• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUN AN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUN AN DAERAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN LUMAJANG

Mata Kuliah :

Perencanaan Pembangunan I Dosen Pengampu : Drs. Badjuri, M.E.

Oleh:

1. Zein Ar-Rahman (130810101158) 2. Fatchur Rozi (130810101173) 3. Arief Kurniawan (130810101197) 4. Wildan Aziz Amrullah (130810101187) 5. Muhammad Bagus Prasetyo (130810101219)

Kelas :C

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

(2)

KATA PENGATAR

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah perencanaan pembangunan I tahun 2015 Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut turut membantu dan berkontribusi dalam penyusunan makalah ini terutama kepada teman-teman yang turut menyumbangkan buah pemikirinnya dalam makalah ini.

Akhir kata, kami selaku penyusun, menyampaikan mohon maaf jika dalam makalah ini banyak kekurangan, karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bemanfaat bagi para pembaca, khususnya para mahasiswa di lingkungan Universitas Jember.

Jember, 3 November 2015

(3)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikat pembangunan dapat diartikan secara umum sebagai suatu proses perubahan masyarakat dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang dicita-citakan. Agar perubahan tersebut sesuai dengan apa yang diharpkan maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang terpadu, terukur, dapat dilaksanakan dan berkelanjutan. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadilah perubahan model perencanaan pembangunan di Indonesia. Hal yang mencolok dari perubahan tersebut adalah pembangunan yang semula lebih condong kearah sentralisasi berubah menjadi kearah desentralisasi dengan diberlakukannya otonomi daerah.

Di era disentralisasi dan implementasi kebijakan dan otonomi daerah seperti yang terjadi saat ini berimbas terhadap kekuasaan yang lebih besar oleh pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi daerah dan mengelola sumber kekayaan alamya serta menentukan prioritas dan arah pembangunan ekonomi daerah.

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan berbagai macam data sebagai dasar penentuan strategi dan arah kebijakan agar pembangunan dapat terarah dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan target awal yang diharapkan. Konsep tentang perencanaan pembngunan ekonomi tidak pernah lepas pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang diharapkan dari proses perencanaan yang telah dijalankan. Sedangkan pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional.

(4)

pembanguna ekonomi daerah pada dasarnya akan difokuskan untuk menjaga keluaran dari semua kegiatan pemabngunan mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan baik yang bersifat jangkah pendek maupun jangka panjang.

Guna meningkatkan kemampuan analisis mengenai kegiatan perencaan pembangunan daerah dan terdorong oleh keingin tahuan akan karakteristik suatu wilyah, dalam tulisan ini kami akan mengulas mengenai analisis beberapa kebijakan perencanaan pembangunan ekonomi daerah dalam lingkup kabupaten. Kabupaten Lumajang sebagai salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Timur terpilih sebagai daerah yang akan kami analisis.

Kami memilih Kabupaten ini karena melihat karakteristik kabupaten Lumajang yang ternyata merupakan salah satu kabupaten yang cukup tertiinggal dalam hal pembangunan ekonominya dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang ada di Jawa Timur. Hal ini cukup ironis mengingat kabupaten ini sebenarnya memeiliki banyak potensi yang bias digali baik dari sisi kekayaan Sumber Daya Alamnya (SDA-nya) maupun kekayaan demografisnya. Alasan tersebutlah yang mendorong kami untuk melakukan kajian analisis ppenyusunan beberapa kegiatan perencanaan pembangunan daerah yang bisa diterapkan di kabupaten ini guna mendorong terjadinya peningkatan kesejahteraan masyrakatnya. Agar kajian yang kami lakukan lebih komperhensif, kami akan sedikit memberikan atau menambhakan beberapa data terkait masalah yang kami ambil berdasarka dari data-data BPS dan lembaga lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana contoh analisis kebijakan pembangunan daerah yang ada di Kabupaten Lumajang?

1.3 Tujuan

(5)

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi

Menurut W. Arthtur Lewis menjabarkan konsep pemabangunan sebagai :

1. Perencanaan seringkali dikaitkan dengan faktor letak geografis, bangunan tempat tinggal dan lainnya.

2. Perencanaan mempunyai arti keputusan atas penggunaan dana pemerintah pada masa mendatang.

3. Suatu perekonomian yang terencana adalah suatu perekonomian setiap unit produksi hanya memanfaatkan sumberdaya manusia, bahan baku, dan peralatan yang

dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.

4. Perencanaan terkadang juga bermakna setiap upaya penentuan sasaran produksi yang dilakukan oleh pemerintah

5. Penetapan sasaran (goals) untuk perekonomian secara keseluruhan 6. Perencanaan terkadang dipakai untuk menggambarkan sebuah sarana

Sedangkan secara umum pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat maupun kelembagaaan.

Berdasarkan kesimpulan diatas pembangunan ekonomi memiliki 4 sifat penting yaitu 1. Suatu proses

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, artinya pembangunan ekonomi itu berlangsung berlangsung secara terus-menerus bukan merupakan kegiatan yang sifatnya insidental ( tidak sengaja).

2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

(6)

cerminan terjadinya kesejahteraan ekonomi masyarakat. 3.Kenaikan pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang

Pendapatan per kapita secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa pendaptan per kapita harus mengalami kenaikan secara terus-menerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, namun turunnya tidak terlalu besar.

4. Kenaikan pendapatan per kapita diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi atau kelembagaan.

Maksudnya, dikatakan terjadi pembanguna ekonomi bukan saja berarti peningkatan pendapatan per kapita, namun kenaikan pendapatan per kapita juga harus diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi. Misalnya di sektor pertanian, yang dulunya pengolahan lahan dengan menggunakan tenaga hewan, sekarang berganti meggunkana traktor

2.2 Perencanaan Pembangunan

Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan proyeksi ke depan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di suatu negara. (C. Brobowski: 1964).

Disisi lain Campbell dan Fainstain (1999:1) menyatakan bahwa dalam pembangunan Kota atau daerah dipengaruhi sistem ekonomi kapitalis atau demokratis. Dalam konteks tersebut maka pada prakteknya perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan suasana politik kota atau daerah sebab keputusan-keputusan publik mempengaruhi kepentingankepentingan lokal. Hal ini menjadi relevan apabila kekuasaan mempengaruhi perencanaan. Ketika perencanaan telah dipengaruhi oleh sistem politik suatu kota atau daerah sebagaiman pernyataan di atas, maka sebenarnya yang terjadi adalah wilayah rasional yang menjadi dasar dalam perencanaan telah kehilangan independensinya.

(7)

Kemudian ML Jhingan (1984) dalam Sjafrizal (2009; 16) seorang ahli perencanaan pembangunan bangsa India memberikan definisi yang lebih kongkrit mengenai Perencanaan Pembanguna tersebut, yaitu ; ”Perencanaan Pembangunan pada dasarnya adalah merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula.

Kegiatan perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan kegiatan riset/ penelitian, karena proses pelaksanaannya akan banyak menggunakan metode-metode riset, mulai dari teknik pengumpulan data, analisis data, hingga studi lapangan/kelayakan dalam rangka mendapatkan data-data yang akurat, baik yang dilakukan secara konseptual/dokumentasi maupun eksperimental.

Perencanaan pembangunan tidak mungkin hanya dilakukan diatas meja, tanpa melihat realita dilapangan. Data-data real lapangan sebagai data primer merupakan ornamen-ornamen penting yang harus ada dan digunakan menjadi bahan dalam kegiatan perencanaan pembangunan.

Dengan demikian perancanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusa alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

Selanjutnya perencanaan akan menjadi tidak efektif dan efesien, bersifat mendua antara idealisme “kepakaran seorang perencana” atau mengikuti selera atau kemauan-kemauan, sehingga berimplikasi pada kualitas perencanaan dalam pencapaian goal (tujuan) dan objektif (sasaran) yang dituju. Disamping itu karena perencanaan merupakan pekerjaan yang menyangkut wilayah publik maka komitmen seluruh pemangku kepentingan (stake holder) yang terlibat sangat dibutuhkan sehingga hasil perencanaan dapat dibuktikan dan dirasakan manfaatnya.

2.3 Perencanaan Pembangunan Daerah

(8)

suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada dan harus memilki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetapi tetap berpegang pada azas prioritas.

Berarti, Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) akan membentuk tiga hal pokok yang meliputi : perencanaan komunitas, menyangkut suatu area (daerah), dan sumber daya yang ada di dalamya. Pentingnya orientasi holisti dalam perencanaan pembangunan daerah, karena dengan tingkat kompleksitas yang besar tidak mungkin kita mengabaikan masalah-masalah yang muncul sebagai tuntutan kebutuhan sosial yang tak terelakkan. Tetapi dipihak lain adanya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki tidak memungkinkan pula untuk melakukan proses pembangunan yang langsung menyentuh atau mengatasi seluruh permasalahan dan tuntutan secara sekaligus. Dalam hal inilah penentuan prioritas perlu dilakukan, yang dalam prakteknya dilakukan melalui proses perencanaan.

Melakukan perencanaan pembangunan daerah berbeda dengan melakukan perencanaan proyek atau perencanaan-perencanaan kegiatan yang bersifat lebih spesifik dan mikro. Proses perencanaan pembangunan daerah jauh lebih kompleks dan rumit, karena menyangkut perencanaan pembangunan bagi suatu wilayah dengan berbagai komunitas, lingkungan dan kondisi sosial yang ada didalamnya. Apalagi bila mencakup wilayah pembangunan yang luas, kultur sosialnya amat heterogen, dengan tingkat kepentingan yang berbeda. Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat diartikan bahwa ; perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertetu.

Sedangkan oleh Affandi Anwar dan Setia Hadi dalam Riyadi (2004 ; 8) mengatakan perencanaan pembangunan wilayah diartikan sebagai suatu proses atau tahapan pengarahan kegiatan pembangunan disuatu wilayah tertentu yang melibatkan interaksi antara sumberdaya manusia dengan sumberdaya lain, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan melalui investasi.

(9)

daerah harus memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks tadi, sehingga prosesnya harus memperhitungkan kemampuan sumberdaya yang ada, baik sumberdaya manusia, sumber daya fisik, sumber daya alam, keuangan, serta sumber-sumber daya lainnya.

Dalam konteks ini ia menyebutnya dengan istilah pembangunan endogen, atau dengan kata lain pembangunan yang berbasis potensi. Selain itu, perencanaan yang mempertimbangkan kondisi spatial suatu daerah juga menjadi hal penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Pembangunan daerah akan mencakup suatu raung tertentu, sehingga diperlukan adanya penataan ruang yang efektif, dimana tataruang akan mempengaruhi proses pembangunan beserta implikasinya.

Ciri-ciri pembangunan daerah menurut Riyadi, Deddy Supriady Bratakusumah (2004 ; 9) meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum. 2. Analisis perencanaan bersifat makro/luas

3. lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang. 4. memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas.

5. fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka pendek (1 tahunan).

Dengan melihat berbagai pengertian mengenai perencanaan maupun perencanaan pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua perencanaan adalah merupakan perencanaan pembangunan. Suatu perencanaan disebut sebagai perencanaan pembangunan apabila dipenuhi berbagai ciri-ciri tertentu serta adanya tujuan yang bersifat pembangunan. Ciri suatu perencanaan pembangunan (agent of development) oleh karena perencanaan pembangunan sendiri merupakan bagian dari administrasi pembangunan yang menjadi bagian kewenangan pemerintah.

(10)
(11)

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Profil Singkat Kabupaten Lumajang

Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112°5’-113°22’ Bujur Timur dan 7°52’-8°23’ Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas 1.790.90 km² kota ini terbagi menjadi 20 wilayah kecamatan dan 202 desa/kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Selokbesuki, Kutorenon, atau Kecamatan Sukodono.

Sebelah timur : Desa Sumberejo, Selokbondang, Urang Gantung (Kecamatan Lumajang) Sebelah selatan : Desa Labruklor, Labrukkidul, Grati (Kecamatan Lumajang).

Sebelah barat : Desa Kebonagung, Babakan, Klanting (Kecamatan Sukodono).

Sisi belahan Kabupaten Lumajang sebelah utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan yang kering dan tandus, sedangkan di bagian tengah-selatan berupa dataran rendah hingga tinggi yang subur dengan iklim basah, dan belahan berat-selatan merupakan dataran rendah dan tinggi dimana kondisinya kurang subur dan kering. Kota Lumajang pada tahun 1999 mempunyai curah hujan mencapai 2.180 mm dengan rata-rata hujan 117,5 hari/tahun.

3.2 Analasis Wilayah Kabupaten Lumajang

Dalam penyusunan rencana strategis pembangunan daerah setiap perencanaan pembangunan disusun berdasarakan tolok ukur dan kriteria tertentu yang menjadikan kebijakan tersebut cukup urgent untuk segera dilakasanakan. Dan diharapkan dari implementasi kebijakan tersebut akan memebrikan dampak yang besar terhadap perekonomian daerah. Seperti telah disebutkan pada pembahasan anlisis wilayah kali ini kami menjadikan Kabupaten Lumajang sabagai daerah analisis kami. Terkait point analisis wilayah yang kami lakukan dapat dilihat pada matriks di bawah ini.

(12)
(13)
(14)
(15)

keluarga

(16)

Lumajan diidentifikasi lagi dalam bentuk kebijakan pembungan daerah. Hasil identifikasi tersebut dapat dilihat melalui matriks di bawah ini.

3.3 Identifikasi Kebijakan Pembangunan Daerah

Dari analisis wilayah yang telah dibuat tabel diatas dilakukan spesifikasi dan identifikasi setiap kebijakan daerah. Hasil identifikasi kebijakan daerah tersebut dapat ditampilkan melalui matriks di bawah ini. Penjelasan dan data pendukung tiap kebijakan akan diuraikan dibawah matriks tersebut.

1 Peningkatan kualitas SDM Kabupaten adalah siswa yang bersekolah di sekolah negeri atau sekolah yang dibiayi oleh pemerintah setelah itu dikembangkan untuk semuas siswa yang bersekolah di

(17)

negeri ataupun saing produk dan komoditas hal kualitas dan kuantitas produk pertanian

3 Pembentukan dan pengelolaan kawasan alokasi dana APBD untuk sektor

(18)

pemanfaatan sumber daya Alam

berkelanjutan di Kabupaten Lumajang

sumber daya alam berbasis daya alam yang lestrasi dana tunai untuk keluarga miskin dan memastikan generasi berikutnya sehat dan

menyelesaikan pendidikan dasar

(19)

meningkatka n level interaksi sosial dan keterlibatan masyarakat dengan dunia luar.

2. Mewujudkan masyarakat modern yang tidak

tertinggal dengan kondisi globalisasi. 3. Mengenalkan

penggunaan TIK untuk perubahan kehidupan dan

pertumbuhan ekonomi di daerah pelosok pedesaan akses murah terhadap TIK

(20)

pemberdayaan UMKM berbasis industry kreatif dalam mendukung Perekonomian Kabupaten Lumajang

optimalisasi pembinaan UMKM

tempat yang layak bagi pengusaha UMKM dan memberikan pinjaman dana tanpa bunga

terhadap UMKM di kabupaten

Lumajang

tenaga kerja sektor UMKM yang artinya mengurangi

pengangguran

Pembahasaan dan penambahan data penunjang dari setiap program kebijakan dapat dijelaskan melalui pont di bawah ini.

1. Peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Lumajang

(21)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa program dibidang pendidikan harus mendapat prioritas.

(22)
(23)

rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang menganggap tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Sedangkan jika dilihat dari data rata-rata lama sekolah Kabupaten Lumajang juga berada di kondisi di bawa rata-rata angka lama sekolah provinsi di Jawa Timur. Dari kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan harus dapat ditingkatkan.

2. Revitalisasi peningkatan ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang

Berdasarkan PDRB per sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian masih cukup mendominasi terhadap komposisi perekonomian di Kabupaten Lumajang.

Tetapi jika dilihat perumbuhannya berdasarkan harga konstan tingkat perumbuhan cukup kecil oleh karena itu peningkatan melalui program Intensifikasi sektor pertanian dalam meningkatkan daya saing produk dan komoditas pertanian diharpkan akan mampu menumbuhkan sektor pertanian menjadi lebih tinggi dan terjadinya peningkatan dalam hal kualitas dan kuantitas produk pertanian. Program ini dapat ditempuh melalui salah satunya penggunanaan bibit unggul dan teknologi guna meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi pertanian.

(24)

Implementasi program ini dapat dilakukan melalui pembentukan dan pengelolaan kawasan wisata yang kompetitif di Kabupaten Lumajang. Dari data dibawah menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang masuk kedalam sektor tersier menujukkan peningkatan diatas rata-rata. Sehingga program kebijakan di sektor pariwisata juga cukup menjanjikan untuk lebih dikembangkan lagi.

Selain sector paiwisata perlu mendapat perhatian khusus karena infrastruktur public sperti transportasi dan jalan raya kondisnya cukupbaik, tetapi dari aspek pengelolaan perlu dingkatkan agar sector wista memiliki daya saing yag cukup tinggi.

4. Intensifikasi, dan pemanfaatan sumber daya Alam berkelanjutan di Kabupaten Lumajang

Core pelaksanaan kebijakan tersebut saah satunya melalui Pengelolaan sumber daya alam berbasis lingkungan dengan memperhatikan kelestarian alam. Seperti kita ketahui akhir-akhir ini sector industry penggalian terutama penggalian pasir yang menjadi komoditas yang cukup terkenal di Kabupaten Lumajang cukup mendapat sorotan dikarenakan dicurigai industry tersebut mengabaikan factor lingkugan dan pelestarian lingkungan. Walaupun pertumbuhan sector pertambangan dan penggaian masih di bawah pertumbuhan eknomi kabupten (ditunjukkan dari tabe diatas. Pengelolaan ini ckup penting dilakukan agar terjadinya pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya dapat dimanfaat dalam janga panjang untuk generasi berikutnya.

(25)

Core program ini dapat dilakukan melalui Program bantuan tunai untuk keluarga sangat miskin sehingga terjadi peningkatan daya beli masyaakat. Selain implementasi dalam jangka panjang dapat dilakukan melalui pengalokasian anggaran untuk bidang pendidikan guna memutus mata rantai kemiskinan bagi generasi berikutnya karena Manfaat pendidikan bagi masyarakat dapat diibartakan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat khususnya guna menghadapi masa depan.

Untuk sedikit Dari data yang kami himpun dari BPS Jawa Timur menujukkan bahwa kondisi kemiskinan di kabupaten lumajang dari tahun 2006-2011 menujukan bahwa ternyata tingkat kemiskinan di Kabupaten Lumajang cukup tinggi dan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata provinsi di Jawa Timur pada tahun 2011 menujukkan angka 12,49%.

6. Peningkatan Sarana fasilitas Publik di Kabupaten Lumajang

(26)

cepat diperoleh dengan menggunakan internet untuk mengetahui berbagai macam informasi terkait current affairs, mulai kehidupan politik, sosial, budaya, hingga agama. Meskipun begitu, tidak semua masyarakat bisa menikmati perkembangan tersebut karena keterbatasan infrastruktur komunikasi.

Sejauh ini kami belum menemukan data statistic tentang pengguna internet di kabupaten Lumajang. Tap jika dilihat dari sumbangan sector komunikasi terhadap PDB berdasarkan harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa nilai share sector komunikasi masih cukup rendah. Dari data menujukkan dari tahun 2009-2014 menjkkan pertumbuhan yang relative stagnan.

7. Pengembangan dan pemberdayaan UMKM berbasis industri kreatif dalam mendukung Perekonomian Kabupaten Lumajang

Kerangka proyek pengembangan program yang dapat dilaksana adalah dengan melakukan optimalisasi pembinaan UMKM agar lebih produktif dalam menyerap tenaga kerja dan meiliki daya saing yang cukup tinggi. Sehingga goalnya terhadap pengurangan pengangguran dapat tercapai. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA) tahun 2015 mendatang, sektor UMKM terus didorong untuk memperkuat basis kualitas hasil produksinya. Bahkan, pelaku industri rumahan ini diminta gencar memamerkan produk unggulannya agar mampu bersaing di pasaran. Pengembangan tersebut dapat dilakuka melalui kegiatan Pelatihan yang diberikan, diantaranya dalam bentuk manajemen produksi, mulai pengolahan, pengemasan, branding hingga pasca produksi dengan mencari peluang pasarnya.

(27)
(28)

BAB 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis kami mengenai tujuh kebijakan pembangunan ekonomi di Kabupaten Lumajang menujukkan bahwa sebenarnya Kabupaten ini punya potensi yang sangat besar terhadap peningkatan pembangunan darah di beberapa sector salah satunya adalah sector pariwista yang termasuk kedalam kelompok dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi tapi saying sumbangan terhadap nilai PDRB daerahnya masih rendah. Sektor lain yang mempunyai prospek yang cukup bagus dalam prioritas pembangunan ekonomi daerah adalah adalah sector UMKM yang dapat ditunjukkan dari penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.

4.2 Saran

(29)

DAFTAR PUSTAKA

P. Todaro, Michael. Stephen C. Smith. 2012. Economic Development 11th Edition. New York:

Pearson Press.

Sjafrizal. 2009. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Niaga Swadaya.

Tarigan, Robinson. 2014. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

BPS Lumajang. 2014. Kabupaten Lumajang Dalam Angka Tahun 2014. Lumajang: Publikasi BPS Lumajang.

BPS Jawa Timur. 2014. Profil Pembangunan Ekonomii Jawa Timur 2013. Surabaya: Pubikasi BPS Jawa Timur.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Catatan: Point 9 & 10 keduanya bisa dari dua hub, karena letak yang cenderung di tengah tengah. Danau Toba, ditopang dari penerbangan international direct ke Silangit, dari

Leptin juga merupakan kandidat utama sebagai marker genetik untuk sifat produksi (Maskur dkk., 2008). Gen Leptin pada sapi terletak di.. Dilihat dari bagian ekson 3 yang

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

pengiriman) kpd beberapa orang atau ke beberapa tempat; 2 pembagian barang keperluan sehari-hari (terutama dl masa darurat) oleh pemerintah kpd pegawai negeri, penduduk, dsb; 3

Dengan adanya suatu program kegiatan layanan yang mengarah pada pengembangan konsep diri, diharapkan dapat membantu individu/siswa dalam mengenali dirinya, dan

1. Keputusan Gubernur tentang Penetapan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan/Atau Lahan di Kalimantan Selatan. Penetapan Status Siaga

Peraturan perundang-undangan tentang tanggung jawab sosial perusahaan ( corporate social responsibility ) di Indonesia tidak konsisten dalam konsep, belum mengatur

Indikator kinerja untuk siswa membaca hasil diskusi didepan kelas (penelitian awal sebelum tindakan) sebesar 0%, siklus I sebesar 37,5%, siklus II sebesar 50%, siklus