• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Publikasi Jurnal :: Sistem Informasi Penelitian - Universitas Kristen Satya Wacana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Data Publikasi Jurnal :: Sistem Informasi Penelitian - Universitas Kristen Satya Wacana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK MEMBANTU KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM

MATAKULIAH DASAR-DASAR PEMROGRAMAN

Adriyanto Juliastomo Gundo

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Abstrak

Programming basics are the subjects that form the basis on Education courses Informatics and Computer Engineering ( PTIK ) Opera- Technology Faculty Christian University Satya Discourse. But this course dainggap difficult for students generally. The problem is because the faculty member teaching assistants could not take advantage of methods and media with well in communicating to students.

This study aims to determine how the form of communication in the course of learning programming. The method used is a qualitative research method. Results from this study that the approach used to help students communicate problems related to lack of comprehension on the material. The conclusion is the approach taken to help students succeed.

Keywords : konstrutivisme, peer tutoring, communication

Pendahuluan

Mata kuliah pemrograman menjadi matakuliah yang “ditakuti” mahasiswa karena sulit. Salah satu matakuliah pemrograman yang dirasa sulit oleh

mahasiswa adalah dasar-dasar pemrograman. Dasar-dasar pemrograman diberikan

pada awal semeter dan menjadi dasar untuk matakuliah pemrograman yang lain.

Dasar-dasar pemrograman merupakan matakuliah yang menjadi dasar di Program

Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknologi

Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Mata kuliah ini terbagi dalam dua

(2)

Kelas tersebut adalah kelas dosen dan kelas asisten. Kelas dosen adalah

kelas yang berisi penyampain materi teori pemrograman. Adapun kelas asisten

sendiri adalah kelas praktikum yang dikorrdinasikan oleh dosen dalam

menerapkan teori pemrograman yang diperoleh di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa, diperoleh informasi

mengenai kesulitan mahasiswa dalam memahami dan mempraktekkan teori

pemrograman yang diperoleh di kelas. Masalah terbesar adalah pada kelas asisten

dosen. Masalah tersebut dikarenakan asisten dosen yang mengajar tidak bisa

memanfaatkan metode dan media pembelajaran dengan baik dalam

mengkomunikasikannya kepada mahasiswa.

Hasil wawancara lebih jauh dengan mahasiswa menunjukkan beberapa

mahasiswa belum dapat memahami atau mengerti tentang materi bahasa

pemrograman yang disampaikan namun tidak berani menanyakan. Beberapa

mahasiswa masih merasa kesulitan dalam memahami mata kuliah pemrograman

itu sendiri.

Ada beberapa yang memang benar-benar belum mengetahui bahasa

pemrograman yang mengakibatkan beberapa mahasiswa mendapatkan nilai jelek

untuk mata kuliah pemrograman ini. Dalam pembelajaran dikelas, mahasiswa

kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dikelas, itu disebabkan

karena pembelajaran berpusat pada asisten dosen.

Berpusat pada asisten disini adalah asisten pada saat menjelaskan tidak

memperhatikan kemampuan mahasiswa dan dalam menyampaikan materi terlalu

cepat. Penyampaian materi memang menggunakan media, namun media yang

digunakan hanya memanfaatkan LCD Proyektor untuk menampilkan slide-slide

materi yang sudah dibuat didepan kelas saja.

Hal ini membuat materi yang disampaikan menjadi tidak dapat dipahami

dengan baik oleh mahasiswa. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka akan

dilakukan penelitian mengenai bagaimana bentuk-bentuk komunikasi yang ada

dan kendala-kendala apa saja yang dimiliki oleh mahasiswa kelas dasar-dasar

(3)

Rumusan Masalah

Rumusan masalah artikel ini adalah bagaimana bentuk-bentuk komunikasi

dalam mengatasi masalah belajar dalam matakuliah dasar-dasar pemrograman

yang dialami mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga ?

Tinjauan Pustaka a. Komunkasi

Carl I. Hovland (dalam Mulyana, 2007) mengatakan bahwa komunikasi

adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) untuk

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) yang bertujuan

untuk mengubah prilaku orang lain (komunikate).

Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss

dalam Rakhmat (2007) terdapat beberapa hal, yaitu:

1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang

dimaksudkan oleh komunikator.

2. Kesenangan, yang dimaksudkan adalah komunikasi untuk menjadikan

hubungan hangat, akrab dan menyenangkan.

3. Pengaruh pada sikap, komunikasi dilakukan agar komunikan bertindak sesuai

harapan komunikator berdasarkan atas kehendaknya sendiri

4. Hubungan yang semakin baik, dengan berkomunikasi maka akan tercipta

hubungan yang positif dan mempertahankan hubungan yang saling

memuaskan.

5. Tindakan, menimbulkan tindakan adalah indikator efektivitas dari

komunikasi. Tindakan adalah hasil akumilasi dari seluruh proses komunikasi.

(Rahkmat, 2007: 13-16).

Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpestasikan pesan

yang diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama

(4)

pesan berbeda yang dimaksud oleh pengirim, karena pengirim gagal

mengkomunikasikan maksudnya dengan tepat (Supratiknya, 2009: 34).

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah

antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon

sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat

lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif,

yaitu :

1. Kejelasan, Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus

menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah

diterima dan dipahami oleh komunikan.

2. Ketepatan. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang

benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.

3. Konteks. Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah

bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan

dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

4. Alur. Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur

atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat

tanggap

5. Budaya. Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga

berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus

menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam

penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan

kesalahan persepsi (Endang, 2003).

b. Pendekatan Konstruktivisme

Kontruktivisme menurut Bruning seperti yang dikutip oleh Sigit (2013)

merupakan perspektif psikologi dan filosofis yang memandang bahwa

masing-masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang

mereka pelajari dan pahami. Pandangan kontruktivisme didasarkan pada filsafat

(5)

Bagaimana manusia menjadi tahu dan memiliki pengetahuan menjadi

kajian penting dalam konstruktivisme. Pengetahuan dalam pandangan

konstruktivisme dibentuk dari pemahaman organism melalui proses interaksi

dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya. Teori konstruktivisme

menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori

konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus

disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut.

Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan

dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari

kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi temantemannya, dimana

siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan

kepada teman-temannya yang belum faham terhadap materi/ latihan yang

diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam

kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang

bersifat kooperatif bukan kompetitif

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Bogdam dan Taylor (dalam Moleong, 2010) mendefinisikan metodologi

penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat

diamati.

Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan

wawancara pihak-pihak terkait dan yang terlibat dalam proses penelitian.

Mahasiswa yang diwawancara berjumlah 10 orang dengan rincian 3 orang

mahasiswa yang memahami dan memberikan tanggapan dan respon di kelas, 3

orang yang memahami namun diam dan tidak memberikan respon di kelas, dan 4

orang mahasiswa yang diam dan tidak memahami materi yang disampaikan di

(6)

Sajian dan Analisis Data

Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

diperoleh beberapa masalah. Masalah tersebut terkait dengan metode mengajar,

penggunaan media, masalah komunikasi dan masalah kepercayaan diri, serta

masalah memahami materi yang diberikan.

a. Metode mengajar

Permasalahan metode mengajar yang ditemukan kemudian

dikomunikasikan dengan asisten dosen untuk merubah dengan metode lain.

Metode yang dipilih adalah pendekatan konstruktivisme. Langkah pertama adalah

dilakukan pengenalan terhadap pendekatan kontruktivisme dan memberikan

pemahaman mengenai pembelajaran dengan tutor teman sebaya yang didesain

untuk menyelesaikan tugas rancang. Pengenalan ini bertujuan agar mahasiswa

mengetahui dan memahami metode pembelajaran yang lebih variatif, dan

diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

b. Penggunaan media

Penggunaan media ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam

memahami materi dari berbeagai sumber. Media yang digunakan adalah Edmodo.

Media ini merupakan media online berbahasa Indonesia.

Edmodo ini memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan dalam

menyelesaikan permasalahan terkait dengan komunikasi. Edmodo sendiri dapat

diakses di www.edmodo.com

1. Komunikasi dan percaya diri

Permasalahan kamunikasi dan percaya diri ini ternyata disebabkan

beberapa hal yaitu malu untuk bertanya walau tidak tahu, tidak percaya diri

dengan suara yang cenderung pelan dan takut jika pertanyaannya ternyata

jawabannya mudah untuk mahasiswa yang lain.

2. Pemahaman materi

Permasalahan utama dalam pemahaman materi adalah kemampuan

mahasiswa dalam mencerna atau memahami apa yang disampaikan karena latar

(7)

3. Penerapan Pendekatan Konstrutivisme dan Edmodo

Berdasarkan temuan permasalahan yang ada maka dilakukan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan berbantuan edmodo.

Pertama-tama melaksanakan pendekatan konstruktivisme dengan menggali

pemahaman awal mahasiswa mengenai pemrograman, kemudian menganalisis

kemampuan awal mahasiswa dengan memberikan soal sederhana. Hasil dari

pengukuran kemampuan awal ini digunakan untuk membuat perencanaan proses

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme

sendiri adalah pendekatan yang dapat digunakan agar siswa dalam hal ini

mahasiswa memahami sesuatu dengan caranya sendiri yaitu dengan cara belajar

berpengalaman dan belajar dari pengalaman.

Gambar 1. Proses Penerapan di Kelas Asisten

Pelaksanaan pendekatan dilakukan seperti pada gambar 1. Pada tahap ini

asisten dosen menyampaikan materi seperti biasa dan menggunakan edmodo

untuk mengunggah materi, diskusi dan tanya jawab serta berbagi link terkait

dengan materi pemrograman. Apabila mahasiswa tidak paham maka dapat

dikomunikasikan atau didiskusikan dengan asisten secara langsung di kelas atau

melalui media edmodo.

Media edmodo pada pelaksanaannya lebih banyak digunakan mahasiswa

sebagai respon dan feedback pada proses pembelajaran di kelas. Maksudnya

(8)

kemlompok mengenai segala sesuatu yang tidak atau kurang jelas terkait dengan

materi. Namun pada kenyataannya dalam proses ini terdapat beberapa kendala,

antara lain adalah apa yang dijelaskan oleh asisten ternyata tidak dipahami dengan

benar oleh sebagian besar mahasiswa. Pada sisi lain ada beberapa mahasiswa yang

dapat memahami dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penerapan tutor teman sebaya

dalam membantu asisten agar mahasiswa dapat memahami materi yang diberikan.

Pendekatan ini dengan pendampingan dari asisten dosen yang memberikan waktu

lebih selain di kelas dengan waktu tambahan diluar kelas dengan kesepakatan

bersama. Penggunaan waktu diluar jam kuliah atau kelas adalah dengan

berbantuan media yaitu edmodo.

Media ini digunakan untuk mengunggah materi, diskusi dan komunikasi

antara asisten dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan

mahasiswa yang ditunjuk untuk menjadi tutor teman sebaya ditemukan bahwa

cara penyampaian materi oleh asisten dosen terlalu cepat dan urutannya tidak

per-tahap. Hal ini dibenarkan oleh asisten tersebut bahwa dia memang melakukan hal

tersebut karena dia sudah paham semua tahapan jadi menurut dia tidak perlu tahap

per tahap.

Pada sisi lain mahasiswa yang tidak cepat memahami akan kesulitan,

karena adanya beberapa tahapan yang tidak ada. Oleh karena itu tutor teman

sebaya diperlukan selain untuk mendampingi, juga mengulang tahapan demi

tahapan serta diharapkan cara penyampaian yang diberikan oleh tutor lebih mudah

dipahami mahasiwa. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa, diketahui

bahwa bahasa dan penjelasan yang dilakukan oleh tutor lebih mudah dipahami

dan jelas.

Pendekatan konstruktivisme ini selain menggunakan edmodo juga

didasarkan pada bagaimana komunikasi yang efektif dilakukan. Berdasarkan hasil

wawancara diperoleh informasi bahwa pendekatan dan media yang digunakan

membantu mahasiswa dalam memahami materi yang ada. Penggunaan edmodo

(9)

atau video mengenai materi tambahan yang dapat membantu mahasiswa dalam

memahami materi yang diberikan.

Selain itu edmodo memfasilitasi untuk melakukan diskusi dan tanya jawab

dengan fitur yang bersifat pribadi atau kelompok. Fitur yang bersifat pribadi ini

digunakan untuk membantu mahasiswa yang tidak berani bertanya secara

langsung di kelas. Dengan diskusi secara langsung melalui media membuat

mahasiwa menjadi tidak malu karena yang mengetahui adalah mahasiswa yang

bersangkutan dengan asisten dosen. Dalam menggunakan media diskusi dan

kamunikasi yang disediakan dan dimanfaat dalam pembelajaran ini ternyata

berpengaruh terhadap pemahaman materi yang diberikan.

Selain media komunikasi langsung atara asisten dosen dengan mahasiswa

secara pribadi, media edmodo ini juga memfasislitasi untuk melakukan diskusi

kelompok. Diskusi kelompok ini digunakan untuk membantu mahasiswa yang

tidak berani atau malu bertanya kepada asisten. Selain itu ternyata fitur untuk

diskusi kelompok ini dapat digunakan untuk melakukan penerapan tutor teman

sebaya. Tutor teman sebaya ini digunakan agar materi yang disampaikan lebih

mudah dipahami oleh mahasiswa.

Materi yang disampaikan oleh asisten dosen seperti pada permaasalahan

sebelumnya seringkali sulit dipahami mahasiswa. Kesulitan mahasiswa

memahami adalah selain cara penyampaian juga bahasa yang digunakan sulit

dipahami. Adanya tutor teman sebaya adalam forum diskusi ini diharapkan dapat

membantu dalam menyampaikan materi denga gaya kamunikasi dan bahasa

sesama mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara metode ini berhasil dalam

membantu mahasiswa memahami materi.

Apabila mahasiswa yang bersangkutan sudah paham, maka dia diminta

untuk membantu menjelaskan kepada mahasiswa lain yang masih belum paham.

Hal ini dimaksudkan adalah supaya mahasiswa yang sudah paham dapat

memahami lebih dalam dan dapat mengingat lebih lama dengan kembali

menjelaskan kepada teman yang lain. Disinilah konstruktivisme dilakukan, yaitu

(10)

untuk memahami sesuatu dan kemudian dapat menerapkan dan membagikan

kepada orang lain (belajar dari pengalaman dan belajar berpengalaman).

Tahap-tahap yang dilakukan mahasiwa agar dapat memahami dengan cara

dan pemahamannya sendiri adalah dasar dari konstrutivisme itu sendiri. Pada saat

sudah paham maka mahasiswa akan lebih mudah untuk menyelesaikan tugas

rancang yang biasanya menjadi tugas akhir dalam kelas pemrograman yaitu

menghasilkan software. Adapun software itu sendiri dibuat dengan bahasa

pemrograman yang memerlukan logika dan matematika.

Alur logika inilah yang sebenarnya menjadi masalah utama dalam

pemrograman, karena alur logika masing-masing individu dapat berbeda dalam

memahami atau membuat suatu program. Komunikasi dan diskusi yang dibangun

baik di kelas dan diluar kelas oleh asisten, mahasiswa dan tutor dengan bantuan

edmodo adalah untuk membantu mahasiswa dalam menterjemahkan dan

mengkomunikasikan apa yang harus dilakukan terkait dengan pemrograman.

Penerapan pendekatan konstruktivisme dan tutor teman sebaya adalah

mengedepankan komunikasi dalam belajar. Pembelajaran yang di desain mampu

merangsang mahasiswa dalam mengutarakan pendapat dan bertanya serta

dberdiskusi di kelas dan luar kelas.

Penerapan konstruktivisme dengan bantuan edmodo ini juga membantu

dalam mahasiswa memahami materi dengan cara mencari materi lain dan

mencoba memahami dengan caranya sendiri. Apabila mahasiswa tersebut tidak

dapat memahami maka dapat menanyakannya menggunakan edmodo baik secara

pribadi maupun kelompok. Penerapan pendekatan ini juga memungkinkan

mahasiswa untuk belajar dari Pengalaman yang diperoleh dan berusaha untuk

memecahkan permasalahan terkait pemahaman materi pemrograman.

Pendekatan tutor teman sebaya juga menjembatani komunikasi mahasiswa

dalam upaya memahami materi yang sulit. Bentuk menjembataninya adalah,

mahasiswa yang tidak paham dapat dan berani untuk bertanya yang selama ini

tidak berani atau tidak dilakukan di kelas karena alasan pribadi. Tutor teman

(11)

memahami materi yang dipahami memalui tutor yaitu temannya sendiri dan bukan

asisten dosen.

Tahap selanjutnya adalah memberikan tes untuk mengetahui pemahaman

terhadap materi yang diberikan. Pemberian tes dilakukan pada dua kelas yang

sudah melaksanakan pendekatan dan pembelajaran yang dilakukan seperti pada

penjelasan pembahasan sebelumnya. Dua kelas ini diberikan dua kali tes dengan

tipe soal yang sama namun berbeda konten. Pemberian soal dengan tipe yang

sama ini diharapakan dapat mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai materi

yang diberikan. Hasil dari pemberian soal tes tersebut adalah seperti pada tabel 1

di bawah ini.

Nilai Rata-rata nilai Kelas 1

Rata-rata nilai Kelas 2

Sebelum 37,1 39,5

Sesudah 69,5 70,5

Tabel 1. Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah Tes.

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai setelah

memperoleh pendekatan dan perubahan dalam proses belajar yang lebih

mengedepankan komunikasi dan diskusi dalam prosesnya. Hasil ini didukung oleh

hasil wawancara dari salah seorang mahasiswa yang merasakan perubahan dengan pendekatan yang dilakukan. Mahasiswa tersebut mengatakan “

“Selama ini saya malu untuk bertanya di kelas dikarenakan saya memang lambat dalam memahami materi, namun saya berusaha menyembunyikannya di depan teman-teman dengan diam saja. Tapi ternyata itu membuat saya lebih sulit memahami materi yang diberikan. Adanya metode dan pendekatan yang dilakukan menurut saya membantu saya dalam mengatasi masalah malu saya dan gengsi saya. Adanya diskusi secara kelompok dan individu yang dilakukan membantu saya dalam memahami materi dan melatih saya untuk berbagi informasi serta berkomunikasi dengan teman yang lain.”

Hal ini juga didukung oleh asisten dosen yang mengatakan dalam

(12)

banyak yang bertanya baik di kelas maupun di media online yang digunakan

(edmodo). Awalnya asisten ini juga ragu apakah dapat berhasil atau tidak namun

setelah melihat proses dan hasilnya jadi yakin bahwa ternyata ada kekurangan

dalam proses pembelajaran di kelasnya.

Komunikasi yang dibangun melalui media diskusi baik secara kelompok

maupun secara indvidu ternyata dapat memabantu permasalahan yang ada.

Diharapkan komunikasi yang sudah dibangun ini dapat juga digunakan untuk

matakuliah lain terutama pemrograman yang menjadi ketakutan untuk sebagian

besar mahasiswa program studi pendidikan teknik informatika dan komputer.

Komunikasi yang dibangun tidak hanya satu arah namun dua arah.

Walaupun di dalam kelas berdasarkan hasil observasi akhir menunjukkan bahwa

asisten dosen terkadang masih sering melakukan komunikasi satu arah, namun

berbeda ketika di luar kelas. Selain pendampingan secara kontinyu dengan tatap

muka di luar jam kelas juga melalui diskusi dengan media online dapat membantu

mahasiswa dan asisten dosen dalam membangun komunikasi dua arah dalam

pembelajaran.

Penutup

Berdasarkan hasil dan pembahasan di ataas maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Bentuk komunikasi dalam pembelajaran masih satu arah

2. Pendekatan yang diberikan dapat membantu proses pembelajaran dalam

komunikasi dua arah

3. Pendekatan yang dilakukan dapat membantu mahasiswa dalam memahami

materi yang diberikan

4. Bentuk komunikasi yang efektif dalam pembelajaran pemrograman dapat

dibantu dengan tutor teman sebaya dan penggunaan media untuk memperjelas

(13)

Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rakhmat, Djalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Kanisius. Yogyakarta.

Lestari G, Endang dan Maliki. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Sigit Mangun Wardoyo. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Gambar

Gambar 1. Proses Penerapan di Kelas Asisten
Tabel 1. Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah Tes.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian jus nanas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan TFU pada ibu nifas.. Kata Kunci: Perbedaan penurunan tinggi fundus

dilihat dari lokasi konsumsi terbesar dilakukan di supermarket , hypermarket dan terkecil di pasar tradisional (Marpaung, 2006), sedangkan pada penelitian ini ingin

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi Berjudul “ Analisis Pengaruh Harga

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjut bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi yang mengkaji tentang perkembangan, komponen, unsur-unsur esensial,

- Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 1 Unit Donggala 20.000.000 P A D JUNI 2012 30 Hari. - Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 2 Unit Donggala 35.000.000

Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan Sekolah, Pembangunan Perpustakaan, Pembangunan Laboraturium, Pembangunan Pagar Sekolah dan Pengadaan Meubelair (DID). Belanja Modal Jasa

Nasional Pendidikan, pasal 38, pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang.. harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,

Maka persamaan garis dari Trendl ine akan dit unj ukkan dal am graf