1044
Tema 5
: kewirausahaan, koperasi dan UMKM”
MODEL OPTIMALISASI PERAN TAX CENTRE UNSOED SEBAGAI
KONSULTAN PAJAK UNTUK USAHA KECIL MIKRO DAN
MENENGAH
Oleh
Yudha Aryo Sudibyo; Ratno Purnomo; Icuk Rangga Bawono
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNSOED
Email: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan model peran Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman sebagai konsultan pajak UMKM. Tujuan pertama yaitu: mengidentifikasi dan memetakan permasalahan UMKM berkaitan dengan perpajakan. Kedua, mengidentifikasi dan memetakan peran yang dapat dilakukan oleh Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman sebagai konsultan pajak UMKM. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif karena berkaitan dengan identifikasi masalah dan peran yang bisa dilakukan oleh Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman. Oleh karena itu, wawancara mendalam dan focus group discussion
digunakan untuk memperoleh data yang komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terpetakan bermacam-macam permasalahan perpajakan yang dialami oleh UMKM. Permasalahan perpajakan UMKM tersebut adalah (1) Rumitnya aturan pajak; (2) Rendahnya pengetahuan perpajakan; (3) Ketidakpahaman terkait manfaat pembayaran pajak; (4) Teknis pembayaran pajak; (5) Pembukuan keuangan; (6) Komunikasi dengan aparat pajak.
Kata kunci: UMKM, Konsultan Pajak, Tax Centre Unsoed.
ABSTRACT
The main purpose of this research is to develop the role model of Tax Center Universitas Jenderal Soedirman as a tax consultant of Small Medium Enterprises (SMEs). The first research objective is to identify and to describe the difficulties faced by SMEs related to taxation issues. Second, to identify the role that can be done by the Tax Center of Universitas Jenderal Soedirman as a tax consultant of SMEs. The research method is a qualitative approach because it is related to the identification of the problem and the role that can be done by the Tax Center of Universitas Jenderal Soedirman. Therefore, in-depth interviews and focus group discussions are used to obtain comprehensive data. The results showed that various taxation problems experienced by UMKM. The problems of taxation of SMEs are (1) Complicated tax rules; (2) The low knowledge of taxation; (3) Inconsistencies regarding the benefits of tax payment; (4) Technical tax payments; (5) How to make a Financial Statement; (6) Communication with the tax authorities.
Keywords: SMEs, Tax Consultant, Tax Centre Unsoed.
PENDAHULUAN
Perubahan dan pembaruan terhadap aturan perpajakan dilakukan oleh Direktorat Jenderal
1045
mengadaptasi kondisi dan keadaan yang ada di masyarakat. Sehingga pajak menjadi adaptif,
memudahkan dan mencapai sasaran yang hendak dicapai. Perubahan tersebut seringkali belum
diimbangi dengan pemberitahuan dan sosialisasi pada semua kalangan terutama kalangan
akademisi. Hal ini menyebabkan akademisi akan mengalami kesulitan dalam melakukan transfer
pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat umum khususnya pengusaha kecil dan menengah
(UMKM).
Tax Centre Unsoed memiliki kegiatan yang meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat khususnya berkaitan dengan perpajakan. Tujuan utama Tax Centre
bersama-sama dengan pengelola pajak seperti Kanwil Pajak atau KPP Pratama adalah untuk meningkatkan
penerimaan pajak khususnya di daerah Banyumas dan sekitarnya. Penelitian yang dilakukan
diarahkan agar dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, baik bagi wajib pajak
umum maupun pengusaha UMKM. Beberapa penelitian telah dilakukan antara lain berkaitan
dengan peningkatan kompetensi dan kapabilitas mahasiswa sebagai agen pajak (2015), peningkatan
kesadaran pajak bagi UMKM di Banyumas (2016), dan pengaruh publikasi penegakan hukum
terhadap kepatuhan wajib pajak (2015).
Salah satu permasalahan utama UMKM adalah kendala modal yang menjadi penghambat
berkembangnya usaha. Padahal, potensi pengembangan dan peningkatan kapasitas UMKM sangat
besar. Salah satu penyebab munculnya kendala permodalan UMKM adalah sulitnya mendapatkan
bantuan dana dari lembaga keuangan karena pengusaha belum memiliki tata kelola keuangan yang
baik sehingga dianggap tidak kredibel. Tata kelola keuangan yang baik tidak hanya sekedar
mengatur penerimaan dan pengeluaran usaha tetapi juga bagaimana UMKM mengelola pajaknya
sehingga berkontribusi terhadap penerimaan pajak daerah. Apabila UMKM mampu mengelola
pajak usahanya, maka secara otomatis UMKM tersebut telah memiliki kemampuan dalam
pengelolaan keuangan secara umum sehingga meningkatkan kredibilitas UMKM dimata lembaga
keuangan.
Berdasarkan permasalahan di atas, UMKM memerlukan pendamping dalam pengelolaan
keuangan khususnya berkaitan dengan perpajakan. Salah satu entitas di perguruan tinggi yang
dapat menangani masalah tersebut dan dapat memberikan pendampingan adalah Tax Centre
Unsoed yang memang fokus pada kegiatan penelitian, pengajaran dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya berkaitan dengan masalah perpajakan. Namun demikian, selama ini kegiatan
Tax Centre Unsoed masih bersifat umum dan belum menyentuh UMKM, padahal road map
penelitian Tax Centre Unsoed bermuaran pada peran perguruan tinggi dalam meningkatkan
penerimaan pajak daerah. Kompetensi yang dimiliki akademisi di Tax Centre Unsoed juga baru
sebatar peneliti dan pengajar dan belum pada tingkat konsultan pajak. Oleh karena itu, diperlukan
pengkajian untuk membangun model peran Tax Centre Unsoed sebagai pendamping pajak UMKM
1046
Centre sebagai konsultan pajak sehingga dapat lebih berperan dan memberikan kontribusi
pendampingan kepada UMKM.
METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mixed-method yaitu
memadukan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan data secara mendalam karena berkaitan dengan identifikasi masalah
perpajakan UMKM dan peran konsultasi Tax Centre yang bisa dijalankan. Pendekatan kuantitatif
bertujuan agar model yang dibangun dapat terdukung secara empiris.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di daerah Banyumas untuk melakukan identifikasi permasalahan
perpajakan UMKM dan peran Tax Centre Unsoed sebagai konsultan pajak. Penelitian juga akan
dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, KPP Pratama
Purwokerto, dan Universitas Jenderal Soedirman untuk mengidentifikasi peran konsultan yang
bisa dilakukan oleh Tax Centre.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara untuk mendapatkan data yang
lengkap dan mendalam. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang
permasalahan pajak terhadap key person dalam pengelolaan pajak dan pakar perpajakan. Focus
group discussion (FGD) dilakukan untuk membahas dan memfokuskan berbagai masalah
perpajakan yang dialami oleh pengusaha UMKM. Focus group discussion melibatkan pengelola
pajak (Kanwil DJP Jateng II/KPP Pratama Purwokerto), akademisi, dan wajib pajak UMKM.
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data berkenaan dengan kebijakan yang
dikeluarkan, laporan-laporan perpajakan, dan berbagai informasi tentang masalah perpajakan.
3. Teknik Analisis Data
Beberapa teknik analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari
wawancara dan focus group discussion. Analisis isi (content analysis) digunakan untuk
mengolah data yang diperoleh dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
pengambilan kesimpulan. Agar lebih sistematis, penyajian data dibuat dengan menggunakan
matrik masalah sehingga dapat memetakan permasalahan dan solusi sehingga mempermudah
identifikasi. Matrik tersebut juga digunakan untuk mengelompokan masalah-masalah sehingga
dapat mempermudah fokus pembahasan dan solusi yang ditawarkan menjadi terarah sesuai
dengan permasalahan. Matrik tersebut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi peran yang
dapat dijalankan oleh Tax Centre Unsoed sebagai konsultan pajak UMKM untuk menangani
1047
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil Focus Discussion Group (FGD) yang dilaksanakan pada tanggal 11
Juli 2017 bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman dan
wawancara secara mendalam dengan para pelaku UMKM yang menjadi unggulan Kabupaten
Banyumas, seperti UMKM Batik, UMKM Rajutan, UMKM Sepatu, UMKM Makanan, UMKM
Kerajinan Bambu, UMKM Jamu dan Bumbu, UMKM Keset, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan perpajakan dan rendahnya kontribusi pajak UMKM di Kabupaten Banyumas, secara
umum permasalahan tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Masalah Rumitnya Aturan Pajak
Rumitnya aturan pajak disebabkan banyak sekali aturan yang mengatur tentang pembayaran
pajak, baik dari segi tarif pajak, dasar pengenaan pajak, kondisi-kondisi khusus yg
dikecualikan dari kewajiban perpajakan, jenis-jenis pajak, pengukuhan pengusaha kena pajak
dan sanksi-sanksi yang diberlakukan dalam perpajakan. Tarif pajak ada banyak macamnya
tergantung dari bentuk badan usaha dan jenis transaksinya, hal ini membuat para pelaku usaha
kesulitan dalam mempelajari aturan pajak. Dasar pengenaan pajak merupakan dasar yang
digunakan sebagai dasar dalam menentukan berapa penghasilan yang dikenakan pajak.
Sedangkan dasar pengenaan pajak tidak sama pada semua jenis pajak, misal apakah dasar
pengenaan pajak adalah total harga beli ataukah harga sebli setelah dikurangi pajak
pertambahan nilai. Pengukuhan pengusaha kena pajak merupakan badan usaha yang telah
mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pelaku usaha masih merasa bingung apakah
mereka wajib mendaftarkan usahanya supaya mendapatkan NPWP Badan ataukah mereka
cukup menggunakan NPWP Wajib Pajak Pribadi yang selama ini beberapa dari mereka sudah
miliki. Sanksi-sanksi yang diberlakukan pada dunia perpajakan kurang dapat dipahami oleh
para pelaku usaha sehingga penerapan sanksi masih belum optimal.
2. Masalah Rendahnya Pengetahuan Pajak Pengusaha UMKM
Rendahnya pengetahuan terkait pengetahuan pajak akan mempengaruhi kepatuhan terhadap
pembayaran pajak. Masih banyak dari para pelaku usaha di Kabupaten Banyumas yang
pengetahuan pajaknya masih kurang seperti halnya pengetahuan tentang tata cara
pembayaran pajak, pelaporan pajak dan sanksi pajak. Beberapa dari para pelaku usaha
mengatakan bahwa mereka belum melakukan pembayaran pajak karena merasa tidak paham
bagaimana aturan perpajakan, cara menghitung pajak, cara melaporkan dan membayarkan
pajaknya serta konsekuensi sanksi perpajakan yang didapat apabila tidak patuh terhadap
1048
3. Masalah Ketidakpahaman terkait Manfaat Pembayaran Pajak
Para pelaku usaha di Kabupaten Banyumas terutama pada sektor UMKM selama ini belum
merasakan manfaat langsung dari pajak. Hal ini membuat mereka menjadi kurang
termotivasi dalam melakukan pembayaran pajak. Hal ini ditambahkan dengan persepsi yang
berkembang di masyarakat bahwa pembayaran pajak masih menjadi area yang rawan untuk
terjadinya tindakan korupsi. Para pelaku usaha belum memahami bahwa pajak telah
berkontribusi dalam pembangunan negara, mereka belum sepenuhnya sadar bahwa
penggunaan uang hasil pembayaran pajak telah digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas
publik seperti jalan, jembatan, fasilitas umum lainnya yang sebenarnya selama ini telah
mereka manfaatkan.
4. Masalah Teknis Pembayaran Pajak
Pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas selama ini belum memahami sepenuhnya teknis
pembayaran pajak yang dimulai dari penghitungan, penyetoran hingga pelaporan
pajaknya. Pada praktiknya mereka selama ini sudah disibukkan dengan aktivitas operasional
perusahaanya sehari hari. Sehingga mereka merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mencoba menghitung berapa besarnya pajak yang harus mereka bayarkan, kemana mereka
dapat menyetorkan pajaknya dan juga bagaimana teknis pelaporan pajaknya. Para pelaku
UMKM juga menanyakan bagaimana supaya proses-proses penghitungan, penyetoran hingga
pelaporan pajaknya menjadi lebih praktis dan tidak mengganggu kegiatan usaha mereka.
5. Masalah Pembukuan Keuangan
Setelah melakukan inventarisasi beberapa permasalahan terkait dasar pengenaan pajak, maka
disimpulkan bahwa pembukuan keuangan sederhana sangat diperlukan dalam menghitung
besarnya pendapatan (omzet) baik secara bulanan maupn tahunan. Pelaku usaha UMKM
menggunakan dasar pengenaan pajak berupa besar omzet yang diterima dikalikan dengan tarif
pajak UMKM. Beberapa peserta mengemukakan bahwa mereka belum melakukan
pencatatan atas semua transaksi, dikarenakan mereka terkadang menggunakan dananya
untuk kepentingan pribadinya. Penggunaan dana untuk kepentingan pribadi tidak diikuti
dengan pencatatan sehingga omzet yang dihitung belum valid nilainya. Permasalahan
berikutnya terkait dengan pembukuan keuangan adalah beberapa dari pelaku UMKM sudah
memulai untuk menyelenggarakan pembukuan akan tetapi belum konsisten. Hal ini
disebabkan karena sumberdaya yang masih terbatas, dan mereka masih berfokus pada kegiatan
operasionalnya.
1049
6. Masalah Komunikasi dengan Aparat Pajak
Pealu UMKM mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka mempunyai niat untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya. Akan tetapi karena kurangnya informasi
yang didapatkan terkait perpajakan maka mereka menjadi mengurungkan niatnya. Hal ini
disebabkan karena mereka tidak berani dan enggan untuk berkomunikasi denga Account
Representative (AR) pajak pada KPP Pratama Purwokerto. Keengganan tersebut disebabkan
karena mereka merasa hasil pembayaran pajaknya kemungkinan tidak akan memberikan
kontribusi signifikan kepada negara. Penyebab yang lain adalah mereka takut dengan bertanya
pada AR Pajak maka mereka akan dipaksa untuk membayar pajak dan dicari-cari
kesalahannya untuk kemudian dikenakan sanksi.
KESIMPULAN
Berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan maka telah dapat
dipetakan permasalahan-permasalahan yang dihadapai oleh UMKM di Kabupaten Banyumas
selama ini yang terkait dengan masalah perpajakan. Solusi juga telah dirumuskan untuk menjawab
segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM terkait perpajakan. Tax Centre Unsoed
dapat mengambil peran yang sangat signifikan dan bermanfaat bagi semua pihak. Bagi Kanwil
Jateng II dan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas maka Tax Centre Unsoed dapat
berkontribusi dalam upaya tax collection dengan memberikan bantuan pendampingan secara
langsung kepada wajib pajak yaitu UMKM. Bagi UMKM dan paguyuban maka Tax Centre Unsoed
bermanfaat dalam memberikan bantuan kepada UMKM tanpa mereka merasa enggan dalam
berkomunikasi, dan dapat memposisikan sebagai rekan dibandingkan dengan tax collector. Bagi
Universitas Jenderal Soedirman maka Tax Centre dapat menjadi media dalam menjalankan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu melalui pengabdian kepada masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah IIDAFTAR PUSTAKA
Ashby, J.S., and Webley, P. 2008. But Everyone Else is Doing it: A Closer Look at The Occupational Taxpaying Culture of One Business Sector. Journal of Community and Applied Social Psychology. 18(3): 194–210.
1050
Braithwaite, J. 2005. Markets in Vice, Markets in Virtue. Leichhardt, NSW, Australia: The Federation Press.
Braithwaite, V. 2000. Community Hopes, Fears and Actions Survey. Canberra, ACT, Australia: Centre for Tax System Integrity, Research School of Social Sciences, The Australian National University.
Chang, O.H., and Bird, C.J. 1993. What Clients Really Want From Their Tax Preparers. The Ohio CPA Journal. 52: 21–24.
Collins, J.H., Milliron V.C., and Toy, D.R. 1990. Factors Associated With Household Demand For Tax Preparers. The Journal of The American Taxation Association. 12(1): 9–25.
Daniel Ho, Danny K.C. Ho dan Angus Young . 2013. A Study Of The Impact Of Culture On Tax Compliance In China. International Tax Journal, May-June 2013.
Devos, K. 2012. The Impact of Tax Professionals Upon The Compliance Behavior of Australian Individual Tax-Payers. Revenue Law Journal. 22(1): Article 2.
Dharmawan, Ferdyanto. 2013. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada KPP Pratama Malang Selatan).
Dyer, L.M., and Ross C.A. 2007. Advising The Small Business Client. International Small Business Journal. 25(2): 130–151.
Fullerton, G., and Taylor, S. 2002. Mediating, Interactive and Non Linear Effects in Service Quality And Satisfaction with Service Research. Canadian Journal of Administrative Science. 19(2): 124–136.
Jarvis, R., and Rigby, M. 2012. The Provision of Human Resources and Employment Advice to Small and Medium-Sized Enterprises: The Role of Small and Medium-Sized Practices of Accountants. International Small Business Journal. 30(8): 944–956.
Karlinsky, S. and Bankman, J. 2002. Developing A Theory of Cash Businesses: Tax Evasion Behavior and The Role Of Their Cash Preparers. In: 5th International Conference on Tax Administration: Current Issues and Future Developments (ed M Walpole and R Fisher), University of New South Wales. Sydney. 4–5 April.
Kirchler, E. 1999. Reactance to Taxation: Employers’ Attitudes Towards Taxes. Journal of Socio -Economics. 28(2): 131–138.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. ANDI. Yogyakarta.
Niemirowski, P., Baldwin, S., and Wearing, A.J. 2003. Tax Related Behaviours, Beliefs, Attitudes and Values and Taxpayer Compliance in Australia. Journal of Australian Taxation. 6(1): 133–165.
Noble, P. 2000. Qualitative Research Results: The New Zealand Cash Economy – A Study Of
1051
Sakurai, Y., and Braithwaite, V. 2003. Taxpayers’ Perceptions of Practitioners: Finding One Who is Effective and Does The Right Thing?. Journal of Business Ethics. 46(4): 375–387.
Sandford, C.T., and Hasseldine, J. 1992. The Compliance Costs of Business Taxes in New Zealand. Wellington, New Zealand: Institute of Policy Studies.
Schisler, D.L. 1994. An Experimental Examination of Factors Affecting Tax Preparers’ Aggressiveness: A Prospect Theory Approach. The Journal of the American Taxation Association. 16(2): 124–142.
Sekaran, U. 2006. Reserch Methods for business. Edisi Keempat. Buku Pertama dan Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Siat, C.C., dan Toly, A.A. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak di Surabaya. Tax and Accounting Review, Vol. 1, No. 1.
Tan, L.M. 2009. Towards An Understanding Of The Tax Practitioner-Client Role Relationship: A role analysis. PhD Thesis. The Australian National University.
Tan, L.M. 2011. Giving Advice Under Ambiguity in A Tax Setting. Australian Tax Forum. 26(1): 73–101.
Taxpayer Advocate Service. 2012. Factors Influencing Voluntary Compliance by Small Businesses: Preliminary Survey Results. Washington, DC: Annual Report to Congress. Vol. 2.
Thurman, Q.C., John, C.S., dan Riggs, L. 1984. Neutralization And Tax Evasion: How Effective Would A Moral Appeal Be In Improving Compliance To Tax Law? Law and Policy, Vol. 6, No. 3, 309 – 327.
Troutman, C.S. 1993. Moral Commitment To Tax Compliance As Measured By The Development Of Moral Reasoning And Attitudes Towards The Fairness Of The Tax Law. Dissertation. Oklahoma State University. USA.