• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap individu

maupun masyarakat, karena lingkungan yang bersih dan sehat menjamin mahluk

hidup yang tinggal dilingkungan tersebut tidak akan mudah terserang penyakit.

Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh

setiap individu, baik masyarakat maupun pemerintah demi tercapainya kualitas

lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam menunjang kelangsungan hidup

manusia.Kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih harus dijaga

kelestariannya agar kesejahteraan dan mutu hidup generasi mendatang lebih

terjamin.

Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 BAB XI

“Tentang Kesehatan Lingkungan” Lingkungan Sehat mencakup : lingkungan

pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum, bebas

dari unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Lingkungan

merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam

menilai kondisi kesehatan masyarakat.

Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu lingkungan dikatakan

kurang sehat dan tidak bersih, salah satunya adalah sampah.Sampah adalah bagian

dari kehidupan sehari-hari dan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan

(2)

masyarakat. Tetapi kerap kali kita mendengar banyak permasalahan yang

ditimbulkan sampah mulai dari proses penanganan sampah yang berasal dari

masyarakat, pengangkutan, sampai pengolahan sampah. Sehingga sampah perlu

ditangani secara serius, karena bila tidak sampah dapat menimbulkan masalah

seperti pencemaran lingkungan, sarang penyakit, kerusakan alam yang

diakibatkan oleh sampah plastik, serta menimbulkan bencana seperti banjir.

Kebersihan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh

pemerintah, dan salah satu caranya adalah mengurangi penyebab kerusakan

lingkungan, contohnya sampah.Secara umum masalah sampah masih dianggap

sebagai masalah sederhana dan kurang mendapat perhatian padahal jika ditelusuri

lebih dalam, masalah sampah tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi

kehidupan manusia, dimana sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,

menimbulkan penyakit, kerusakan alam serta menimbulkan bencana.

Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi telah merubah pola

kehidupan manusia dari yang sebelumnya hidup tradisional kemudian menjadi

hidup modern, dengan berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada

akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah

dewasa ini. Di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik

(rumah tangga), namun hari ini berasal dari sumber industri dan pasar yang makin

meningkat serta sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan

plastik, bebeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik

(3)

Banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan sampah seperti

pencemaran lingkungan sampai kepada terjadinya bencana sehingga menjadikan

sampah tersebut sebagai suatu gangguan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah saat ini untuk memacu kemampuan dalam

mengelola sampah dengan baik dan benar, namun sayang niat pemerintah tersebut

masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah

yang efektif, aman , sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dapat dilihat dari

masih banyaknya kota-kota besar yang belum bisa menangani dan mengelola

masalah persampahan-persampahan di daerahnya, contohnya yang baru-baru ini

menjadi bahan pembicaraan publik karena bermasalah dalam penanganan

pengelolaan sampah yaitu daerah Provinsi DKI Jakarta, dimana tidak adanya TPA

yang dijadikan tempat pemrosesan akhir sampah, sehingga sampah tertumpuk di

TPS dan menyebabkan gangguan-gangguan yang merugikan.

Evaluasi terhadap pengelolaan sampah dibutuhkan untuk dapat

memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan

sampah agar terlaksana pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.Hal ini

menjadi semakin penting untuk direalisasikan karena adanya UU No. 18/2008

tentang Pengelolaan Sampah. Menurut UU No. 18/2008 Tentang Pengelolaan

Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah [Pasal 1

ayat 5]. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

(4)

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan

dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume

sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi

pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang

dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari

masyarakat maupun para pelayan publik yang mengelola kebersihan lingkungan.

Perkembangan penduduk di kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas

dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan

sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya

hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan

keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap

berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau

kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan

kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan..

Medan merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota

Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah

lebih-kurang 26.510 Km2 yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151

Kelurahan, dengan jumlah penduduknya mencapai sekitar 2.135.516 Jiwa tahun

2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 1.543 ton perharinya

(Data BPS Kota Medan, 2013). Timbulan sampah tersebut berasal dari sampah

rumah tangga, sekolah atau lembaga pendidikan, perkantoran, industri, maupun

pusat perdagangan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat

(5)

petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), beda

halnya dengan sampah yang berserakan di jalan, parit, atau tempat-tempat umum

yang membutuhkan jasa-jasa petugas kebersihan untuk menangani masalah

tersebut. Berikut ini tabel Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan dari

Tahun 1997-2012.

Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012,

Data BPS Kota Medan, 2013.

Dari tabel tersebut dijelaskan bagaimana perkembangan volume timbulan

sampah dari tahun ke tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume timbulan

sampah akan meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini dapat disebabkan oleh

kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan yang menunjang tingginya konsumsi

(6)

organik, an-organik, maupun sampah industri. Sehingga dibutuhkan peran serta

lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat untuk

berpartisipasi dalam menjaga serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan

terutama masalah sampah.

Dinas Kebersihan merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah yang

bertugas untuk menangani dan mengelola masalah-masalah kebersihan

lingkungan, Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu badan yang

menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas

kebersihan lingkungan, salah satunya adalah menangani dan mengelola

sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat maupun yang berasal dari

masyarakat sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi masyarakat, dan

masyarakat juga harus untuk membayar retribusi yang dikenakan oleh pemerintah,

sebagai bentuk kewajiban dan bantuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas

kebersihan lingkungan.

Salah satu lembaga pemerintah daerah Kota Medan yang memiliki tugas

dan fungsi dalam menjaga kualitas lingkungan yang bersih dan sehat yaitu Dinas

Kebersihan Kota Medan, dengan demikian peneliti tertarik untuk melihat

bagaimana Peran dan Kinerja Dinas kebersihan Kota Medan dalam meningkatan

kualitas kebersihan lingkungan daerah Kota Medan dalam pengelolaan dan

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

yang dijadikan peneliti untuk memperjelas penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan

Medan Baru?

2. Apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan

penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

3. Bagaimana kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan

penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

4. Apa saja kedala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Kota Medan

dalam penanganan dan pengelolaan sampah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di

Kecamatan Medan Baru,

2. Mengetahui apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam

penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan

Baru,

3. Mengetahui bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan

dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan

(8)

4. Apa saja yang menjadi kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam

pengelolaan dan penanganan sampah di kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat melatih dan

mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah

berdasarkan kajian teori-teori yang diperoleh dari proses perkuliahan.

2. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi

mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pelayanan Publik

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan

Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap

warga negara dan pendududuk atas barang, jasa, atau pelayanan adminsitratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Kumorotomo (2004) pelayanan publik adalah pelayanan yang

disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara

khusus.Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas

(9)

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/2003, pelayanan publik

adalah segala kegiatan pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.Pada hakekatnya, pelayanan publik

adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan

perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.

Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, adapun asas – asas pelayanan publik adalah:

1. Kepentingan Umum, yaitu: Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingn pribadi/golongan.

2. Kepastian Hukum, yaitu: Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.

3. Kesamaan Hak, yaitu: Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu: Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.

5. Keprofesionalan, yaitu: Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.

6. Partisipatif, yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, yaitu: Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.

8. Keterbukaan, yaitu: Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

9. Akuntabilitas, yaitu: Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu: Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan.

11. Ketepatan waktu, yaitu: Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.

(10)

Selain itu, Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

pelayanan publik, pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang

didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk

pelayanan yang dihasilkan, sebagai berikut:

1. Pelayanan Administratif, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,

dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan

menghasilkan produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikasi, izin – izin

rekomendasi, keterangan tertulis, pembayaran pajak, dan lain – lainnya.

Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikasi tanah, pelayanan

IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran/

kematian).

2. Pelayanan Barang, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud

fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung

sebagai unit atau individual atau satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan

tersebut menghasilkan prodk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau

yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi

penerimanya. Contoh pelayanan ini adalah pelayanan listrik, pelayanan air

bersih, pelayanan telepon.

3. Pelayanan Jasa, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya.

(11)

pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi

penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu

tertentu. Contoh jenis pelayanan ini adalah angkutan darat, laut, dan udara,

pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan

pemadaman kebakaran.

Dinas Kebersihan merupakan lembaga atau badan yang bergerak dalam

pelayanan jasa, dimana Dinas Kebersihan menyediakan jasa untuk menjaga,

mengelola dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat agar

terciptanya masyarakat yang hidup sehat dan bersih. Dinas Kebersihan memiliki

beberapa bidang tugas dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik di

bidang lingkungan, yaitu penanganan sampah dan juga tinja.

1.5.2 Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (Undang-Undang No.18/2008). Menurut Notoatmodjo

(2003:166), sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam

suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah

hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.

Berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut

merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah dewasa ini, di

waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik (rumah tangga),

(12)

meningkat. Sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan

plastik, berbeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik

yang mudah dimusnahkan (Riadi, 1989 : 47).

Sampah bila dikelola dengan benar dan tepat maka akanberguna bagi

manusia dan lingkungannya, seperti kompos, daur ulang sampah untuk digunakan

kembali, dan juga menghasilkan barang dari sampah dengan kreativitas yang

bernilai ekonomi. Tetapi apabila tidak ditangani dan dikelola, sampah-sampah

tersebut akan menjadi gangguan dan masalah bagi manusia dan lingkungan

sekitarnya.

1.5.2.1 Jenis-Jenis Sampah

Menurut Gelbert dkk. (1996) sampah dikelompokan berdasarkan asalnya,

sampah padat dapat digolongkan sebagai:

a. Sampah Organik, terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun

b. Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Karakter sampah dapat dikenali sebagai berikut: (1) tingkat produksi

sampah, (2) komposisi dan kandungan sampah, (3) kecenderungan perubahannya

(13)

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta gaya hidup

dari masyarakat.

Menurut Sastrawijaya (2000), berdasarkan sumbernya sampah dapat

digolongkan menjadi

a. Sampah domestik misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sekolah

dsb,

b. Sampah non domestik misalnya sampah pabrik, pertanian, perikanan,

industri dan sebagainya.

1.5.2.2Sumber-Sumber Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah kumpulan sampah yang dihasilkan dari sumber

sampah, .Menurut Gelbert dkk. (1996), sumber-sumber timbulan sampah adalah

sebagai berikut:

a. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

b. Sampah pertanian dan perkebunan, sampah kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang

c. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

(14)

termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis.

e. Sampah rumah sakit merupakan sampah khusus karena sampah tersebut memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya karena merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.

1.5.2. Penanganan dan Pengelolaan Sampah

Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan dua kegiatan yang

berbeda, dimana untuk kegiatan penanganan sampah dimulai dari penyapuan dan

pengumpulan sampah, pewadahan, serta pengangkutan sampah ke TPA (Tempat

Pemrosesan Akhir), sedangkan pengelolaan sampah merupakan kegiatan

pemrosesan akhir sampah baik itu pendaur ulangan sampah, maupun pemusnahan

sampah.

Untuk pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan yang sistematis

dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah

(Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).Dan untuk penanganan sampah adalah

tindakan-tindakan dari pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh

petugas atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan

masyarakat, jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya

sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu.

Penanganan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan

pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan

(15)

pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik,

konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap

terhadap perilaku massa. Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang

sangat mendasar yang meliputi meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan

masyarakat, melindungi sumber daya alam, membangun dan melindungi

fasilitas-fasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis.

Berikut merupakan langkah-langkah umum yang biasa diterapkan oleh

Dinas Kebersihan dalam penanganan sampah dari wadah penampungan awal

sampah hingga berada pada tempat pembuangan akhir (TPA), yaitu :

1. Penyapuan dan pengumpulan sampah, yaitu kegiatan pemindahan

sampah dari wadah sebelumnya ke tempat pembuangan sementara

(TPS) berupa bak sampah yang disediakan pemerintah daerah untuk

penampungan sampah masyarakat sementara.

2. Pewadahan sampah, yaitu kegiatan menampung sampah pada suatu

wadah atau tempat tertentu seperti keranjang sampah, agar sampah

tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar.

3. Pengangkutan sampah, yaitu kegiatan mengangkut sampah yang ada di

TPS maupun yang ada di tempat sampah warga yang bersifat

sementara dengan menggunakan truk sampah untuk di diangkut ke

tempat pembuangan akhir (TPA).

4. Pemrosesan akhir sampah, yaitu proses memusnahkan atau

menyingkiran sampah dengan membakar atau mengubur sampah di

(16)

1.5.2.4 Sistem Pemusnahan/Pembuangan Akhir Sampah (Landfill) di TPA

TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah, yang berfungsi untuk

pemrosesan akhir sampah dengan tujuan untuk mengelola sampah dengan metode

atau sistem yang sudah ditetapkan. Secara garis besar Prof. Dr. Ir. Karden Eddy

Sontang Manik dalam bukunya Pengelolaan Lingkungan Hidup (Hal 69-71) untuk

mengelola sampah atau landfill dibagi menjadi beberapa,yaitu :

1. Pembakaran (Incineration)

Pengelolaan sampah dengan sistem pembakaran adalah

pembuangan sampah di TPA, untuk kemudian dibakar.Pembakaran

sampah tidak dilakukan di tempat terbuka, tetapi di tempat tertutup dengan

mesin dan peralatan yang khusus dirancang untuk pembakaran sampah.

Sistem ini memang lebih praktis, tetapi memerlukan dana besar untuk

pembangunan, operasional, dan pemeliharaan mesin dan peralatan lain.

Walaupun biayanya cukup tinggi, tetapi cara ini cocok untuk kota-kota

besar karena sistem pembakaran tidak memerlukan lahan yang luas, sistem

ini tidak menggangu lingkungan, seperti sumber bau, tetapi dapat

mengakibatkan meningkatkan pencemaran udara berupa buangan asap dari

mesin pembakar.

2. Open Dumping (Penumpukan terbuka)

Open Dumping (Penumpukan terbuka) adalah sistem pembuangan

sampah dengan penumpukan diatas tanah terbuka. Dengan cara ini, TPA

memerlukan tanah yang luas dan sampah ditumpuk begitu saja, tanpa

(17)

sudah jarang dilakukan karena masyarakat sekitarnya sangat terganggu.

Cara ini berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa sumber penyakit,

tempat binatang bersarang, sampah berserakan terbawa aliran permukaan

atau masuk ke perairan umum, dan menimbulkan bau.

3. Controlled/Sanitary Landfill (Penimbunan Berlapis)

Sanitary Landfill adalah metode pembuangan sampah di TPA yang

diikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah.Sampah ditimbun secara

berlapis sehingga tidak ada sampah yang terlihat di permukaan tanah.

Keuntungan dari sistem ini, antara lain sampah tidak berserakan, tidak

menimbulkan bau, tidak menjadi sumber penyakit.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989) konsep adalah istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti

diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirinnya dengan menggunakan satu

istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya.

Sedangkan Siagian (2011) menjelaskan bahwa definisi konsep adalah

pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian,

Oleh karena itu, konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini,

(18)

1. Peranan merupakan segala perbuatan dari seseorang atau suatu

badan/lembaga yang mengacu pada suatu tugas atau tanggung jawab

tertentu. Sedangkan kinerja merupakan perbandingan antara

pencapaian hasil kerja dengan standar kerja yang telah ditentukan.

2. Pelayanan publik merupakan suatu pelayanan bagi masyarakat sebagai

tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditunjukkan untuk

kepentingan masyarakat.

3. DinasKebersihan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh

pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

memiliki tugas untuk mengelola, menjaga , dan meningkatkan kualitas

kebersihan lingkungan. Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan

badan yang bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola kualitas

lingkungan daerah Kota Medan.

4. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

sampah. penanganan sampah adalah tindakan-tindakan dari

pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh petugas

atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan,

jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya

(19)

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan penelitian yang diterapkan oleh peneliti

adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi

konsep dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai daerah penelitian

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak

Gambar

Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012,

Referensi

Dokumen terkait

Rincian tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang  merupakan  tugas  pokok   yang  dilakukan  oleh   pemegang  jabatan 

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang.

- Tanda ** : nilai diisi sesuai dengan baku mutu air limbah yang berlaku (baku mutu Peraturan Menteri ini dan/atau baku mutu daerah yang tidak bertentangan

Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat akan menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan dan Akreditasi Jurnal

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Enita di RSUD Sragen dengan jumlah 60 responden didapatkan hasil bahwa sistem penghargaan

RINGKASAN AND1

• Alueelle voidaan asemakaavassa osoittaa paljon tilaa vaativan erikoistavaran kaupan myymälätilojen lisäksi muun erikoiskaupan myymälätiloja yhteensä enintään

[r]