1. Sastra Jawa Kuna
2.Sastra Jawa Tengahan
3.Sastra Jawa Baru
Penggunaan Bahasa Jawa Baru sejak masuknya Islam ke Jawa, dan semakin berkembang
saat Kerajaan Demak berkuasa. Berbeda dengan sastra Jawa Kuna dan sastra Jawa
Tengahan yang tidak menyisakan sastra lisan, sastra Jawa Baru masih meninggalkan sastra
dalam bentuk lisan. sastra Lisan kebanyakan berkembang dalam tradisi masyarakat lokal
bersama folklor setempat. Sastra Lisan ini sering juga disebut sebagai Cerita Rakyat.
Pangeran Adilangu II dengan karyanya Babad Pajajaran, Babad Demak, Babad Mentawis.
Carik Bajra (wafat 1751) dengan karyanya Babad Kartasura dan Babad Tanah Jawi.
Raden Ngabehi Yasadipura I (1729 – 1803) dengan karyanya Tajusalatin, Iskandar, Panji
Anggreni, Babad Giyanti, Sewaka, Ambiya, Menak, Baratayuda (jarwa), Babad Prayut,
Cebolek, Arjunawiwaha (jarwa), Arjunasasrabahu (jarwa), Rama (jarwa), Panitisastra (Kawi
Miring), Dewa Ruci (jarwa), Babad Pakepung.
Raden Ngabehi Yasadipura II (1756 – 1844) dengan karyanya Serat Arjunasasra atau
Serat Lokapala, Serat Darmasunya, Serat Panitisastra, Serat Kawidasanama, Serat Ambiya,
Serat Musa, Serat Sasana Sunu, Babad Pakepung, Serat Wicara Keras, dan Serat Centhini.
4.Sastra Jawa Modern
Karya Sastra Jawa dapat dibagi berdasarkan kategori isi menjadi:
1.Sejarah, teks Sejarah mencakup segala macam babad yang menceritakan peristiwa sejarah, sejak penciptaan dunia sampai dengan Perang Dunia I.
2.Silsilah, banyak di antara teks sejarah juga mengandung penjabaran silsilah para raja Jawa. Yang termasuk dalam bagian ini hanya teks yang hanya menjelaskan silsilah.
3.Hukum, teks berisi uraian tentang hukum, peraturan dan adat-istiadat di kraton Jawa.
4.Bab Wayang, teks yang termasuk dalam kategori wayang ini kebanyakan dikarang dalam bentuk prosa dan berisi pakem (ringkas atau lengkap) untuk lakon-lakon wayang purwa, madya, golek, gedhog, wong. Kategori ini juga mencakup tentang ruwat, pedalangan, dan pembuatan wayang.
5.Sastra Wayang, kebanyakan teks ini merupakan saduran langsung dari pakem wayang, digarap dalam bentuk tembang macapat.
7.Piwulang, golongan teks yang memberi ajaran para orang saleh, suci dan bijaksana. Sebagian mementingkan keislaman dalam ajaran tersebut, tetapi sebagian besar mementingkan kejawen. Juga termasuk Sastra Suluk.
8.Islam, teks tentang fiqih, sarat dan hukum Islam, maupun teks turunan teks kitab suci Al-Qur’an. Kebanyakan teks ini ditulis dengan huruf Arab atau Pegon, dan berisi kutipan panjang dalam bahasa Arab.
9.Primbon, segala macam teks mengenai kumujuran serta kemalangan berdasarkan ilmu-ilmu tradisional, termasuk buku petangan, pawukon, impen, dan sebagainya.
10.Bahasa, teks tentang bahasa serta kesusastraan Jawa, terutama jenis kamus. Juga terdapat teks tentang tembang, aksara Jawa, candrasengkala, daftar sinonim, wangsalan dan sebagainya.
11.Musik, notasi gendhing Jawa dari Surakarta dan Yogyakarta.
12.Tari-tarian, teks tentang seni tari Jawa dan kelengkapannya, termasuk tari wireng, tayub, bondhan, kridharini, srimpi dan bedhaya.