• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Elfratiwy Saragih NIM 4113341012

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN

DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)

ABSTRAK

Miskonsepsi merupakan suatu keadaan dimana siswa memiliki pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep para ahli. Miskonsepsi dapat mengakibatkan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dan menganalisis faktor-faktor penyebab miskonsepsi siswa di kelas IX SMP Negeri se-kota Medan pada materi sistem peredaran darah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se-kota Medan. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri se-kota Medan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara stratified random sampling, jadi data dikumpulkan dari 186 siswa kelas IX dari 6 sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri se-kota Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dua dimensi, angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 60,28% siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem peredaran darah. Secara umum factor penyebab miskonsepsi adalah siswa, Guru, buku/teks, konteks dan cara mengajar. Pada penelitian ini faktor yang menjadi penyebab miskonsepsi siswa yaitu buku pelajaran 23,65%, pengalaman sehari-hari 22,71%, teman sebaya 16,72%, lembar kerja siswa 7,32%, blog 6,83%, Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,74%, buku komik sains 3,30%, Guru Sekolah Dasar (SD) 2,71%, facebook 2,24%, majalah 1,43%, Orang Tua 0,74%, youtube 0,69%, dan sumber lain 5,60%. Faktor yang paling dominan sebagai penyebab miskonsepsi siswa adalah buku pelajaran, pengalaman sehari-hari, teman sebaya, lembar kerja siswa dan blog. Sementara itu faktor lain yang juga menyebabkan miskonsepsi siswa adalah buku komik sains, majalah, interaksi dengan orang tua, Guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Menegah Pertama, dan Guru Les. Penelitian ini dapat membantu kita untuk mengetahui cara meminimalisir miskonsepsi siswa.

(5)

ANALYSIS THE CAUSE FACTOR OF STUDENTS MISCONCEPTION OF STUDENT CLASS IX ABOUT CIRCULATORY SISTEM IN MEDAN

JUNIOR HIGH SCHOOL Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)

ABSTRACT

Misconception is one of the condition where the students understanding have the different concept with the scientific concept. Misconception result the misunderstanding of students learning. This study aimed to determine how much misconception and to analyze the factors that cause students misconception in class IX in Junior High School as Medan City about circulatory system. This research was conducted in Junior High School as Medan City. The population in this study are all students of class IX Junior High School as Medan. Sampling technique in this study has been conduct stratified random sampling, the data collected from 186 students of IX class in Junior High School in Medan City. Research instrument was used combained between two tier diagnostic test and closes interview quistionnaire. The result indicated60.28% students, misconception of the circulatory system. In general factor of students misconceptions caused by students, teachers, books/teks, konteks, and teaching strategy. In this research the factors that caused students misconceptions arebooks 23.65%, daily experience 22.71%, classmate 16.72%, students worksheep 7.32%, blog 6.83%, Junior High School’s teacher 5.74%, science comic 3.30%, Primary School’s Teacher 2.71%, facebook 2.24%, magazines 1.43%, youtube 0.69%, parents 0.74%, and another result is5.60%.The dominant factors that caused student misconception arebooks, daily experience, classmate, students worksheep and blog. The other factors that caused student misconception are science comic, magazines, parents, Primary School’s Teacher, Junior High School’s teacher, private teacher, and social media networking (facebook and youtube). This research can help us to know how to preassure students misconception.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan Yesus, yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Analisis Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah di Kelas IX SMP Negeri se-Kota Medan dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Banyak dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terimakasih disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. Ketua Jurusan Biologi.

4. Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 5. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS., M.Sc. Dosen Pembimbing skripsi. 6. Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si, Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, dan Ibu Dr.

Melva Silitonga, M.S sebagai dosen penguji.

7. Bapak Drs. Dj. Simamora, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik. 8. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta Staff Pegawai jurusan Biologi.

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru pengajar bidang studi IPA di SMP Negeri 4, 11, 17, 19, 20, dan 27 Medan.

(7)

11. Saudara di pelayanan UKMKP khususnya keluarga de_Angelo (Kak Hethy, Kak Astika, Kak Bethesda, Jelita dan Bang Sonri) untuk semua dukungan doa dan motivasi.

12. Saudara di pelayanan IKBKB terkhusus adik-adik tim Keluarga Besar (Icha, Steffany, Riah, Ester, Sari, Sindya, Trina, Maria, Sarah, Jimmy, Tohap, dan Widya) untuk semua dukungan mental dan media laptop selama proses penyelesaian skripsi.

13. Rekan-rekan di kelas Ekstensi A 2011, terkhusus sahabat seperjuangan Mina, Devi dan Hanifah yang selalu berbagi suka duka dan dorongan semangat. 14. Sahabatku Maria Soraya Purba S.M.B yang setia memberikan motivasi dan

membantu selama proses penyelesaian skripsi.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Terimakasih untuk semua dukungan motivasi dan doa yang diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya biologi.

Medan, November 2015 Penulis

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

2.1. Konsep dan Miskonsepsi 7

2.2. Karakteristik Miskonsepsi 10

2.3. Konstruktivisme Miskonsepsi 12

2.4. Miskonsepsi pada Pembelajaran Biologi 13

2.5. Faktor Penyebab Miskonsepsi 15

2.5.1. Guru 15

2.5.2. Siswa 16

2.5.2. Buku Teks 17

2.5.4. Konteks 18

2.5.5. Metode Mengajar 19

2.6. Identifikasi Miskonsepsi 21

2.6.1. Pembuatan Peta Konsep 21

2.6.2. Tes Diagnostik Dua Dimensi 21

2.6.3. Tes Diagnostik CRI 23

2.6.4. Metode Menggambar 23

(9)

2.7. Materi Peredaran Darah 25

2.7.1. Darah 26

2.7.2. Golongan Darah 28

2.7.3. Alat Peredaran Darah 28

2.7.4. Sistem Peredaran Darah 31

2.7.5. Peredaran Limfa 32

2.7.6. Konsep Materi Sistem Peredaran Darah 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.3. Metode Penelitian 36

3.4. Prosedur Penelitian 36

3.5. Instrumen Penelitian 37

3.6. Teknik Pengumpulan Data 40

3.7. Teknik Analisis Data 41

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 43

4.1.2. Data Miskonsepsi Siswa 44

4.1.3. Data Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa 54

4.2. Pembahasan 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

5.1. Kesimpulan 63

5.2. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Skema penilaian tes diagnostik 22 Gambar 2.2. Skema pembekuan darah 28

Gambar 2.3. Struktur Jantung 30

Gambar 2.4. Skema Peredaran Darah Besar 31 Gambar 2.5. Skema Peredaran darah Kecil 31 Gambar 2.6. Peredaran darah kecil dan Besar 32 Gambar 4.1. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

mengalami miskonsepsi di SMP N 4 Medan 45 Gambar 4.2. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

mengalami miskonsepsi di SMP N 11 Medan 47 Gambar 4.3. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

mengalami miskonsepsi di SMP N 17 Medan 48 Gambar 4.4. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

mengalami miskonsepsi di SMP N 19 Medan 49 Gambar 4.5. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

mengalami miskonsepsi di SMP N 20 Medan 50 Gambar 4.6. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan

(11)

x DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Miskonsepsi Biologi 14

Tabel 2.2. Penyebab miskonsepsi 20

Tabel 2.3. Pemberian skor menurut Klymkowsky 23 Tabel 2.4. Pemberian skor pada CRI 24 Tabel 2.5. Teknik identifikasi miskonsepsi siswa dengan metode gambar 25 Tabel 2.6. Perbedaan Pembuluh arteri dan Vena 31

Tabel 3.1. Sampe penelitian 31

Tabel 3.2. Penilaian tes diagnostik dua dimensi 40 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes diagnostik dua dimensi 41

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian 42

(12)

x

x DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1. Kisi-kisi instrumen 67

Lampiran 2. Tes Diagnostik 71

Lampiran 3.Tabel PerhitunganValidasi Instrumen 77 Lampiran 4.Perhitungan Validitas Soal 78 Lampiran 5.Perhitungan Reliabilitas Soal 80 Lampiran 6.Tabel Taraf Kesukaran Soal 82 Lampiran 7.Perhitungan tingkat kesukaran soal 83

Lampiran 8.Tabel Daya Beda Soal 85

(13)

1

Kegiatan belajar merupakan sebuah proses mendapatkan pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Suprijono (2009) menyebutkan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan, dengan kata lain salah satu hasil belajar adalah keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual dalam hal ini terdiri dari kemampuan untuk mengategorisasi, kemampuan analitis dan sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran (Santrock, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar, memahami konsep dengan tepat adalah salah satu tujuan dari pembelajaran. Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika atau membuat generalisasi dari fakta ke konsep (Suprijono, 2009). Delhita (2012) menyatakan bahwa proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat memahami dan mejelajahi alam sekitar berdasarkan konsep. Konsep yang dimaksud dalam hal ini merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber informasi berbeda ke dalam suatu gagasan tunggal. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Sebagai contoh konsep adalah bahwa tidak ada dua buah jeruk yang sama benar, namun kita dapat mengelompokkan jeruk-jeruk hal ini dikarenakan kita dapat memahami konsep jeruk dengan teppkaat (Dahar, 2006).

(14)

2

Dalam pembelajaran sains, tujuan yang harus dicapai adalah membantu siswa dalam mengembangkan suatu pemahaman konsep yang bermakna dan mengetahui bagaimana konsep tersebut dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Kara dan Yesiluyart, 2008). Winahyu (2007) dalam (Fadillah, 2014) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu Siwi (2013) menyatakan bahwa pada proses pembelajaran ilmiah siswa diharapkan memahami konsep, bukan hanya sekedar menghapal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar pemahaman akan konsep adalah hal yang sangat penting, karena dengan konsep yang tepat siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pendidikan ilmu pengetahuan telah mendokumentasikan miskonsepsi siswa pada berbagai macam subjek (Dikmenli, 2010). Miskonsepsi dalam bidang fisika meliputi analisis miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika dengan metode CRI (Suwarna, 2013), miskonsepsi Guru fisika pada materi mekanika (Saehana dan Haeruddin, 2011). Miskonsepsi dalam bidang kimia yaitu pada materi stoikiometri (Delhita dan Suyono, 2012). Sementara itu, miskonsepsi dalam bidang biologi diantaranya Miskonsepsi yang terjadi reproduksi hewan (Murat, 2011), respirasi pada manusia (Michael et al, 1998), sistem urinaria (Murat, 2013), sistem peredaran darah (Ozgur, 2013), fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan (Cokadar, 2012), difusi dan osmosis (Tarakci et al., 1999), genetika (Murni, 2013), pembelahan sel (Dikmenli, 2010), fotosintesis dan respirasi (Kose dan Ozay, 2009).

(15)

mempelajari biologi (Rahayu, 2011). Sementara itu, Dahar (2006) menyebutkan bahwa dalam pendidikan sains miskonsepsi merupakan penghambat pembetukan konsepsi ilmiah, sehingga perlu diusahakan untuk memperbaikinya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rabithah (2011) telah menemukan adanya miskonsepsi siswa terhadap sistem peredaran darah manusia, pada konsep komponen darah sebesar 56%, mekanisme pembekuan darah 23%, golongan darah sebesar 22%, jantung sebesar 56%, sistem pembuluh darah sebesar 43%, peredaran darah sebesar 50%, sistem limfatik 50%, dan kelainan pada penyakit sebesar 30%. Sementara itu Arnaudin dan Mintzes (1985) melaporkan bahwa siswa sekolah menengah mengalami miskonsepsi tentang pembuluh vena yaitu darah yang berada di dalam pembuluh darah berwarna biru, namun konsep yang benar adalah darah teroksigenisasi sehingga siswa sulit untuk memahami konsep darah selanjutnya.

Tekkaya (2002) menyatakan miskonsepsi siswa terhadap materi peredaran darah meliputi, Serum merupakan bentuk penyimpanan plasma, dinding tebal dan elastis pada pembuluh arteri membantu mencegah hilangnya panas, kecepatan yang rendah dalam kapiler darah diakibatkan diameter yang kecil, jantung berfungsi untuk menyimpan, membersihkan dan menyaring darah.

Miskonsepsi terjadi tentunya dikarenakan oleh factor penyebab. Beberapa penelitian lain juga telah membuktikan adanya faktor-faktor penyebab miskonsepsi pada siswa. Antara lain faktor guru (Suryanto dkk, 1997), buku teks (Ivowi dan Oludotum, 1987), dan faktor siswa antara lain intuisi, bentuk matematika dan bahasa lokal (Purba, 2008), pengalaman sehari-hari (Rahayu, 2011).

(16)

4

darah pada siswa. Guru-guru juga mengatakan bahwa materi sistem peredaran darah merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa SMP sehingga memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Adanya miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah akan berpengaruh pada materi berikutnya, misalnya materi sistem respirasi dan eksresi. Miskonsepsi yang dialami setiap siswa disekolah bisa berlainan dengan penyebab yang berbeda-beda. Menurut filosofi konstruktivisme, pengetahuan siswa dikontruksi atau dibangun oleh siswa sendiri. Proses konstruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian dan lingkungan. Pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, siswa mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya (Fadillah, 2014). Dengan demikian, apabila siswa membangun konsep yang tidak didampingi sumber informasi yang jelas dan akurat tentunya akan menciptakan konsep yang tidak tepat.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa miskonsepsi merupakan konsep pada anak yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmuan. Miskonsepsi dalam hal ini juga terjadi pada sistem peredaran darah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, guru, siswa, pengalaman, internet, buku, dan keyakinan. Miskonsepsi dapat menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran, karena miskonsepsi siswa pada suatu materi menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu materi bahkan berdampak akan materi selanjutnya dan guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran berikutnya dan kesulitan juga untuk mengubah konsep yang salah tersebut. Sehubungan dengan uraian dalam latar belakang ini maka peneliti ingin mengadakan penelitian tentang Analisis Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di SMP Negeri se-Kota Medan.

1.2 Identifikasi Masalah

(17)

1. Siswa mengalami miskonsepsi dalam pelajaran IPA khususnya bidang biologi.

2. Miskonsepsi siswa terjadi pada pemahaman materi sistem peredaran darah. 3. Miskonsepsi dapat menghambat proses proses penerimaan pengetahuan

dalam diri siswa sehingga akan menghambat proses pembelajaran. 4. Pengalaman dapat menciptakan miskonsepsi dalam diri siswa.

5. Adanya faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari berkembangnya permasalahan menjadi luas maka perlu ada batasan masalah yaitu:

1. Masalah yang diteliti difokuskan untuk mengetahui banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi pada siswa.

2. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMP Negeri Se-Kota Medan.

3. Materi biologi yang diteliti adalah sistem peredaran darah

4. Pengambilan sampel penelitian ditentukan berdasarkan akreditasi sekolah.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi di SMP Negeri sekota Medan pada materi system peredaran darah?

2. Faktor apakah yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa kelas IX di SMP Negeri se-Kota Medan tentang materi sistem peredan darah manusia? 3. Berapa persentasi setiap faktor-fakor penyebab mengakibatkan siswa

(18)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas IX di SMP Negeri sekota Medan yang miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan mengetahui persentasi setiap faktor penyebab miskonsepsi siswa pada konsep-konsep dalam materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas IX di SMP Negeri se-Kota Medan

1.6 Manfaat Penelitian

1. Untuk menjadi bahan masukan kepada guru-guru agar lebih memperhatikan konsep-konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa sehingga dapat diminimalkan.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem peredaran darah sebesar 60,28% dari siswa kelas IX SMP Negeri se-kota Medan. 2. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi siswa di SMP Negeri se-Kota

Medan adalah sebagai berikut: buku pelajaran 23,65%, buku komik sains 3,29%, lembar kerja siswa 7,31%, majalah 1,75%, facebook 2,23%, youtube 0,68%, blog 6,8%, guru SD 2,7%, Guru SMP 5,7%, orang tua 0,7%, teman sebaya 16,72%, pengalaman sehari hari 22,70%, dan sumber lain seperti guru les, buku kumpulan soal-soal IPA, buku rangkuman ilmu pengetahuan alam (RPAL) 5,59%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penulisan buku-buku pelajaran untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada buku pelajaran, dan perbaikan terhadap penataan bahasa pada buku pelajaran.

(20)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2003).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Chi, M.T.H., Slotta, J.D., Leeuw, N. (1994). From thing to process: a theory of conceptual change for learning science concept, Learning and Instruction, 4:27-43

Dahar, Ratna Wilis. (2006).Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga, Bandung.

Dikmenli, Musa. (2010). Misconception of Cell Division Held by Student Teacher in Biology: A Drawing Analysis.Scientific Research and Essay,5:235-247 Dimyati., Mudjiono. (2013).Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta, Jakarta. Fadillah, N. (2014). Identifikasi Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Tetantang

Materi Biologi di SMA se-kota Langsa. Tesis. Program Pasca-Sarjana-Unimed, Medan.

Fitrianingrum, Nurul.(2013), Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Semester I, Jurnal Pendidikan Fisika, 1:73

Genc, Murat. (2013). Prospective Elementary Teachers Misconceptions in Biology Lesson Urinary System Sample, International Journal on New Trends in Education and Their Implication,4:18

Henny. (2011). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia.Tesis. Program Pasca-Sarjana Unimed,Medan.

Hewindati, Y. dan Suryanto, A. (2004). Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya Miksonsepsi.Jurnal Pendidikan, 5: 61-72

Kara, Y., Yesilyurt. (2008). Comparing the impact turorial and edutaiment software program on students achievement, misconception, and attitudes to ward biology,Journal Sciences Education and Technology, 17: 32-41 Karim, Saeful.2008). Belajar IPA untuk kelas VIII, Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta.

(21)

Klymkowsky, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. (2006). Two-Dimensional, Implicit Confidence Test as a Tool for Recognizing Student Misconception,Journal of College Science Teaching

Kose, Ezra Ozay. (2009). Misconception and Alternative Concepts in Biology Textbooks; photosynthesis and respiration, Journal of sience education, 10: 91-93.

Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawing As a Reseach Method,World Applied Sciences Journal, 3: 283-293

Kubiatko, M., Prokop, P. (2009). Pupils’ Understanding Of Mammals: An Investigation Of The Cognitive Dimension Of Misconceptions, Journal of Baltic Science Education, 3: 97–112

Mahardika, Ria.(2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. Mustakin, Tri Ade. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa denan Menggunakan

Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.

Murni, Dewi. (2013).Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Prosiding Semirata, FMIPA Universitas Lampung

Murat, M., Kanadli, S., Unisen, A., (2011), Seventh Grade Students’ Misconceptions about Animals’ Reproduction, Growth and Development and Their Likely Resources, Journal of Turkish Science Education, 8:198-201

Nazar, M. (2011), Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Pendidikan Kimia Unsyiah Banda Aceh, Banda Aceh.

Ozgur, Sami. (2013). The Persistence of Misconception about the Human Blood Circulatory System among Students in Differen Grade Levels,Internasional Journal of Environmental & Science Education,8:255-268

Purba, Dermiana. (2011).Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tantang Materi Sistem Respirasi dan Ekresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Labuhan Batu.Tesis. Program pasca sarjana Unimed, Medan.

(22)

66

Jaringan Di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Tesis. Program Pasca-Sarjana-Unimed, Medan.

Popham, W. James., Balker, L. Eva. (2011).Teknik Mengajar Secara Sistematis. Rineka Cipta, Jakarta.

Santrock, Jhon, W. (2007).Psikologi Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Grasindo, Jakarta.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sutrisno, L. dkk., (2002), Miskonsepsi Siswa Dalam IPA, Pengembangan Pembelajaran IPA, Jakarta

Tarakci et al., (1999), Across - Age Study Of High School Students' Understanding Of Diffusion And Osmosis, Hacettepe Üniversitesi Eğitim FakÜltesi Dergisi 15: 84 - 93

Tekkaya, C. (2002). Misconception as Barrier to Understanding Biology, Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15: 84-93

Turkmen, H. Usta, E. (2007). The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science,Kastamonu Education Journal, 15:491-500. Van Den Berg, Euwe. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Universitas

Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Gambar

Tabel 2.1. Miskonsepsi Biologi

Referensi

Dokumen terkait

(2) mengetahui penyebab miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jatiyoso tahun ajaran 2012/2013 pada pembelajaran matematika materi pokok segitiga. Penelitian

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, didapatkan persentase miskonsepsi siswa untuk setiap konsep pada materi Kelistrikan, Kemagnetan dan Tata Surya sebagai berikut:

Abstrak: Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Santa Monika Kubu Raya dan

 Pada kegiatan AYO MEMBACA: Setelah siswa mengetahui nama dan penyebab gangguan peredaran darah pada manusia, siswa diminta untuk membaca teks tentang faktor-faktor

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH DI SD, SMP, DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. PENGUASAAN

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi adalah kurangnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran biologi karena menganggap biologi sebagai pelajaran yang sulit;

Penyebab miskonsepsi siswa pada topik kesetimbangan kelarutan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Onder (2006) antara lain (i) topik kesetimbangan kelarutan memiliki konsep-konsep

Berdasarkan hasil penelitian miskonsepsi pada peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik materi pembelajaran, pengetahuan yang berasal dari dalam diri siswa itu