• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPAM Regional dan Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPAM Regional dan Jawa Timur"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Fenty Ariniyanti Mamik

3314 202 802

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan - ITS

Sistem Penyediaan Air minum

(2)

Pendahuluan

Data capaian pelayanan air minum Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 75,5%, Diharapkan

pada akhir 2019 pelayanan air minum Jawa Timur 100%. Untuk mencapai target tersebut, ada tiga

isu strategis bidang air minum yang harus diperhatikan, yaitu Pendanaan, air baku dan

kelembagaan. Khususnya pada ketersediaan air baku, menitik beratkan pada peran Pemerintah

Provinsi dalam mendorong adanya SPAM Regional.

Konflik kewilayahan dalam pengembangan SPAM bukan lagi hal baru, khususnya dalam

pemanfaatan air baku. Sejak 1 Januari 2001, Indonesia menerapkan sistem desentralisasi atau

Otda, maka daerah memiliki kewenangan yang luas dalam pemberdayaan sumberdaya alamnya.

Pada tatanan pemerintahan terkecil, desa, sering pula terjadi konflik. Dimana satu desa melimpah

sumber air namun menolak untuk membagi dengan desa diatasnya yang rawan air.

Konflik dalam SPAM Regional dapat diselesaikan melalui penataan kebijakan, karena

kebijakan dibuat untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang ada di dalam komunitas

serta menjadi salah satu instrument dalam pengelolaan sumberdaya alam (Ramdan, 2006)

Pemerintah Jawa Timur pada tahun 2012 telah menandatangani MoU dengan Dirjen Cipta

Karya Kementerian Pekerjaan Umum terkait SPAM Regional. Sebagai tindak lanjutnya, Pemerintah

Jawa Timur menandatangani MoU dengan Kab. Mojokerto dan Kab. Lamongan terkait Kerjasama

dalam pengembangan SPAM Regional Kab. Mojokerto dan Kab. Lamongan, dengan sumber air

Brantas Kec. Bedeg Kabupaten Mojokerto

Dukungan besar juga diberikan Pemerintah pusat melalui Pendanaan Satker PKP Air Minum

Jawa Timur sebagai wujud tanggung jawab dalam peningkatan cakupan layanan air minum

nasional.

Konsep Dasar Teori Dalam Pengelolaan Air Minum Regional

Air merupakan sumberdaya alam vital yang keberadaan dan fungsinya tidak dapat

disubstitusi oleh sumberdaya lainnya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, ekosistem

dan kediatan pembangunan lainnya (Wolf, 1998). Selain itu air juga merupakan barang

social dan ekonomi yang perlu dikelola secara berkelanjutan untuk memenuhi berbagai

kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Flint, 2003; Loucks, 2000; Soenaryo

et al., 2005). Sesuai penjelasan pada Permen PU No. 18 Tahun 2007 Bab II Pasal 4,

menyebutkan bahwa rencana strategis dan program pengembangan SPAM harus memuat :

Identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku untuk wilayah pelayanan sesuai

(3)

besar rencana pembagian wilayah administratif menjadi satu atau lebih wilayah pelayanan

sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik wilayah pelayanan

dengan jaringan perpipaan maupun wilayah pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan;

Indikasi program pengembangan untuk setiap rencana wilayah pelayanan berdasarkan

urutan prioritas; Kriteria dan standar pelayanan di wilayah administratif kabupaten atau kota;

Indikasi keterpaduan program dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang

merupakan dampak penggunaan air minum untuk wilayah pelayanan yang dianggap

strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; Indikasi alternatif pembiayaan dan

pola investasi untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah

pusat pertumbuhan; serta Indikasi pengembangan kelembagaan untuk wilayah pelayanan

yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan. Pengelolaan

sumberdaya air berkelanjutan merupakan pengelolaan air yang bersifat multi dimensional

mengenai hubungan antara sumber daya alam, sosial dan sistem ekonomi yang simultan

dalam penggunaan dan pengelolaan air (Flint, 2003)

Terkait hierarki tanggung jawab pengembangan SPAM, berikut ini adalah

perundangan yang mendasarinya.

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 13 berbunyi :

(1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Provinsi merupakan

urusan dalam skala provinsi yang meliputi ;

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.

c. Penyediaan sarana dan prasarana umum.

d. Penanganan bidang kesehatan.

e. Pengendalian lingkungan hidup.

f. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh Kabupaten/ Kota.

PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM, Pasal 8 berbunyi :

(3) Dalam rangka efisiensi pemanfaatan air baku, Pemerintah dan Pemerintah Daerah

dapat melakukan kerja sama antardaerah.

Pasal 58 berbunyi :

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan SPAM,

Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan sampai dengan pemenuhan

standar pelayanan minimal yang dibutuhkan secara bertahap.

(2) Bantuan Pemerintah yang dimaksud pada ayat (2) diutamakan untuk kelompok

(4)

(3) Untuk daerah yang sudah terjangkau pelayanan BUMD, bantuan pendanaan

Pemerintah hanya dapat diberikan untuk memenuhi standar pelayanan minimal.

PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, berbunyi :

Pengembangan SPAM merupakan tugas konkruen yaitu bagian urusan yang

menjadi kewenangan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kab/ Kota.

Berikut adalah bagan hierarki wewenang dan tanggung jawab pengembangan SPAM.

Definisi singkat SPAM Regional, sesuai dengan paparan Subdit Investasi Ditpam

Kementerian Pekerjaan Umum, Pemanfaatan sumber air baku potensial dari suatu daerah

untuk supply air minum ke beberapa Kabupaten/ Kota sekitarnya.

Beberapa keunggulan dari SPAM Regional :

1. Memberi kemudahan dalam manajemen pengelolaan sumber daya air baku, yaitu oleh

Pemerintah Provinsi

(5)

3. Pasca pembangunan SPAM Regional akan dikelola oleh Pemerintah Provinsi melalui

PDAB Jawa Timur, sehingga meminimalisir konflik kepentingan dari kedua Kabupaten/

Kota.

4. Meningkatkan pelayanan air minum perpipaan di daerah rawan air.

(6)
(7)

Pengembangan kelembagaan SPAM Regional berbasis Provinsi, lingkup

pengelolaan : Bangunan air baku, jaringan transmisi, Instalasi Pengolahan Air (IPA),

Reservoir, Jaringan Distribusi Utama (JDU) s/d Offtake. Pola pelayanan melalui penyaluran

air curah ke Kabupaten/ Kota peserta SPAM Regional. Kesepakatan bersama (KSB) antara

Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota berisi kesepakatan melaksanakan

pengembangan SPAM berbasis kawasan regional. Dilanjutkan dengan penandatanganan

Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang berisi rencana teknis (distribusi kapasitas, daerah

layanan, jaringan perpipaan), komitmen DDUB sesuai rencana pengembangan.

Ditinjau dari mekanisme alokasi sumberdayanya, pengelolaan air minum Regional di

Provinsi Jawa Timur masuk dalam mekanisme alokasi oleh Pemerintah. Menurut Dinar

(2011) mekanisme alokasi oleh Pemerintah ( Public Based Water Allocation) adalah alokasi

yang meliputi pengaturan, pengalokasian secara menyeluruh sumberdaya, hingga

pendistribusian. Negara atau wilayah yang menerapkan mekanisme ini dalam alokasi

sumberdaya airnya umumnya memegang prinsip bahwa air sebagai sumberdaya alam

sangat vital dan strategis, sehingga perlu dikuasai dan diatur pemanfaatannya oleh

negara/pemerintah dan mencegah penguasaan air oleh pihak tertentu. Institusi pemerintah

yang mengatur alokasi air memiliki kekuatan dalam mengalokasikan air antar sektor dan

memiliki yurisdiksi kuat terhadap semua sektor pengguna air. Selain mengalokasikan air,

institusi tersebut juga bertanggung-jawab melindungi air dan membuat aturan untuk

mengalokasikan air secara adil untuk sektor-sektor pengguna air, seperti rumah tangga,

pertanian, industri, pelestarian lingkungan dan sebagainya.

Mekanisme alokasi oleh pemerintah cenderung mengedepankan tujuan-tujuan

keadilan, terutama menjamin suplai air ke daerah-daerah kurang air. Hal ini menguntungkan

untuk melindungi masyarakat miskin, menyelamatkan lingkungan, dan menyediakan air

sesuai dengan kebutuhan setiap sektor. Model alokasi oleh pemerintah biasanya memiliki

tujuan pengembangan air yang majemuk (multiobjective goals), misalnya di samping untuk

memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga, pengembangan air juga digunakan untuk

memenuhi kebutuhan air industri, pertanian, pembangkit listrik, transportasi, dan

sebagainya. Kelemahan mekanisme alokasi oleh pemerintah adalah adanya inefisiensi

alokasi sumberdaya air. Daerah yang membutuhkan biaya lebih tinggi dalam membangun

infrastruktur airnya perlu disubsidi, sehingga mekanisme subsidi yang dilakukan mengurangi

kinerja mekanisme pasar yang menekankan terjadinya transfer sumberdaya secara efisien.

Harga air yang ditetapkan tidak mencerminkan biaya suplai air dan nilainya terhadap

konsumen. Mekanisme alokasi oleh pemerintah kurang memberikan insentif bagi

(8)

karena mereka menganggap tanggung-jawab perlindungan berada di tangan pemerintah

saja. Selain masalah dominasi kewenangan, struktur fee dalam mekanisme alokasi oleh

pemerintah juga kurang mencerminkan adanya insentif bagi pengguna air untuk

menggunakan air secara efisien dan menghematnya.

Dalam penyiapan pengembangan SPAM Regional diperlukan penyiapan

perencanaan yang matang. Spector (2011) mengklasifikasikan perubahan sumberdaya alam

dan lingkungan yang potensial menjadi masalah lintas wilayah menjadi empat aspek, yaitu :

terjadinya degradasi (polusi) lingkungan, adanya kelangkaan (scarcity/shortages) dari

sumberdaya alam dan lingkungan, maldistribusi sumberdaya alam (inequitable allocation),

dan bencana alam/lingkungan atau kecelakaan yang terjadi secara alami atau akibat

perbuatan manusia. Perkuatan terhadap perencanaan sebelum pembangunan jadi kunci

keberhasilan. Prinsip perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan nasional. Perencanaan ini disusun untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat, mengintegrasikan perencanaan ruang, program kegiatan serta peran serta

masyarakat dengan memperhatikan asas keadilan dan keberlanjutan pembangunan.

Sehingga semua produk perencanaan harus mengacu pada pola ruang yang telah disusun

oleh kepala daerah agar dapat dijaga keberlanjutannya.

Produk perencanaan pembangunan (development plan) yang memuat arahan dan

strategi pembangunan daerah / kota : Dokumen RPJMD, Renstra SKPD, RKP. Produk

perencanaan penataan ruang (spatial plan) yang memuat arahan dan strategi penataan

ruang : RTRW Provinsi, RTRW Kab/ Kota, RTBL.

Apabila ditinjau dari dokumen perencanaan spasial yang ada, misalnya Provinsi

Jawa Timur, pada Pasal 45 telah disebutkan tentang pengembangan Jaringan air baku

untuk air minum regional yang meliputi : SPAM Regional Pantura, SPAM Regional Lintas

Tengah, SPAM Regional Malang Raya dan SPAM Regional Umbulan. Sebagai tindak lanjut,

menggagas MoU baik antara Gubernur Provinsi Jawa Timur, Bupati dan Walikota terkait

dengan Kementerian Pekerjaan Umum. dan Kabupaten / Kota.

Pada dokumen perencanaan pembangunan, RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun

2014 – 2019 juga telah memasukan arahan terkait adanya SPAM Regional. Bahkan telah menjadi isu strategis bidang infrastruktur. Namun belum terdapat target pencapaian

sehingga belum menjadi program prioritas untuk SKPD dibawahnya.

(9)

Alasan Pemilihan Lokasi

Tugas ini mengulas tentang gagasan SPAM Regional di Provinsi Jawa Timur.

Provinsi Jawa Timur merupakan suatu Provinsi besar di Negara Indonesia, tidak hanya dari

jumlah Kabupaten dan Kota yang cukup fantastis namun juga besarnya sumber daya baik

manusia dan alam. Sebagai Provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup

tinggi, masih perlu peningkatan khususnya pada sektor – sektor publik. Isu strategis yang menarik perhatian adalah pemenuhan kebutuhan akan air minum. Target capaian pada

tahun 2019 100% memacu pemerintah daerah untuk mencari solusi yang paling tepat dan

efisien dalam peningkatan layanan SPAM. Dalam berbagai kesempatan, Kementerian

Pekerjaan Umum menggulirkan gagasan SPAM Regional dan bagi daerah dengan kondisi

geografis yang cukup beragam, Provinsi Jawa Timur mulai menunjukan tanggapan positif.

Berbagai kebijakan dan studi telah disusun namun hingga saat ini belum ada SPAM

Regional beroperasi di Provinsi Jawa Timur.

Hal – hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam Pengelolaan SPAM Regional

Faktor Pendukung :

1. Lebih dari 50% Kabupaten/ Kota di Jawa Timur telah menyusun dokumen Rencana

Induk SPAM dan telah sesuai dengan pedoman penyusunan dokumen RI SPAM yaitu

Permen PU no. 18 tahun 2007. Yang belum memiliki dokumen RI SPAM sebanyak 3

Kab/ Kota. Sisanya harus melakukan review kesesuaian isi dengan Permen PU No. 18

tahun 2007.

2. Provinsi Telah menandatangani MoU dengan Kementerian Pekerjaan Umum pada

tahun 2012 yang secara langsung membagi kewenangan dalam pendanaan

pembangunan SPAM Regional.

3. Pemerintah Provinsi melalui anggaran Bappeda Prov Jawa Timur sejak Tahun 2014

telah melakukan study kelayakan untuk masing – masing kluster SPAM Regional. Harapa kedepan adalah hasil dari study ini akan bisa ditindaklanjuti dalam bentuk

pembangunan.

4. Tingginya minat masyarakat akan pelayanan air minum, khususnya untuk daerah rawan

air dan rawan bencana.

Faktor Penghambat

1. Belum adanya konsistensi pada dokumen perencanaan tata ruang, dimana RTRW Kab/

Kota harusnya mengadopsi program serta kegiatan prioritas pada RTRW Provinsi.

Sehingga pada dokumen perencanaan pembangunan Kab/ Kota rekomendasi program

(10)

2. Belum adanya dokumen Jakstrada Air Minum Provinsi, sebagai payung segala aktivitas

baik segi fisik dan non fisik dalam pengelolaan air minum.

3. Belum adanya pedoman tentang penyusunan dokumen RI SPAM Provinsi, dokumen ini

akan menjabarkan tentang SPAM Regional dan program prioritas air minum dalam

skala Provinsi. Sehingga Provinsi Jawa Timur belum menyusun dokumen RI SPAM.

4. Kurangnya informasi kepada PDAM dan pemerintah Kabupaten/ Kota tentang

keunggulan dan alur pembentukan SPAM Regional.

Keterkaitan Dokumen Rencana Spasial dalam pengembangan SPAM Regional

Penyusunan rencana pembangunan daerah merupakan kesatuan system, prosedur

dan mekanisme perencanaan penganggaran daerah jangka panjang, menengah dan

tahunan. Penting dalam penyusunan rencana ini mencantumkan secara jelas tingkat

pelayanan dan indikator pencapaian tujuan. Kebijakan yang dipakai sebagai dasar dalam

penentuan strategi dan program diharapkan mengacu pada visi – misi kepala daerah dan target secara nasional. Hendaknya kebijakan Kabupaten/ Kota mengacu pada kebijakan

Provinsi. Demikian halnya pada kebijakan yang terkait SPAM Regional.

Dasar dalam segala dokumen perencanaan pembangunan adalah dokumen

perencanaan spasial, dokumen RTRW. Konsistensi dari RTRW sangat penting dalam

menjaga program prioritas dan strategis terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Sebagai

contoh SPAM Regional yang sudah mulai dibangun di Jawa Timur, yaitu SPAM Regional

Mojolamong yang meliputi Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan, Saat ini telah

dibangun unit air baku hingga perpipaan sepanjang jalur JDU Kabupaten Mojokerto melalui

dana APBN. Namun belum beroperasi dikarenakan belum terpenuhinya prasyarat dari alur

pembentukan SPAM Regional. Salah satu hal yang patut digaris bawahi adalah belum

sinkronnya program SPAM Regional yang digagas oleh Pemerintah Provinsi dengan

Pemerintah Kabupaten sehingga masih ada tumpang tindih dalam pembagian kewenangan.

Apabila dirujuk ke depan, RTRW dari kedua Kabupaten ini tidak membahas tentang adanya

wacana SPAM Regional di Kawasan tersebut. Pada umumnya hanya berupa gambaran

secara garis besar wilayah pelayanan air minum berasal dari PDAM, Swakelola masyarakat

dan secara individu (BJP). Belum adanya bahasan SPAM regional baik penyediaan air

baku, pengendalian dan penngawasan kualitas air baku, pelestarian sumber air dan bahkan

daerah layanan SPAM Regional. Dibandingkan dengan Dokumen RTRW Provinsi, maka

terjadi inkonsistensi. Arahan tentang pengembangan SPAM Regional inipun telah dimulai

(11)

Dalam dokumen perencanaan sektor air minum yang disusun (RISPAM Tahun

2010), Pemerintah Kabupaten Mojokerto belum menyebutkan tentang SPAM Regional.

Berbeda dengan dokumen RISPAM Kabupaten Lamongan yang disusun tahun 2014 telah

dibahas Wilayah Lamongan Selatan nantinya, Tahun 2018, akan di layani melalui SPAM

Regional Mojolamong. Dokumen RI SPAM disusun mengacu pada RTRW, dipakai sebagai

dasar penentuan program detail air minum. Inkonsistensi pada perencanaan tata ruang,

khususnya bidang air minum, berimplikasi pada rencana induk yang pada akhirnya

mengurangi efektifitas upaya peningkatan SPAM terintegrasi. Akibatnya, identifikasi yang

telah dilakukan Provinsi akan menjadi sia – sia karena Pemerintah Kabupaten/ Kota kurang paham dan merasa bahwa tidak memerlukan program tersebut. Khususnya Kabupaten/

Kota yang memiliki sumber air potensial, karena mereka merasa bisa mengembangkannya

sendiri. Doktrin kedaulatan wilayah tanpa batas (unlimited territorial sovereignty)

menyatakan bahwa wilayah memiliki hak eksklusif untuk memanfaatkan sumber air di dalam

wilayahnya, sehingga wilayah tersebut merasa berhak mengeksploitasi tanpa harus

memberikan kompensasi kepada pihak lain yang mungkin dirugikan (Ramdan, 2006).

Sebagian besar pemangku kepentingan, terutama Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), masih melihat perencanaan spasial dan peningkatan pelayanan Air Minum sebagai

hal yang tidak berhubungan langsung. Isu strategis yang sudah tergolong dalam kondisi

kritis dipandang bisa diselesaikan melalui kebijakan sektoral. Bidang air minum ditangani

lebih dari 2 SKPD dan penanganan permasalahannya juga terkait dengan sektor lainnya,

seperti sanitasi, pertanahan, fasilitas umum dan kependudukan.

Upaya menyelesaian permasalahan SPAM Regional ini harus didukung oleh

kekuatan dan konsistensi politik yang kuat. Tidak hanya dari Pemerintah Daerah terkait,

namun juga oleh pihak Legislatif daerah agar semua lapisan dalam daerah mengerti akan

pentingnya air bagi seluruh manusia, air tidak mengenal batas wilayah administrative

sehingga semua orang berhak memanfaatkan.

Alokasi air minum oleh Pemerintah/ Pemda memungkinkan terjadinya subsidi untuk

daerah yang membangun infrastruktur airnya dan melakukan kegiatan konservasi sumber

airnya (Dinar et al., 2001). Pemerintah pusat, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, telah berkomitmen akan memberikan bantuan pendanaan bagi SPAM

(12)

Lesson Learned

Pengelolaan air minum di Indonesia umumnya menggunakan mekanisme alokasi

Pemerintah. Perlu disadari Pemerintah memiliki suatu sistem hierarki yang berjenjang.

Dalam mengatasi permasalahan air minum diperlukan konsistensi dan keberlanjutan

kebijakan dari tingkat teratas hingga pemerintahan terkecil. Kebijakan ini yang membatasi

dan membagi kewenangan sehingga jelas peran setiap SKPD pengelola air minum.

Suksesnya suatu program terletak pada persiapan perencanaan dan demikian juga

perencanaan akan mantap saat kebijakan yang menaunginya juga handal.

Daftar Pustaka

Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2010. Laporan Akhir : Rencana Induk SPAM Kabupaten

Mojokerto. Tidak dipublikasikan.

Bappeda Kabupaten Lamongan. 2014. Laporan Akhir : Rencana Induk SPAM Kabupaten

Lamongan. Tidak dipublikasikan.

Dinar, A., M.W. Rosegart, and R.M. Dick. 2001. Water Allocation Mechanism Principles and

Examples. Http: //www. Worldbank.org/rdv/training/dinar /allocatn.htm.[ 20 Dec 2001]

Flint, R.W. 2003. The Sustainable Development of Water Resources. Http:

//www.sustainabledevelopmentsolutions.com [10 Jul 2003]

Loucks, D.P. 2000. Sustainable water resources management. Water International, 25 (1) :

2-10.

Ramdan, H. 2006. Pengelolaan Sumber Air Minum Lintas Wilayah Di Kawasan Gunung

Ciremai Provinsi Jawa Barat. Http: //www.academia.edu

Soenaryo, T.M, T. Walujo, dan A.Harnanto. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air : Konsep

dan Penerapannya. Bayumedia Publishing. Malang.

Spector, B. 2001. Transboundary Environmental Disputes.Http:// www.ccpdc.org/

ubs/zart/ch9.htm. [7 Nov 2001].

Subdit Investasi, Direktorat Pengembangan Air Minum, Kementerian PU dan Pera. 2014.

Paparan : Konsep Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional. Tidak

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kinerja ekspor berbagai produk karet Indonesia ke negara- negara ASEAN5 (Malaysia, Singapore, Thailand, Filipina,

Setelah dilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi didapatkan resistensi primer pada satu obat sebesar 29,5%, resisten primer lebih dari satu obat sebesar 2,9%, sedangkan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pemungutan, tingkat efektivitas beserta faktor-faktor saja yang dapat menentukan efektivitas, dan kontribusi pajak hotel

Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya dengan suhu pusat produk maksimal 4,4 °C (untuk bahan

dengan penerimaan ibu terhadap anak kandung yang mengalami cerebral palsy, sehingga penelitian ini dapat memperkaya teori psikologi terutama di bidang psikologi klinis

Dengan cara yang sama diperoleh kadar protein untuk sampel nomor 2 sampai nomor 6 dan perhitungan yang sama untuk penetapan kadar protein murni juga untuk perhitungan hasil

Definisi umum mengenai pelecehan seksual dikutip dari Resolusi Dewan Komisi Eropa tahun 1990 tentang perlindungan harkat dan martabat perempuan dan laki-laki di tempat kerja:

Tarik gambar yang ada didalam Files (Home.gif), masukkan kedalam Table baris ke 2, Columns pertama.. Gambar