• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Fiks 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Fiks 2"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Perkembangan Ilmu

Asih Andriyani M, Khotim Nurma Indah Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS

nurma_iz@yahoo.com

Abstract

The purpose of this article is to know history of science development, science development period, characteristic each science development periode, the scientists in each period with their creation, linkages between science development periode, and the lesson to be drawn for science development periode. Altering mind set from myth to logical, make science always amend period to period. Science development period divide in six periode,that is, Pra History, Ancient Greek, Middle Period, Renaissance Period, Modern Period, and Contemporary Period. Each period engendering some figures that very important for science, the scientist contributed a lot of science. Each figures rendering their expertise to make better world. And science had so many process before they turn into a theory.

Key Word: history of science, scientist, Ancient Greek, Renaissance, Contemporary

1. Pendahuluan

(2)

Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi melalui tahapan periodik dan perubahan. Hal ini karena adanya perkembangan zaman dan perubahan pola pikir manusia dari masa ke masa, dari kepercayaan mitos menjadi lebih rasional. Untuk memahami perkembangan ilmu pengetahuan kita harus melakukan pembagian secara periodik, dengan begitu kita semua akan mengetahui karakteristik di setiap periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Tentunya disetiap periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan terdapat tokoh-tokoh yang memelopori/ mencetuskan periode perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri dengan berbagai ideologi dari masing-masing tokoh,

Oleh karena itu, dalam artikel singkat ini penulis akan memaparkan tentang periodisasi perkembangan ilmu, karekteristik masing-masing periode perkembangan ilmu, tokoh dan karyanya yang berpengaruh disetiap periode, keterkaitan perkembangan ilmu disetiap periode, dan pelajaran yang dapat ditarik dari perkembangan ilmu.

2. Periodisasi Perkembangan Ilmu

Salah satu ciri manusia adalah selalu ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Di dalam diri manusia selalu timbul pertanyaan mengenai “apa” (Ontologi), “bagaimana” dan “mengapa” (Epistimologi), dan “utuk apa” (Aksiologi). Berdasarkan ketiga pertanyaan-pertanyaan inilah yang nantinya dapat memunculkan sebuah pengetahuan dan ilmu. Dari zaman ke zaman ilmu selalu mengalami perkembangan. Perkembangan ilmu sendiri tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan terjadi sebuah proses bertahap dan evolutif.

Dalam menelaah/ mengkaji sejarah dapat dilakukan dengan dua cara, yakni melalui telaah kronologis dan geografis. Dalam artikel singkat ini penulis akan lebih condong menggunakan telaah kronologis dalam mengkaji perkembangan ilmu. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.

a. Zaman Purba

(3)

1) Masa prasejarah

Masa prasejarah terjadi pada kurun waktu selama empat juta tahun sampai kira-kira 20.000/ 10.000 tahun sebelum Masehi. Dinamakan zaman prasejarah karena pada masa ini tidak ada bukti atau warisan yang ditinggalkan membicarakan apapun mengenai dirinya, melainkan semuanya merupakan kesimpulan dari para peneliti. Zaman ini dinamakan juga zaman batu karena alat-alat yang digunakan untuk keperluan sehari-hari terbuat dari batu.

Pada masa ini manusia menggunakan pengetahuan faktual mengenai dunia. Conny, dkk (1988;4) mengatakan bahwa dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai oleh pengetahuan apa yang diperoleh melalui (1) kemampuan mengamati; (2) kemampuan membeda-bedakan; (3) kemampuan memilih; dan (4) kemampuan melakukan percobaan berlandaskan prinsip trial dan error.

2) Masa sejarah

Stefanus Supriyanto (2013: 4) mengungkapkan bahwa masa ini meliputi kurun waktu kurang lebih 15.000 tahun sampai kurang lebih 600 tahun sebelum masehi. Pada masa ini, ilmu pengetahuan manusia mengalami perkembangan. Manusia di masa ini sudah tidak hanya memiliki kemammpuan mengamati, membeda-bedakan, memilih, dan melakukan percobaan yang berlandaskan trial dan error melainkan pada masa ini manusia sudah memiliki kemampuan menulis. Dimulai dari masa inilah manusia mengalami peningkatan kemampuan penalaran yang berkesinambungan ke semua arah, sehingga pada masa ini manusia tidak hanya mampu menulis tetapi juga sudah memilki kemampuan berhitung.

Stefanus Supriyanto (2013: 4) menambahkan bahwa pada masa ini manusia sebagai makhluk yang berpikir dan bernalar dan memiliki beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut yakni sebagai berikut:

a. Fungsi kontrol dan pengendalian alam, seperti fenomena pertanian, peternakan, dan perburuan yang efektif.

(4)

c. Sikap mental dan penalaran yang reseptif dan empiris (apa adanya; pasif reseptif). Fakta-fakta hanya diolah sekadarnya yang mungkin dilakukan tanpa suatu tujuan yang jelas dan tertentu.

b.Zaman Yunani Kuno

Zaman ini terjadi pada kurun waktu antara 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun masehi (Stefanus Supriyanto, 2013: 5). Berbeda dengan zaman purba, pada zaman Yunani Kuno ini manusia sudah memiliki suatu penalaran yang menyelidik. Mereka tidak mau begitu saja menerima peristiwa atau pengalaman secara pasif melainkan mereka akan terus mencari sampai sedalam-dalamnya dari fenomena yang begitu beragam di alam ini.

Amsal Bakhtiar (2004: 21) menyatakan bahwa pada zaman ini telah terjadi perubahan pola pikir dari pola pikir mitosentris menjadi pola pikir ilmiah. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan tahayul, tetapi lama kelamaan mereka mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang tahayul. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya. Pada zaman inilah awal mula munculnya para filosof. Pada zaman ini, manusia sudah lebih mengedepankan logika dalam menyimpulkan suatu fakta dan informasi. Dari pola pikir logika kemudian berkembang menjadi metodologi, yakni untuk menyimpulkan suatu informasi dan fakta harus menggunakan metode baik melalui observasi, hipotesa, dan teori. Berkembang lagi menjadi inquiring mind (selalu menyelidik) yang dijadikan dasar penalaran saat ini.

(5)

c. Zaman Pertengahan

Amsal Bakhtiar (2012) menyebutkan zaman pertengahan merupakan zaman perkembangan ilmu Islam. Zaman ini meliputi kurun waktu dari beberapa tahun sebelum tahun 500 M sampai beberapa tahun setelah tahun 1500 M. Abad pertengahan ini terjadi ketika kerajaan Romawi non Katolik runtuh dan mulai berkembangnya agama Katolik Roma. Pada zaman ini disebut juga dengan zaman kegelapan (The Dark Ages) karena pada zaman ini di kerajaan-kerajaan Eropa terjadi kemandekan perkembangan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi disebabkan pada zaman ini semua aktivitas keilmuan harus berdasar atau mendukung kepada agama, sehingga pada masa inilah banyak bermunculan para Theolog.

Ketika di Eropa mengalami masa kegelapan, maka bangkitlah islam dengan masa keemasannya. Hal ini dimulai dengan munculnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 600M, yang kemudian melakukan perluasan wilayah islam, serta melakukan pembinaan hukum dan penerjemahan filsafat Yunani dan kemajuan ilmu pengetahauan Islam pada tahun 700 M sampai tahun 1200 M, sehingga pada zaman pertengahan ini disebut juga dengan zaman Islam. Para tokoh terkenal pada masa ini antara lain sebagai berikut: Al-Kindi (801 873 M), Al-Farābi (870 M-950 M), Ibnu Sina (980 M-1037 M) di kenal sebagai Avicenna di dunia barat, Al-Ghazāli (1058 M-111 M), dan Ibnu Rusyd (1226 M – 1198 M), serta masih banyak yang lain.

(6)

d.Zaman Renaissance

Zaman ini terjadi pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M, pada zaman inilah manusia memiliki kebebasan berpikir dan jauh dari ajaran-ajajran agama. Pada zaman ini manusia Barat mulai berpikir baru dan mulai melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini membelenggu kebebasan dan mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Zaman ini merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian dan ilmu. Pada zaman ini banyak ditemukan ilmu-ilmu baru, diantaranya penemuan percetakan, penemuan benua baru oleh Columbus, kelahiran kembali sastra di Inggris, Perancis, dan Spanyol, dan penemuan ilmu perbintangan oleh Copernicus dan Galileo. Stefanus Supriyanto (2013: 10) menyatakan para tokoh dalam zaman ini adalah, Nicolaus Capernicus, Galileo Galilei, Johannes Kepler, Rene Descartes.

e. Zaman Modern

Zaman ini sudah mulai terintis pada abad ke 15 M, tetapi mulai meluas dan diketahui banyak orang ketika abad ke 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah, sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang pesat di Eropa. Pada zaman ini Auguste Conte dalam Stefanus (2013: 14) membagi tiga tingkat perkembangan pengetahuan, yaitu tahap religious, metafisik dan tahap positif. Tahap pertama menekan asas religi sebagai postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi dan penjabaran dari ajaran religi. Tahap kedua orang mulai berspekulasi tentang metafisik (keberadaan) wujud yang menjadi obyek penelaah yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas postulat metafisik. Tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah (ilmu) di mana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positifdalam proses verivikasi yang objektif.

f. Zaman Kontemporer

(7)

paling tinggi karena dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan tentang alam semesta.

3. Karekteristik Masing-masing Periode Perkembangan Ilmu

Dipembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang periodisasi perkembangan ilmu yang terus mengalami kemajuan. Hal ini tentunya juga akan membawa karekteristik yang berbeda-beda di setiap periode perkembangan ilmu itu sendiri. Pada zaman Prasejarah memiliki karekteristik bahwa di masa ini manusia hanya mendapat makanan dari apa yang sudah disediakan oleh alam. Akan tetapi lambat laut terjadi perkembangan pengetahuan yang ditandai dengan usaha manusia untuk mendapatkan lebih yang telah disediakan oleh alam, sehingga manusia sudah tidak menggantungkan hidup mereka sepenuhnya pada apa yang diberikan alam.

Zaman sejarah memiliki karekteristik bahwa pada di masa ini manusia sudah mulai memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Dengan dikuasainya kemampuan membaca dan menulis berkembanglah kebiasaan melakukan pencatatan informasi dan pengumpulan data secara sistematis, misal peta perbintangan (Zodiak), ditemukannya siklus mingguan, bulan, siklus matahari sampai pembuatan kalender yang kita kenal saat ini. Karakteristik zaman Yunani Kuno ditandai dengan manusia sudah memiliki suatu penalaran yang menyelidik. Manusia sudah tidak mau begitu saja menerima peristiwa atau pengalaman secara pasif melainkan mereka akan terus mencari sampai sedalam-dalamnya dari fenomena yang begitu beragam di alam ini. Hal ini tentu berbeda dengan zaman sejarah yang mana manusia masih menerima pengalaman fenomena dari alam.

(8)

4. Tokoh dan Karyanya yang Berpengaruh Disetiap Periode a. Zaman Yunani Kuno

Thales (625- 546 SM) diakui sebagai pelopor pemikiran rasional dan Bapak Filsafat. Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah yang awal mulanya memunculkan filsafat dengan mempertanyakan darimana awal dunia ini berasal. Meski pun bukti- bukti mengenai dirinya dan pemikirannya masih sangat kurang, bahkan seringkali menjadi pertanyaan, tapi kehadiran Thales sangat penting dalam berkembangnya filsafat di Yunani (Borchert, 2006). Menurut pendapat Thales asal mula alam semesta adalah air, karena air adalah pusat dan sumber dari segala kehidupan. Sedangkan bagi Anaximandros (610- 540 SM) yang tak lain adalah murid Thales, berpendapat bahwa segala sesuatu itu berasal dari “to aperion” yaitu yang tak terbatas dan sesuatu yang tak terhingga. Pendapat lain tentang asal usul dunia datang dari Anaximenes (585 – 524 SM ) yang merupak murid dari Anaximandros, dia berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu.

Pythagoras (580- 500 SM) terkenal dengan filsafat kuantumnya. Menurut Pythagoras,semua realitas dapat diukur dengan bilangan, bilangan itu sendiri terdiri dari unsur genap dan ganjil, terbatas dan tak terbatas. Sehingga bisa dikatakan bahwa alam semesta ini adalah suatu harmoni, dan saling melengkapi. Menurut Amsal Bakhtiar (2012) masa transisi muncul ketika penyelidikan pada alam tidak lagi menjadi fokus utama, tetapi manusia memulai penyelidikan mengenai hubungan antara manusia. Masa transisi ini dimulai dengan munculnya Kaum Sofis yang terkenal dengan pandangan mereka bahwa kebenaran itu bersifat subjektif dan relatif. Akibatnya tidak ada ukuran absolut dalam etika, agama, bahkan matematika. Yang kemudian pandangan tersebut dibantah oleh Socrates, Plato dan, Aristoteles.

(9)

melemparkan satu pertanyaan seakan- akan dia tidak mengetahu jawabannya. Dan dengan caranya ini dia bisa membuat lawannya mengakui kelemahan argumen mereka, dan menyadari yang benar dan salah. Namun karena keberanian, dan pemikirannya, Socrates didakwa di pengadilan Athena, dan kemudia memilih mati dengan meminum racun daripada mengorbankan prinsipnya tentang kebenaran (Edison, 2011).

Zaman keemasan filsafat Yunani dimulai setelah periode Socrates, pada masa ini filsafat alam dipadu dengan filsafat manusia. Tokoh yang menonjol tak lain adalah murid Socrates yaitu Plato (429- 347 SM). Dia adalah seorang filosof yang rajin menulis buku. Dan beberapa karya Plato antara lain adalah : Apologia, Politeia, Sophists, Timaios. Apologia adalah salah satu buku yang berisi dialog-dialog Plato selama tiga periode. Plato menggambarkan kebenaran umum adalah rujukan bagi alam empiris, dia menyatakan bahwa benda itu memiliki realitas dan realitas itu terdapat dalam ide. Dan menyatakan dua itu terdiri dari dua bagian yaitu dunia rasional dan dunia jasmani. Melalui pemahaman itu pula Plato dapat mendamaikan pandangan antara Heraklitos dan Parmenides. Plato berpendapat pandangan Heraklitos yang menyatakan segala sesuatu berubah itu benar tapi hanya berlaku pada alam empiris, sedangkan pandapat Parmenides tentang segala sesuatu itu diam juga benar, tapi hanya berlaku pada ide- ide yang bersifat abadi.

(10)

b. Zaman Pertengahan

Zaman pertengahan berawal ketika kerajaan Romawi runtuh, dan mulai berkembangnya agama Katolik Roma. Zaman ini berlangsung pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M dan disebut sebagai zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Pada zaman ini aktivitas keilmuan harus berdasar dan mendukung agama, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat pun terpaksa terhenti. Pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:

1) Roger Bacon (1214 M- 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis yang berati dokter yang mengagumkan. Dia dikenal sebagai pendukung awal metode ilmiah modern di dunia barat. Dia menyatakan bahwa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme

2) Thomas Aquinas (1225 M- 1274 ), adalah seorang filsuf dan ahli teologi dari Italia. Ia terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen.

3) Gerard van Cremona (1114 M- 1187 M), adalah seorang penerjemah karya ilmiah dari bahasa arab. Ia telah menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa latin termasuk karya Eulclidius, Al- Farabi, Al- Farghani dan karya lainnya.

(11)

Al-Kindi (801 M-873 M), merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan islam. Al-Kindi menuliskan banyak karya dalam bidang goemetri, astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik. Al-Farābi (870 M-950 M) adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia islam. Karyanya ada di berbagai bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Karyanya yang paling terkenal adalah al-Madīnah al-Fadhīlah yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum Ilāhian Islam (Groff, 2007). Hunain merupakan tokoh yang berjasa menerjemahkan buku- buku Plato, Aristoteles, Galeneus, Appolonuis, dan Archimedes. Selain itu Yahya Ibn A’di yang memperbaiki terjemahan dan memberikan komentar mengenai karya- karya Aristoteles seperti Sophist, Poetics.

Al-Razi (856 M-925 M), merupakan dokter terbesar dalam Islam, ia terkenal dengan orisinalitas dan kemampuannya menemukan jenis penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Dia adalah seorang dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian al-Kimi atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens. Ibn Sina (980 M-1037 M) di kenal sebagai Avicenna di dunia barat. Ia seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Dia dikenal bapak pengobatan modern, karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Tulisannya mengenai ilmu psikologi, zoologi, botani, geometri, astronomi dimasukkan dalam kitab Al- Syifa yaitu sebuah ensiklopedia filsafat Arab terbesar.

(12)

Imam Syafi’i merupakan salah tokoh ilmuwan muslim yang menyusun kitab perkembangan hadist bernama ar- Risalah. Masih dalam kejayaan Islam, kitab- kitab yang disusun oleh tokoh muslim mulai banyak diterjemahkan oleh orang- orang latin. Namun abad 18 menjadi abad yang paling menyedihkan bagi umat Islam karena dunia Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.

c. Masa Renaissance (Abad ke 15- 16)

Renaissance merupakan periode sejarah kemajuan dan perubahan perkembangan ilmu. Pada masa ini manusia diberi kebebasan untuk mengembangan diri mereka, tidak hanya sebatas segi keagamaan saja akan tetapi juga dari segi ilmu pengetahuan, budaya, seni, filsafat dan berbagai disiplin ilmu. Perlahan- lahan manusia barat mulai melepaskan diri dari otoritas gereja yang selama ini membelenggu kebebasan mereka untuk mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Sebelum masa Renaissance, dominasi gereja sangat kuat pada setiap aspek kehidupan. Apabila ada hal- hal yang merugikan gereja maka akan mendapatkan hukuman yang sangat kejam. Misalnya pada kasus pembunuhan Copernicus (1473- 1543) karena memunculkan teori Heliosentris yakni matahari adalah pusat tata surya, dan hal ini bertolak belakang dengan gereja.

Pengaruh Copernicus menyebar luas pada kalangan sarjana, antara lain Tycho Brahe (1546- 1601), dan Johannes Keppler (1571- 1630) yang kemudian mereka melanjutkan penelitian Copernicus tentang astronomi, dan menemukan bahwa lintasan planet berbentuk elips serta gerakan benda- benda angkasa dalam lintasan tertutup. Setelah Keppler, muncullah Galileo (1546- 1642) dengan penemuan lintas peluru, tata bulan planet Jupiter, dan penemuan hukum pergerakan (Amsal Bakhtiar, 2012). Bersamaan dengan masa Keppler dan Galileo, ditemukan pula Logaritma oleh Nappier (1550- 1617), serta Projective Geometry oleh Desarque (1593- 1662).

d. Zaman Modern

(13)

Sedangkan Leibniz dengan kalkulus atau yang disebut juga diferensial/integral. Pada masa sesudah Newton, ilmu matematika, kimia, dan astronomi semakin terus berkembang. Ilmuwan lain yang terkenal pada masa ini adalah Charles Robert Darwin 1809 M-1882 M) yang merupakan naturalis dengan teori revolusionernya. Dia meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “Nenenk moyang manusia adalah kera”.

Tokoh ilmuwan yang terkenal antara lain Joseph Black (1728- 1799) yang menemukan gas CO2 dan Joseph Prestley yang menemukan gas O2. Joseph John Thompson (1856 M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif. Selanjutnya ada J.L Proust yang melakukan penelitian mengenai atom, begitu pula dengan John Dalton. Pada zaman modern ini terjadi revolusi Inggris, yang merupakan peralihan dari masyrakat agraris dan perdagangan menjadi masyrakat industri modern.

e. Zaman Kontemporer

Zaman kontemporer merupakan zaman yang sangat kental dengan inovasi-inovasi teknologi diberbagai bidang. Albert Einstein pada tahun 1905 mempublikasikan karyanya tentang Teori Relativitas, namun karya itu diacuhkan oleh kebanyakan para ilmuwan pada masa itu. Hingga kemudian pada tahun 1916 dia kembali melahirkan naskah kedua tentang Teori Relativitas yang kemudian menjadi landasan utama pada konsep ruang dan waktu (Donald, 2006). Alexander Graham Bell yang berperan dalam memajukan teknologi komunikasi mengenalkan telepon pertama kali pada tahun 1877.

Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of

(14)

dalam segala bentuknya. Hal inilah yang kemudian memicu munculnya rekayasa genetika yang dimulai tahun 1990.

Selain itu perkembangan dalam ilmu rekayasa genetika berupa teknologi kloning. Teknologi yang dilakukan pertama kali oleh Dr. Gurdon pada tahun 1961. Dr. Gurdon berhasil memanipulasi telur katak menjadi kecebong yang identik. Pada tahun 1993 Dr. Jerry Hall berhasil mengkloning embrio manusia dengan teknik pembelahan, hanya saja hasil kloningan tersebut rusak. Dan pada tahun 1997 Dr. Ian Wilmut berhasil melakukan kloning mamalia pertama berupa domba yang diberi nama Dolly. Sementara ditahun 2000 Prof. Gerald Schatten berhasil membuat kera kloning.

Pada bidang teknologi informasi ada insinyur Howard Aiken yang merancang IBM Mark 7 pada tahun 1937. IBM Mark 7 ini adalah nenek moyang dari komputer. Komputer elektronik yang pertama dirancang oleh Eckert dan Mauchly pada tahun 1951. Dan pada tahun 1977, Steve Jobs dan Steve Wozniak memperkenalkan Apple II yang merupakan komputer pribadi pertama (Amsal Bakhtiar, 2012).

5. Keterkaitan Antar Periode Perkembangan Ilmu

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terpusat hanya pada suatu wilayah tertentu saja. Melainkan merata pada wilayah-wilayah yang dihuni manusia. Perkembangan ilmu dari satu zaman ke zaman lain memiliki kaitan yang sangat kuat, dan saling melandasi satu sama lain. Perkembangan ilmu pengetahuan pada Zaman Yunani dikenal sebagai masa kelahiran pemikiran kritis refleksi manusia. Mereka tidak hanya sekedar percaya pada mitos, tapi berusaha mencari kebenaran yang logis. Perkembangan ilmu pengetahuan pada Zaman Pertengahan yang dimulai dengan kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat hingga timbulnya Renaissance di Eropa.

(15)

perkembangan tradisi pemikiran ilmiah, dan perkembangan IPTEK di barat. Banyak buku- buku ilmuwan muslim yang diterjemahkan dalam bahasa latin (Amsal Bakhtiar, 2012).

Ketika masa kejayaan Islam, banyak buku- buku Islam yang diterjemahkan dalam bahasa latin (Amsal, Bakhtiar, 2012). Proses penerjemahan inilah yang kemudian membawa ilmu pada masa kejayaan Islam dijadikan acuan bagi perkembangan ilmu di dunia barat. Misal saja karya Ibn Sina yang menjadi acuan dunia kedokteran dunia barat. Zaman Renaissance merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Penemuan- penemuan penting pada zaman Renaissance merupakan dasar kuat berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan pada zaman Modern. Kemudian perkembangan ilmu pengetahuan pada Zaman Modern ditandai dengan percepatan kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada Zaman Kontemporer perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan perkembangan disiplin ilmu dari masing-masing ilmu yang menghasilkan berbagai macam penemuan yang silih berganti dan makin sering.

6. Pelajaran Yang Dapat Ditarik Dari Perkembangan Ilmu

(16)

Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi secara periodik. Adapun sejarah atau periodisasi perkembangan ilmu dari masa ke masa, dimulai dari zaman purba sampai zaman kontemporer yaitu:

a. Zaman Purba

Pada era ini, secara umum terbagi menjadi dua fase yaitu: Zaman Pra sejarah dan zaman sejarah

b. Zaman Yunani Kuno c. Zaman Pertengahan d. Zaman Renaissance e. Zaman modern f. Zaman Kontemporer

Tiap periode perkembangan ilmu memiliki karakter masing- masing pada zaman purba kegiatan manusia dari hanya melihat, mengamati dan melakukan percobaan trial dan eror, berkembang menjadi menulis, membaca, dan berhitung. Pada zaman Yunani Kuno manusia mulai mengalihkan pola pikir mitosentris (pola pikir yang mengandalkan mitos) menjadi logosentris. Pada zaman Pertengahan aktivitas keilmuan harus mendukung atau berdasar agama. Pada zaman Ranaissance, ilmuwan memiliki kebebasan pemikiran. Dan zaman modern muncul ditandai dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah, yang kemudian mendukung munculnya zaman kontemporer yang ditandai dengan adanya teknologi canggih dan spesialisasi ilmu yang semakin mendalam.

(17)

Daftar Pustaka

Amsal, Bakhtiar. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Borchert ,M.Donald. 2006. Encyclopedia of Philosophy volume 1-10. USA: Thomson Gale Corporation

Conny R. Semiawan, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: CV. Remadja Karya.

Edison. 2011. Socrates; Biografi dan Pemikiran. Universitas Negeri Malang

Groff, S Pieter dan Leaman, Oliver. 2007. Islamic Philosophy A-Z. British: Edinburgh University Press.

Psillos, Stathis. 2007. Philosophy of Science A-Z. British: Edinburgh University Press

Ravertz, R Jerome. 2009. Filsafat Ilmu:Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan. Jakarta: Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan

Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisyi kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah.. Beliau mencoba berdakwah ke Ta’if,

Dari pendapat tersebut dapat dipahami periodisasi sejarah Islam dimulai pada tahun (650 M), yang berarti dia tidak memasukkan masa permulaan Islam (sejak Nabi Muhammad SAW

Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin, untuk secara bersama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh

zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah

SPI sendiri membahas tentang sejarah perkembangan agama islam dari mulai awal penyebaranya oleh Nabi Muhammad SAW sampai pada zaman kita yang sekarang ini dalam penyebaranya

Setelah tasawuf Falsafi mendapat hambatan dari tasawuf Sunni, maka pada abad VI Hijriah tampillah tasawuf Falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran

Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan