STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS
(STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG
– INDRAPURA. N-033 )
ARTIKEL
Oleh :
DEWI HERAWITA BOER
NIM. 1210018312013STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS (STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG– INDRAPURA. N-033 )
Dewi Herawita Boer1, Zaidir2, Nursyaifi Yulius3 1
Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta,2Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas Andalas, 3
Jurusan Teknik Industri, FTI-Universitas Bung Hatta Email-dewi_herawita@yahoo.com
Abstract
Traffic accidents are caused by human factors, vehicle factors as well as road and environmental factors. Factors that do not meet the road-worthy aspect of the function also contributes to the cause of the accident One of the efforts to reduce the number of accidents is the planning, design, construction, and maintenance of roads good and right. Along with the development of the national economy, the island of Sumatra, has had a ground trasportation lines such as cross-east, across western and central cross then increase the volume of traffic in the form of the flow of goods and passengers, both coming in and out.Traffic The density in the cross-track economic development in the eastern and western regions of Sumatra needs to be accompanied by adequate road infrastructure. The Government of Indonesia has programmed handling highway west of Sumatra in the form of capacity building across the street west of Sumatra (winrip).Increase in road capacity is technically done in order to fulfill the eligibility function. Kambang - Indrapura (N-033) roads is part of the western segment of the enhanced cross section capacity, also one of the entrances to the Prov. West Sumatra from Java, Prov. Lampung and Prov. Bengkulu to Sumatra Island. Besides topographical conditions, developing social activities, the development of transport by road segment becomes very signikan to be more focused on the road worthiness especially the technical feasibility of roads Kambang - Indrapura (N-033). This is the background for writing, the research aims to determine whether the road Kambang - Indrapura (N-033) fulfills the function of road-worthy and to determine the factors that affect the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033). The research methodology used in this study is the observation and questionnaire. The results showed segments Kambang - Indrapura (N-033) is declared unconditional feasibility function, because there are some components that do not fulfill feasibility aspect of the function performed by direct observation spaciousness, comparing with the standards . In addition to field observation made also questionnaires to the respondents to determine the perceptions of road worthiness. Analysis through validation, correlation analysis , reliability analysis and factor analysis with SPSS version 21, found 6 new factors affecting the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033) is a field and financial factors, management factors, human factors and environmental, planning factors, factors management, planning, and environmental factors. From the results of this study can be recommended to include a factor - a new factor in the study of factors such as culture and human behavior in subsequent research.
Keywords:Accidents, Existing Condition, Technical Aspects, Geometric Road.
Abstrak
signikan untuk lebih difokuskan pada kelayakan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang– Indrapura (N-033).
Hal inilah yang melatar belakangi penulisan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan dan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang– Indrapura (N-033). Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan ruas Kambang - Indrapura (N-033) dinyatakan laik fungsi bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan yang dilakukan dengan observasi langsung kelapangan, membandingkan dengan standar dan aturan yang berlaku. Disamping observasi lapangan dilakukan juga kuisioner kepada responden untuk mengetahui persepsi terhadap kelaikan jalan tersebut. Analisis melalui analisa validasi, analisa korelasi, analisa realibilitas, dan analisa faktor dengan bantuan program SPSS versi 21 didapatkan 6 faktor baru yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu faktor lapangan dan keuangan, faktor manajemen, faktor SDM dan lingkungan, faktor perencanaan, faktor manajemen dan perencanaan dan faktor lingkungan. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan dengan memasukkan faktor – faktor baru dalam penelitiannya seperti faktor budaya dan perilaku manusia pada penelitian berikutnya.
Kata Kunci :Kecelakaan, Kondisi Eksisting, Aspek Teknis, Geometrik Jalan.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas jalan yaitu sebanyak 2036 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban kecelakaan meninggal dunia sebanyak 1500 orang, luka berat sebanyak 1341 orang, luka ringan sebanyak 1562 orang dan kerugian materiil sebesar Rp. 9,5 Miliar ( Data Mabes Polri, 2009), hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan faktor utama penyebab kematian dan kerugian ekonomi di Indonesia.( Laporan Audit Keselamatan Jalan (Lanjutan), BBPJN II,2012)
Secara ekonomis kecelakaan di jalan sangat merugikan dan menghambat pembangunan ekonomi dan dapat menghancurkan kesejahteraan keluarga bila salah seorang anggota keluarga (khususnya pencari nafkah) tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 63% dari keluarga korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, mengalami penurunan tingkat perekonomian ( sumber : Serial Rekayasa Keselamatan Jalan, Panduan Teknis I, Rekayasa Keselamatan Jalan )
Berdasarkan data dari Global Road Safety (2003),dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat pertama dalam jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di tingkat ASEAN. WHO (2006), dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa 85% dari 1,5 juta jiwa meninggal disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (Silvanus Nohan R, Tri Tjahjono, Agus Taufik M , jurnal : upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kidul DI. Yogyakarta ).
Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan yang baik dan benar. Berdasarkan UU RI No. 22/2009 tentang jalan pasal 22 ayat 1 semua jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi jalan secara teknis dan administratif dan ayat 2 penyelenggara jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi jalan sebelum pengoperasian jalan. Berdasarkan hal diatas pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan – Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis.
Seiring dengan perkembangan
perekonomian nasional, pulau Sumatera yang telah memiliki jalur transportasi darat seperti jalan raya lintas timur, lintas barat dan lintas tengah maka meningkat pula volume trafik berupa arus barang dan penumpang, baik yang masuk dan keluar. Kepadatan trafik di jalur lintas timur dan perkembangan perekonomian di wilayah barat Sumatera perlu diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. Pemerintah RI telah memprogramkan penanganan jalan lintas barat Sumatera berupa kegiatan peningkatan kapasitas jalan lintas barat Sumatera (winrip). Peningkatan kapasitas jalan ini secara teknis dilakukan dalam rangka memenuhi kelaikan fungsi jalan berupa arus barang dan penumpang baik yang masuk dan keluar. Jalan Kambang –
pulau Jawa, Prov. Lampung dan Prov. Bengkulu menuju utara pulau Sumatera. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat signikan untuk lebih difokuskan pada kelaikan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang– Indrapura (N-033).
Adapun permasalahan yang menjadi latar belakang dalam penelitin ini yaitu
1.
Apakah kondisi eksisting ruas jalan Kambang–Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan?
2.
Apa saja faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang– Indrapura (N-033)?
Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan melakukan penelitian mengenai “Studi Kelaikan Fungsi Jalan dari Aspek Teknis ( Studi Kasus Ruas Jalan Kambang– Indrapura . N-033) “
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui ruas jalan Kambang –Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan.
2.
Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang– Indrapura (N-033).Manfaat Penelitian
Dengan diketehuinya kelayakan fungsi jalan dan faktor– faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting pada ruas ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan berikutnya sehingga ruas jalan tersebut dapat memenuhi aspek kelayakan jalan.
2. KAJIAN PUSTAKA
Keselamatan Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
peleengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Ruas jalan adalah sepenggal jalan umum yang diawali dari kilometer tertentu dan diakhiri di kilometer tertentu, memiliki nomor ruas sebagai identitasnya yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan
Secara umum keselamatan jalan dapat diartikan sebagai upaya dalam menanggulangi kecelakaan yang terjadi di jalan raya (road crash), yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor, antara lain :
• Kondisi alam (cuaca)
• Desain ruas jalan (alinyemen vertikal dan horizontal)
• Jarak pandang pengemudi • Kondisi kerusakan perkerasan
• Kelengkapan rambu atau petunjuk jalan • Pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat
sekitar jalan
• Bahkan peraturan/ kebijakan lokal yang berlaku, dapat secara tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya (Mulyono dkk, 2009)
Audit Keselamatan Jalan
Menurut Pedoman Audit Keselamatan Jalan (Anonim, 2005), audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen.
Austroads (1994) mendefinisikan audit keselamatan jalan raya sebagai sebuah pengujian formal terhadap proyek jalan raya atau lalu lintas yang ada dan yang akan datang, atau proyek tertentu yang berinteraksi dengan para pengguna jalan raya, di mana pemeriksa independen berkualifikasi membuat laporan tentang potensikecelakaan dan kinerja keselamatan proyek. Audit keselamatan jalan dilakukan dengan tujuan untuk :
• Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan dan yang pengaruh-pengaruh lainnya dari proyek jalan. • Memastikan bahwa semua perencanaan atau
desain jalan baru dapat beroperasisemaksimal mungkin secara aman dan selamat.
• Manfaat yang dapat diperoleh dari suatu audit keselamatan jalan adalah :
• Pengurangan/pencegahan kemungkinan
terjadinya suatu kecelakaan pada suatu ruas jalan.
• Pengurangan tingkat fatalitas korban kecelakaan.
• Pengurangan biaya penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan desain jalan.
Pendekatan keselamatan, baik untuk jalan baru maupun jalan eksisting, diharapkan ada tindakan menghindari kecelakaan secara pro-aktif. Untuk jalan baru, biasanya diawali dengan berbagai kajian wilayah, yang antara lain pengaruh keberadaan jalan tersebut terhadap keselamatan pengguna jalan maupun penduduk di tempat tersebut. Pendekatan ini dikenal dengan Road Safety Impact Assesment.
Di dalam terminologi keselamatan jalan ada dua strategi peningkatan keselamatan jalan, yaitu strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dan pengurangan kecelakaan lalu lintas.
• Pencegahan kecelakaan yang berorientasi kepada peningkatan keselamatan lalu lintas melalui perbaikan disain geometri jalan; • Pengurangan kecelakaan yang berorientasi
kepada penanganan masalah yang bersifat eksisting.
Laik Fungsi Jalan
Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum.
Dimana persyaratan teknis laik fungsi jalan meliputi : teknis geometri jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan bagian –
bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi pemenuhan terhadap kebutuhan alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas yang mewujudkan petunjuk, perintah, dan larangan dalam berlalu lintas dan teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi teknis konstruksi alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas sedangkan persyaratan administrasi laik fungsi jalan meliputi pemenuhan kelengkapan dokumen – dokumen jalan yang terdiri atas : dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dalam pengaturan lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan, dokumen penetapan status jalan, dokumen penetapan kelas jalan, dokumen penetapan kepemilikan tanah dan dokumen penetapan leger jalan.
Tujuan persyaratan laik fungsi jalan antara lain : tersedianya jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran, ekonomis dan ramah lingkungan.
Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat dinyatakan dalam 3 kategori :
1. Laik Fungsi
Kondisi suatu ruas jalan, baik baru maupun jalan yang sudah dioperasikan, yang memenuhi semua persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan dan memiliki semua persyaratan administrasi sebagaimana disyaratkan sehingga laik untuk dioperasikan kepada umum.
2. Laik Fungsi Bersyarat
Kondisi suatu ruas yang memenuhi sebahagian persyaratan teknis laik fungsi jalan sebagaimana disyaratkan tetapi masih mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan laik dioperasikan kepada umum bersamaan dengan perbaikan teknis.
3. Tidak Laik Fungsi
Kondisi suatu ruas jalan yang sebagian
komponen jalannya tidak memenuhi
persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan sehingga ruas jalan tersebut tidak mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan dilarang dioperasikan untuk umum . Berdasarkan buku Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012 yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, penilaian dan pemenuhi persyaratan suatu ruas jalan harus memenuhi :
• Penilaian tabel A1
Teknis Geometrik Jalan adalah unsur keberfungsian setiap komponen geometrik dan besaran dimensi yang ada terhadap pemenuhan keselamatan jalan.
• Penilaian tabel A2
Struktur perkerasan jalan adalah kondisi perkerasan jalan dan kondisi konstruksi jalan. Fokus penilaian adalah kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan fungsi jalan, kerataan jalan, lubang pada jalan, drainase permukaan, dll.
• Penilaian tabel A3
Struktur bangunan pelengkap jalan adalah keberfungsian struktur bangunan pelengkap jalan.
• Penilaian tabel A4
Teknis pemanfaatan bagian – bagian jalan. Fokus penilaian adalah adalah ukuran
dimensi yang dihubungkan dengan
keberfungsian dan kesesuaian
pemanfaatannya.
3. METODOLOGI PENELITAN
Pendekatan Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang sesuai. E.G. Carmines, dan R.A. Zeller (2006) membagi dua penelitian ditinjau dari pengukuran dan analisis data penelitian yaitu :
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah eksperimen.
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah studi kasus dan historical.
Dalam penulisan tesis ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Instrumen Pengumpulan Data
Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti selama proses penelitian dilaksanakan, yaitu data sekunder dan data primer. Dimana data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian seperti data kecelakaan, volume dan komposisi lalu lintas sedangkan data primer adalah data yang secara langsung diambil dari dari objek penelitian seperti data kondisi geometrik, fasilitas jalan dan kecepatan kendaraan (spot speed).
Adapun instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu :
1. Kajian Pustaka
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan 2. Obsevasi (observation)
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu
– individu yang diteliti ( Indriantoro 2006 ). 3. Kuisioner
Instrumen penelitian merupakan alat bantu
yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah (Suharimi 1998 dalam Ryan Ariefasa 2011). Penelitian ini dengan
menggunakan kuisioner tertutup dengan menggunakan skala Likert. Dalam peneliti ini, peneliti tidak memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti.
Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi dengan jumlah tertentu. Penentuan sampel penelitian digunakan teknik sampling random sederhana. Cara ini dimaksudkan karena anggota populasi homogen. Ukuran sampel dalam penelitian mengacu pada Isaac dan Icheal sebagai berikut :
Keterangan :
s = Jumlah Sampel
= Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk Derajat kekebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841
N = Jumlah Populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang salah (0,5)
d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi. Perbedaan bisa 0,01; 0,05; 0,10
Instrumen Pengolahan Data
Kondisi eksisting
Untuk mengetahui kondisi eksisting apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan, data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali melalui proses pengolahan data. Proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan menganalisa data yang didapat dilapangan dan membandingkannya dengan UU atau aturan–
aturan laik fungsi jalan berlaku yaitu Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
Faktor yang berpengaruh pada kondisi eksisting
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Peneliti ini menggunakan strategi penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif dan termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral. Untuk mengolah berbagai type statistik analisa ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali yaitu proses pengolahan data, proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode agar hasil yang diperoleh lebih valid dan mendekati kebenaran. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode dalam penyelesaiannnya yaitu :
Uji Validasi
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.
Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan ke layakan alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten. Analisa Korelasi
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan
diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.
Tabel 3.1Acceptable treshold
Index Acceptable Keterangan
Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor-faktor yang memiliki sifat-sifat :
• Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data.
• Faktor-faktor tersebut saling bebas.
• Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelas-jelasnya.
Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungannya (interdependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel baru atau faktor. Dengan sedikit faktor ini sebenarnya akan menjadi lebih mudah untuk dikelola.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Variabel Sub-Variabel
x1 Pengalaman dan Kompetensi Manajer Proyek
x2
Kurangnya Personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi
x3 Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi. X1
Faktor Sumber Daya
Manusia
x4
Tidak dilaksanakannya review design sebelum pelaksanaan konstruksi
x5 Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan x6 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat,tenaga kerja) yang lambat
x7 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal X2 Faktor
Material
x8 Kontrol kualitas bahan yang buruk x9 Ketersediaan Peralatan
x10 Kualitas Peralatan X3
Faktor Peralatan
x11 Penempatan Peralatan dilapangan x12 Estimasi harga yang kurang akurat X4 Faktor
Keuangan
terduga (kontijensi)
x14 Kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan
x15
Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
x16 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik
x17
Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat atau tidak benar
X18 Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja
X19 Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan
x20 Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas
x21
Penujukan hanya berdasarkan penawaran terendah tidak memperhitungkan hal-hal lain x22 Dokumen lelang tidak lengkap dan
kurang jelas
x23 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah
x24 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai X5 Faktor
Manajemen
x25 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan
X26 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap
X27 Buruknya koordinasi dalam masalah desain
X28 Design tidak dapat dilaksanakan X6 Faktor
Perencanaan
X29 Perencana tidak mengerti mengenai material
x30
Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah
x31 Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan
X7
Faktor Keadaan Alam/Lingku
ngan
x32
Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga
(kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)
4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang proses pengolahan data yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan. Proses penelitian tujuan pertama dilakukan dengan observasi kelapangan. Berdasarkan kondisi eksisting yang ada dan dibandingkan dengan aturan dan standar yang ada dapat diketahui apakah jalan tersebut telah memenuhi laik fungsi jalan.
Sedangkan proses penelitian kedua dilakukan dengan SPSS. Tahapan pertama melakukan pendataan jumlah kuisioner, jumlah populasi dan sampel, analisis dan pembahasan uji validasi, analisa reabilitas dan analisis faktor
Pada penelitian ini respondennya adalah Owner, Konsultan dan Kontraktor yang menangani proyek yang sedang berlangsung dan yang telah selesai, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Adapun jumlah penyebaran kuisioner yang
direncanakan di Sumatera Barat secara umum bisa terpenuhi. Sebelum melakukan pengisian kuisioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.
Dari sejumlah kuesioner yang disebarkan karena luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner yang bisa terkumpul sejumlah 40 buah kuesioner.
Analisis Data
Kondisi Eksisting
Untuk menjawab pertanyaan kondisi eksisting “Ruas Kambang – Indrapura (N.033), apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan dilakukan dengan observasi kelapangan dan membandingkan dengan mengacu kepada aturan
Tabel 4. 1 Hasil Laik Fungsi Jala Sumber : Penelitian 2014
Faktor yang berpengaruh pada kondisi eksisting
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal
variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner.
Untuk Tujuan Pertama pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung kelapangan dan kajian pustaka. Sedangkan untuk tujuan kedua dilakukan penyebaran angket kuisioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner, Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian terhadap faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang-Indrapura (N-033)
Berdasarkan rumus, didapatkan hasil populasi dan sampel
Uji Validasi
Pengujian validitas data digunakan dengan menggunakan corrected itemtotal correlation yang menggunakan nilai r dari tabel. Berikut adalah output pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
Tabel 4.2 Perhitungan Validasi
Variabel
Cronbach's Alpha X2 Kurangnya Personil yang
berpengalaman dalam dunia konstruksi 0,833 X3 Tidak memperhatikan faktor resiko pada
lokasi dan konstruksi. 0,828 X5 Tidak tersedianya bahan secara cukup
yg sesuai dengan kebutuhan 0,827 X6 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat,
tenaga kerja) yang lambat 0,827 X8 Kontrol kualitas bahan yang buruk 0,833 X10 Kualitas Peralatan 0,833 X12 Estimasi harga yang kurang akurat 0,824 X13 Tidak memperhitungkan biaya tak
terduga (kontijensi) 0,831
X15
Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
0,832
X16 Rencana urutan kerja yang tidak
tersusun dengan baik 0,829 X18 Ketidakpahaman aturan pembuatan
gambar kerja 0,831 X20 Tidak efektifnya atau tidak adanya
prosedur manajemen kualitas 0,840 X23 Rencana kerja pemilik yang sering
berubah-ubah 0,830 X26 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang
salah/tidak lengkap 0,824 X27 Buruknya koordinasi dalam masalahdesain 0,827 X28 Design tidak dapat dilaksanakan 0,832 X29 Perencana tidak mengerti mengenai
material 0,831 X30 Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah 0,830 X31 Pertentangan kepentingan dan faktor
sosial serta lingkungan 0,824 X32 Kondisi dan peristiwa yang tidak
terduga (kebakaran, banjir, badai, angin 0,829
Penilaian
1 Potongan Melintang Badan Jalan
Lajur Lalu Lintas √ LS
Bahu √ LS
Median √ L
Selokan Samping √ L Ambang Pengaman √ LS Alat alat Pengaman Lalu
Lintas √ LS
2 Alinemen Horizontal
Bagian Lurus √ L Bagian Tikungan √ L Persimpangan sebidang √ LS Aksis persil √ LS 3 Alinemen Vertikal
Bagian Lurus √ LS Lajur pendakian √ LS Persimpangan sebidang √ L Lengkung vertikal √ L 4 Koordinasi Alinemen
Horizontal dan Vertikal
Posisi kurva vertikal jalan pada bagian jalan
Jenis Perkerasan Jalan √ L
Kondisi Perkerasan
Jembatan, Lintas Atas,
Lintas Bawah √ LS
Ponton √ L
Gorong-gorong √ LS
Tempat Parkir √ LS
Tembok Penahan Tanah √ LS
Saluran Tepi Jalan √ LS
A4 PEMANFAATAN BAGIAN-BAGIAN JALAN
Ruang Manfaat Jalan
(Rumaja) √ LS
Ruang Milik Jalan
(Rumija) √ LS
Ruang Pengawasan
ribut, gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)
Sumber : Penelitian 2014 Uji Reabilitas
Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005). Dalam menganalisa data digunakan metode cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978).
Tabel 4.3. Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.837 20
Sumber : Penelitian 2014
Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0.837. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilaialpha>0.7.
Analisa Korelasi
Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor resiko utama dengan keterlambatan proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor resiko meningkatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Dari 12 faktor interface yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan 51 variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4. variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan.
Tabel 4.4. Tabel Korelasi
Pearson Correlation 0,361 Tidak berkolerasi X1
Sig. (2-tailed) 0,022 SignifikanTidak Pearson Correlation 0,421 Berkolerasi X2
Sig. (2-tailed) 0,007 Signifikan Pearson Correlation 0,463 Berkolerasi X3
Sig. (2-tailed) 0,003 Signifikan
Pearson Correlation 0,174 Tidak berkolerasi X4
Sig. (2-tailed) 0,282 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,537 Berkolerasi X5
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,545 Berkolerasi X6
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan
X7 Pearson Correlation 0,395 Tidak berkolerasi
Sig. (2-tailed) 0,012 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,485 Berkolerasi X8
Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan
Pearson Correlation 0,318 Tidak berkolerasi X9
Sig. (2-tailed) 0,046 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,474 Berkolerasi X10
Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan
Pearson Correlation -0,147 Tidak berkolerasi X11
Sig. (2-tailed) 0,365 SignifikanTidak Pearson Correlation 0,586 Berkolerasi X12
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,510 Berkolerasi X13
Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan
Pearson Correlation 0,371 Tidak berkolerasi X14
Sig. (2-tailed) 0,018 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,437 Berkolerasi X15
Sig. (2-tailed) 0,005 Signifikan Pearson Correlation 0,448 Berkolerasi X16
Sig. (2-tailed) 0,004 Signifikan Pearson Correlation 0,391 Tidak
berkolerasi X17
Sig. (2-tailed) 0,013 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,498 Berkolerasi X18
Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan
Pearson Correlation 0,398 Tidak berkolerasi X19
Sig. (2-tailed) 0,011 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,415 Berkolerasi X20
Sig. (2-tailed) 0,008 Signifikan
Pearson Correlation 0,307 Tidak berkolerasi X21
Sig. (2-tailed) 0,054 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,240 Tidak
berkolerasi X22
Sig. (2-tailed) 0,136 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,480 Berkolerasi X23
Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan
Pearson Correlation 0,328 Tidak berkolerasi X24
Sig. (2-tailed) 0,039 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,245 Tidak
berkolerasi X25
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,534 Berkolerasi X27
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,427 Berkolerasi X28
Sig. (2-tailed) 0,006 Signifikan Pearson Correlation 0,498 Berkolerasi X29
Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan Pearson Correlation 0,480 Berkolerasi X30
Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan Pearson Correlation 0,548 Berkolerasi X31
Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan
Pearson Correlation 0,461 Berkolerasi X32
Sig. (2-tailed) 0,003 Signifikan
Sumber : Penelitian 2014 Analisis Faktor
Dari hasil analisis faktor didapatkan 6 kelompok faktor baru yang terdiri dari 16 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi tahapan pelaksanaan jalan. faktor baru tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
Tabel 4.5 Analisis Faktor
No
X3 Tidak memperhatikan faktor risiko
pada lokasi dan konstruksi
X5 Tidak tersedianya bahan secara cukup
yg sesuai dengan kebutuhan
X12 Estimasi harga yang kurang akurat I
Lapangan dan Keuangan
X32
Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga(kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)
X10 Kualitas Peralatan
X13 Tidak memperhitungkan biaya tak
terduga (kontijensi)
X20 Tidak efektifnya atau tidak adanya
prosedur manajemen kualitas II Manajemen
X27 Buruknya koordinasi dalam masalahdesain
X16
Kurangnya personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi
X31 Pertentangan kepentingan dan faktor
sosial serta lingkungan III SDM dan
Lingkungan
X18 Ketidakpahaman aturan pembuatan
gambar kerja
X29 Perencana tidak mengerti mengenai
material IV Perencanaan
V
Manajemen dan
X15 Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
Perencanaan
X28 Design tidak dapat dilaksanakan
X23 Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah
X30 Pengajuan contoh bahan oleh
kontraktor yang tidak terjadwal VI Lingkungan
Sumber : Penelitian 2014
5. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pada bab ini kesimpulan akan dicantumkan kesimpulan dan saran berdasarkan analisa terhadap data penelitian atas informasi yang diperoleh dari responden, serta analisa data dan pembuatan model. berdasarkan hasil analisis pengolahan data, temuan-temuan, dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ruas Jalan Kambang – Indrapura (N.033) dinyatakan Laik Fungsi Bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan– Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis.
2. Berdasarkan hasil penelitian , dari tujuh faktor yang diteliti, diperoleh enam faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu: Faktor Lapangan dan Keuangan , Faktor Manajemen, Faktor SDM dan Lingkungan, Faktor Perencanaan, Faktor Manajemen dan Perencanaan dan Faktor Lingkungan.
SARAN
Beberapa saran yang dapat diusulkan setelah dilakukan penelitian yang di hasilkan melalui tahapan–tahapan penelitian yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan diketehuinya hasil uji laik ruas jalan ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan sehingga ruas jalan tersebut nantinya dapat memenuhi aspek jalan yang berkeselamatan bagi penggunanya. 2. Agar penelitian ini dapat lebih optimal,
diharapkan penelitiannya berikutnya dapat melanjutkan dengan memasukkan faktor –
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Marga, 2012, Serial Rekayasa Keselamatan Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, Laporan Audit Keselamatan Jalan 2012.
Undang-undang No. 38 tahun 2004, tentang jalan. Undang-undang No. 22 tahun 2009, tentang lalu
lintas dan angkutan jalan.
Peraturan pemerintah No. 34 tahun 2006, tentang jalan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 tahun 2010, tentang Tata cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 tahun 2011,Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Ditjen Bina Marga, 2012, Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum.
Ditjen Bina Marga, 2013, Panduan Teknis 3 Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum.
Agus Taufik Mulyono, Berlian Kushari, Hendra Edi Gunawan, jurnal teknik sipil, audit keselamatan infrastruktur jalan, studi kasus Jalan Nasional Km 78 Km 79 Jalur Pantura Jawa, Kabupaten Batang.
Amelia K. Indriastitu, Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya, Jurnal Ilmiah
Silvanus Nohan R, Tri Tjahjono, Agus Taufik M , jurnal upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kidul DI. Yogyakarta.
Megananda, Dedi, Tesis “ Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Angkutan Laut Supply Vessel “,
PPSBIT-UI, Kekhususan Manajemen Proyek,
2005 mengacu dari Santoso, S, “ Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5“, Elek Media Komputindo. 2004.
Mulyono, A.T., Disertasi ”Model Monitoring dan
Evaluasi Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Sistemik, UGM, 2007.
Bubshait, A., A., and Al-Atiq, T., H., 1999, ISO 9000 Quality Standards in Construction, Journal of Management in Engineering, Volume 15, Number 6: 41-46, American Society of Civil Engineers (ASCE).
Praboyo, Budiman, Thesis “Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab-penyebabnya ”.
Universitas Petra Surabaya, Kekhususan Manajemen Proyek, 1997.
Trihendradi, Cornelius, Step by Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2013.
Whittington, E. et al, Pengaruh Manajemen Lapangan,Konstruksi, September, 1997. Metodologi Penelitian,Pendekatan Praktis Praktis
dalam Penelitian, 2010, Yogyakarta : Penerbit Andi.