ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP NEGERI SE-KOTA
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Nelly Octavia Aruan NIM 4113141054
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Nelly Octavia Aruan lahir di Medan Sumatra Utara, pada tanggal 12
Oktober 1993. Ayah bernama L. Aruan dan Ibu bernama M. Marpaung, dan
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD
105293 Medan Estate dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMPN 27 Medan, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun
2008, penulis masuk SMA Swasta Budi Murni 3 Medan dan lulus pada tahun
2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat yang senantiasa memberikan kese Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang
memeberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMP Negeri se-Kota Medan”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini pepenulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prpf. Dr. Herbert Sipahutar, M.S, M.Sc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga saya
sampaikan kepada ibu Dra. Melva Silitonga M.S, Dra. Cicik Suryani, M. Si, Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencanan penelitian hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan
terimakasih disampaikan kepada Ibu Dra. Uswatun Hassanah M.Si, selaku
pembimbing akaademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang selama ini telah membantu
penulis. Ucapan terimakasih disampaikan kepada guru-guru dan siswa SMP
Negeri Medan yang telah bekerjasama dan membantu saya dalam menjalankan
penelitian untuk penulisan skripsi ini.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih banyak kepada Ayahanda
Lusbin Aruan (Alm.), Ibunda Marsaulina Marpaung, yang selalu memberikan
dorongan dari segi materi, semangat, nasehat dan doa. Terimakasih juga saya
ucapkan kepada keluarga saya terkhusus abang dan adik penulis, Rudolf Aruan
dan Kelvin Aruan, yang selalu memberikan semangat dan doa. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman baik penulis Christin Sinaga, Rotuanita
Butar-butar, Rasbina Ginting, Dewita Togatorop, Asni Sianturi, dan Yosepa
penyusunan skripsi ini, dan teman-teman mahasiswa kelas Biologi Dik C 2011,
yang selalu bersama selama 4 tahun ini untuk melaksanakan studi, beserta
teman-teman PPLT SMPN 1 Sei Bamban 2014 yang begitu memiliki banyak kenangan
dan pengalaman selama 3 bulan bersama dalam suka maupun duka. Terimakasih
juga saya ucapkan buat seseorang yang spesial, Ukur Limbong yang selalu
memberikan doa, semangat dan membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semuanya kepada semua yang telah
mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini. Juga kepada pihak lain yang
tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis masih menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini memperkaya pengetahuan dalam ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2015
Penulis
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS VIII PADA MATERI
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP NEGERI SE-KOTA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Nelly Octavia Aruan (41131341054)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya miskonsepsi,
besar persentase miskonsepsi siswa dan mengalisis konsep-konsep dalam materi
sistem peredaran darah yang sering dimiskonsepsikan siswa kelas VIII SMP
Negeri se-Kota Medan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri se-Kota Medan. Jumlah SMP Negeri se-Kota Medan sebanyak 45
sekolah, dengan pengambilan sampel penelitian secara strata sampel terpilihlah 6
sekolah, dimana dari sekolah tersebut diambil sampel penelitian satu kelas dari
kelas VIII dan jumlah seluruh siswa sampel sebanyak 223 siswa. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskritif yaitu kajian yang menyelidiki
responden siswa berdasarkan pemahaman konsep serta penelitian ini
menggunakan instrument berupa test diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa SMP Negeri se-Kota Medan. Besar
persentasi miskonsepsi siswa SMP Negeri se-Kota Medan yaitu 36,6%. Hasil
analisis menunjukkan bahwa miskonsepsi paling terjadi 3 konsep pada materi
sistem peredaran darah manusia yaitu miskonsepsi pada konsep darah, konsep
pembuluh darah dan skonsep sistem peredaran darah. Konsep yang paling sering
dimiskonsepsikan yaitu konsep pembuluh darah.
ANALYSIS MISCONCEPTION OF STUDENT GRADE VIII ABOUT HUMAN BLOOD CIRCULARATION SYSTEM AT STATE
JUNIOR HIGH SCHOLL OF MEDAN ACADEMIC YEAR 2014/2015
Nelly Octavia Aruan (4113141054) Abstract
This study aim analysis presence or absence misconception of students, percentage of misconception, and analysis concepts of the human blood circularation of matter that causes misconception students on State Juninor High Schooll of Medan. The population in this study are all students grade eight in State Junior Hight Scholl of Medan. The number of State Junior Hight Scholl is 45 scholl, with the technic of take sample is srata sampling then 6 scholl selected, where of each scholl take one class of eight grade for sample in this study and number of student sampel is 223 students. This study used descriptive research method that studies investigating the respondent stundents based on the understanding of concepts and instrument of study using diagnostic test. The result showed that misconception occur on state junior high scholl of medan students. The percentage of misconception state junior high school of medan students is 36,6%. The analysis showed that the misconceptions on the 3 concept of human blood circularation system material wich of had misconceptions are blood concept, blood vessel concept, and blood circulation system. The concept have often occur misconceptions is a blood vessel concept.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUN PUSTAKA 7
2.1.Miskonsepsi
2.1.1.Pengertian Miskonsepsi 7
2.1.2.Ciri-ciri Miskonsepsi 8
2.1.3.Sumber dan Penyebab Miskonsepsi 8
2.1.4.Teknik Identifikasi Miskonsepsi 12
2.2.Miskonsepsi dan Pembelajaran 16
2.2.1 Miskonsepsi dalam Pembelajaran 16
2.2.2 Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi 17
2.3.Materi Sistem Peredaran Darah 18
2.3.1.Darah 18
2.3.2.Golongan Darah 22
2.3.3.Alat Peredaran Darah 22
2.3.4.Sistem Peredaran Darah 25
2.3.5.Kelainan pada Sistem Peredaran Darah 26
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 28
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 28
3.2.1 Populasi 28
3.2.2 Sampel 28
3.3. Metode Penelitian 29
3.4.1.Observasi Pra-penelitian 29
3.4.2.Penyusunan Instrumen Penelitian 29
3.4.3.Distribusi Instrumen 30
3.4.4.Pengumpulan Data 30
3.4.5.Analisis Data 30
3.5. Instrumen Penelitian/Alat Pengumpul Data 30
3.5.1 Validitas Tes 31
3.5.2 Reliabilitas Tes 32
3.6.Teknik Pengumpulan Data 33
3.7.Teknik Analisis Data 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35
4.1.Hasil Penelitian 35
4.1.1 Persentase Siswa Yang Mengalami Miskonsepsi Persekolah 35 4.1.2 Miskonsepsi Siswa pada Setiap Konsep Materi Sistem
Peredaran Darah 37
4.1.3 Miskonsepsi Siswa Antar Sekolah pada Tiap Kelompok Konsep 38 4.1.3.1Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Darah 39 4.1.3.2Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Golongan Darah 39 4.1.3.3Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Jantung 40 4.1.3.4Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Pembuluh Darah 41 4.1.3.5Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Sistem Peredaran Darah 42 4.1.3.6Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Penyakit Sistem
Peredaran Darah 43
4.1.4 Penyebaran Siswa berdasarkan Jumlah Konsep yang Miskonsepsi 44 4.1.5 Konsep yang paling sering terdapat miskonsepsi siswa 45
4.2. Pembahasan 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1.Kesimpulan 51
5.2.Saran 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penyebab miskonsepsi 12
Tabel 2.2. Miskonsepsi biologi 18
Tabel 2.3. Perbedaan pembuluh arteri dan vena 25
Tabel 3.1. Penjabaran sampel 29
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes diagnostik terhadap sistem peredaran darah 31
Tabel 3.3. Penilaian terhadap tes diagnostik dua dimensi 33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema penilaian untuk tes dua dimensi 14
Gambar 2.2. Proses pembekuan darah 22
Gambar 2.3. Struktur jantung 23
Gambar 2.4. Skema peredaran darah besar 25
Gambar 2.4. Skema peredaran darah kecil 26
Gambar 2.5. Peredaran darah kecil dan besar 26
Gambar 4.1. Rata-rata persentasi (±SD) siswa yang mengalami miskonsepsi 35
Gambar 4.2. Rata-rata skor (±SD) siswa berdasarkan kelompok akreditasi sekolah pada materi sistem peredaran darah 36
Gambar 4.3. Rata-rata (±SD) skor siswa terhadap setiap konsep materi
sistem peredaran darah 37
Gambar 4.4. Rata-rata persentasi siswa SMPN se-Kota Medan yang miskonsepsi terhadap setiap konsep materi sistem peredaran
darah 38
Gambar 4.5. Rata-rata (±SD) skor tes diagnostik siswa pada konsep darah 39
Gambar 4.6. Rata-rata (±SD) skor tes diagnosik siswa pada konsep
golongan darah 40
Gambar 4.7. Rata-rata (±SD) skor tes diagnostik siswa pada konsep
jantung 41
Gambar 4.8. Rata-rata (±SD) skor tes diagnostik siswa pada konsep
pembuluh darah 42
Gambar 4.9. Rata-rata (±SD) skor tes diagnostik siswa pada konsep
sistem peredaran 43
Gambar 4.10. Rata-rata (±SD) skor tes diagnostik siswa pada konsep
penyakit sistem peredaran darah 44
Gambar 4.11. Penyebaran siswa berdasarkan jumlah konsep yang
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian 56
Lampiran 2. Kunci Jawaban Instrumen penelitian 60
Lampiran 3. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa 62
Lampiran 4. Skor Hasil Validitas Instrumen Penelitian 65
Lampiran 5. Perhitungan Validitas Soal 67
Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Tes 68
Lampiran 7. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SA 69
Lampiran 8. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SB 71
Lampiran 9. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SC 72
Lampiran 10. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SD 74
Lampiran 11. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SE 75
Lampiran 12. Skor dan Rata-rata Tes Diagnostik Siswa SF 77
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah
penting, karena dapat berpengaruh langsung terhadap pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi pelajaran. Konsep merupakan dasar berpikir untuk
memecahkan masalah dalam proses belajar. Apabila konsep yang dimiliki oleh
peserta didik menyimpang dengan konsep ilmiah maka hal ini menyebabkan
terjadinya hambatan terhadap penerimaan konsep baru yang akan dipelajari.
Pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah
disebut miskonsepsi (Turkmen, 2007).
Salah satu dari faktor terpenting yang telah menghambat siswa mengerti,
memahami dan mengingat secara permanen adalah miskonsepsi. Miskonsepsi
adalah apa yang siswa kembangkan sendiri dengan cara yang salah dan berbeda
dengan konsep yang diterima secara ilmiah (Kose, 2008). Dan menurut Fowler
miskonsepsi merupakan pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat, salah
dalam menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan
contoh-contoh konsep, keraguan tentang konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam
menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunannya atau pembuatan
generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas (Suparno, 2005).
Miskonsepsi dalam sains menjadi perhatian serius dalam dunia
pendidikan, terutama miskonsepsi dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut
Novak, miskonsepsi dalam IPA dan Matematika ditemukan bahwa miskonsepsi
terhadap konsep IPA banyak terjadi pada siswa di berbagai negara mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT)
(Henny, 2011). Penelitian mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah
banyak dilakukan. Miskonsepsi yang terjadi reproduksi hewan (Murat, 2011),
respirasi pada manusia (Michael et al, 1998), sistem urinaria (Murat, 2013),
sistem peredaran darah (Yip, 1998), fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan
Banyak hal dalam biologi juga digunakan dalam kehidupan sehari,
sehingga beberapa miskonsepsi dapat timbul dari penggunaan kata-kata yang
berarti satu hal dalam kehidupan sehari-hari, yang artinya berbeda dalam konteks
ilmiah seperti makanan, respirasi, dan populasi. Selain itu guru juga memainkan
peran dalam pembentukan miskonsepsi yang dialami siswanya. Strategi yang
digunakan oleh guru juga mempengaruhi perkembangan miskonsepsi yang ada
pada siswa (Tekkaya, 2002).
Penelitian Chaniarosi (2014) yang menunjukkan banyak guru biologi yang
mengalami miskonsepsi. Penelitian Nusantari (2011) yang menemukan bahwa
buku pelajaran siswa terdapat miskonsepsi. Penelitian Fadillah (2014)
menunjukkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi biologi,
lebih banyak disebabkan oleh kepercayaan diri siswa terhadap suatu konsep.
Miskonsepsi juga dapat terjadi karena siswa hanya menghafal konsep
tanpa memperhatikan hubungan antar konsep. Miskonsepsi dapat menjadi
penghalang dalam memahami materi-materi biologi. Banyak konsep-konsep
dalam biologi saling berhubungan dan merupakan kunci untuk memahami konsep
lain, sehingga miskonsepsi pada suatu konsep mengakibatkan miskonsepsi pada
konsep yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai contoh, tanpa pemahaman mengenai
sistem peredaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi, sistem ekskresi
dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.
Hampir semua materi pelajaran biologi betujuan agar siswa dapat
memahami materi pembelajaran yang berhubungan dengan struktur dan fungsi
makhluk hidup. Biasanya miskonsepsi sering terjadi karena konsep-konsep
biologi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa materi sistem peredaran darah merupakan materi
yang abstrak dan sulit dipahami sehingga memberikan peluang terjadinya
miskonsepsi. Miskonsepsi yang sering terjadi dalam sistem peredaran darah yakni
perihal pembuluh darah. Konsep transportasi darah manusia sangat penting dalam
pembelajaran biologi karena merupakan kunci proses kehidupan dan dasar dari
Ada beberapa miskonsepsi dalam sistem peredaran darah. Menurut
penelitian Pelaez et al (2005) menunjukkan persepsi siswa tentang salah satu
fungsi jantung yaitu memproduksi darah sedangkan fungsi sistem peredaran darah
besar yaitu untuk membersihkan darah yang ada di jantung dan untuk
memproduksi energi. Pernyatan tersebut adalah miskonsepsi dan konsep yang
benar adalah jantung berfungsi untuk memompa darah yang masuk sedangkan
produksi darah terjadi di sumsum tulang. Konsep yang benar tentang fungsi
sistem peredaran darah besar yaitu membawa darah ke seluruh bagian tubuh dan
juga membawa darah kotor kembali ke jantung (Champbell, 2000). Arnaudin dan
Mintzes (1985) melaporkan bahwa siswa sekolah menengah mengalami
miskonsepsi tentang pembuluh vena yaitu darah yang berada di dalam pembuluh
tersebut yaitu darah berwarna biru, namun konsep yang benar adalah darah
terdeoksigenasi. Ada juga miskonsepsi tentang sistem peredaran darah lainnya
seperti jantung bertanggung jawab untuk menyimpan, membersihkan, menyaring,
dan mengeluarkan darah. Kemudian pernyatan tentang kecepatan yang rendah
dalam kapiler darah karena diameternya kecil (Tekkaya, 2002).
Pada penelitian Yip (1998) mengidentifikasi bahwa guru juga memiliki
konsep yang salah atau miskonsepsi pada sistem peredaran darah manusia.
Penelitian ini juga mengindikasi bahwa miskonsepsi yang ada pada siswa bisa
berasal dari kesalah pahaman guru atau kurang telitinya guru dalam mengajarkan
tentang suatu materi. Maka guru harus lebih memahami konsep yang akan
diajarkannya dan melakukan suatu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pemahaman konsep materi pada siswa.
Berdasarkan observasi penelitian yang dilaksanakan pada SMP Negeri
Se-Kota Medan menunjukkan bahwa memang sering terjadi miskonsepsi siswa pada
materi sistem peredaran darah. Data tersebut didapatkan dari hasil wawancara
peneliti dengan guru dan beberapa siswa. Materi yang ditanya pada saat
wawancara adalah darah, komponen darah, organ sistem peredaran darah dan
sistem peredaran darah tersebut. Maka miskonsepsi yang ditemukan yaitu bahwa
dalam semua pembuluh vena terdapat darah yang kaya karbondioksida dan pada
menyebutkan bahwa darah diproduksi di jantung. Guru-guru juga mengatakan
bahwa materi sistem peredaran darah merupakan materi yang sulit dipahami oleh
siswa SMP sehingga memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Maka bila ada
kesalahpahaman atau miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah akan
berpengaruh pada materi berikutnya.
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa akan berdampak pada pemahaman
siswa pada materi selanjutnya. Miskonsepsi pada satu materi akan berimbas pada
kesulitan belajar pada materi lain. Hal ini akan bermuara pada rendahnya
kemampuan siswa dan tidak tercapainya ketuntasan belajar (Mentari et al, 2014).
Rahmawati et al (2013) juga menyatakan bahwa guru sangat penting untuk
memperhatikan dan merespon konsep yang ada dalam pemikiran siswa pada suatu
materi. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa bila tidak diperhatikan oleh guru,
maka berakibat semakin bertambahnya materi yang tidak mampu dipahami
dengan tuntas yang akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Miskonsepsi yang tidak tertangani dengan baik dapat mengganggu pemikiran
siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya dan guru akan memiliki kesulitan
menyelenggarakan proses pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, miskonsepsi
pada siswa harus diperbaiki.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses
pembelajaran, karena miskonsepsi siswa pada suatu materi akan berdampak pada
materi selanjutnya dan guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses
pembelajaran berikutnya dan kesulitan juga untuk mengubah konsep yang salah
tersebut. Untuk dapat memperbaiki miskonsepsi tersebut terlebih dahulu harus
diketahui materi manakah dan konsep manakah yang banyak terjadi miskonsepsi,
maka harus dilakukan analisa dan identifikasi miskonsepsi. Dari uruaian diatas
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahannya antara lain :
1. Materi pelajaran yang sulit dan abstrak dapat mengakibatkan terjadinya
miskonsepsi pada siswa
2. Adanya miskonsepsi pada siswa dalam pemahaman materi biologi yang
dapat menghambat proses belajar biologi
3. Guru masih kurang menyadari adanya miskonsepsi pada siswa
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari berkembangnya permasalahan menjadi luas maka
perlu ada batasan masalah yaitu:
1. Masalah yang diteliti difokuskan untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi
pada siswa.
2. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kota
Medan Tahun Pembelajaran 2014-2015.
3. Materi biologi yang diteliti adalah sistem peredaran darah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada miskonsepsi dan berapa persentasi siswa kelas VIII di SMP
Negeri se-Kota yang mengalami miskonsepsi tentang materi sistem
peredaran darah manusia?
2. Pada konsep manakah dalam materi sistem peredaran darah siswa kelas VIII
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi dan persentasi miskonsepsi
siswa kelas VIII di SMP Negeri Medan pada materi sistem peredaran
darah manusia
2. Untuk mengetahui konsep dalam materi sistem peredaran darah manusia
pada siswa kelas VIII di SMP Negeri se-Kota Medan yang mengalami
miskonsepsi paling tinggi
1.6 Manfaat Penelitian
1. Untuk menjadi bahan masukan kepada guru-guru agar lebih
memperhatikan konsep-konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa
sehingga dapat diminimalkan
2. Untuk menjadi referensi bagi penelitian-penelitian di masa yang akan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian miskonsepsi siswa pada materi sistem peredaran darah
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat miskonsepsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Medan
terhadap materi sistem peredaran darah manusia dan persentase jumlah
siswa miskonsepsi sebesar 36,6%.
2. Konsep pada materi sistem peredaran darah manusia yang paling banyak
terdapt miskonsepsi siswa SMP Negeri se-Kota Medan yaitu pada konsep
pembuluh darah.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang perlu disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Perlu adanya penyuluhan atau bimbingan kepada guru dalam memperoleh
konsep-konsep yang benar sesuai konsep pembelajaran yang dilaksanakan,
sehingga menghindari terjadinya miskonsepsi.
2. Untuk guru agar dapat lebih menggali pemahaman siswa dan guru perlu
membuat inovasi strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep materi yang dipelajari.
3. Untuk siswa hendaknya memahami konsep materi pelajaran yang benar
dengan memperoleh refensi dari buku ilmiahuntuk menghindari
miskonsepsi.
4. Untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti miskonsepsi pada materi-materi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Arnaudin, M. W., & Mintzes, J. J. (1985). Students' alternative conceptions of the human circulatorysystem: Across age study. Scienee Education. 69 : 721-733.
Champbell. (2004). Biologi Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta
Chaniarosi, L.F. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Guru Biologi SMA Kelas XI IPA Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal EduBio Tropika. 2 : 187-250
Chi, M.T.H. Slotta, D.J. Leeuw. (1994). From thing to process: a theory of conceptual change for learning science concept. Learning and Instruction. 4 : 27-43
Fadillah, N. (2014). Identifikasi Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Tentang Materi Biologi di SMA se-kota Langsa. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.
Henny. (2011). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.
Hewindati, Y. dan Suryanto, A. (2004). Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya Miksonsepsi. Jurnal Pendidikan, 5: 61-72
Kara, Y., Yesilyurt. (2008) Comparing the impact turorial and edutaiment software program on students achievement, misconception, and attitudes to ward biology. Journal Sciences Education and Technology, 17: 32-41
Karim, S., Kaniawati, I., Fauziah, Y. N., Sopandi, W. (2008). Belajar IPA untuk kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Kimball, J.W., S.S. Tjitro., & N. Sugiri. (1990). Biologi Jilid 2. Ed ke-5. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Klymkowsky, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. (2006). Two-Dimensional, Implicit Confidence Test as a Tool for Recognizing Student Misconception. Jornal of College Science Teaching. 3 : 44-48
Kubiatko, M., dan Prokop, P. (2009). Pupils’ Understanding Of Mammals: An Investigation Of The Cognitive Dimension Of Misconceptions. Journal of Baltic Science Education, 3 : 97–112
Kurt, H. Ekici, G.Aksu, O. Aktas, M. (2013). The most important concept of transport and circulatory systems: Turkish biology student teachers’ cognitive structure. Global Science Research Journals. 1 : 01-20
Mahardika, Ria. (2014).Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
Marsita, R. A., Priatmoko, S., & Kusuma E. 2010 Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pemalang dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostik Instrumen. Inovasi Pendidikan Kimia. 4 : 512-520
Mentari, Luh. Sudjana, N., Subagia, W. (2014). Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan Penyangga. E-Jurnal Jurusan Pendidikan Kimia. 2 : 76-87
Murni, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung
Murat, M. Kanadli, S., Unisen, A. (2011). Seventh Grade Students’ Misconceptions about Animals’ Reproduction, Growth and Development and Their Likely Resources. Journal of Turkish Science Education. 8 : 198-201
Nazar, M. Sulastri., Winarni, S., Fitria.ni, R. (2011). Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Laporan Hasil Penelitian Pendidikan Kimia Unsyiah Banda Aceh. Banda Aceh.
Novak, J.D & Canas, A. (2004). Building on New Constructivist Ideas and CmapTools to Create a New Model for Education. Proceedings of the first conference on concept mapping. Pamplona. Spain.
Nusantari, E. (2011). Analisis dan Penyebab Miskonsepi pada Materi Genentika Buku SMA Kelas XII. Jurnal BioEdukasi. 4 : 71-85
Purba, D. (2011). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tentang Materi Sistem Respirasi dan Ekresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Labuhan Batu, Tesis, Program Pasca Sarjana.Unimed. Medan
Purba, S. (2012).Analisis Miskonsepsi Biologi Sel Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Simalungun Pematangsiantar. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan
Puspa, Silvi. (2012). Perbandingan Penggunaan Media Video dan Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Minimalisasi Miskonsepsi Siswa tentang Kultur Jaringan Di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Tesis. Program Pasca-Sarjana- Unimed. Medan
Rahmawati,Y. Praytno, B.A., Indrowati, M.(2013) Studi Komparasi Tingkat
Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Biologi Melalui Model
Pembelajaran Konstruktivisme Tipe Novick Dan Konstruktivis-Kolaboratif. Seminar Nasional. FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Setiawati, G. A. D. (2011). Kajian Miskonsepsi dalam Materi Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis. (tidak diterbitkan). Singaraja :Universitas Pendidikan Ganesha
Sungur, S., Tekkaya, C., Geban, O. (2001). The contribution of conceptual change texts accompanied by concept mapping to students’ understanding of human circulatory system. School Science and Mathematics. 101: 91-101
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Penerbit Grasindo. Jakarta.
Sutrisno, L. Kresnadi, H., Kartono. (2002). Miskonsepsi Siswa Dalam IPA. Pengembangan Pembelajaran IPA. Jakarta
Syamsuri, I., Sulisetijono., Ibrohim., Rahayu, S.E. (2007). IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII. Penerbit Erlangga. Jakarta
Tarakci M., Hatipoglu, S., Tekkaya, C., Ozden, M.Y. (1999). Across - Age Study Of High School Students' Understanding Of Diffusion And Osmosis. Hacettepe Üniversitesi Eğitim FakÜltesi Dergisi. 15: 84 - 93
Tekkaya, C. (2002). Misconception as Barrier to Understanding Biology. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi. 15: 84-93
Turkmen, H. Usta, E. (2007). The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal. 15: 491-500.
Yesilyurt, S. (2011). Secondary School Students’ Misconceptions About the “Transportation and Circulatory Systems” Unit. Journal of Theoretical Educational Science. 5: 17-48
Yesilyurt S, Gul S (2012). Concept faults of the secondary education students on the topic of transportation and circulation systems. Journal Theoret. Sci. Educ. 5:17-48