya Alam sebagai bahan utama maka perlu dilakukan sebuah pencatatan yang benar karena Kos pada perusahaan Ekstraktif adalah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Seleksi Desa Penerima

[r]

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 509 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR PENERIMA DAN BESARAN PENERIMAAN BANTUAN SOSIAL. NO PENERIMA BANTUAN SOSIAL

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimasud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penghapusan Barang Milik Daerah Berupa

Lahimya organisasi perkumpul- an berbagai suku, seperti long jtoa, long Su- matranm Bond (lSB), long Celebes, long Mi- nalnsa, Ambon Sfudiefonds, long Batak Bonds, long

Komitmen terhadap kompetensi yang sudah dimiliki oleh perusahaan, dengan pertumbuhan usaha yang cepat menjadi menjadi lemah dalam hal perekrutan, pelatihan, dan promosi pegawai