• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Proyek Perubahan. doc x

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Proyek Perubahan. doc x"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

a. Deskripsi Kondisi Umum Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi (Burning Flatform)

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Bukittinggi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 9 Tahun 2013. Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menyelenggarakan tugas Pemerintahan di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi mempunyai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2011 – 2015 yang menjadi dasar bagi aparatur dalam melaksanakan segala aktivitas untuk 5 (lima) tahun kedepan. Secara substantif Renstra ini memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Prioritas serta kegiatan yang akan diaktualisasikan oleh seluruh aparatur pada Kantor PMPKN.

(2)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal Posyandu) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu diperlukan percepatan dan usaha yang sungguh – sungguh serta sistematik untuk meningkatkan peran dan fungsi Posyandu dengan membentuk dan mengaktifkan Kelompok Kerja Operasional Posyandu secara berjenjang dan terus melakukan penguatan Pokjanal Posyandu di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Pokja Posyandu di Desa/Kelurahan dengan melalui forum koordinasi dengan berbagai SKPD terkait, monitoring dan evaluasi secara berjenjang yang dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 Posyandu yang semula hanya melayani kesehatan ibu dan anak, fungsinya diperluas pada bidang – bidang layanan sosial dasar yang terintegrasi. Posyandu hadir di masyarakat sebagai garda terdepan usaha peningkatan derajat kehidupan masyarakat.Posyandu tidak saja hadir untuk program kesehatan tetapi lebih dari itu, posyandu hadir untuk semua program dimasyarakat. Keberhasilan posyandu akan berperan besar meningkatkan taraf hidup di masyarakat. Karena Posyandu juga berperan dalam bidang pendidikan (dengan penyelenggaraan Pos PAUD), pengembangan ekonomi keluarga, KB, dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

(3)

usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa diberikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini. Usia 0-5 tahun sering disebut sebagai golden age (usia emas) dimana fisik dan otak anak sedang berada di masa pertumbuhan terbaiknya.Pada usia emas, kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diterima akan berdampak bagi anak. Di masa ini, anak harus didik dalam mengoptimalkan kecerdasan anak baik secara intelektual, emosional, dan spiritual. Usia emas merupakan waktu terbaik bagi anak untuk mempelajari berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan berpengaruh pada masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar. Pemberi layanan adalah oleh kader Pos PAUD

Bina Keluarga Balita adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu / anggota keluarga lainnya dengan anak balita. Jenis layananannya adalah sbb :

a. Penyuluhan kepada keluarga/orang tua tentang kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan;

b. aspek-aspek perkembangan anak menggunakan alat permainan edukatif;

c. rujukan bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Pemberi layanan ini dilakuan oleh kader.

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam jenis pangan dengan sasarannya adalah Ibu dan Keluarga. Jenis layanannya adalah sosialisasi konsumsi pangan beragam, bergizi berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal, penempelan poster, leaflet serta pemutaran VCD. Yang memberikan layanan adalah penyuluh, kader pangan dan tim pangan.

(4)

koperasi, pelatihan dan keterampilan peningkatan ekonomi keluarga.Pemberi layanan adalah kader dan bisa dari SKPD terkait.

Di Kota Bukittinggi Posyandu terintegrasi sudah mulai di uji coba sebelum lahirnya Permendagri tersebut, akan tetapi sampai tahun 2015 jumlah Posyandu terintegrasi masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah posyandu yang ada. Berikut Data Posyandu dan data Posyandu terintegrasi se Kota Bukittinggi :

Tabel 1

Data Posyandu Kota Bukittinggi

NO. TAHUN JUMLAH

POSYANDU

JUMLAH POSYANDU TERINTEGRASI

PERSENTASE JUMLAH POSYANDU

TERINTEGRASI

1. 2009 127 4 0,03%

2. 2010 129 5 0,04%

3. 2011 129 8 0,06%

4. 2012 131 10 0,08%

5. 2013 131 13 0,1%

6. 2014 133 14 0,11%

7. 2015 134 15 0,11%

(5)

Gambar Grafik 1

Data Posyandu Kota Bukittinggi

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0

20 40 60 80 100 120 140 160

127 129 129 131 131 133 134

4 5 8 10 13

14 15

(6)

Uraian Singkat Tugas Dan Fungsi Unit Kerja

Visi dan Misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi.

Visi Kantor PMPKN Kota Bukittinggi adalah :

“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Bukittinggi yang Partisipatif”.

Adapun Misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi adalah :

1. Penguatan Pemerintahan Kelurahan dan Nagari

2. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Paritisipasi Masyarakat

3. Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat

4. Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat

5. Pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Susunan Organisasi kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi terdiri dari :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pemerintahan Kelurahan dan Nagari

(7)

Berdasarkan Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor : 19 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III serta rincian tugas eselon IV pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Kantor dan masing – masing Seksi pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi.

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Alam merupakan unit organisasi pada Kantor PMPKN yang memiliki Rincian Tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan urusan pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam sebagaimana pedoman dan landasan kerja;

b. Menghimpun, mengumpulkan dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam;

c. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan pembedayaan masyarakat dan Pengelolaan sumber daya alam serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

d. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Alam sesuai Program dan urusan dengan mempedomani rencana strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari;

e. Menyusun program dan rencana kerja dengan anggaran berbasis kinerja berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;

f. Menyusun dan melaksanakan program serta memfasilitasi hasil kerja pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi masyarakat;

g. Melaksanakan peningkatan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber daya masyarakat lainnya;

(8)

i. Merumuskan kebijakan dan menyiapkan tenaga pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi masyarakat;

j. Memfasilitasi dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam peningkatan usaha perkreditan dan simpan pinjam untuk menunjang pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat;

k. Mempersiapkan bahan penyelenggaraan bimbingan teknis dan uji coba teknologi tepat guna dan teknologi lokal dalam pengembangan ekonomi masyarakat;

l. Melakukan inventarisasi dan pendataan jenis usaha, teknologi dan pemasaran produksi usaha masyarakat;

m. Menyusun konsep program pengembangan usaha jasa dan industri rumah tangga melalui pemanfaatan teknologi sederhana;

n. Merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber daya masyarakat dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;

o. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait;

p. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut aturan yang berlaku;

q. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai dokumen kerja;

r. Mempertanggjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai aturan; s. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas;

t. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

(9)

Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi

(10)

Berdasarkan datapada Gambar Grafik 1diatas, jumlah Posyandu terintegrasi yang ada pada saat sekarang ini masih sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah Posyandu yang ada di Kota Bukittinggi, jumlah posyandu terintegrasi sangat jauh dari apa yang diharapkan dan apa yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan Kader, Pokja Posyandu Kelurahan dan Pokjanal Posyandu Kecamatan tentang Posyandu Terintegrasi dan pentingnya Posyandu terintegrasi itu bagi masyarakat luas untuk pemenuhan kebutuhan layanan sosial dasar masyarakat.

c. Keterkaitan area perubahan dengan isu stratejik (arah kebijakan) organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu diperlukan percepatan dan usaha yang sungguh – sungguh serta sistematik untuk meningkatkan peran dan fungsi Posyandu dengan membentuk dan mengaktifkan Kelompok Kerja Operasional Posyandu secara berjenjang dan terus melakukan penguatan Pokjanal Posyandu di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Pokja Posyandu di Desa/Kelurahan dengan melalui forum koordinasi dengan berbagai SKPD terkait, monitoring dan evaluasi secara berjenjang yang dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 ini terbit tanpa diiringi oleh petunjuk pelaksanaannya oleh Kementerian Dalam Negeri, oleh sebab itu sangat dibutuhkan produk hukum daerah yang mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi.

1.2 Tujuan Perubahan a. Tujuan

Adapun tujuan proyek perubahan ini dapat dibedakan atas tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai berikut :

(11)

1. Terbentuknya Tim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.

2. Terlaksananya koordinasi dengan SKPD teknis terkait tentang penyusunan Pedoman Posyandu Terintegrasi.

3. Tersusunnya Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi berupa Peraturan Walikota Bukitinggi.

4. Terlaksananya legalisasi Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi

5. Terlaksananya sosialisasi tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi. 6. Terlaksananya pemilihan Posyandu yang akan dijadikan pilot project Posyandu

Terintegrasi.

7. Terbentuknya Tim Pembinaan Terpadu oleh SKPD teknis pada 1 Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.

8. Terlaksananya Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi) pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi.

2) Tujuan Jangka Menengah

1. Terbentuknya Posyandu terintegrasi minimal 1 (satu) Posyandu terintegrasi di Kelurahan yang sama sekali belum mempunyai Posyandu terintegrasi.

2. Terlaksananya Pembinaan terpadu oleh Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi pada 1 (satu) Posyandu di masing –masing Kelurahan se Kota Bukittinggi.

3) Tujuan Jangka Panjang

Terwujudnya Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi Melalui Penyusunan Pedoman Posyandu Terintegrasi”

(12)

1. Surat Keputusan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi tentang PembentukanTim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.

2. Bahan-bahan / Data pendukung dari SKPD teknis tentang Posyandu Terintegrasi. 3. Draft Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi. 4. Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman Posyandu Terintegrasi

5. Laporan sosialisasi tentang pedoman Posyandu Terintegrasi 6. Data Posyandu terpilih untuk dijadikan pilot project

7. Surat Keputusan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari Kota Bukittinggi tentang Tim Pembinaan Terpadu pada 1 Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.

8. Laporan Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi) pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi.

1.3 Skop Proyek Perubahan a. Area Perubahan

Skop proyek perubahan ini adalah mewujudkan optimalisasi jumlah Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi melalui pedoman Pelaksanaan Posyandu terintegrasi. Dengan adanya pedoman Pelaksanaan Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi berupa Peraturan Walikota Bukittinggi yang merupakan payung hukum bagi SKPD terkait dan stake holder dalam melakukan pembinaan terhadap Posyandu se Kota Bukittinggi.

b. Ruang Lingkup Proyek Perubahan

Kegiatan-kegiatan penting yang akan dilakukan sehubungan dengan peningkatan peran Pokja/Pokjanal Posyandu dalam rangka mewujudkan Posyandu Terintegrasi melalui penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi adalah :

(13)

2. Mengkoordinasikan dengan SKPD teknis terkait tentang penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.

3. Menyusun Pedoman Posyandu Terintegrasi berupa Peraturan Walikota Bukitinggi. 4. Melaksanakan proses legalisasi Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman

Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.

5. Mensosialisasikan pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi

6. Melaksanakan pemilihan Posyandu terintegrasi yang akan dijadikan pilot project. 7. MembentukTim Pembinaan Terpadu oleh SKPD teknis pada 1 Posyandu yang

dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukitinggi.

8. Melaksanakan Pembinaan terpadu oleh SKPD teknis (Pokjanal Posyandu Kota Bukittinggi) pada 1 (satu) Posyandu yang dijadikan sebagai pilot project Posyandu terintegrasi di Kota Bukittinggi.

1.4 Standar Kriteria Keberhasilan

Untuk melihat keberhasilan dari sebuah proyek perubahan dapat dilihat dari sejauh mana tercapainya sasaran dari proyek perubahan yang telah disusun. Adapun standar kriteria keberhasilan dalam proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :

1. Terbentuknya Tim penyusunan pedoman Posyandu Terintegrasi.

2. Tersedianya Bahan-bahan / Data pendukung dari SKPD teknis tentang Posyandu Terintegrasi.

3. Tersedianya Draft Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.

4. Peraturan Walikota Bukittinggi tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi. 5. Terlaksananya sosialisasi tentang pedoman Posyandu Terintegrasi

6. Terpilihnya Posyandu yang akan dijadikan pilot project Pembinaan. 7. Terbentuknya Tim Pembinaan Terpadu

(14)

BAB II

DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

2.1 Deskripsi Pelaksanaan Proyek Perubahan

Untuk mewujudkan tujuan dari pelaksanaan Proyek Perubahan ini ada beberapa milestone dan kegiatan yang dilakukan antara lain :

Analisis Pelaksanaan Milestone 1

Penjelasanrencana gagasan proyek perubahan tentang Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi.

Gagasan proyek perubahan tentang Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi melalui Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi, dijelaskan kepada atasan dan Pejabat beserta staf di lingkungan Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Kelurahan dan Nagari kota Bukittinggi

Analisis Pelaksanaan Milestone 2 Pembentukan Tim Pelaksana

Untuk mencapai tujuan Peningkatan Peran Pokja/Pokjanal Posyandu Dalam Rangka Mewujudkan Posyandu Terintegrasi melalui Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi perlu dibentuk Tim Pelaksana yaitu Tim penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi yang melibatkan SKPD teknis terkait.

Analisis Pelaksanaan Milestone 3

Pelaksanaan koordinasi dengan SKPD teknis terkait

(15)

dimaksud untuk menghimpun data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Peraturan Walikota yang nantinya produk hukum tersebut akan dijadikan sebagai payung hukum oleh SKPD teknis terkait dan stake holder dalam pembinaan terhadap Posyandu di Kota Bukittinggi. SKPD terkait tersebut adalah :

1. Dinas Kesehatan Kota 2. Kantor PPKB

3. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 4. Dinas Pertanian

5. Kantor Ketahanan Pangan 6. Dinas Koperindag

7. TP.PKK Kota Bukittinggi

Analisis Pelaksanaan Milestone 4

Penyusunan Draft Perwako tentang pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi.

Setelah melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dan diperolehnya data pendukung/referensi untuk pembuatan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi, maka dirancang draft Perwako tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi di Kota Bukittinggi.

Analisis Pelaksanaan Milestone 5

Pembahasan Draft Perwako tentang pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi

(16)

Analisis Pelaksanaan Milestone 6

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi

Setelah dilakukan pembahasan substansi materi Perwako dengan SKPD teknis terkait maka dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pembahasan tersebut.

Analisis Pelaksanaan Milestone 7

Pelaksanaan konsultasi dan Legalisasi draft Perwako tentang Pedoman Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi ke Bagian Hukum.

Draft Perwako yang telah diperbaiki disampaikan ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Bukittinggi

Analisis Pelaksanaan Milestone 8

Pelaksanaan sosialisasi tentang pedoman posyandu terintegrasi

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(18)

BLUE PRINT PENINGKATAN PERAN POKJA/POKJANAL POSYANDU

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN POSYANDU TERINTEGRASI MELALUI

PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN

POSYANDU TERINTEGRASIDI KOTA BUKITTINGGI

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PERUBAHAN

OLEH :

NAMA : EVIYANTI

NIM

: 15081071

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(19)

Gambar

Tabel 1Data Posyandu Kota Bukittinggi
Gambar Grafik 1

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman pohon yang dijadikan sampel adalah nusa indah (Mussaenda erythophylla), dadap merah (Erythrina crista-galli), bunga kupu- kupu (Bauhinia purpurea), dan

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2020 dan 2019 Angka-angka Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan

Tujuan 3 : Mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja perusahaan pada PDAM Tirta Mayang Kota Jambi H 0 : Budaya organisasi dan gaya

Hasil analisis pada Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan P0 terhadap P2 dan P3, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan

Apabila kecepatan di lokasi lebih hilir dari titik enlargement ini lebih kecil dibanding titik hilir pengujian, maka konsentrasi TSS akan semakin kecil dan laju

Menurut Sugiyono (2008) penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

No Nama Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain Rincian Jenis Data dan Informasi Deskripsi Bentuk Data Penyampaian Cara Penyampaian Pertama Kali Penyampaian Jadwal

Kemudian anda klik file tugas yang telah diupload mahasiswa, untuk mendownload file tersebut akan menampilkan gambar sebagai berikut