• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 2 PENGENALAN DASAR DASAR RENCANA R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL 2 PENGENALAN DASAR DASAR RENCANA R"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

DAFTAR ISTILAH

PENDAHULUAN

KEDUDUKAN RENCANA RINCI

MANFAAT DAN FUNGSI RENCANA RINCI

BENTUK ALTERNATIF RENCANA RINCI

2

3

5

8

11

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS MODUL 2

DESKRIPSI SINGKAT

Bentuk alternatif Rencana Rinci Kabupaten: rencana tata ruang kawasan strategis

kabupaten/kota dan/atau rencana detail tata ruang.

RDTR

adalah

rencana secara terperinci

tentang tata ruang wilayah

kabupaten/kota yang dilengkapi peraturan zonasi.

RDTR mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari RTRW kabupaten/

kota

yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebih detail.

Muatan RDTR mencakup;

(1) Tujuan penataan BWP; (2) Rencana pola ruang; (3) Rencana jaringan

prasarana; (4) Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya; (5)

Ketentuan pemanfaatan ruang; dan (6) Peraturan Zonasi.

TUJUAN

Peserta pelatihan

memahami tiap muatan RDTR Kabupaten/Kota secara rinci

,

yang mencakup tingkat kedalaman/ketelitian materi tiap muatan dan

contoh-contoh penyajiannya.

SASARAN

1.

Memahami muatan tujuan penataan BWP;

2.

Memahami muatan dan tingkat kedalaman rencana pola ruang;

3.

Memahami muatan dan tingkat kedalaman rencana jaringan prasarana;

(5)

2 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

DAFTAR

ISTILAH

1.

Rencana Rinci

adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan

yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait

yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional

dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan

kawasan sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang

wilayah.

2.

RDTR

merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan

fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang

memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional

agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan

kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

3.

RTR KSK

adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan.

4.

Bagian Wilayah Perkotaan

yang selanjutnya disingkat

BWP

adalah

bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis yang

akan/perlu disusun rencana rincinya,

(6)

3 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Rencana Rinci

adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan yang

merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan disusun berdasarkan nilai

strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan sebagai perangkat operasionalisasi

rencana tata ruang wilayah

(7)

4 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

1. Kawasan Perkotaan 2. Kawasan koridor ekonomi 3. Kawasan perdesaan 4. Kawasan cepat tumbuh 5. Kawasan tertinggal/terisolir 6. Kawasan konservasi cagar

budaya/sejarah

7. Kawasan konservasi permukiman/ Komunikasi adat

8. Kawasan Teknologi Tinggi

9. Kawasan Pengembangan SDA Darat 10. Kawasan Perlindungan dan

pelestarian Lingkungan Hidup 11. Kawasan Rawan Bencana 12. Kawasan Kritis Lingkungan 13. Kawasan Perlindungan Pesisir dan

Pulau Kecil Kawasan INTI

Kawasan Penyangga Identifikasi Bentuk

Delineasi Kawasan

Fokus Penanganan

Tujuan Penataan BWP

Rencana Pola Ruang Rencana Jaringan

Prasarana Penetapan Sub BWP

yang diprioritaskan Ketentuan Pemanfaatan Ruang

Peraturan Zonasi

Sumber: Permen PU No.20/PRT/M/2011

(8)

5 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

KEDUDUKAN RENCANA RINCI

(9)

6 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 (Pasal 59) tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang diprioritaskan untuk disusun rencana rincinya paling lama 24 bulan terhitung sejak pelaksanaan penyusunan dan tidak melebihi masa berakhirnya rencana rinci tata ruang yang sedang berlaku.

Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota, yang dapat disusun rencana rincinya apabila:

a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan

b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman

RDTRmerupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai

penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota dan disusun lengkap dengan

peraturan zonasi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu.

RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

RENCANA UMUM

VS RENCANA

RINCI

Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur dan pola ruang.

Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.

Rencana rinci sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan dasar penetapan peraturan zonasi  ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang serta ketentuan pengendalian ruang.

Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang  pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana penataan ruang

1

2

3

(10)

7 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN K

edudukan rencana rinci dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem

perencanaan pembangunan nasional.

RENCANA PEMBANGUNAN

RENCANA TATA RUANG

RENCANA UMUM

RENCANA RINCI

Wilayah Kab/Kota

Dirincikan lebih lanjut

Wil.Perencanaan dibagi lagi menjadi Wilayah Perencanaan

Bagian Wilayah

Perkotaan

yang

selanjutnya

disingkat

BWP

adalah bagian dari

kabupaten/kota

(11)

8 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

(12)

9 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Manfaat dan fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (RTR KSK) dapat dilihat pada penjelasan

dibawah ini.

Mewujudkan keterpaduan antara pembangunan KSK

dengan wilayah kabupaten

Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam KSK

Menjamin terwujudnya tata ruang KSK yang

berkualitas

Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan

ruang

Acuan dalam sinkronisasi program

Acuan lokasi investasi

Acuan pemanfaatan ruang

Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan

ruang

Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang

(13)

10 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Manfaat

dan

fungsi

Rencana

Detail

Tata

Ruang

(RDTR)kabupaten/kota dapat dilihat pada penjelasan dibawah

ini.

Sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten/kota berdasarkan RTRW

Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari

kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW

Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang

Acuan dalam penyusunan RTBL.

penentu lokasi kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi

dan lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu

alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan

pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota

ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan

fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara

keseluruhan

ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan

untuk disusun program pengembangan kawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau

(14)

11 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

RTR Pulau/

Kepulauan

RTR Kawasan Strategis

Nasional (KSN)

RTR Kawasan Strategis

Provinsi (KSP)

RTR Kawasan Strategis

Kabupaten (KSK)

RDTR Kabupaten/

Kota

Lingkup Kabupaten

(15)

12 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Pembahasan Detail

Mengenai Proses

Penyusunan RDTR

akan dijelaskan lebih

jauh pada MODUL 3

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun

2010 tentang PenyelenggaraanPenataan Ruang

disebutkan bahwa terdapat 5 jenis rencana rinci

yang menjadi penjabaran rencana umum tata

ruang.Dari kelima rencana rinci tersebut,

RTR

KSK

dan

RDTR Kabupaten/Kota

merupakan

dokumen rencana rinci yang menjadi penjabaran

rencana umum tata ruang kabupaten/kota.Pada

bagian ini akan dijelaskan bentuk-bentuk alternatif dari rencana rinci, baik

dari segi RTR KSK maupun RDTR.

RENCANA TATA RUANG

KAW.STRATEGIS

KABUPATEN

Pada umumnya dokumen rencana rinci yang sudah

banyak disusun sebagai acuan penataan ruang di

wilayah kabupaten/kota adalah Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR). Hingga saat ini proses

penyusunan

pedoman

Rencana

Tata

Ruang

Kawasan Strategis Kabupaten (RTR KSK) masih

berupa

draft dan belum selesai disusun

. Namun

begitu, RTR KSK merupakan salah satu bentuk

alternatifrencana rinci yang dapat disusun dan

dijadikan sebagai acuan dalam penataan ruang

wilayah kabupaten/kota.

Penataan

ruang

KSK

dilakukan

untuk

mengembangkan,

melestarikan,

melindungi

(16)

13 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN Penyusunan RTR KSK dilakukan dengan mempertimbangkan tipologi kawasan strategis untuk memastikan ketentuan pelaksanaan penataan ruang KSK yang sesuai dengan kebutuhan keragaman kawasan.

KRITERIA PENETAPAN KSK

Sudut Kepentingan Kriteria Penetapan KSK

1. Pertumbuhan

Ekonomi

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; c. Memiliki potensi ekspor;

d. Memiliki dukungan kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintahan penunjang kegiatan ekonomi;

e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

f. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan;

g. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau

h. Merupakan kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten.

2. Sosial dan Budaya a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;

c. Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; d. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;

e. Merupakan tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau

f. Merupakan tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.

3. Pendayagunaan

Sumber Daya Alam dan/atau

Teknologi Tinggi

a. Memiliki fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi dan posisi geografis sumber daya alam strategis, pengembangan teknologi kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir; b. Memiliki sumber daya alam strategis;

c. Memiliki fungsi sebagai pusat pemanfaatan dan pengembangan teknologi kedirgantaraan;

d. Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau e. Memiliki fungsi sebagai lokasi dan posisi geografis penggunaan teknologi

kedirgantaraan teknologi tinggi strategis lainnya.

4. Fungsi dan Daya

Dukung Lingkungan

a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora, dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

c. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

d. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

e. Merupakan kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

f. Merupakan kawasan rawan bencana alam; atau

g. Merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

(17)

14 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Sumber: Diolah dari Draft KSK

Pemilihan bentuk alternatif RTR KSK dilakukan dengan mengidentifikasi

bentuk kawasan strategis. KSK dapat terdiri atas

kawasan inti

dan

kawasan penyangga

serta dapat berbentuk

KSK berbasis kawasan dan

KSK berbasis obyek strategis

. KSK dapat berada pada satu wilayah

kecamatan atau berada pada lebih dari satu wilayah kecamatan dalam satu

wilayah kabupaten. KSK juga dapat berhimpitan dengan kawasan strategis

lain seperti Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan/atau Kawasan Strategis

Provinsi (KSP). Untuk lebih jelasnya ketentuan mengenai lokasi dan

bentuk KSK ditunjukkan pada penjelasan berikut.

Draft RTR KSK berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh)

tahun atau sesuai dengan jangka waktu berakhirnya RTRW

kabupaten dan ditinjau kembali setiap 5 lima tahun

1. Kawasan

Perkotaan, 2. Kawasan Koridor

Ekonomi 12. Kawasan Kritis

(18)
(19)
(20)
(21)

18 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Setelah dilakukan pemilihan tipologi dan bentuk KSK, tahapan penetapan RTR KSK selanjutnya adalah dengan melakukan delineasi. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tipologi KSK. Tahapan ini dapat mencakup delineasi kawasan inti dan delineasi kawasan penyangga. Delineasi KSK dapat menggunakan:

a. Batas administrasi wilayahbatas desa, batas kecamatan/kabupaten

b. Batas fisik yang nyata, jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau, dll c. Batas fisik yang belum nyata, rencana jaringan jalan, rencana jaringan rel

kereta api, dan sebagainya;

d. Batas ekoregion, yaitu batas yang dihasilkan dari analisis lingkungan tertentu,  batas Daerah Aliran Sungai (DAS), batas Wilayah Sungai (WS), batas ekosistem, batas kawasan pesisir, dan sebagainya;

e. Batas tingkat kerawanan bencana alam, yaitu batas yang dihasilkan dari hasil analisis tingkat kerawanan bencana alam,  batas kawasan rawan gerakan tanah tinggi, batas kawasan rawan tsunami, batas kawasan rawan banjir dll

(22)

19 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

ILUSTRASI DELINEASI KSK

Delineasi KSK

Menggunakan

Batas

Administrasi

Wilayah

Delineasi KSK

Menggunakan

Batas Fisik yang

Nyata

Delineasi KSK

Menggunakan

Batas

(23)

20 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Ketentuan mengenai penetapan delineasi KSK sesuai dengan karakteristik tipologi KSK yang nantinya akan membentuk lingkup fokus penanganan penataan ruang.

Tahapan akhir dalam proses penetapan RTR KSK adalah menentukan kebutuhan skala peta. Skala peta KSK ditetapkan sekurang-kurangnya dengan mempertimbangkan:

a. Kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan tata ruang KSK

b. Pemanfaatan produk rencana tata ruang KSK c. Luasan geografis KSK

d. Nilai strategis KSK

Skala peta KSK dapat berbeda antara skala peta kawasan inti dan

skala peta kawasan penyangga

, dimana skala peta pada kawasan inti lebih detail dari kawasan penyangga. Pembedaan skala peta tersebut disesuaikan dengan karakteristik tipologi KSK.Ketentuan mengenai skala peta KSK untuk masing-masing tipologi KSK ditunjukkan pada tabel berikut.

KETENTUAN SKALA PETA KSK

TIPOLOGI KSK

SKALA PETA KSK

1. Kawasan Perkotaan Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

2. Kawasan Koridor Ekonomi

Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

3. Kawasan Perdesaan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya

1) Kawsan Perkotaan

2) Kawasan Koridor Ekonomi 3) Kawasaam Perdesaan 4) Kawasan cepat tumbuh 5) Kawasan tertinggal/terisolir 6) Kawasan konservasi Cagar

Budaya/sejarah 7) Kawasan konservasi

permukiman/komunikasi adat 8) Kawasan teknologi tinggi 9) Kawasan pengembangan SDA

10)Kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup

11)Kawasan rawan bencana 12)Kawasan kritis lingkungan

(24)

21 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

KETENTUAN SKALA PETA KSK

TIPOLOGI KSK

SKALA PETA KSK

1:10.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

4. Kawasan Cepat Tumbuh a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya

1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

5. Kawasan

Tertinggal/Terisolir

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

6. Kawasan Konservasi

Cagar Budaya/Sejarah

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

7. Kawasan Konservasi

Permukiman/Komunitas Adat

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

8. Kawasan Teknologi Tinggi

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

9. Kawasan Pengembangan

Sumber Daya Alam Darat

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

10.Kawasan Perlindungan dan Pelestarian

Lingkungan Hidup

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

11.Kawasan Rawan

Bencana

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

12.Kawasan Kritis Lingkungan

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:10.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

sekurang-kurangnya 1:25.000

13.Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:10.000

b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta

(25)

22 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

RENCANA DETAIL

TATA RUANG

Apabila rencana rinci yang akan disusun adalah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten, maka RDTR disusun apabila :

a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000; dan/atau

b. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya.

Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka peraturan zonasi tetap dapat dibuat , tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap. Bentuk alternatif rencana rinci dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dapat dilihat dari cakupan wilayah perencanaannya. Berikut akan ditunjukkan ilustrasi wilayah perencanaan RDTR sebagai salah satu acuan dalam memilih alternatif bentuk rencana rinci dari dokumen jenis RDTR.

Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Wilayah Administrasi Kecamatan dalam

Wilayah Kota

(26)

23 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Wilayah Fungsional seperti Bagian

wilayah kota/subwilayah Kota

Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten yang

Memiliki Ciri Perkotaan

2

(27)

24 MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang

Memiliki iri Kawasan Perkotaan

Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota yang

berupa Kawasan Perdesaan dan Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan

4

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga memberikan penilaian terhadap ruas jalan perintis kemerdekaan terjadi arus lalu lintas puncak pada hari minggu tanggal 02 Juli 2017 pada waktu pagi hari antara

Keputusan-keputusan yang diambil akan di laporkan dalam laporan tahunan oleh dewan direktur yang dipimpin oleh direktur utama yang berisi laporan

Sedangkan 13 indikator lainnya menunjukkan perbedaan karakteristik press release yang timbul lebih menyesuaikan pada perbedaan karakteristik masing – masing organisasi, yaitu:

“Pengaruh Pemahaman Dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pada masa ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik dari fisik maupun psikis dari seorang yang sudah memasuki masa remaja ini. fisik maupun psikis dari

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal ( dicetak miring ) dengan diberi keterangan dalam

Bahan yang digunakan pada sistem pakar diagnosa penyakit kulit akibat virus dengan metode Teorema Bayes adalah sebagai berikut:.. Data pasien dan pemeriksaan diperoleh dari