• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

242 BAB VI KESIMPULAN

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama yang terkandung dalam alkitab. Dalam penelitian ini penulis melihat dari sisi yang berbeda, yakni dengan pendekatan sejarah sosial. Wacana agama Kristen yang dibawakan oleh penginjil (Belanda) ke wilayah Tobelo tidak saja terfokus pada bidang teologi semata.

Para penginjil selain menyiarkan agama Kristen juga turut terlibat untuk melakukan pelayanan dalam bidang sosial pada masyarakat. Dari seluruh permasalahan dan pembahasan yang telah dijabarkan lima bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penulisan tersebut sebagai berikut:

1. Masuknya agama Kristen Protestan di Tobelo pada 1866 dibawa oleh Utrechtsche

Zendings Vereeniging (selanjutnya UZV), tidak saja didorong oleh keadaan alam

yang terjadi di Nieuw Guinea, akan tetapi proses Kristenisasi di Tobelo juga bermuatan politis. Proses ini bermula dari ajakan Moli (seorang penganut agama Kristen Protestan yang berasal dari Halmahera bagian utara dan pernah bertugas di Nieuw Guinea), bahwa di wilayah Halmahera peluang proses Kristenisasi lebih menguntungkan bila melihat situasi sosial-politik yang terjadi antara penduduk Tobelo dan pihak Kesultanan Ternate. Hal ini diperkuat dengan adanya ijin yang diberikan oleh Residen Ternate P. Van der Crab (1863-1867) atas kesepakatan bersama pihak Kesultanan Ternate (Sultan Muhammad Arsyad, 1861-1876). Tujuan Residen Belanda yang berkedudukan di Ternate semata-mata atas dasar politik, yaitu agar orang-orang Halmahera bagian utara tertarik pada sikap dan tindakan

(2)

243

para penginjil, mau menerima dan memeluk agama Kristen serta mengakui kedaulatan Residen Ternate. Di sisi lain Sultan Ternate memiliki kepentingan terkait penarikan pajak dan juga penanganan pemberontakan yang sering terjadi. Pihak Kesultanan Ternate berharap bahwa dengan masuknya penginjil, orang-orang Tobelo yang hidupnya masih di pedalaman Halmahera dan aktif sebagai Bajak Laut bisa teratasi dan perlahan-lahan masyarakat akan menetap di pesisir-pantai, mengeluarkan pajak serta mengirimkan tenaga kerja pada Kesultanan Ternate. 2. Fakta menunjukan bahwa suksesnya Kristenisasi di Tobelo, pihak penginjil tidak

memfokuskan diri mereka dalam bidang teologi semata. Melainkan proses Kristenisasi diperluas dan menarik simpatik masyarakat Tobelo melalui pemberian pelayanan pendidikan, kesehatan serta pembuatan fasilitas publik yang membawa masyarakat Tobelo pada taraf kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini tampak pada metode kerja yang diterapkan oleh pihak penginjil, setelah mempelajari kondisi sosial di Tobelo yang masih sangat terbelakang dan tingkat kehidupan yang rendah. Sehingga dimungkinkan penduduk tidak akan menerima ajaran Kristen dengan baik bertolak dari kondisi sosial yang dialami masyarakat Tobelo. Oleh karena itu para penginjil berusaha untuk meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan dengan harapan masyarakat dengan mudah diajari tentang agama Kristen.

Metode tersebut menunjukan bahwa kedatangan para pengiljil (Belanda) tidak hanya bermotif teologi dalam penyebaran Injil. Awalnya sasaran penginjilan secara langsung melalui gereja sangat minim hasil. Sehingga dikhawatirkan oleh para penginjil masyarakat tidak akan menerima ajaran agama Kristen dari apa yang dibicarakan dalam konferensi di Tobelo. Maka salah satu jalan keluar untuk

(3)

244

membawa Mayarakat Tobelo mengenal dan mau menerima agama Kristen serta memiliki hasil yang memuaskan adalah penyediaan pendidikan Kristen serta pelayanan kesehatan gratis oleh pihak gereja dengan harapan masyarakat Tobelo bersimpati dan mau menerima ajaran agama Kristen secara langsung tanpa paksaan. Jika dilihat dari metode kerja zending dalam pelayanan pendidikan, kesehatan dan pembuatan fasilitas publik, untuk menanamkan pengaruh pada masyarakat. Hal ini tidak saja terjadi di Halmahera bagian utara (Tobelo), akan tetapi metode kerja yang sama juga terjadi di Pulau Jawa, melalui penginjil yang tergabung dalam Nederlandsche Zending Vereeniging (selanjutnya NZV), dengan wilayah kerja tepatnya di Desa Persil, Kecamatan Dukuseti, Kabupaten Pati Jawa Tengah.

3. Mula-mula penduduk yang telah konversi ke agama Kristen membuat perkampungan baru (Kampung Kristen) dan mengangkat pemimpin dari kalangan agama Kristen (awalnya utusan dari Kesultatan Ternate yang berkultur Islam), dengan maksud dapat hidup berdampingan bersama para penginjil, mudah dikontrol serta membuat “benteng” yang kokoh. Masyarakat Tobelo yang konversi ke agama Kristen juga diberikan “kemerdekaan” atau bebas pajak yang diberlakukan oleh pihak Kesultanan Ternate atas negosiasi para penginjil dengan Pemerintah Belanda/ Residen Ternate.

Setelah perkampungan-perkampungan Kristen dibuat, berbagai perubahan terjadi dalam aspek kehidupan masyarakat Tobelo, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan, kebersihan, cara berpakaian dan keamanan. Masyarakat Tobelo yang

(4)

245

awalnya bermata pencaharian berburu, perlahan-lahan beralih pekerjaan karena telah mengenal beragam jenis pekerjaan yang terdapat di Karesidenan Ternate.

Pihak zending juga mengajarkan para jemaat/murid, berbagai kebiasaan Eropa yang diajarkan pada masyarakat Tobelo hingga perlahan-lahan budaya orang Tobelo hilang. Tampaknya tujuan sekolah Kristen sendiri adalah bagaimana mengajarkan agama Kristen pada penduduk pribumi sesuai dengan tujuan Pemerintah kolonial Belanda, maka sekolah-sekolah Kristen pada akhirnya menyediakan bantuan dan kemudahan dalam pemerintahan kolonial Belanda. Dalam waktu singkat sekolah Kristen berkembang pesat dan dapat menampung alumni sekolah dan memberikan berbagai jenis pekerjaan yang telah disediakan, seperti administrasi perkantoran dan bidang kemiliteran/ keamanan, dengan begitu secara tidak langsung status sosial mereka juga membaik dari sebelumnya.

4. Tampaknya agama Kristen Protestan yang dibawakan oleh penginjil yang tergabung dalam UZV juga mendapat dukungan dan campurtangan dari Pemerintah Belanda, terlihat sejak masa pemerintahan Residen Ternate P. Van der Crab. Walaupun pada awalnya para pinginjil ini melakukan proses Kristenisasi dan jadikan pendidikan, pelayanan kesehatan serta membebaskan pungutan pajak (yang dilakukan oleh utusan Kesultanan Ternate), sebagai wadah untuk menarik simpatik masyarakat Tobelo untuk memeluk (konversi) ke agama Kristen tanpa berharap mendapat bantuan dari Pemerintah Belanda. Akan tetapi sejalan dengan diberlalukannya

Pilitik Etis atau Politik Balas Budi pada 1901 di wilayah Hindia Belanda. Maka

Pemerintah Belanda dalam hal ini Karesidenan Ternate juga memberikan pendanaan dalam bentuk sumbangan/ subsidi pada pihak UZV untuk program-program kerja berupa pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan

(5)

246

pembuatan infrastruktur umum unutuk masyarakat Halmahera bagian utara (Tobelo) karena dianggap sejalan dengan Pilitik Etis.

Walaupun Pemerintah Belanda juga memberikan sumbangan pendanaan berupa subsidi pada sekolah-sekolah milik Sekolah Rakyat (Swasta), tampaknya subsidi yang diterima persekolah sangat bervariasi. Jika dibandingkan dengan sekolah Kristen dengan Swasta. Sangat jelas terlihat bahwa penerimaan subsidi lebih besar sekolah Kristen ketimbang Sekolah Swasta. Hal ini dilihat bukan berdasarkan perbedaan kepercayaan yang dianut melainkan dilihat pada kepemilikan banyaknya sekolah dan siswa/murid yang terdapat dalam wilayah dimana sekolah tersebut berada.

Terlihat dengan jelas bahwa program-program UZV di Halmahera bagian utara dan NZV di Jawa Tengah, mendapat perhatian serius dari kalangan Pemerintah Belanda dengan cara memberikan bantuan dana/ subsidi kepada Sekolah Kristen/ zending, pembuatan rumah sakit, klinik, pengiriman tenagan medis dari Batavia, pemberian obat vaksin pada masyarakat, pembuatan jalan, jembatan, perkampungan Kristen, serta memperkerjakan masyarakat yang telah konversi ke agama Kristen dalam birokrasi pemerintahan dan militer (keamanan).

Para penginjil juga turut memperkenalkan gaya hidup orang Belanda setelah orang Tobelo konversi ke agama Kristen. Kemajuan terlihat setelah diperkenalkan pendidikan, pelayanan medis, pengenalan cara berpakaian, sikap/ tingkah laku, penataan kampung, jalan serta kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif para penginjil UZV untuk mendirikan sekolah-sekolah Kristen merupakan awal dari pembaharuan modernisasi di wilayah Tobelo. Perubahan-perubahan dalam berbagai

(6)

247

bidang kehidupan yang diperkenalkan oleh pihak penginjil UZV dari Belanda yang mengarah pada kemajuan.

Dinamika keagamaan yang terjadi pada 1866-1942, memperlihatkan perubahan yang signifikan. Kristen menjadi agama penduduk, dan terjadi perubahan-perubahan yang sangat berarti diadopsi dalam kehiduapan masyarakat Tobelo. Berbeda dengan masyarakat Tobelo yang masih hidup di Pedalaman Halmahera yang masih mempertahankan budaya leluhur/ penganut agama lokal. Jika ingin melihat realitas keagamaan dan jejak-jejak masa lalu itu tergambar kuat hari ini di Halmahera Utara (Tobelo) merupakan salah satu tempatnya.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran

M  Seluruh penerimaan bahan baku kayu yang berasal dari hutan negara telah dibuat dan dicetak DPKB sesuai dokumen SKSHHK-KB yang diterimanya, periode Desember 2019

Selain itu dimensi individu (kemampuan dasar, kemampuan umum, dan kemam- puan khusus seorang pendidik) juga sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja seorang guru,

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabeI keikutsertaan bimbingan belajar (X1) dan variabel motivasi belajar (X2) terhadap variabel nilai akademik (Y). b) Koefisien

1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.. Memahami klasifikasi zat 2.1

[r]

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Optimasi