• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KEKURANGAN ENERGI

KEKURANGAN ENERGI

PROTEIN (KEP)

PROTEIN (KEP)

Sukma Sahadewa, dr.,SH., M.Kes., CHt.

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Status gizi dan perkembangan psikososial

Status gizi dan perkembangan psikososial

anak merupakan salah satu indikator status

anak merupakan salah satu indikator status

kesehatan bangsa menuju Indonesia Sehat

kesehatan bangsa menuju Indonesia Sehat

2010 dengan meningkatkan upaya

2010 dengan meningkatkan upaya

kesehatan yang proaktif

kesehatan yang proaktif

Angka kejadian KEP yang selalu ada dan

Angka kejadian KEP yang selalu ada dan

merupakan penyebab kematian anak

merupakan penyebab kematian anak

bahkan membutuhkan upaya pencegahan

bahkan membutuhkan upaya pencegahan

dan penanggulangan yang tidak mudah

(3)

DEFINISI

DEFINISI

Kekurangan Energi Protein ( KEP ) adalah seseorang yang Kekurangan Energi Protein ( KEP ) adalah seseorang yang

kurang gizi yang di sebabkan oleh rendahnya konsumsi

kurang gizi yang di sebabkan oleh rendahnya konsumsi

energi dan protein dalam makanan sehari – hari dan atau

energi dan protein dalam makanan sehari – hari dan atau

gangguan penyakit tertentu

gangguan penyakit tertentu

 Pengertian: Suatu penyakit / kondisi klinis yang disebabkan oleh defisiensi energi dan protein, dan sering disertai

defisiensi nutrien yang lain

 Ada beberapa istilah yang digunakan untuk KEP menurut Ada beberapa istilah yang digunakan untuk KEP menurut

penyebabnya adapun i

penyebabnya adapun istilah – istilah tersebut adalah :stilah – istilah tersebut adalah :

(4)

FAKTOR-FAKTOR

FAKTOR-FAKTOR

Faktor Internal

Faktor Internal

1.

1.

Fisik

Fisik

2.

2.

Psikis

Psikis

Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

1.

1.

Sosial

Sosial

2.

2.

Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk

3.

3.

Kemiskinan

Kemiskinan

4.

4.

Fisiologis

Fisiologis

5.

(5)

Faktor Internal

Faktor Internal

1. Fisik

1. Fisik

a. Makanan yang tidak seimbang

a. Makanan yang tidak seimbang

b. Infeksi

b. Infeksi

2. Psikis

2. Psikis

a.

a.

Stres

Stres

b.

(6)

a. Makanan yang tidak seimbang

a. Makanan yang tidak seimbang

Makanan yang kurang

seimbang (komposisi,jumlah)

Pemenuhan kebutuhan energi tubuh berkurang

Peningkatan metabolisme dari lemak dan protein untuk

membantu menyediakan energi

Penurunan fungsi sistem tubuh (imunitas )

(7)
(8)

b. Infeksi

b. Infeksi

Infeksi

Pengaktifan sistem imunitas tubuh

Meningkatkan metabolisme protein sebagai bahan dasar pembentukan sel

KEP

Penurunan kualitas fungsi sistem imunitas

(9)

a. Stres

a. Stres

Stres psikis

Mengaktifkan sistem tubuh LAS dan GAS

Peningkatan metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein untuk membantu menyediakan energi

Asupan makanan yang kurang seimbang

Pemenuhan kebutuhan energi tubuh berkurang

(10)

b. Konsep diri

b. Konsep diri

Gangguan konsep diri

Kecemasan

Merangsang peningkatan kerja sistem saraf

Penurunan nafsu makan

Penurunan asupan makanan

Peningkatan metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein untuk membantu menyediakan energi

Pemenuhan kebutuhan energi tubuh berkurang

KEP

(11)

Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

1. Sosial

1. Sosial

Pantangan menggunakan bahan makanan

Pantangan menggunakan bahan makanan

tertentu

tertentu

Perceraian

Perceraian

Poligami

Poligami

(12)

lanjutan

lanjutan

2. Kepadatan penduduk

2. Kepadatan penduduk

Proses perpindahan penduduk dari desa ke

Proses perpindahan penduduk dari desa ke

kota untuk mencari nafkah

kota untuk mencari nafkah

(13)

lanjutan

lanjutan

3. Kemiskinan

3. Kemiskinan

Penghasilan yang rendah

Penghasilan yang rendah

Ketidak mampuan untuk menanam bahan

Ketidak mampuan untuk menanam bahan

makanan sendiri

makanan sendiri

Timbulnya penyakit infeksi karena

Timbulnya penyakit infeksi karena

kepadatan tempat tinggal

(14)

lanjutan

lanjutan

4. Fisiologis

4. Fisiologis

(15)

lanjutan

lanjutan

5. Pengolahan makanan

5. Pengolahan makanan

Nilai gizi bahan makanan dipengaruhi oleh

Nilai gizi bahan makanan dipengaruhi oleh

tiap perlakuan mulai saat panen sampai di

tiap perlakuan mulai saat panen sampai di

konsumsi

(16)

DAMPAK

DAMPAK

 Terganggunya tumbuh kembang anakTerganggunya tumbuh kembang anak

 Terjadinya gangguan pada sistem integumenTerjadinya gangguan pada sistem integumen

 Penurunan fungsi mobilitas dan aktivitasnyaPenurunan fungsi mobilitas dan aktivitasnya

 Gangguan fungsi mentalGangguan fungsi mental

 Penurunan kemampuan tubuh dalam pengaturan Penurunan kemampuan tubuh dalam pengaturan

kebutuhan thermoregulasi

kebutuhan thermoregulasi

 Penurunan kemampuan kerja dari enzim-enzim tubuhPenurunan kemampuan kerja dari enzim-enzim tubuh

 Penurunan fungsi hati dalam mensintesis proteinPenurunan fungsi hati dalam mensintesis protein

 Penurunan daya imunitas tubuhPenurunan daya imunitas tubuh

(17)

DISTRIBUSI KEP

DISTRIBUSI KEP

 Distribusi Per Kelompok UmurDistribusi Per Kelompok Umur

Usia rawan KEP

Usia rawan KEP  Balita, terutama yang berusia 12-23 Balita, terutama yang berusia 12-23 bulan.

bulan.

hal tersebut disebabkan karena

hal tersebut disebabkan karena jumlah makanan yang jumlah makanan yang dikonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu

dikonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu

banyak bermain, dan keengganan terhadap beberapa

banyak bermain, dan keengganan terhadap beberapa

makanan yang asing dan mulai lebih banyak

makanan yang asing dan mulai lebih banyak

bersosialisasi dengan lingkungannya, mereka akan lebih

bersosialisasi dengan lingkungannya, mereka akan lebih

sering kontak dengan orang-orang di sekitarnya

sering kontak dengan orang-orang di sekitarnya

sehingga memudahkan untuk terkena penyakit infeksi

sehingga memudahkan untuk terkena penyakit infeksi

terutama bagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya

terutama bagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya

lemah.

(18)

 Distribusi Per Kondisi GeografisDistribusi Per Kondisi Geografis

Penderita KEP di pedesaan > penderita KEP di perkotaan

Penderita KEP di pedesaan > penderita KEP di perkotaan

hal tersebut di sebabkan kondisi geografis pedesaan

hal tersebut di sebabkan kondisi geografis pedesaan

yang terpencil, kurangnya sarana prasarana, tidak

yang terpencil, kurangnya sarana prasarana, tidak

meratanya pendistribusian pangan, daerah tandus,

meratanya pendistribusian pangan, daerah tandus,

Ketidak terjangkauan pelayanan kesehatan, minimnya

Ketidak terjangkauan pelayanan kesehatan, minimnya

tenaga kesehatan, kurangnya pendidikan dan

tenaga kesehatan, kurangnya pendidikan dan

pengetahuan masyarakat

(19)

 Distribusi Per Makanan PokokDistribusi Per Makanan Pokok

Bila pola konsumsi yang diberikan tidak sesuai dengan Bila pola konsumsi yang diberikan tidak sesuai dengan

kebutuhan gizi anak akan

kebutuhan gizi anak akan mengganggu status gizi anak mengganggu status gizi anak mereka

Pola makan dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan Pola makan dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan pola belanja ibu, dimana ibu merupakan penentu pola belanja ibu, dimana ibu merupakan penentu kebijakan tentang kualitas dan kuantitas dari jenis kebijakan tentang kualitas dan kuantitas dari jenis

(20)

 Distribusi Per Kondisi EkonomiDistribusi Per Kondisi Ekonomi

Golongan ekonomi rendah lebih rawan menderita KEP

Golongan ekonomi rendah lebih rawan menderita KEP

dibanding dengan golongan ekonomi tinggi.

dibanding dengan golongan ekonomi tinggi.

kondisi ekonomi

kondisi ekonomi merupakan faktor yang paling menentukan merupakan faktor yang paling menentukan pola makan serta kualitas dan kuantitas makanan seperti

pola makan serta kualitas dan kuantitas makanan seperti

apa yang akan dibeli

apa yang akan dibeli. .

Apabila tingkat

Apabila tingkat ppendapatan suatu keluarga itu rendah akan endapatan suatu keluarga itu rendah akan mengakibatkan lemahnya daya beli mereka, sehingga

mengakibatkan lemahnya daya beli mereka, sehingga

mereka tidak memungkinkan untuk mengatasi kebiasaan

mereka tidak memungkinkan untuk mengatasi kebiasaan

makan dan cara-cara tertentu yang menghalangi pe

makan dan cara-cara tertentu yang menghalangi perrbaikan baikan gizi yang efektif terutama untuk anak-anak mereka

(21)

Klasifiasi KEP

Klasifiasi KEP

Menurut Gomez (1956)

Menurut Gomez (1956)

Menurut Jellife (1966)

Menurut Jellife (1966)

Menurut Bengoa (1970)

Menurut Bengoa (1970)

Menurut Wellcome (1970)

Menurut Wellcome (1970)

Menurut Waterlow (1973)

Menurut Waterlow (1973)

Menurut Departemen Kesehatan

Menurut Departemen Kesehatan

RI (2000)

RI (2000)

(22)

Menurut Gomez (1956)

Menurut Gomez (1956)

Derajat KEP

Derajat KEP

Berat badan/

Berat badan/

(23)

Menurut Jellife (1966)

Menurut Jellife (1966)

Kategori

Kategori

Berat badan/ usia

Berat badan/ usia

(24)

Menurut Bengoa (1970)

Menurut Bengoa (1970)

Kategori

Kategori

Berat badan/ usia

Berat badan/ usia

KEP I

Semua penderita

Semua penderita

dengan edema

(25)

Menurut Wellcome (1970)

Menurut Wellcome (1970)

Tanda

Tanda

yang ada

yang ada

% Berat

% Berat

baku

baku

edema

edema

Defisit

BB/TB

Defisit

BB/TB

(26)

Menurut Waterlow (1973)

Menurut Waterlow (1973)

Derajat

Derajat

kependekan

kependekan

Derajat kekurusan (BB/ TB)

Derajat kekurusan (BB/ TB)

Persen (derajat)

Persen (derajat)

BB/ U

> 90%(derajat 0)

> 90%(derajat 0)

95-90%(derajat 1)

(27)

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000)

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000)

indeks

indeks Simpangan bakuSimpangan baku Status giziStatus gizi

Berat badan

Berat badan

terhadap usia

Tinggi badan

Tinggi badan

terhadap usia

Berat badan

Berat badan

terhadap tinggi

terhadap tinggi

badan (BB/ TB)

badan (BB/ TB)

(28)

MENURUT LOKAKARYA

MENURUT LOKAKARYA

ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI

KATEG

ORI

BB/U

TB/U

LLA/U

BB/TB LLA/TB

Gizi

Baik

100-80 100-95 100-85 100-90 100-85

Gizi

kurang

<80-60 <95-85 <85-70 <90-70 <85-75

Gizi

(29)

(Body Mass Index/ BMI).

(Body Mass Index/ BMI).

BMI

BMI

22

Derajat KEP

Derajat KEP

(30)
(31)

PENILAIAN KEP

SECARA LANGSUNG SECARA TIDAK LANGSUNG

1. ANTROPOMETRI 2. BIOKIMIA

3. KLINIS 4. BIOFISIK 5. DIETETIK

(32)

1. ANTROPOMETRIK GIZI

• TEBAL LEMAK

Menunjukkan keadaan gizi (gizi

kurang) akibat kekurangan energi

dan protein yang diderita dimasa

lampau

Menunjukkan keadaan gizi (gizi kurang) akibat kekurangan energi dan

protein yang diderita sekarang atau pada

(33)

Antropometri digunakan untuk melihat

Antropometri digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh

seperti lemak,otot dan jumlah air pada tubuh.

seperti lemak,otot dan jumlah air pada tubuh.

BB/U, TB/U, LLA/U, BB/TB, LLA/TB

• LLA/U adalah indikator yang baik untuk menilai KEP berat

(34)

ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI

STATUS

STATUS

GIZI

GIZI

Ambang batas baku untuk keadaan gizi

Ambang batas baku untuk keadaan gizi

berdasarkan indeks

berdasarkan indeks

BB/U

BB/U

TB/U

TB/U

BB/TB

BB/TB

LLA/U

LLA/U

LLA/TB

LLA/TB

BAIK

BAIK

> 80%

> 80%

> 85%

> 85%

> 90%

> 90%

> 85%

> 85%

> 85%

> 85%

SEDANG

SEDANG 61-80%61-80% 71-85%71-85% 81-90%81-90% 71-85%71-85% 76-85%76-85%

KURANG

(35)

2. BIOKIMIA

2. BIOKIMIA

(36)

PARAMETER BIOKIMIA

PARAMETER BIOKIMIA

* Kadar Albumin

* Kadar Albumin

Nilai Prealbumin μg/dl Status Gizi Baik *) 23.8 +/- 0.9 23.8 +/- 0.9

Keterangan : * ) menurut klasifikasi WaterlowKeterangan : * ) menurut klasifikasi Waterlow

(37)

Kadar serum protein dan

Kadar serum protein dan

albumin

albumin

No Senyawa&satuan Umur(th) Kurang Margin Cukup 1 Serum Albumin (gr/

100ml) <11-5 -- <2,5<3,0 2,5+3,0+ 6-16 - <3,5 3,5+ 16+ <2,8 2,8-3,4 3,5+ Wanita hamil <3,0 3,0-3,4 3,5+ 2 Serum protein

(38)

3. KLINIS

3. KLINIS

a. Marasmus

• anak tampak sangat kurus • wajah seperti orang tua. • cengeng dan rewel

• kulit keriput jaringan lemak subkutis sedikit • sering disertai diare kronik/konstipasi,

serta penyakit kronis.

(39)

b. Kwashiorkor

b. Kwashiorkor

 oedema t.u pd kaki (dorsum pedis)oedema t.u pd kaki (dorsum pedis)

 wajah membulat dan sembab.wajah membulat dan sembab.

 otot mengecil, t.u pada posisi berdiri&duduk, otot mengecil, t.u pada posisi berdiri&duduk,

anak berbaring terus menerus.

anak berbaring terus menerus.

 perubahan mentalperubahan mental

 anoreksia anoreksia

 pembesaran hatipembesaran hati

• Infeksi, anemia, dan diare

• rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

• gangguan kulit berupa bercak merah meluas dan

berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement

dermatosis)

(40)

c. Marasmus-kwashiorkor

c. Marasmus-kwashiorkor

 gejala gabungan dari tanda-tanda gejala gabungan dari tanda-tanda

(41)

4. BIOFISIK

4. BIOFISIK

TES SITOLOGI (CYTOLOGICAL TEST

)

(42)

Tes fungsi fisik

Tes fungsi fisik

Pengukuran pada ketajaman penglihatan,

Pengukuran pada ketajaman penglihatan,

paling sering dilakukan pada kasus

paling sering dilakukan pada kasus

kekurangan Vit A

kekurangan Vit A

Tes Sitologi

Tes Sitologi

Pengukuran dilakukan pada kasus dengan

Pengukuran dilakukan pada kasus dengan

KEP berat, dengan melihat noda pada epitel

KEP berat, dengan melihat noda pada epitel

mukosa oral dimana apabila terjadi

mukosa oral dimana apabila terjadi

peningkatan dinyatakan positif KEP

(43)

5. DIETETIK

5. DIETETIK

Metode pengukuran dietetik

meliputi 3 hal yaitu:

(44)

6. Radiologi

6. Radiologi

Jenis Penyakit

Jenis Penyakit Tanda-tanda khasTanda-tanda khas

Riketsia

Riketsia Pelebaran tulang lengan dan tulang Pelebaran tulang lengan dan tulang

pinggul

pinggul

Osteomalasia

Osteomalasia Kelainan bentuk tulang dan Kelainan bentuk tulang dan

merapuhnya tulang,khususnya

merapuhnya tulang,khususnya

tl.pinggul

tl.pinggul

Sariawan

Sariawan

Beri-beri

Beri-beri Pembesaran jantungPembesaran jantung

fluorosis

fluorosis Peningkatan pengerasan tulang, Peningkatan pengerasan tulang,

pengapuran, perubahan bentuk

pengapuran, perubahan bentuk

tulang belakang.

(45)

Dalam menentukan KEP yang digunakan adalah metode pengukuran Individu:

Dalam menentukan KEP yang digunakan adalah metode pengukuran Individu:

1.

1.KuantitatifKuantitatif

24 hours recall method24 hours recall method

 repeated 24 hours recall methodrepeated 24 hours recall method

 estimated food recordestimated food record

Weighted food recordWeighted food record

2. Kualitatif

• dietary history

(46)

METABOLISME

PADA

(47)
(48)

Makanan masuk

melalui mulut (INGESTION)

Pencernaan (DIGESTION)

Penyerapan (ABSORPION)

Metabolisme (METABOLISM)

Penggunaan oleh tubuh (DIGESTION)

Pembuangan sisa makan yang tidak dipergunakan oleh

tubuh (DIGESTION)

(49)

PROSES METABOLISME KEP

METABOLISME DALAM TUBUH

KARBOHIDRAT LEMAK PROTEIN VITAMIN MINERAL KH (-) L (-) P (-) VIT (-) MNR (-)

Sbg transformator KH,L dan P yg tidak sempurna

Anaerobic Aerobic

Gliserol As.lemak

Metabolisme

(50)
(51)

SIKLUS Creb’s

(52)

Pencegahan dan Penanggulangan

Pencegahan dan Penanggulangan

KEP (Keiurangan Energi & Protein)

(53)

Penanggulangan KEP

Penanggulangan KEP

(Kekurangan Energi dan Protein)

(Kekurangan Energi dan Protein)

(54)

Penanggulangan taraf makro ;

Penanggulangan taraf makro ;

1. Perbaikan Ekonomi Negara

1. Perbaikan Ekonomi Negara

2. Peningkatan Pendidikan gizi

2. Peningkatan Pendidikan gizi

3. Peningkatan Produksi Makanan

3. Peningkatan Produksi Makanan

4. Peningkatan Hygiene lingkungan

4. Peningkatan Hygiene lingkungan

5. Memgatur Keluarga Berencana

(55)

Penanggulangan taraf mikro ;

Penanggulangan taraf mikro ;

1. Pengetahuan Ilmu Kesejahteraan Keluarga

1. Pengetahuan Ilmu Kesejahteraan Keluarga

2. Peningkatan penghasilan keluarga

2. Peningkatan penghasilan keluarga

3. Penambahan persediaan bahan makanan

3. Penambahan persediaan bahan makanan

keluarga.

keluarga.

4. Pengaturan distribusi makanan menurut

4. Pengaturan distribusi makanan menurut

kebutuhan fisik akan zat gizi anggota

kebutuhan fisik akan zat gizi anggota

keluarga.

keluarga.

5. Keterampilan menanggulangi penderita KEP

(56)

1. Memberikan ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.

2. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.

3. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat, dengan rincian kebutuhan gizi sebagai berikut

(57)

4. Pemantauan dan Evaluasi Diet

Timbang BB

Hituing kenaikan BB dalam gr/kg BB/mg

Bila kenaikan BB < 50 gr/kg BB/mg Bila kenaikan BB => 50 gr/kg BB/mg

Kurang Berhasil Baik

Infeksi Pemenuhan Zat gizi kurang PsikologisMasalah Teruskan pemberian makanan~jadwal

Asupan zat gizi kurang Ada gangguan saluran pencernaan

Tindakan :

Modifikasi diet~selera

Tindakan :

(58)

5. Penyuluhan Gizi

• Gunakan leaflet yang berisi jumlah, jenis dan frekuensi/jadwal pemberian makanan

• Berikan contoh menu

• Promosikan ASi bagi anak kurang 2 tahun • Perhatikan riwayat gizi

• Pertimbangkan sosial ekonomi

(59)

6. Tindak lanjut

• Merujuk ke PKM/RS

(60)

Pencegahan KEP

Pencegahan KEP

 Oleh Orang TuaOleh Orang Tua

– Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara

teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat

teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat

badannnya

badannnya

– Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0 - 24 bulan Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0 - 24 bulan – Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2

tahun\Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi

tahun\Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi

kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan

kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan

– Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota

keluarga lainnya

keluarga lainnya

– Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader

bila balita mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan

(61)

Pencegahan KEP

Pencegahan KEP

 Oleh PemerintahOleh Pemerintah

–Menjamin ketersediaan panganMenjamin ketersediaan pangan

–Meningkatkan daya beli masyarakatMeningkatkan daya beli masyarakat

–Meningkatkan mutu pendidikan gizi dan kesehatan dalam Meningkatkan mutu pendidikan gizi dan kesehatan dalam

masyarakatkesehatan.

(62)

Penanggulangan KEP

Penanggulangan KEP

 Upaya LangsungUpaya Langsung

– pelayanan dasar gizi, pelayanan dasar gizi, – kesehatan kesehatan

pendidikan. pendidikan.

 Upaya tidak langsung Upaya tidak langsung

– Jaminan ketahanan pangan (food security) Jaminan ketahanan pangan (food security)

– Memperluas kesempatan kerja Memperluas kesempatan kerja daya beli meningkatdaya beli meningkat

– Membangun dan mengembangkan industri kecil dan Membangun dan mengembangkan industri kecil dan

menengah

menengah  meningkatkan pendapatan meningkatkan pendapatan

(63)

Terima kasih atas

Referensi

Dokumen terkait

“Walaupun di dalam file tidak ditemukan data yang sangat sensitif seperti detail kartu kredit, tapi dengan beberapa data pribadi yang ada, maka bagi pelaku penjahat dunia maya

Proses output dalam sistem pengadaan dyestuff dan bahan pembantu pada kain oxford ini adalah berupa hasil laporan stok gudang chemical selama satu bulan yang dibuat oleh

Tidak menutup kemungkinan pada 2012, PSAK baru dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh (stakeholder, pendidikan, sosial dan aspek-aspek lainnya) akan menjadi

Sedangkan penggunaan pupuk organik, perbandingan kandungan antara pupuk organik dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan panjang batang utama dan jumlah daun seperti

- ASEAN menjalankan peran sebagai Organisasi Regional memfasilitasi komunikasi antar pemerintah dengan ASEAN terkait MRA sebagai kebijakan yang kuat dibandingkan bilateral

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca

Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran yang telah diberikan oleh guru pelajaran bahasa indonesia, oleh karena itu perlu

Karena peneliti ingin mengetahui tingkat kepatuhan membayar pajak di daerah tempat tinggalnya dengan empat variabel independen yang mungkin mempengaruhi, yaitu