• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Riset revisi 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Desain Riset revisi 3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Desain Riset:

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM ATAS KEJAHATAN YANG DILAKUKAN OLEH ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS) DALAM PERSPEKTIF

HUKUM INTERNASIONAL Oleh:

Satriyani NIM. 1408015019

Dibawah Bimbingan: Dr. Mahendra Putra Kurnia dan Rika Erawati, S.H., M.H.

A.

Latar Belakang:

Setiap manusia berhak mendapatkan rasa aman dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dari sesuatu hal yang dapat mengancam

perdamaian dan keamanan dunia.

Munculnya kelompok militan jihad Islamic State of Iraq and Syria

(ISIS) dengan mengancam perdamaian dan keamanan dunia atas tindak

kejahatan internasional yaitu kejahatan genosida (genoside), kejahatan

terhadap kemanusiaan (crimes against humanity), kejahatan terhadap

HAM berat (gross violation of human rights), kejahatan perang (war

crimes) dan kejahatan terorisme dengan tujuan untuk menjadikan semua Negara di dunia menjadi Negara Islam. Berdasarkan berita media, ISIS

telah melakukan tindakan pembantaian di Mesjid Al-Rawda, Sinai Mesir

yang telah menewaskan 305 warga sipil peristiwa tersebut baru saja

terjadi, sebelum itu kelompok ISIS juga telah melakukan serangan

mematikan terhadap kelompok minoritas Kristen Koptik Mesir di Sinai dan

pemboman pesawat Rusia yang membawa wisatawan ke Sinai pada 2015

dan menewaskan 224 orang didalamnya.1

(2)

Berdasarkan Universal Declaration of Human Rights dan Konvensi

Internasional tentang Kejahatan Internasional, tindakan ISIS telah

melanggar hak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan warga Negara

dari berbagai Negara, sehingga tindakan tersebut perlu mendapat

perhatian atau tindakan dari Negara-negara dunia (PBB). Berdasarkan

perbuatan yang dilakukan, ISIS harus bertanggungjawab secara hukum

atas perbuatan yang telah dilakukan. Dan peran masyarakat internasional

untuk memberantas kelompok militan tersebut dapat terlaksana agar

tujuan menjaga keamanan dan perdamaian dunia melalui mekanisme dan

prinsip yang diakui oleh Hukum Internasional dapat tercapai.

B.

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana pertanggungjawaban hukum terhadap kejahatan yang

dilakukan oleh ISIS dalam perspektif Hukum Internasional?

2. Apa peran Dewan Keamanan PBB dalam menjaga perdamaian dan

keamanan internasional terhadap tindakan yang dilakukan oleh ISIS?

C.

Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian ini diarahkan untuk menjawab dua hal, Pertama,

untuk dapat menentukan pertanggungjawaban hukum atas tindakan ISIS

berupa kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, penculikan,

pemerkosaan, eksekusi masal, penghancuran atau penodaan tempat

ibadah, penolakan terhadap kebebasan fundamental, dan pelanggaran

HAM yang akan ditelusuri berdasarkan perspektif Hukum Internasional.

Kedua, untuk mengetahui peran Dewan Keamanan PBB terhadap penanganan konflik dalam hal ini melibatkan Masyarakat Internasional

untuk menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional terhadap konflik

yang diakibatkan oleh ISIS.

(3)

1.

Teori Subyek Hukum

Ian Brownlie mengemukakan, bahwa Subyek Hukum Internasional

merupakan entitas yang menyandang hak-hak dan kewajiban

internasional dan mempunyai kemampuan untuk mempertahankan

hak-haknya dengan mengajukan klaim-klaim Internasional.2

Kemampuan sebagai pemegang hak dan kewajiban tersebut,

menunjukkan adanya kemampuan untuk mengadakan hubungan

hukum yang melahirkan hak-hak dan kewajiban. Syarat sesuatu

dapat dikatakan sebagai subyek hukum internasional adalah

memiliki personalitas hukum internasional dengan kemampuan dan

kecakapan tertentu, diantaranya adalah:

a. Mampu mendukung hak dan kewajiban internasional

(capable of possessing international rights and duties);

b. Mampu melakukan tindakan tertentu yang bersifat

internasional (endowed with the capacity to take certain

types of action on international plane);

c. Mampu menjadi pihak dalam pembentukan perjanjian

internasional (they have related to capacity to treaties and

agreement under international law);

d. Memiliki kemampuan untuk melakukan penuntutan terhadap

pihak yang melanggar kewajiban internasional (the capacity

to make claims for breaches of international law) ;

e. Memiliki kekebalan dari pengaruh/penerapan yurisdiksi

nasional suatu Negara (the enjoyment of privileges and

(4)

immunities from national jurisdiction);

f. Dapat menjadi anggota dan berpartisipasi dalam

keanggotaan suatu organisasi internasional (the question of

international legal personality may also arise in regard to membership or participation in international bodies).3

2.

Teori Pertanggungjawaban

Menurut teori tradisional, terdapat dua macam pertanggungjawaban

yang dibedakan, yaitu pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan

(based on fault) dan pertanggungjawaban mutlak (absolut

responsibility).4 Konsep pertanggungjawaban berhubungan dengan

pertanggungjawaban secara hukum atas tindakan yang dilaku kan

oleh seseorang atau kelompok yang bertentangan dengan

undang-undang. Terdapat dua istilah yang menunjuk pada

pertanggungjawaban, yaitu liability dan responsibility. Liability

menunjuk pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat

akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan

responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban politik. Seseorang bertanggungjawab secara hukum atas perbuatan

tertentu atau bertanggungjawab atas suatu sanksi bila

perbuatannya bertentangan. Melalui teori ini, kajian dan analisis

dilakukan terhadap pertanggungjawaban hukum kelompok militan

ISIS terhadap kejahatan yang dilakukan.

Tidak dapat dipungkiri saat ini telah terdapat subjek lain yang dapat

3 Status Hukum, Art in the Science of Law, 2013, http://statushukum.com/subjekhukuminternasional.html, diakses terakhir Tanggal 19 Mei 2017.

(5)

dimintai pertanggungjawaban di tingkat internasional. Subjek lain

bagi pertanggungjawaban internasional. Selain Negara, diantaranya,

yang pada saat ini mulai meningkat popularitasnya dalam hukum

internasional adalah individu. Puncak dari pertanggungjawaban

internasional bagi individu terjadi ketika pembentukan peradilan

internasional pasca Perang Dunia II. Peradilan ini merupakan upaya

sekutu untuk memberikan keadilan terhadap para korban kekejaman

Perang Dunia II. Setelah usai Perang, kembali marak pembentukan

peradilan internasional yang ditujukan untuk meminta

pertanggungjawaban individual.

Individu dapat diminta pertanggungjawabannya selama salah satu

hal terpenuhi, yaitu:

1. Dimana pribadi tersebut secara sengaja

melakukan,merencanakan, membantu atau mendukung

perencanaan, persiapan tindak pidana kejahalan yang dinilai

sebagai pelaku tindak pidana kejahalan tersebut.

2. Pribadi atau individu tersebut bertanggung jawab atas

keikutsertaan dalam rencana bersama atau konspirasi untuk

memudahkan terjadinya tindak pidana kejahalan tersebut.

3.

Pribadi atau individu biasa dianggap bertanggung jawab

sesuai dengan prinsip tanggung jawab individu.5

3.

Teori Keamanan

(6)

Viotti dan Kaupi mendefinisikan bahwa keamanan sebagai

pertahanan dan perlindungan dasar dari suatu negara dan konsep

keamanan ini berlaku untuk individu maupun kelompok. Landasan

utama dalam teori ini yaitu lensa keamanan (security) menurut Paul

D. Williams menyatakan keamanan merupakan hal penting di masa

kini karena tidak akan mungkin politik Internasional menanggalkan

keamanan karena ancaman-ancaman seperti pembunuhan,

penyiksaan, kelaparan, penolakan terhadap pendidikan, dan

lain-lain.6

E.

Keaslian Penelitian:

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, guna menghindari

terjadinya duplikasi terhadap penelitian dalam masalah yang sama,

adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah:

1. Renova, El Ed Siregar, 2016, Kedudukan Islamic State of Iraq and

Syria dalam Hukum Internasional Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Dalam skripsi ini membahas

perkembangan dan aktifitas kegiatan-kegiatan kelompok Islamic

State of Iraq and Syria (ISIS) yang dikaitkan dengan teori-teori Hukum Internasional tentang kedudukan/status hukum.

Melihat penulisan penelitian terlebih dahulu terdapat kesamaan dari

segi objek penelitian yaitu Kedudukan Status dari gerakan Islamic State of

Iraq and Syria, namun dari subtansi pembahasan, sudut pandang dan pokok pembahasan berbeda dengan yang dilakukan oleh penulis. Dalam

(7)

penulisan ini, penulis membahas dua hal, pertama: mengklasifikasikan

dalam Subyek Hukum Internasional untuk dapat menentukan

pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan Islamic State

of Iraq and Syria menurut perspektif hukum internasional. Kedua, upaya dunia internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan

internasional terhadap konflik yang diakibatkan oleh ISIS. Penelitian ini

adalah hasil karya sendiri tanpa melakukan plagiarisme terhadap hasil

penelitian orang lain.

F.

Metode Penelitian:

1.

Pendekatan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

doctrinal, pendekatan doctrinal yang dimaksud adalah pendekatan yang berbasiskan ketentuan perundang-undangan (Black Letter Law), sesuai

dengan perspektif hukum Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (United

Nation Charter), Draft Articles on the Origin of State Responsibility (1980), Geneva Convention (1949), Statuta Mahkamah Internasional, Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genoside (1948), Convention for The Suppression of Terrorist Bombing (1997), Convention for the Supression of the Financing of Terrorism (1999) dan Putusan Nuremberg 1946.

Pendekatan doctrinal memecahkan masalah penelitian dengan cara

menginventarisir bahan-bahan hukum yang ada dengan melihat

persoalan-persoalan hukum yang muncul, kemudian penelitian dilakukan dengan

cara mengkonstruksikan dan menggabungkan antara Black Letter Law dan

(8)

prinsip dan doktrin yang digunakan dalam menentukan

pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang disebabkan oleh ISIS

serta upaya dunia internasional dalam menghadapi konflik tersebut. Asas

hukum, teori hukum internasional, prinsip dan doktrin tersebut antara lain:

a. Teori pertanggungjawaban; b. Teori Subyek Hukum; c. Teori Keamanan;

serta dasar hukum lainnya yang digunakan dalam menjawab

permasalahan yang terjadi, serta dokumen yang kemudian dihubungkan

dengan permasalahan yang sedang diteliti.

2.

Sumber Data

Penggunaan bahan hukum berupa bahan sekunder sangat diperlukan

dalam desain penelitian ini, seperti bahan kepustakaan yang

dikelompokkan sebagai berikut: Pertama, bahan hukum berupa ketentuan

perundang-undangan, serta aturan lainnya di bawah Undang-Undang yang

relevan dan berkaitan dengan penelitian ini. Kedua, oleh karena riset ini

adalah sebuah riset hukum yang diarahkan menjawab isu hukum, maka

dukungan pustaka tentang teori hukum yang relevan termasuk asas-asas

hukum yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Studi ini juga

memerlukan bahan hukum tersier, berupa ensiklopedia dan kamus hukum

termasuk black law dictionary.

3.

Analisis Data

Bahan hukum yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis

secara kualitatif untuk mendeskripsikan jawaban atas pertanyaan

penelitian:

(9)

Data yang diperoleh selama penelitian diarahkan untuk

menganalisis beberapa hal pokok diantaranya, penentuan ISIS

dalam klasifikasi subjek Hukum Internasional masuk dalam kategori

belligerent, organisasi internasional, terorisme atau ISIS dapat dirumuskan sebagai subjek hukum internasional baru. Mengingat

pentingnya dalam perumusan subjek hukum tersebut karena

gerakan ISIS merupakan salah satu gerakan yang aktif dalam

kegiatan lintas-batas Negara yang melakukan perbuatan melawan

hukum berupa kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang,

eksekusi massal, kejahatan terorisme dan pelanggaran terhadap

Hak Asasi Manusia sehingga mendorong adanya

pertanggungjawaban pidana yang lebih komprehensif untuk

memberantas ISIS baik melalui Mahkamah Internasional atau Hukum

Nasional masing-masing Negara termasuk pengembalian kerugian

Negara dan pemulihan lingkungan yang dapat menimbulkan efek

jera.

Rumusan masalah (R2)

Terdapat dua variable utama dalam bagian ini, yaitu, Pertama,

kondisi peraturan saat ini, dan prinsip-prinsip internasional yang

belum tepat. Analisis pada bagian ini akan tergantung pada jawaban

RM (1) dalam melihat substansi hukum seperti apa yang digunakan

dalam pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan oleh subyek

hukum, dan akibat hukumnya. Kedua, upaya hukum dunia

internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan

(10)

Organisasi Internasional yaitu PBB sebagai organisasi besar atau

organisasi par excellence yang dikenal dunia, PBB memiliki

pengaruh dan peranan dalam mempertahankan kelangsungan hidup

umat manusia di dunia khususnya di bidang perdamaian dan

keamanan internasional.

4.

Alokasi Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung dari

tanggal 20 November 2017 dan berakhir tanggal 20 Mei 2018 berdasarkan

Surat Persetujuan dan Penunjukan Pembimbing Skripsi Nomor

44325/UN.17.7/LL/2017.

G.

Daftar Referensi

1.

Adolf, Huala. 2011. Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

2.

Atamsasmita, Romli. 2000. Pengantar Hukum Pidana Internasional. Bandung: Refika Aditama.

3.

Ian Brownlie. 1977. Principles of Public International Law, The English Languange Book Society and Oxford University Press.

4.

Kelsen, Hans. 2006. Teori Umum Hukum dan Negara. Cetakan Pertama. Bandung: Nuansa dan Nusamedia.

5.

Kusumaatmadja, Mochtar. 1981. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Binacipta.

6.

May Rudy, Teuku. 2002. Hukum Internasional 1. Bandung: Refika Aditama.

7.

May Rudy, Teuku. 2002. Hukum Internasional 2. Bandung: Refika Aditama.

8.

Parthiana, I Wayan. 1990. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: CV. Mandar Maju.

9.

Parthiana, I Wayan. 2015. Hukum Pidana Internasional. Bandung: CV. Yrama Widya.

10.

Reno Muhammad. 2014. ISIS Mengungkap Fakta Terorisme Berlabel Islam. Jakarta: Naura Books.

(11)

Jakarta: Sinar Grafika.

12.

Tahar, Abdul Muthalib. 2012. Hukum Internasional dan Perkembangannya. Lampung: Fakultas Hukum Universitas Lampung.

13.

Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional Kontemporer. Bandung: PT. Refika Aditama.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat (Hg, Pb, dan Cu) pada tanah hutan mangrove Muara Angke DKI Jakarta, serta untuk mengetahui jenis fungi yang terdapat

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kualitas susu sapi segar yang beredar di Kota Yogyakarta dalam keadaan baik, aman dan layak untuk dikonsumsi, karena

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko pada area produksi PT Cipta Mortar Utama Plant Cibitung serta memberikan

Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan hasil kekentalan chip dengan analisa viskositas intrinsik (IV) dengan menggunakan mesin atau manual, yang dapat mempengaruhi kualitas

Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila pemeriksaan 100CC air terdapat kurang

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kuantitas Air permukaan Akibat adanya pembatasan secara fisik terhadap kawasan perumahan dan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan pola hidup apa saja yang berhubungan dengan lingkar pinggang berlebih pada penderita penyakit jantung koroner untuk.3.

Dalam pembuatan mikrokapsul minyak jeruk nipis yang dilakukan banyak variable yang berpengaruh terhadap mikrokapsul yang dihasilkan seperti pengaruh ratio fasa minyak