• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani Dalam Penerapan Padi Sawah SRI (System of Rice Intensification)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani Dalam Penerapan Padi Sawah SRI (System of Rice Intensification)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Padi Sawah

Salah satu bahan pangan nasional adalah padi. Padi merupakan makanan

pokok masyarakat Indonesia dan sebagai tulang punggung perekonomian Bangsa

Indonesia (Budianto, 2002).

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan

rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Genus : Oriza Linn

Family : Gramineae Species : Oryza sativa L.

(AAK, 1990).

Akar pertama yang timbul dari radikula tidaklah lama hidupnya, dalam

beberapa hari akar pertama itu akan mati dan fungsinya sebagai penyerap air

untuk kebutuhan kecambah, diambil alih oleh akar-akar yang bermunculan pada

buku-buku batang kecambah yang terbawah dari batang kecambah

(2)

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam

akar, yaitu :

1. Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah

dan bersifat sementara

2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda

bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini

disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio

atau karena munculnya bukan dari akar yang tumbuh sebelumnya

(Anonim, 2010).

Batang padi terdiri dari susunan beberapa ruas. Tiap-tiap dimulai dan

diakhiri dengan buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak

mata itu pada batang tanaman adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah

penting karena setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu

anakan. Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian.

Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan muncul anakan sekunder. Anakan

ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Siregar, 1981).

Daun kelopak pada daun pelepah yang terpanjang yaitu daun pelepah yang

disebut daun bendera (Flag-leaf). Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi

ligulae dan daun bendera daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang saling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas :

1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun

2. Pelepah daun yang membungkus ruas diatasnya dan kadang-kadang pelepah

daun dan helaian daun ruas berikutnya.

(3)

4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat diatas telinga daun. 5. Daun bendera adalah daun teratas dibawah malai (Anonim, 2010).

Malai adalah suatu malai bunga determinit, yaitu bunga terletak pada

bagian ujung tajuk. Panjang malai dan bagian ruas teratas diatas pelepah daun

bendera menentukan pemanjangan malai. Pemanjangan malai berbeda untuk

setiap varietas padi, dan kondisi lingkungan dapat mengubah tingkat

pemanjangannya.

Sebuah bulir adalah bagian malai bunga, dan terdiri atas dua lemma steril,

rakhilla dan floret. Rakhilla adalah sumbu kecil antara sekam rudimenter dan

floret fertile. Floret meliputi lemma, palea dan bunga, yaitu :

1. Lemma yaitu bagian floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea. Ia memiliki satu ekor, suatu pemanjangan filiform pada panjang yang berlainan dari urat tengah lemma.

2. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan

lemma. Ia sama dengan lemma hanya lebih sempit.

3. Bunga terdiri atas 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun

atas dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari. Putik

mengandung satu bakal biji.

Buahnya seperti buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai. Setelah tua,

warna hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang

berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya

disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini

dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama

(4)

Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan

banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah

beriklim panas yang lembab. Pengertian ini mencakup curah hujan, temperatur,

ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan musim.

Curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000 mm. Tanaman

padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 230C keatas. Sedangkan di Indonesia

pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun.

Ketinggian tempat untuk tanaman padi adalah 0-65 m diatas permukaan laut.

Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dangan syarat

tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup didaerah berhawa panas. Angin

juga memberi pengaruh positif dalam proses penyerbukan dan pembuahan.

Musim berhubungan erat dengan hujan yang berperan dalam penyediaan air dan

hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah sehingga sering terjadi

bahwa penanaman padi pada musim kemarau mendapat hasil yang lebih tinggi

daripada penanaman padi pada musim hujan dengan catatan apabila pengairan

baik (AAK, 1990).

SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan

kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran

dibandingkan teknik budidaya cara tradisional. Pada mulanya, praktek penerapan

SRI seperti “melawan arus”. SRI menentang asumsi dan praktek yang selama

ratusan tahun telah dilakukan. Kebanyakan petani padi menanam bibit yang telah

matang (umur 20-30 hari), dalam bentuk rumpun, secara serentak, dengan

penggenangan air di sawah seoptimal mungkin di sepanjang musim. Masuk akal

(5)

penanaman dalam bentuk rumpun akan menjamin beberapa tanaman tetap hidup

saat pindah tanam dan penanaman dalam air yang menggenang menjamin

kecukupan air dan gulma sulit tumbuh (Berkelaar, 2008).

Terlepas dari alasan tersebut, para petani yang menerapkan metode SRI

belum menemukan resiko yang lebih besar daripada metode tradisional.

Ada 6 penemuan kunci penerapan SRI :

1. Bibit transplantasi lebih awal

Bibit padi di transplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda,

biasanya saat berumur 8-15 hari. Benih harus disemai pada petakan khusus

dengan menjaga tanah tetap lembab dan tidak tergenang air. Saat transplantasi

dari petak semaian, harus hati-hati serta dijaga tetap lembab. Bibit harus

ditransplantasikan secepat mungkin setelah dipindahkan dari persemaian. Saat

menanam benih disawah, benamkan benih dalam posisi horizontal agar

ujung-ujung akar tidak menghadap keatas. Ujung akar membutuhkan keleluasaan untuk

tumbuh kebawah. Transplantasi saat bibit masih muda secara hati-hati dapat

mengurangi guncangan dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam

memproduksi batang dan akar selama tahap pertumbuhan vegetatif. Bulir padi

dapat muncul pada malai.

2. Bibit ditanam satu per satu

Bibit ditanam satu per satu, tidak secara berumpun, yang terdiri dari dua

atau tiga tanaman. Ini di maksudkan agar tanaman memiliki ruang untuk

menyebar dan memperdalam perakaran. Sehingga tanaman tidak bersaing terlalu

(6)

3. Jarak tanam

Dibandingkan dengan baris yang sempit, bibit lebih baik di tanam dalam

pola luasan yang cukup luas dari segala arah. Ada beberapa ukuran jarak tanam

pada SRI, yaitu : 25 cm x 25 cm, 30 cm x 30 cm dan 35 cm x 35 cm.

Untuk membuat jarak tanam yang tepat, petani dapat meletakkan

tongkat-tongkat dipinggir sawah, lalu diantaranya diikatkan tali melintas sawah. Tali

diberi tanda interval yang sama, sehingga dapat menanam dalam pola segi empat.

Dengan jarak tanam yang lebar ini, memberi kemungkinan lebih besar kepada

akar untuk tumbuh leluasa, tanaman juga akan menyerap lebih banyak sinar

matahari, udara dan nutrisi.

4. Kondisi tanah

Secara tradisional penanaman padi biasanya selalu digenangi air. Namun,

sebenarnya air yang menggenang membuat sawah menjadi kekurangan oksigen

bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan. Akar padi akan mengalami

penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman

mencapai masa berbunga.

Dengan SRI, petani hanya memakai ½ dari kebutuhan air pada sistem

tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi. Tanah cukup dijaga tetap

lembab selama tahap vegetatif, untuk memungkinkan lebih banyak oksigen bagi

pertumbuhan akar. Kondisi tidak tergenang yang dikombinasikan dengan

pendangiran mekanis, akan menghasilkan lebih banyak udara masuk kedalam

tanah dan akar berkembang lebih besar sehingga dapat menyerap nutrisi lebih

(7)

Pada tanaman padi sawah yang tergenang air, di akar padi akan terbentuk

kantung udara yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen. Namun, karena

kantung udara ini mengambil 30-40 % korteks akar, maka dapat berpotensi

menghentikan penyaluran nutrisi dari akar ke seluruh bagian tanaman.

Penggenangan dapat dilakukan sebelum pendangiran untuk mempermudah

pendangiran. Selain itu penggenangan air paling baik dilakukan pada sore hari,

sehingga air yang berada di permukaan mulai mengering keesokan harinya.

Perlakuan ini membuat sawah mampu untuk menyerap udara dan tetap hangat

sepanjang hari. Sebaliknya sawah yang di genangi air justru akan memantulkan

kembali radiasi matahari yang berguna, dan hanya sedikit menyerap panas yang

diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Dengan SRI, kondisi tak tergenangi

hanya dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif. Selanjutnya setelah

pembungaan, sawah digenangi air 1-3 cm seperti yang diterapkan di praktek

tradisional. Petak sawah diairi secara tuntas mulai 25 hari sebelum panen.

5. Pendangiran

Pendangiran adalah usaha menggemburkan tanah disekitar tanaman untuk

memperbaiki struktur tanah yang berguna untuk perkembangan tanaman.

Pendangiran dapat dilakukan dengan tangan atau alat sederhana. Para petani di

Madagaskar beruntung setelah menggunakan alat pendangiran yang

dikembangkan oleh International Rice Research Institute sejak tahun 1960an,

yang mampu mengurangi tenaga kerja dan meningkatkan hasil panen. Alat ini

mempunyai roda putar bergerigi yang berfungsi untuk mengaduk tanah saat

(8)

Pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah transplantasi dan

pendangiran ke dua setelah 14 hari. Minimal disarankan 2-3 kali pendangiran,

namun jika ditambah sekali atau dua kali lagi akan mampu meningkatkan hasil

hingga satu atau 2 ton/ha. Hal ini disebabkan karena tidak hanya sekedar

membersihkan gulma, tetapi pengadukan tanah dapat memperbaiki struktur dan

meningkatkan aerasi tanah.

6. Asupan organik

Awalnya SRI dikembangkan dengan menggunakan pupuk kimia untuk

meningkatkan hasil panen pada tanah-tanah tandus di Madagaskar. Tetapi saat

subsidi pupuk dicabut pada akhir tahun 1980an, petani disarankan untuk

menggunakan kompos, dan ternyata hasilnya lebih bagus. Kompos dapat dibuat

dari macam-macam sisa tanaman, seperti jerami, serasah tanaman dan dari bahan

tanaman lainnya, dengan tambahan pupuk kandang bila ada. Daun pisang bisa

menambah unsur potassium, daun tanaman kacang-kacangan dapat menambah

unsur N. Kompos menambah nutrisi tanah secara perlahan-lahan dapat

memperbaiki struktur tanah (Berkelaar, 2008).

Landasan Teori Sikap

Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan

persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap

mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang

menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap

(9)

tersebut tentang sikap menimbulkan implikasi-implikasi tertentu bagi seseorang

(Winardi, 2004).

Sikap lebih dipandang sebagai hasil belajar daripada sebagai hasil

perkembangan atau sesuatu yang diturunkan. Ini berarti bahwa sikap diperoleh

melalui interaksi dengan objek sosial atau peristiwa sosial. Sebagai hasil belajar,

sikap dapat diubah, diacuhkan, atau dikembalikan seperti semula, walaupun

memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan pandangan ini, maka sikap

sebenarnya merupakan produk dari hasil interaksi. Pandangan ini lebih bersifat

humanistik dimana kebebasan seseorang dapat ditentukan berdasarkan kondisi

lingkungan yang sedang berlaku saat itu (Mar’at, 1984).

Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai perantara

antara responnya dan objek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam

tiga macam yaitu, respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai

apa yang diyakini), respon afektif (respon syaraf simpatetik dan pernyataan

afeksi), serta respon perilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan

mengenai perilaku). Dengan melihat salah satu saja diantara ketiga bentuk respon

tersebut sikap seseorang sudah dapat diketahui. Walaupun begitu, deskripsi

lengkap mengenai sikap individu tentu harus diperoleh dengan melihat ketiga

macam respon secara lengkap (Azwar, 2007).

Sikap-sikap individu mungkin mengandung “surplus” nilai instrumental

baginya. Ia mengembangkan sikapnya sebagai tanggapan terhadap situasi

masalah, yakni dalam mencoba memenuhi keinginan khusus. Sejauh

sikap-sikapnya merupakan sistem yang bertahan (lestari), maka sikap tersebut tetap

(10)

masalah yang berbeda, yakni untuk memenuhi sejumlah keinginan yang berlainan

(Krech, dkk., 1996).

Menurut Ahmadi (1999), disamping pembagian sikap atas sosial dan

individual, sikap dapat pula dibedakan sebagai berikut :

1. Sikap Positif

Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan,

menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang

berlaku dimana individu itu berada.

2. Sikap Negatif

Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan

penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana

individu itu berada.

Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan

yaitu, apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung,

apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai

objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap

berarti memiliki sikap yang arahnya positif. Sebaliknya, mereka yang tidak setuju

atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap yang arahnya negatif

(Azwar, 2007).

Skala Likert

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran (measurement) sikap. Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala sikap

(11)

dikarenakan selain praktis, skala sikap yang dirancang dengan baik pada

umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan. Skala sikap berwujud kumpulan

pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan dianalisis sedemikian rupa

sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor)

dan kemudian dapat diinterpretasikan (Azwar, 2007).

Menurut Suryabrata (2002), Skala Likert tergolong skala untuk orang,

pada rancangan dasarnya untuk mengukur sikap. Berkenaan dengan pengukuran

sikap, maka ada dua hal yang selalu harus diingat mengenai sikap yaitu sebagai

berikut.

1. Sikap selalu mempunyai objek, objek sikap yaitu sesuatu yang menjadi

sasaran sikap.

2. Sikap itu digambarkan dalam satu kontinum dari negatif, lewat daerah netral

ke positif.

Menurut Azwar (2007), metode rating yang dijumlahkan populer dengan

nama penskalaan Model Likert, merupakan metode penskalaan pernyataan sikap

yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya.

Prosedur penskalaan dengan Metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu

sebagai berikut :

1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk

pernyataan yang favorable (disukai) atau pernyataan yang nonfavorable

(tak disukai).

2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus

diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan

(12)

Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pernyataan

telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada

rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan

kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima macam

kategori jawaban yaitu, “sangat tidak setuju” (STS), “tidak setuju” (TS), “tidak

dapat menentukan” atau “ragu-ragu” (R), “setuju” (S), dan “sangat setuju” (SS).

Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Model Likert

adalah skor T, yaitu :

Keterangan :

T = skor standar

X = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

X = mean skor kelompok

S = deviasi standar kelompok

(Azwar, 2007).

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani

Karakteristik sosial ekonomi petani yang dapat mempengaruhi sikap

petani terhadap sistem tanam SRI di Desa Pematang Setrak, kecamatan Teluk

Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai yang di teliti yaitu : umur, pendidikan,

(13)

1. Umur

Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> 50 tahun) biasanya makin

lamban dalam mengadopsi ilmu baru atau inovasi baru yang dijelaskan penyuluh

dan cenderung hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan

oleh masyarakat setempat.

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut.

Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin

turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur

tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman

(Suratiyah, 2009).

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana belajar yang menanamkan pengertian sikap

yang menguntungkan menuju penggunaan praktek-praktek pertanian yang lebih

modern. Mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat menerapkan

teknologi dan melaksanakan proses adopsi (Soekartawi, 1988).

Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani

akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani

menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya.

Pendidikan merupakan sarana belajar, yang menanamkan pengertian sikap

yang menguntungkan menuju pembangunan praktek pertanian yang lebih modern.

Mereka yang berpendidikan tinggi adalah yang relatif lebih cepat dalam

melaksanakan adopsi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah,

(14)

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan merupakan beban yang harus dipikul atau ditanggung

oleh petani dalam keluarga, seperti menurut Lubis (2000). Maksud dari jumlah

tanggungan disini adalah berapa banyak beban tanggungan petani dalam satuan

jiwa.

Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu

faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi

kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani

untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah

pendapatan keluarganya.

Jumlah tanggungan keluarga semakin banyak (anggota keluarga) akan

semakin meningkat pula beban hidup yang harus dipenuhi. Jumlah anggota

keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani. Keluarga

yang memiliki sebidang lahan tetap saja jumlahnya semakin sempit dengan

bertambahnya anggota keluarga, sementara kebutuhan akan produksi terutama

pangan semakin bertambah (Daniel, 2002).

4. Lamanya Berusahatani

Menurut Soekartawi (1988), petani yang sudah lebih lama bertani akan

lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula. Hal ini dikarenakan

pengalaman yang lebih banyak dapat membuat perbandingan dalam mengambil

keputusan.

5. Pendapatan

Pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dengan

(15)

usahatani yang dapat digunakan untuk membandingkan beberapa penampilan

usahatani (Soekartawi, dkk., 1984).

Kerangka Pemikiran

Indonesia adalah Negara berlatar belakang agraris, artinya pertanian

memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional, hal ini dapat

ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor

pertanian dan dari produk yang berasal dari pertanian. Untuk meningkatkan

produksi padi telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan metode

budidaya yang dapat meningkatkan hasil produksi padi. Salah satu metode

tersebut adalah System of Rice Intensification (SRI). Dalam rangka menumbuhkan

minat petani untuk mengadopsi SRI ini, pemerintah telah memberikan bantuan

berupa input produksi kepada petani yang ingin menerapkan SRI pada usahatani

padi sawah mereka.

Metode SRI yang diperkenalkan oleh pemerintah tentunya akan

mengundang respon atau tanggapan dari petani, respon tersebut adalah sikap

petani terhadap metode System of Rice Intensification (SRI). Pemberian bantuan input produksi kepada petani akan mempengaruhi sikap petani terhadap metode

SRI itu sendiri. Selain pemberian bantuan input produksi, faktor karakteristik

sosial ekonomi petani juga akan mempengaruhi sikap petani. Sikap petani

terhadap metode System of Rice Intensification (SRI) dapat berupa sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif yaitu sikap yang menerima, mendukung dan

melaksanakan metode SRI, sedangkan sikap negatif adalah sikap yang tidak

(16)

Sikap petani dalam menanggapi program tersebut dapat dipengaruhi oleh

karakteristik sosial ekonomi petani itu sendiri yang meliputi : umur, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lamanya berusahatani dan jumlah

pendapatan.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : Pengaruh

Hubungan

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran pengaruh karakteristik sosial

ekonomi terhadap sikap petani dalam penerapan padi sawah

System of Rice Intensification (SRI).

Petani

System of Rice Intensification

Sikap Petani Bantuan

Pemerintah

Positif Negatif

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani - Umur

- Tingkat Pendidikan - Lamanya

Berusahatani

- Jumlah Tanggungan Keluarga

(17)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi hipotesis penelitian

adalah :

1. Sikap petani terhadap SRI (System of Rice Intensification) di daerah penelitian adalah positif.

2. Terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani (umur, pendidikan, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan, dan pendapatan ) dan bantuan

pemerintah terhadap sikap petani dalam penerapan SRI (System of Rice

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran pengaruh karakteristik sosial

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka pelaksanaan layanan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin di Kabupaten Bantul melalui program JAMKESOS yang diselenggarakan oleh Badan

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM ATAS KEJAHATAN YANG DILAKUKAN OLEH ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS) DALAM PERSPEKTIF.. HUKUM

Pengujianinibertujuanuntukmenetapkankadar logam Kadmium (Cd) dalamsediaan bubur bayi instan menggunakanSpektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan Panjang gelombang 228,8 nm

[r]

Model mesin pemilah kayu secara otomatis berdasarkan panjang kayu terdiri dari rangka; rangkaian catu daya, rangkaian sensor panjang, sistem pendorong kayu, sistem konveyor

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) dikategorikan baik yaitu sebanyak 22 orang (73,33%), hampir seluruh responden dikategorikan

Secara statistik, pelaksanaan konseling gizi (menggunakan media leaflet maupun tanpa media) tersebut mempunyai pengaruh positif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam

Tanaman kahat Si menyebabkan ketiga organ tanaman di atas kurang terlindungi oleh lapisan silikat yang kuat, akibatnya: (1) daun tanaman lemah terkulai, tidak