• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS HUKUM TATA NEGARA LEMBAGA NEGARA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS HUKUM TATA NEGARA LEMBAGA NEGARA K"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS HUKUM TATA NEGARA LEMBAGA NEGARA

KOMISI PENYIARAN INDONESIA

Disusun oleh:

GESSA HARIMURTI INDRAWAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah kepada kita sekalian.

Shalawatdan Salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Yang membawa kita dari jalan kegelapan menujujalan yang terang benderang.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang membantu dalam pembentukan makalah ini, penulis berharap, semoga tulisan yang telah kami usahakan ini, bukan hanya menjadi bahan bacaan, tapi mudah-mudahan bisa menjadi suatu hal bermanfaat bagi kita semua umumnya, dan tentunya bagi penulis.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan masalah...5

1.3 Tujuan Masalah...5

BAB II PEMBAHASAN...6

2.1 Pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia...6

2.2 Wewenang dan Tugas Komisi Penyiaran Indonesia...9

2.3 Tujuan yang ingin dicapai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)...12

BAB III PENUTUP...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan media informasi pada zaman globalisasi ini sangat cepat dan pesat sekali, bahkan terkesan tidak terkontrol dengan baik dan serius oleh para penegak hukum.Berbagai macam media muali dari media cetak dan elektronik yang digunakan oleh masyarakat, terutama di masyarakat perkotaan.

Untuk meningkatkan daya saing suatu media massa, maka tak jarang media massa menggunakan berita atau gambar yang bersifat pornografi bahkan menampilkan kekerasan baik berbentuk kekerasan fisik maupun kekerasan psikis sebagai daya tarik tersendiri..

Perkembangan teknologi telah menpengaruhi komunikasi dan informasi yang mengakibatkan banyaknya informasi yang beredar. Sehingga informasi telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dan telah menjadi nafas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Namun yang menjadi masalah adalah ketika perangkat hukum di Indonesia baik belum mempunyai batasan yang jelas tentang apa yang ditayangkan dalam program-program penyiaran, sehingga tayangan yang bersifat kekerasan dalam bentuk fisik dan psikis, yang mengandung unsur porno, serta mengandung berita hoax.

(5)

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang menjadi dasar pembentukan dari Komisi Penyiaran Indonesia ? b. Apa visi dan misi Komisi Penyiaran indonesia ?

c. Apa saja Sanksi yang dapat dijatuhi oleh Komisi Penyiaran Indonesia ?

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut : a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan makalah ini dapat

menambah pengetahuan dalam materi lembaga negara

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah masyarakat harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun kepentingan kekuasaan. Berbeda dengan Undang-undang penyiaran sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari alat kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata bagi kepentingan pemerintah.

Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik masyarakat dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat artinya adalah media penyiaran harus menjalankan fungsi pelayanan informasi masyarakat yang sehat. Informasi terdiri dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan,dan lain-lain.

Prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang dirumuskan oleh KPI. Pelayanan informasi yang sehat berdasarkan Diversity of Content Ownership juga menjamin iklim persaingan yang sehat antara pengelola media massa dalam dunia penyiaran di Indonesia.

(7)

Perubahan paling mendasar dalam Undang - Undang tersebut adalah adanya batasan kekuasaan dari pengelolaan penyiaran yang selama ini merupakan hak khusus pemerintah kepada sebuah badan pengatur yang independen bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Independen dimaksudkan untuk mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan bagian masyarakat harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan penguasa.Ketikadi masa lalu dimana pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung pengaruh pemerintah terhadap masyarakat dalam penguasaan wacana strategis, tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan antara segelintir elit penguasa dan pengusaha.

Maksud yang sebenarnya adalah setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan siarannya di suatu daerah harus memiliki stasiun lokal atau berjaringan dengan lembaga penyiaran lokal yang ada didaerah tersebut. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya sentralisasi dan monopoli informasi seperti yang terjadi sekarang. Selain itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya masyarakat lokal. Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada diabaikannya hak sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas.

Masyarakat juga berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan kebutuhan polik, sosial dan budayanya. Undang-undang no. 32 Tahun 2002 dalam melindungi hak masyarakat secara lebih merata.

(8)

Dalam pelaksanaan tugasnya, Komisi Penyiaran Indonesiadibantu oleh sekretariat tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non PNS. Komisi Penyiaran Indonesiamerupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus mengembangkan program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan yang diamanatkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3:

"Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia."

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi Komisi Penyiaran Indonesia dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran. Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI, koordinasi Komisi Penyiaran IndonesiaDaerah serta pengembangan kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia. Bidang struktur penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat, advokasi dan literasi media.Mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggota yang diatur oleh Undang-undang nomor 32 tahun 2002 akan menjamin bahwa pengaturan sistem penyiaran di Indonesia akan dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel sehingga menjamin independensi Komisi Penyiaran Indonesia.

(9)

Dalam rangka menjalankan fungsinya Komisi Penyiaran Indonesia memiliki kewenangan (otoritas) menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup semua daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan kesemua ini, Komisi Penyiaran Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena spektrum pengaturannya yang saling berkaitan. Ini misalnya terkait dengan kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh UU Penyiaran dikategorikan sebagai tindak pidana. Selain itu, Komisi Penyiaran Indonesia juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.

2.2 Wewenang dan Tugas Komisi Penyiaran Indonesia

Komisi Penyiaran Indonesia melakukan peran-perannya sebagai wujud peran serta masyarakat yang berfungsi mewadahi inspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. Dalam menjalankan fungsinya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga mempunyai beberapa wewenang yaitu:

a. Menetapkan standar program penyiaran

b. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran

c. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran

d. Memberi sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilakupenyiaran serta standar program siaran

e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah, lembagapenyiaran dan masyarakat.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mempunyai Tugas yaitu:

a. Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak danbenar sesuai dengan hak asasi manusia,

b. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran,

c. Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antarlembaga penyiarandan industri terkait,

d. Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, danseimbang,

e. Menampung, meneliti dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, sertakritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaran penyiaran,

(10)

Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran dan P3SPS menjadi rujukan untuk melihat kualitas penyelenggaraan di Indonesia. Dalam arti, kualitas tersebut apakah penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dan tercantum di dalamnya.

Komisi Penyiaran Indonesia juga memiliki kewajiban sebagai berikut:

a. Komisi Penyiaran Indonesia wajib mengawasi pelaksanaan pedoman perilaku penyiaran,

b. Komisi Penyiaran Indonesia wajib menerima aduan dari setiap orang atau kelompok yangmengetahui adanya pelanggaran terhadap pedoman perilaku penyiaran,

c. Komisi Penyiaran Indonesia wajib menindaklanjuti aduan resmi mengenai hal-hal yang bersifatmendasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e,

d. Komisi Penyiaran Indonesia wajib meneruskan aduan kepada lembaga penyiaran yangbersangkutan dan memberikan kesempatan hak jawab, e. Komisi Penyiaran Indonesia wajib menyampaikan secara tertulis hasil

evaluasi dan penilaian kepada pihak yang mengajukan aduan dan Lembaga Penyiaran yang terkait.

Komisi Penyiaran Indonesia juga mempunyai tugas dan kewenangan terkait pedoman perilaku penyiaran yaitu

a. Pedoman perilaku penyiaran bagi penyelenggaraan siaran ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia.

b. Pedoman perilaku penyiaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dan bersumber pada:

 nilai-nilai agama, moral dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

 norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum dan lembaga penyiaran.

(11)

d. Pedoman perilaku penyiaran menentukan standar isi siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan:

 rasa hormat terhadap pandangan keagamaan;  rasa hormat terhadap hal pribadi;

 kesopanan dan kesusilaan;

 pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme;

 perlindungan terhadap anak-anak, remaja, dan perempuan;  penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak;  penyiaran program dalam bahasa asing;

 ketepatan dan kenetralan program berita;  siaran langsung; dan

 siaran iklan.

e. KPI memfasilitasi pembentukan kode etik penyiaran.

Sanksi yang dapat dijatuhi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Bagi yang melanggar aturan yang telah ditentukan oleh KPI akan mendapatkan sanksi administratif oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yaitu:

a. Teguran tertulis

b. Penghentian sementara mata acara yang bermasalah setelah melalui c. Tahap tertentu :

 Pembatasan durasi dan waktu siaran  Denda administratif

d. Pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu

(12)

2.3 Tujuan yang ingin dicapai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

a. Harus mampu menjamin dan melindungi kebebasan berekspresi atau mengeluarkan pikiran secara lisan dan tertulis, termasuk menjamin kebebasan berkreasi dengan bertumpu pada asas keadilan, demokrasi, dan supremasi hukum

b. Harus mencerminkan keadilan dan demokrasi dengan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban masyarakat ataupun pemerintah, termasuk hak asasi setiap individu/orang dengan menghormati dan tidak mengganggu hak individu/orang lain

c. Memperhatikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, juga harus mempertimbangkan penyiaran sebagai lembaga ekonomi yang penting dan strategis, baik dalam skala nasional maupun internasional

d. Mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya di bidang penyiaran, seperti teknologi digital, kompresi, komputerisasi, televisi kabel, satelit, internet, dan bentuk-bentuk khusus lain dalam penyelenggaraan siaran

e. Lebih memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial dan berpartisipasi dalam memajukan penyiaran nasional untuk itu, dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia yang menampung aspirasi masyarakat dan mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran yang baik

(13)

BAB III PENUTUP

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 dasar utama di bentuknya Komisi Penyiaran Indonesia adalah sebagai lembaga yang independen untuk mengawasi dan mengatur penyiaran yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran publikbaik itu lembaga penyiaran swasta, dan lembaga penyiaran komunitas.

Maksud lain dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 yang sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 8 ayat (3) bahwa tugas dan kewajiban Komisi Penyiaran Indonesia adalah menjamin masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, ikut berperan dalam pembenahan infrastruktur dalam penyiaran, mengawasi lembaga penyiaran publik dalam segala acara siarannya, dan memberikan kebebasan secara luas kepada masyarakat dalam melakukan pemantauan dan aduan serta masukan terhadap program siaran di Indonesia.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly.2014. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Rajawali Press.

Huda, Ni’matul. 2013. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : Rajawali Press

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian studi pustaka ini menunjukkan bahwa Islam di Indonesia masih tetap dapat dinilai sebagai Islam yang moderat, dalam hal ini, Muhammadiyah dan

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh penggantian Bovine Serum Albumin (BSA) dengan putih telur dalam pengencer dasar CEP-2 terhadap kualitas

Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnyq dan apabila saya dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

  peserta didik dapat Mempersiapkan pertunjukkan tari Nusantara di sekolah  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik . dengan

 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi membaca)

Pembahasan sifat Functionally Small Riemann Sums pada integral Henstock dihubungkan dengan fungsi non negatif yang terintegral Lebesgue pada sel E   n.. Untuk

Pola tanam untuk tipe iklim IIC adalah Kedela dan Ketela (Desember-Februari) dan melakukan panen ketela pada Bulan Maret dan April, sedangkan tipe iklim IIIB

Respon udang pasca adaptasi terhadap cekaman salinitas rendah ditunjukkan dengan tingkat sintasan dari yang tertinggi ke rendah berturut-turut ditunjukkan pada