• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/2015 pra siklus, menunjukkan bahwa belum ada tindakan menggunakan model pembelajaran discovery, pembelajaran berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran berbasis guru. Guru tidak menyajikan materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Nampak guru tidak menyajikan materi Pesawat Sederhana secara kontekstual, seperti guru tidak memberikan contoh cara menggunakan pesawat sederhana. Namun yang nampak adalah, guru meminta siswa untuk membaca buku secara berkelompok. Guru tidak meminta siswa untuk menyimak kata-kata kunci yang berhubungan dengan materi Pesawat Sederhana. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menceritakan hasil bacaan buku yang terkait dengan pengalaman yang telah dialami siswa seperti ketika siswa bermain jungkat-jungkit dimana posisi titik berada di antara beban dan kuasa, ketika mengambil air pada sumur timba dimana katrol yang digunakan dapat mempermudah mengambil air. Aktivitas yang nampak siswa hanya diminta untuk berdiskusi secara kelompok menjawab soal-soal di buku yang telah dibaca oleh siswa. Siswa tidak nampak menggabungkan peristiwa satu dengan peristiwa lain yang berkesan seperti bagaimana siswa bermain jungkat-jungkit dan pada saat mengambil air pada sumur timba. Siswa hanya menghafal materi yang ada di buku siswa. Siswa juga tidak nampak merumuskan definisi dari materi Pesawat Sederhana seperti merumuskan beberapa kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana, namun yang nampak siswa hanya memperoleh rumusan definisi pesawat sederhana tersebut dari kesimpulan yang dibuat oleh guru.

(2)

hanyamengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan pengukuran sikap tidak dilakukan. Nampak ketika siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal pada buku teks, guru hanya meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa dilakukan pengukuran. Begitu pula pada saat siswa melakukan diskusi, guru tidak tampak mengukur sikap siswa. Jika hasil belajar hanya diukur dari nilai tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur sikap dan keterampilan siswa, maka hasil belajar siswa berada di bawah KKM yang ditentukan, yakni ≥ 70 .Kondisi ini ditunjukkan secara rinci melalui tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

Pra Siklus

No. Skor Frekuensi Persentase (%)

1. 28 – 35 26 81

2. 36 – 43 6 19

Jumlah 32 100

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar pra siklus antara 28 - 35.Skor yang ada berada di bawah KKM yang telah ditetapkan

yakni ≥ 70.Perolehan skor hasil belajar tersebar ke dalam 2 kelompok. Yakni skor antara 28 – 35, dicapai sebanyak 26siswa (81% dari seluruh siswa), dan skor 36 – 43 dicapai sebanyak 6 siswa (19% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar terbanyak diraih oleh kelompok skor 28 – 35yakni 81% dari seluruh siswa mencapai skor yang terendah.Kondisi ini menjadi permasalahan pembelajaran yang terkait dengan hasil belajar.Dengan diperolehnya hasil belajar siswa yang

(3)

Gambar 4.1

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Melalui Model Pembelajaran DiscoverySiswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 pra siklus, skor terbanyak yang diperoleh siswa adalah 32,5; yang diperoleh 10 siswa (31.25%) dari seluruh siswa. Skor tertinggi siswa adalah 43, yang diperoleh 2 siswa (6,25%) dari seluruh siswa. Sedangkan skor terendah adalah 28 yang diperoleh oleh 4 siswa (12,5%) dari seluruh siswa.

Permasalahan pembelajaran juga nampak dari skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata kelas.Deskripsi skor secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 di halaman berikut.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

S

ko

r

S

iswa

Jumlah Siswa

(4)

Deskripsi Skor

Skor Minimum 28

Skor Maksimum 43

Skor Rata-rata 33,7

Sumber: data sekunder

Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa skor yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh pra siklus berada di bawah KKM ≥ 70.Pengukuran hasil belajar diperoleh dari pengukuran tes saja. Skor minimum yang dicapai sebesar 28, skor maksimum sebesar 43, dan skor rata-rata 33,7. Dari tabel 4.2, nampak jelas, bahwa angka perolehan hasil belajar IPA siswa pada pra siklus yang berupa skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, masih jauh dari KKM ≥ 70. Kondisi hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh pra siklus ini, menimbulkan permasalahan belajar, sehingga perlu diupayakan perbaikan pembelajaran, melalui peningkatan hasil belajar dan melalui model pembelajaran discovery.

Hasil belajar jika ditinjau dari ketuntasan belajar, maka skor yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 yakni skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata (semua skor) berada di bawah 70 (angka minimal untuk ketuntasan), sehingga hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar pada pra siklus 100% siswa kelas 5 tidak tuntas dalam belajar. Demikian pula, dalam tabel 4.1 tentang kelompok skor, diperoleh hasil belajar dengan skor di antara 28-35 dan 36-43, adalah skor di bawah KKM, maka ketuntasan belajar siswa kelas 5 sebesar 100% tidak tuntas dalam belajar.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Sub unit deskripsi siklus I ini akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada

Deskripsi Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh

(5)

siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selamadua kali35 menit.

c) Tahap Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery, guru menyusun RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, dan pertemuan kedua.

Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama, menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran discovery dengan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya.

Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi 5 sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari (dapat merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan), (2) melakukan percobaan (3) merumuskan kesimpulan(4) mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan.

(6)

diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu merumuskan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dengan tepat, (4) melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan tepat. Selanjutnya menyiapkan alat yang akan digunakan pada percobaan pertemuan pertama, yaitu botol yang berisikan air jernih dan air keruh, dan senter, air sabun, kawat, pensil, dan gelas bening. Selain itu yang harus dipersiapkan adalah perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa.

Guru mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Materi terlampir)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Materi yang diajarkan adalah materi lanjutan dari siklus pertama. Pertemuan kedua ini menjelaskan 5 sifat-sifat cahaya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, guru menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran discovery.

Indikator pada pertemuan kedua masih sama dengan pertemuan pertama,yaitu(1) mengidentifikasi 5 sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari (dapat merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan), (2) melakukan percobaan (3) merumuskan kesimpulan (4) mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan.

(7)

diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu merumuskan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dengan tepat, (4) melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan tepat. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian guru menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan, yaitu sendok makan, bolpen, karton tebal, gunting, dan pelubang. Guru juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas siswa. Diakhiri dengan memberikan soal evaluasi.

Guru mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Materi terlampir)

c) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Sub unit ini mendiskripsikan tentang pelaksanaan dan observasi pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan siklus I sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada jam pertama.

(8)

dapat menembus benda bening. Kemudian guru memberikan motivasi dengan

mengajak peserta didik menyanyikan lagu “Pelangi”, dilanjutkan dengan tanya

jawab tentang syair lagu “pelangi itu terdiri dari berapa warna ya anak-anak?”, setelah peserta didik menjawab pertanyaan tersebut guru mengaitkan lagu pelangi dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang salah satu sifat cahaya yakni cahaya dapat diuraikan. Kelima sifat-sifat cahaya tersebut, hanya 3 yang dijelaskan terlebih dahulu dalam siklus I pertemuan I, yaitu cahaya dapat diuraikan, menembus benda bening, dan dapat dibiaskan. Berdasarkan apersepsi dan motivasi yang telah dilakukan, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu (1) melalui kegiatan tanya jawab tentang peristiwa di kehidupan sehari-hari, peserta didik mampu mengidentifkasi 5 sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar, (2) melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery, peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat cahaya dengan benar, (3)

melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu merumuskan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dengan tepat, (4) melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan tepat.

(9)

untuk menyampaikan pendapatnya, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

Kegiatan elaborasi, disini gurumembagi peserta didik menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Peserta didik yang sudah membentuk kelompok kemudian dibagikan alat dan bahan serta lembar percobaan. Masing-masing kelompok harus membuktikan tentang adanya 3 sifat- sifat cahaya, yaitu cahaya dapat diuraikan, menembus benda bening, dan dapat dibiaskan. Setiap kelompok diminta untuk membaca terlebih dahulu perintah yang terdapat dalam lembar percobaan. Berdasarkan kegiatan diskusi kelompok ini, guru hanya membimbing kelompok dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery. Guruhanya memfasilitasi peserta didik berdiskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Sementara itu dengan arahan guru, peserta didik membuat jawaban sementara atau hipotesis. Gurumemberikan waktu untuk mengumpulkan data melalui percobaan. Melalui percobaan tersebut, peneliti mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. Kesimpulan yang telah dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, gurumemberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan atau menyampaikan hasil percobaanya di depan kelas.

Kegiatan konfirmasi, disiniguru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang sedang menyampaikan hasil percobaanya. Bersama peserta didik, guru melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan. Guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok atas percobaan yang telah dilakukan dengan memberikan tambahan poin.

(10)

2. Pertemua Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan II dilakasanakan pada hari Selasa, 7 April 2015 pada jam pertama. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan lanjutan dari pertemuan I. Pertemuan 1 membahas materi tentang 3 sifat-sifat cahaya, 2 sifat-sifat cahaya selanjutnya akan dibahas di pertemuan 2 ini.

Kegiatan awal,guru mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, kemudianmembuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan bertanya tentang kabar peserta didik dan melakukan presensi. Guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran melalui pengaturan tempat duduk. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya. Guru bertanya “anak-anak, masihingatkahapa yang kalian pelajari kemarin? Apa saja sifat-sifat cahaya yang sudah kamu pelajari? Apakah masih ada sifat-sifat cahaya yang lainnya?” ketika siswa menjawab 2 sifat-sifat cahaya yang lainnya yaitu cahaya merambat lurus, dan cahaya dipantulkan, kemudian guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini. Memotivasi peserta didik agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(11)

Kegiatan elaborasi, disini membagi peserta didik menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Peserta didik yang sudah membentuk kelompok kemudian dibagikan alat dan bahan serta lembar percobaan. Masing-masing kelompok harus membuktikan tentang adanya 2 sifat- sifat cahaya, yaitu merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan. Guru meminta setiap kelompok membaca terlebih dahulu perintah yang terdapat dalam lembar percobaan. Berdasarkan kegiatan diskusi kelompok ini, guru hanya membimbing kelompok dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery. Guruhanya memfasilitasi peserta didik berdiskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Sementara itu dengan arahan guru, peserta didik membuat jawaban sementara atau hipotesis. Guru memberikan waktu untuk mengumpulkan data melalui percobaan.Melalui percobaan tersebut, guru mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.Kesimpulan yang telah dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan hasil percobaanya di depan kelas.

Kegiatan konfirmasi, guru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang sedang menyampaikan hasil percobaanya. Bersama peserta didik, melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan. Guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok atas percobaan yang telah dilakukan dengan memberikan tambahan poin.

Kegiatan akhirnya, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran pada pertemuan ini. Selanjutnya memberikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi tersebut dengan tertib dan lancar. Tetapi ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan, sehingga memerlukan waktu tambahan. Bagi siswa yang sudah menyelesaikan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkannya kepada guru dan kembali ke tempat duduk. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(12)

awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

c) Tahap Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran siklus 1 selesai, maka dilakukan refleksi pembelajaran, dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi, dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi terhadap respon siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 di halaman berikut.

N

Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan model pembelajaran discovery yang dilakukan siswa pada siklus 1, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti model pembelajaran discovery dan kegiatan akhir.

Tabel 4.3

Distribusi Aktivitas Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun 2014/2015

(13)

Pada pertemuan ke-1 kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa, seperti mempersiapkan perlengkapan pembelajaran, memperhatikan motivasi dan menyimak tujuan pembelajaran belum dilaksanakan dengan baik, namun pada kegiatan apersepsi, siswa tidak memperhatikan guru sehingga hanya sedikit siswa yang menjawab. Dalam kegiatan inti ada 15 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 15 kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, 4 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan yang menerapkan model pembelajaran discovery, meliputi kegiatan mengidentifikasi 5 sifat-sifat cahaya, melakukan percobaan, merumuskan kesimpulan, dan mempresentasikan hasil percobaanya. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-1 belum dilakukan dengan baik oleh siswa, perhatian siswa dalam pembelajaran masih kurang, keberanian siswa dalam mengeluarkan gagasan masih kurang. Dalam kegiatan penutup, dari 3 kegiatan, hanya 1 kegiatan yang tidak dilakukan oleh siswa, yakni melaksanakan tindak lanjut.

Pada pertemuan 2, 76% kegiatan sudah oleh siswa. Catatan observer menunjukkan adanya peningkatan dari pertemuan 2 yakni 48% dari kegiatan inti, siswa sudah menunjukkan adanya keaktifan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru, aktif bertanya jika ada kesulitan dalam pembelajaran, siswa sudah memanfaatkan dengan baik media yang diberikan olehguru, dan siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya.

(14)

Sumber: Data Primer

Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana F = Frekuensi

Berdasarkan tabel 4.4, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan model pembelajaran discovery yang dilakukan guru pada siklus 1, nampak ada beberapa kekurangan dalam pengelolaan pembelajaran.Diantaranya guru masih kurang dalam penyampaian apersepsi, belum menyampaikan tujuan pembelajaran secara rinci, guru masih kurang dalam menggali konsepsi siswa, guru terlalu cepat menyampaikan materi sehingga tidak memberikan waktu untuk siswa memikirkan jawaban atas permasalahan yang diberikan. Kekurangan pada pertemuan 1 siklus I akan diperbaiki pada pertemuan 2.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2, 88,6% tindakan sudah dilaksanakan lebih baik dibandingkan pertemuan 1. Kekurangan guru adalah mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan siswa, guru kurang membimbing kelompok dalam perumusan kesimpulan, dan merespon pertanyaan atau jawaban yang disampaikan oleh siswa. Kelebihan guru pada pertemuan kedua yaitu guru sudah melakukan semua kegiatan pendahuluan dengan baik, guru sudah melakukan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran discovery dengan cukup baik, dan guru memberikan motivasi terhadap siswa yang mendapatkan nilai kurang.

Distribusi Aktivitas Guru Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun 2014/2015

(15)

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Hasil belajar diperoleh dari nilai hasil evaluasi yang diberikan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya. Hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat dari tabel 4.5sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun

Pelajaran 2014/2015 Siklus I

No Skor Frekuensi Siswa Persentase (%)

1. 60 – 64 1 3

2. 65 – 69 6 19

3. 70 – 74 10 31

4. 75 – 79 6 19

5. 80 – 84 8 25

6. ≥85 1 3

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi hasil belajar IPA, nampak bahwa distribusi skor hasil belajar IPA mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra siklus). Skor hasil belajar yang diperoleh siswa antara 60 - 85. Hasil belajar siklus 1 ini, menunjukkan adanya kenaikan skor sebelumnya yakni antara 28 – 43.

(16)

Berdasarkan gambar 4.2 grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/2015 siklus I, menunjukkan bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa adalah 80,5; yang diperoleh 4 siswa (12,5% dari seluruh siswa). 1 siswa memperoleh skor terendah, yakni 62,5. Sedangkan skor tertinggi adalah 85,5 yang hanya diperoleh 1 siswa.

Adapun deskripsi skor hasil belajar siklus 1, secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 di halaman berikut.

Gambar 4.2

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01

Suruh

Semester II Tahun 2014/2015 Siklus 1 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 1 2 3 4 5

S

ko

r

S

iswa

Jumlah Siswa

(17)

Berdasarkan gambar 4.3nampak bahwa, hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5, pada siklus 1 mencapai 78,12% (25 siswa) dari seluruh siswa (32), dan 53,12% (17 siswa) dari 32 siswa tidak tuntas dalam belajar IPA KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. KKM yang ditentukan

adalah≥70. Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan, yakni dari 0 % meningkat menjadi 78,12%, yang merupakan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan.

4.1.3 Hasil penelitian Siklus II

a) Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery, guru menyusun RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5

SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun 2014/2015 Siklus I

53,12%

78,12% 1

2 tidak tuntas

(18)

Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan april. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan I, guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran discovery dengan Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Indikator pertemuan I antara lain (1) mengidentifikasi berbagai macam alat yang pembuatannya memanfaatkan sifat-sifat cahaya, (2) mengidentifikasi kegunaan dari masing-masing alat yang pembuatannya memanfaatkan sifat-sifat cahaya, (3) melakukan percobaan dengan membuat periskop sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, (4) melakukan percobaan dengan membuat lup sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

(19)

lup sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar dengan benar. Selanjutnya guru menyiapkan alat yang digunakan pada percobaan pertemuan pertama, yaitu kertas karton, lem, selotip, cutter, pensil, penggaris, 2 cermin datar ukuran 3cm x 3cm. Guru juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar diskusi kelompok, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

Guru mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Materi terlampir)

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Materi yang diajarkan adalah materi lanjutan dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua ini akan mengajarkan bagaimana peserta didik dapat membuat lup sederhana yang diharapkan peserta didik mengetahui keguanaan lup. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkan segala sesuatu yang diperluakan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran discovery.

(20)

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar diskusi kelompok, soal evaluasi, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas siswa.

Gurumempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Materi terlampir)

b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan siklus II sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015 pada jam pertama.

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan peneliti melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku tulis, alat tulis, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan yakni melakukan percobaan untuk membuat alat periskop sederhana. Kemudian guru memberikan

motivasi dengan mengajak peserta didik menyanyikan lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang syair lagu “anak -anak, untuk berlayar seseorang akan mengalami banyak rintangan, antara lain menerjang ombak, menempuh badai, mengalami berbagai hambatan di sekitar bawah laut (ikan besar,batu karang, lumut lebat, kedalaman laut dan lain-lain”,

“Untuk mengatasi hal tersebut tentu ada upaya yang harus dilakukan, salah satu

upayanya adalah penggunaan periskop“,“Bagaimana cara penggunaan periskop?

(21)

kaleidoskop, lup, mikroskop, kamera foto, teleskop), peserta didik dapat menyebutkan berbagai macam alat yang pembuatannya memanfaatkan sifat-sifat cahaya dengan benar, (2) melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik mampu menyebutkan kegunaan dari masing-masing alat yang pembuatannya memanfaatkan sifat-sifat cahaya, (3) melalui kegiatan percobaan dan diskusi kelompok dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery, peserta didik mampu membuat periskop sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar dengan benar.

Berdasarkan kegiatan awal yang telah disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi,guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengeksplorasi sumber bacaan tentang alat-alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya, dengan menunjukkan gambar yang terdapat di dalam materi. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, misalnya dengan meminta peserta didik menyebutkan kegunaan dari masing-masing alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya. Kemudian memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

(22)

yang telah dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan atau menyampaikan hasil percobaanya di depan kelas.

Kegiatan konfirmasi, disini guru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang sedang menyampaikan hasil percobaanya. Bersama peserta didik, guru melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan. Gurumemberikan penghargaan terhadap kerja kelompok atas percobaan yang telah dilakukan dengan memberikan tambahan poin.

Kegiatan akhirnya, memberikan tindak lanjut. Peserta didik diminta untuk mempelajari lagi materi tentang alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya. Gurumemberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran pada pertemuan ini. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan II dilakasanakan pada hari Selasa, 14 April 2015 pada jam pertama.Pertemuan kedua pada siklus II ini merupakan lanjutan dari pertemuan I. Pertemuan I mempraktekkan membuat periskop sederhana, di pertemuan II ini peserta didik mempraktekkan membuat lup sederhana dari bohlam lampu bekas.

Kegiatan awal, mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan bertanya tentang kabar peserta didik dan melakukan presensi. Guru memeriksa kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran melalui pengaturan tempat duduk. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya dan memberikan motivasi agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(23)

dilanjutkan tanya jawab yang diharapkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan materi yang telah dibahas dalam pertemuan I. Gurumemberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

Kegiatan elaborasi, disini guru membentuk peserta didik menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Peserta didik yang sudah membentuk kelompok kemudian dibagikan alat dan bahan serta lembar percobaan untuk membuat lup sederhana. Alat yang dibutuhkan antara lain, bohlam lampu dan air jernih.Gurumeminta setiap kelompok membaca terlebih dahulu perintah yang terdapat dalam lembar percobaan. Berdasarkan kegiatan diskusi kelompok ini, guru hanya membimbing kelompok dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery. Guruhanya memfasilitasi peserta didik berdiskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Sementara itu dengan arahan guru, peserta didik membuat jawaban sementara atau hipotesis. Gurumemberikan waktu untuk mengumpulkan data melalui percobaan. Melalui percobaan tersebut, guru mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. Kesimpulan yang telah dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan hasil percobaanya di depan kelas.

Kegiatan konfirmasi, disini guru memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang sedang menyampaikan hasil percobaanya. Bersama peserta didik, gurumelakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan. Gurumemberikan penghargaan terhadap kerja kelompok atas percobaan yang telah dilakukan dengan memberikan tambahan poin.

(24)

evaluasi tersebut dapat mengumpulkannya kepada guru dan kembali ke tempat duduk.Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

c) Tahap Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran siklus II selesai, maka dilakukan refleksi pembelajaran, dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi, dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi terhadap respon siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 di halaman berikut.

N

Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan model pembelajaran discovery yang dilakukan siswa pada siklus II, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti model pembelajaran discovery dan kegiatan akhir. Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua ini semua kegiatan dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir semua sudah dilakukan siswa dengan baik.

Selain aktivitas dari siswa yang diamati, aktivitas yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran discovery secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 di halamanberikut.

Tabel 4.6

Distribusi Aktivitas Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun 2014/2015

(25)

Sumber: Data Primer

Keterangan : T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana F = Frekuensi

Berdasarkan tabel 4.7, nampak bahwa hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan model pembelajaran discovery yang dilakukan gurupada siklus II pertemuan I, nampak ada beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu guru kurang merespon pertanyaan atau jawaban yang disampaikan oleh siswa, dan guru tidak melakukan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa. Setelah ada perbaikan, tindakan pada pertemuan kedua guru sudah melakukan semua kegiatan sesuai dengan model pembelajaran discovery.

3. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil belajar diperoleh dari nilai hasil evaluasi yang diberikan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya. Hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat dari tabel 4.8 di halaman berikut ini :

N

Distribusi Aktivitas Guru Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun 2014/2015

(26)

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun

Pelajaran 2014/2015 Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Siswa Presentase (%)

1. 70 - 74 3 9

2. 75 – 79 8 25

3. 80 - 84 14 44

4. ≥85 7 22

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi hasil belajar IPA, nampak bahwa distribusi skor hasil belajar IPA mengalami peningkatan dari siklus I. Skor hasil belajar yang diperoleh siswa antara 70-85. Hasil belajar siklus II ini, menunjukkan adanya kenaikan skor sebelumnya yakni antara 60 – 85.

(27)

Berdasarkan gambar 4.4 grafik distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/2015 siklus II, menunjukkan bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa adalah 80; yang diperoleh 5 siswa (15,7% dari seluruh siswa). 1 siswa memperoleh skor terendah, yakni 73. Sedangkan skor tertinggi adalah 87,5 yang hanya diperoleh 2 siswa.

4.2Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar IPA melalui model pembelajaran discovery, berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/2015, secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 di halaman berikut.

Gambar 4.4

Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SDNegeri Plumbon 01 Suruh

Semester II Tahun 2014/2015 Siklus II 72

74 76 78 80 82 84 86 88 90

0 1 2 3 4 5 6

S

ko

r

S

iswa

Jumlah Siswa

(28)

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimal, Skor Rata-Rata Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD

Negeri Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun pelajaran 2014/2015 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa hasil belajar yang ditinjau dari skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata dari pra siklus, ke siklus 1 dan ke siklus 2 selalu mengalami peningkatan.

Persentase ketuntasan belajar IPA siswa dari pra siklus, ke siklus 1 dan 2 adalah signifikan, yakni 0%, 78%, 100%. Penjelasan perbandingan ketuntasan belajar disajikan melalui gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5

Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar Melalui Model Pembelajaran Discovery SiswaKelas 5 SD Negeri

Plumbon 01 Suruh Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Uraian Pra Siklus Siklus I Siklus II

pra siklus siklus 1 siklus 2

(29)

Berdasarkan gambar 4.5, nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/ 2015 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan perbandingan ketuntasan belajar IPA terjadi, setelah pada siklus 1 dan siklus 2, diberi tindakan belajar dengan model pembelajaran discovery. Dalam model pembelajarandiscovery, siswa difokuskan untuk berpikir

aktif menemukan sendiri pemecahan masalah yang diberikan melalui percobaan. Pada pembelajaran pra siklus, guru hanya menggunakan ceramah sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya. Hasil belajar diukur melalui hasil tes yang merupakan aspek kognitif, sedangkan aspek lainnya yakni aspek afektif tidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Peningkatan hasil belajar IPA siklus 1 dan siklus 2 terjadi setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran discovery, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roestiyah (2008) bahwa model pembelajarandiscovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi

(30)

Gambar 4.6

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Skor Rata-Rata Melalui Model Pembelajaran

Discovery Siswa Kelas 5 SD NegeriPlumbon 01 Suruh Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.6, nampak bahwa perbandingan hasil belajar IPA mengalami peningkatan berdasarkan (1) skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 28,00 : 62,5 : dan 80,4, (2) skor maksimum, antara prasiklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 43,00 : 85,5 : 87,5. (3) skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 33,7 : 74,7 : 80,4.

Perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata antar siklus menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat. Peningkatan ini dialami juga penelitian yang dilakukan oleh Agus Supriyadi pada tahun 2012, dimana perbandingan hasil belajar mengalami peningkatan berdasarkan (1) skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 57,00 : 70,00 : dan 85,00, (2) skor maksimum, antara prasiklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 87,00: 94,00 : 96,00. (3) skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 71,25 : 80,85 : 92,00. Hal ini tejadi karena langkah-langkah pembelajarannya menggunakan model pembelajaran discovery yaitu, mengidentifikasi, melakukan percobaan, merumuskan kesimpulan,

(31)

mempresentasikan.Selain menggunakan model pembelajaran discovery, pengukuran hasil belajar yang dilakukan meliputi pengukuran proses berupa unjuk kerja refleksi dan pengukuran hasil belajar berupa tes formatif.Penelitian ini juga sejalan dengan Asnahwati, H. Zainuddin pada tahun 2013, yang menunjukkan perbandingan hasil belajar IPA mengalami peningkatan berdasarkan (1) skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 22,00 : 54,25 : dan 59,25, (2) skor maksimum, antara prasiklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 22,00: 80,15 : 85,65. (3) skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 22,00 : 70,65 : 75,00. Peningkatan hasil belajar terjadi karena pengukuran hasil belajar yang dilakukan meliputi pengetahuan dan unjuk kerja.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Melalui Model
Tabel 4.3 Distribusi Aktivitas Siswa Kelas 5 SD Negeri
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN FISIK, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP CITRA.. PERUSAHAAN RESTORAN CEPAT SAJI KFC

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

di sekolahnya. Harapannya, dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya. Para pengajar yang profesional. Modul belajar yang menarik, praktis dan mudah difahami. Lingkungan belajar yang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

Sekolah Dasar Inti Se-Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2018 Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi penilaian autentik berbasis software microsoft excel

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Lampung yang merupakan suatu analisis dampak budaya organisasi bagi peningkatan kinerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti kanker ekstrak ethanol propolis (EEP) yang berasal dari Kerjo, Karanganyar pada kultur sel kanker payudara