• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PEMBENTUKAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PEMBENTUKAN K"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini berjudul “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN” oleh Vivi Alvia Dewi telah diujikan dalam siding terbuka gudep KC 04-033/04-034 Racana Syekh Nurjati-Nyi Mas Rarasantang pangkalan IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada hari……..tanggal………..2014.

Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum (TKU) pada golongan pandega.

Cirebon, agustus 2014

Sidang terbuka

Ketua sekertaris

Merangkap anggota merangkap

anggota

Anggota

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta sampailah kepada kita selaku umatnya amin.

Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan cara membina karakter ke arah yang lebih baik lagi tanpa menghilangkan jati diri kita sebagai seorang pelajar dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan membuat kita menjadi generasi bangsa yang berahlak mulia dan cerdas.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Tanda Kecakapan Umum (TKU) pada golongan pandega. Tulisan ini menceritakan bagaimana seorang pramuka membentuk karakter lewat kegiatan yang dilakukan dalam kepramukaan.

Segala usaha telah dilakuan untuk terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, namun dalam usaha yang maksimal itu dapat disadari bahwa tidak ada suatu mahluk pun yang sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Cirebon, agustus 2014

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan --- 1

A. Latar belakang --- 1

B. Rumusan masalah --- 2

C. Tujuan ---2 BAB II Dasar Teori --- 3

A. Pengertian karakter --- 3

B. Pembentukan karakter --- 7

C. Gerakan Pramuka--- 8

BAB III Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan --- 13

A. Pramuka sebagai pendidikan karakter--- 13

B. Mengenali karakter pada pramuka siaga --- 18

C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari--- 21

BAB IV PENUTUP --- 22

A. Kesimpulan --- 22

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan karya ilmiah ini adalah keprihatinan kepada pemuda-pemudi zaman sekarang yang akhir-akhir ini banyak tersebar berita yang memprihatinkan. Contohnya dalam dunia pendidikan, misalnya, ada fenomena ketidak jujuran dalam mengerjakan ujian nasional. Di kalangan anak-anak muda, banyak di antara mereka yang kurang menghargai orang tua ataupun guru. Ada pula berita-berita tentang keterlibatan pemuda dan pelajar pada perbuatan-perbuatan melanggar hukum serta lunturnya rasa malu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan agama. Kekerasan dan tawuran antar pelajar, bahkan antar mahasiswa ataupun antar kelompok masyarakat, juga tak jarang kita jumpai beritanya.

(5)

Untuk membentuk suatu karakter anak bangsa perlu dilakukan kegiatan yang dapat membentuk karakternya maka dari itu gerakan pramuka sangatlah tepat dikarenakan gerakan pramuka merupakan suatu wadah generasi muda untuk pendidikan karakter. Pendidikan yang berbasis di luar sekolah ini, memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membina generasi muda. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini, Pramuka tetap memiliki arti penting sehingga harus secara terus menerus dilakukan dalam rangka membangun rasa cinta Tanah Air di kalangan remaja. Untuk itu Gerakan Pramuka harus memiliki daya tarik tersendiri bagi para remaja sehingga mereka berminat masuk organisasi kepramukaan.

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat suatu tema psikologi yang berjudul: “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN”

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan karakter?

2. Bagaimana menumbuhkan karakter pemuda pemudi yang sesuai dengan bangsa? 3. Bagaimana peranan pramuka dalam menumbuhkan karakter pemuda?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakter

2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan karakter pemuda yang sesuai dengan bangsa?

(6)

BAB II DASAR TEORI

A. Pengertian Karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karakter menurut kamus ilmiah populer Internasional (Budiono, 2005: 288) adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Secara istilah karakter diartikan sebagai keseluruhan dari pada perasaan-perasaan dan hasrat-hasrat yang telah berarah, seperti yang diorganisir oleh kehendak manusia (Sardjonoprijo, 1982: 90).

Karakteristik setiap individu didasari dengan delapan jenis kecerdasan. Dimana semuanya dapat dikembangkan dengan berbagai jenis kegiatan. Kedelapan jenis kecerdasan tersebut meliputi: spasial visual, linguistic, interpersonal, musical, natural, body kinestetik, intrapersonal dan logis matematik. Yang biasa juga disebut SLIM N BILL. Setiap kecerdasan tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang akan dikembangkan.

(7)

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran dan kebiasaan. Hal ini karena didalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Masalah pembentukan karakter, yaitu segi: sifat-sifat yang bisa berubah dan aspek-aspek yang bisa dididik. Karakter di bagi menjadi dua yaitu: Pertama, karakter biologis, yang mencakup fungsi-fungsi psikis lebih rendah, diantaranya: dorongan-dorongan, nafsu dan insting-insting (pembawaan alami atau hewani). Bagian karakter ini tidak bisa dibentuk. Dengan kata lain, karakter yang biologis itu tidak bisa dibentuk dan tidak bisa dididik. Kedua, karakter yang intelingibel, yang mencakup fungsi-fungsi lebih tinggi: daya kemauan, kejelasan dari akal, perasaan halus. Fungsi-fungsi psikis ini juga berupa unsur- unsur bawaan sejak lahir (Zubaedi. 2011: 86). Namun fungsi-fungsi tersebut bisa dibentuk atau dididik. Jadi pada segi ini bagian karakter tersebut bisa dididik.dengan kata lain: bagian tersebut menjadi alat-bantu bagi para pendidik untuk membentuk segi-segi etis dari karakter.

(8)

lain untuk membangun karakter bangsa yang beradab jalan yang efektif melaui proses pendidikan.

Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus

diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.

(9)

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di sekolah perlu segera dikaji, dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah di implementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia

negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. kriteria pencapaian pendidikan karkter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,

tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Selain di lingkungan pendidikan ada kegiatan yang dapat membantu pembentukan karakter yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

B. Pembentukan karakter

(10)

lain, yang membedakan manusia baik dan buruk, maka karater suatu bangsa berguna untuk membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.

Untuk menentukan dan membangun karater, percaya diri dan berpegang teguh pada prinsip merupakan faktor utama yang harus dimiliki suatu bangsa. Dalam hal ini, petuah “Be your self” atau “Jadilah dirimu sendiri” sangatlah tepat. Namun melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah, untuk melakukannya, kita membutuhkan:

1. Hasrat utuk menemukan diri sendiri

2. Menentukan cita-cita

3. Meninggalkan sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata

4. Memiliki kemantapan hati untuk melangkah kedepan

5. Memadupadankan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.

Pembentukan karakter juga dapat dilakukan melalui musik. Musik–musik yang didengar secara langsung atau tak langsung akan mempengaruhi kepribadian, sikap, dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan lagu bertemakan keras dan perpecahan, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang keras dan tidak suka perdamaian, sesuai dengan anggapan “Idolaku, panutanku”. Sebaliknya jika ia suka mendengarkan lagu lagu halus dan bertema perdamaian ia akan berusaha menjadi seorang yang berjiwa sosial dan cinta lingkungan.

(11)

bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang lebih interaktif.

Adapun Pembinaan watak, kepribadian dan akhlak mulia dilakukan melalui kegiatan:

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;

3. Pengamalan moral Pancasila;

4. Pemahaman sejarah perjuangan bangsa; 5. Rasa percaya diri;

6. Kepedulian dan tanggung jawab serta disiplin. C. Gerakan pramuka

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan.

(12)

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pemahaman, bahwa pendidikan kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang dilaksanakan diluar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan berpedoman pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.

Gerakan Pramuka diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :

(13)

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka

Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu tujuan, prinsip dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak, yang tetap berlaku dengan sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun waktu atau korteks tertentu.

Tujuan Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda Indonesia agar menjadi : Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan yang kuat dan sehat. Yang kedua menjadikan Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

(14)

Metode Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama anak muda adalah dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah dirancang untuk menuntun dan mendorong masing-masing anak muda pada jalan pertumbuhan pribadi yang berdasarkan sistem belajar progresif melalui Pengamatan kode kehormatan, Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung pendidikan yang sesuai dengan rohani dan jasmani peserta didik, Sistem tanda kecakapan, Sistem Among, Belajar dan melakukannya, Satuan terpisah untuk putra dan putri, Kegiatan di alam terbuka.

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut.

Yang mana hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang, dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam prakteknya.

(15)

Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negative yang menyesatkan.

(16)

BAB III

PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN

A. Pramuka sebagai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini menanamkan nilai karakter buadaya pendidikan, bahkan sejak dalam usia dini yang menurut pada ahli berada pada usia lahir hingga 6 (enam) tahun, atau bisa disebut masa keemasan (the golden age). Masa ini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak, sekaligus masa kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Itu sebabnya pendidikan karakter akan lebih tepat apabila dilakukan sejak dalam Pendidikan Anak Usia Dini.

Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak.

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka pendidikan karakter dibentuk.

(17)

(21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik fisik maupun psikis.

Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang bertujuan membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sistem among selalu terimplimentasikan dalam kegiatan pramuka mulai tingkatan anggota siaga hingga dewasa, dengan cara atau pola yang dipergunakan disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga memudahkan dalam menanamkan karakter bangsa dan dapat tersimpan lama dalam memory pikiran. Terdapat 3 prinsip dalam sistem among, yaitu di depan menjadi teladan, ditengah membangun kemauan dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.

Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu:

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, 3. Patriot yang sopan dan ksatria;

(18)

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; 10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Dalam mengimplemasikan 10 pilar tersebut, antara anggota penggalang, penegak dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter melalui Dwi darma, yang berbunyi sebagai berikut “ Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa”. Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan norma pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari bunda dan ayahdanya.

Sedangkan dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber pada Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional teridentifikasi 18 Nilai karakter, Nilai tersebut antara lain :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.( merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa )

2. Jujur

(19)

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. ( merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa )

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. ( Bentuk pengamalan darma ke 8. Disiplin Berani dan setia )

5. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. ( bentuk pengamalan darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah ) 6. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya ( bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria )

7. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. ( bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria ) 8. Peduli Lingkungan

(20)

9. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia )

10. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ( Bentuk pengamalan darma ke 9. bertanggung jawab dan dapat dipercaya ).

11. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

12. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

13. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

14. Menghargai Prestasi

(21)

15. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

16. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara

17. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

18. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

B. Mengenali Karakter Pada Pramuka Siaga

Semua orang sudah tahu bahwa dalam perkembangan zaman saat ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Terutama pembelajaran anak sekolah dasar yang pada dasarnya sedang mengalami perkembangan kecerdasan secara pesat baik emosional maupun intelektualnya. Oleh karena itu, untuk menanggulangi adanya pengaruh yang negatif dalam perkembangan kecerdasannya dibutuhkan suatu pendidikan karakter yang tepat.

(22)

mengedepankan peningkatan kecerdasan siswa dalam menguasai materi pembelajaran dan kurang mengedepankan dalam pendidikan karakter siswanya. Melalui kegiatan pramuka tersebut diharapkan siswa sekolah dasar dapat terdidik karakternya menuju ke arah yang lebih positif dan dapat menerapkan nilai nilai luhur kepramukaan dalam kehidupan sehari. Oleh karena itu kegiatan pramuka di sekolah dasar dapat menjadi suatu sarana dalam mendidik karakter siswa.

Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Dalam dunia kepramukaan anak usia dini termasuk ke dalam kategori pramuka siaga.

Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihayati dengan mengenal dan memahami sifat, karakternya baik yang positif maupun yang negatif. Disamping itu ciri-ciri anak usia siaga yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan dan perkembangan antara lain:

1. Jasmani: aktif bergerak, belum dapat menguasai diri, keseimbangan motorik masih perlu dilatih.

2. Rohani: pancainderanya merupakan alat penemu khayalan dan fantasinya besar, ingin menemukan yang baru

3. Social: berpusat pada diri sendiri, belum menemukan “akunya”, suka meniru walaupun ramai-ramai dan sebagainya

Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihadapi dengan mengenal dan memahami sifat-sifat dan karakteristiknya, antara lain:

1. yang positif

(23)

c. suka menyanyi, gemar mendengar cerita d. suka bertanya, ingin tahu, ingin mencoba e. suka pamer, suka disanjung, senang kejutan

f. spontan, lugu, polos, mudah kagum dan suka humor g. bersenda gurau, gemar berlomba dan bersaing h. gemar membanding-bandingkan

i. selalu mencari hal-hal yang baru, cepat bosan dan lain-lain. 2. yang negatif

a. labil, emosional, egois b. manja, mudah putus asa c. sensitif, rawan, mudah kecewa

d. kurang perhitungan, tidak mau mengalah e. kurang peduli kebersihan jasmaninya

f. masih malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain

Bermain adalah dunia anak-anak seusia pramuka siaga, bermain sebagai proses pendidikan, merupakan alat utama pembinaan pramuka siaga dimana mereka dengan riang dan gembira penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dalam kegiatan permainan. Giat bermain berarti giat dalam proses pendidikan.

(24)

Dengan bermain anak dapat mengembangkan sikap sosial, belajar berkomunikasi, belajar berorganisasi, belajar menghargai orang lain, belajar mencapai keharmonisan dan kompromi dengan orang lain. Anak juga akan tumbuh menjadi orang dewasa yang utuh, sehat jiwa dan bahagia. Tanpa unsur bermain yang menyenangkan dan bergerak, ia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang tegas, stres, dan neurotik.

As’adi Muhammad (2010: 132-134) menguraikan manfaat bermain. Permainan bagi anak adalah suatu aktifitas yang sangat disukai, dan memberikan dukungan yang sangat baik dalam menerima pelajaran/ latihan. Melalui permainan anak akan mengalami rasa bahagia. Melalui perasaan suka cita, saraf/neuron di otak anak saling berkoneksi secara cepat guna membentuk suatu memori baru. Itulah yang membuat anak mudah belajar sesuatu melalui permainan. Aktivitas bermain akan membuatnya mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya dan mengenal jati dirinya. Kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang di berbagai bidang kehidupannya, seperti fisik, intelektual, emosi dan social.

C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari

(25)

dharma ketiga, memperoleh nilai tinggi, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian pengamalan dasa dharma ke enam, menolong orang lain tanpa pamrih pengamalan dasa dharma ke lima, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji dampak pengamalan dasa dharma ke delapan, datang tepat pada waktunya, bekerja keras dampak bentuk pengamalan dasa dharma ke sembilan, dan lain-lain.

Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peranan besar dalam pendidikan karakter generasi muda. Pendidikan karakter dari Pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam terbuka. Sehingga kegiatan Pramuka menjadi menarik dan menyenangkan. Tetapi tetap berpegang teguh pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam pramuka yang berada di alam terbuka misalnya yaitu:bernyanyi, wide game, berkemah, menjelajah, dan api unggun dll.

(26)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:

1. Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.

(27)

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data pada penelitian ini sebagian besar menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik responden dan persepsi responden mengenai motivasi kerja,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar menggunakan media tanaman, dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi

ALOKASI WAKTU ALAT/SUMBER BAHAN PBKB 4.Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah 4.7 Menyelesaikan masalah yang

1. Desain model Pembelajaran PAI Multikultur untuk menanamkan sikap KTSM bagi peserta didik SD di kawasan Pantura Kabupaten Karawang. Tujuannya adalah untuk

Pada tumbuhan pacar air yang diletakkan di tempat yang terik memperlihatkan banyaknya selisih berkurangnya volume air di waktu yang ditentukan sehingga dapat

Menurut Ann Brown (1982), pada pembelajaran berbalik, kepada para siswa sebenarnya diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu sebagai berikut. 1)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media tanam lumut dan kombinasinya memberikan pengaruh signifikan ditunjukkan dengan nilai α< 0.05 pada tinggi tanaman, jumlah

12. The Impact of Improved Stoves, House Construction, and Child Location on Levels of Indoor Air Pollution and Exposure in Young Guatemalan Children. Journal of Exposure Analysis