• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS DALAM BAHASA ANGKOLAMANDAILING: KAJIAN EKOLINGUISTIK TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS DALAM BAHASA ANGKOLAMANDAILING: KAJIAN EKOLINGUISTIK TESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS

DALAM BAHASA ANGKOLA/MANDAILING:

KAJIAN EKOLINGUISTIK

TESIS

Oleh

DELI KESUMA

127009013/LNG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS DALAM

BAHASA ANGKOLA/MANDAILING: KAJIAN

EKOLINGUISTIK

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Progam Studi Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Oleh

DELI KESUMA

127009013/LNG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis

: KETERANCAMAN DALAM BAHASA LEKSIKON ANGKOLA/MANDAILING: KOAGRARIS KAJIAN EKOLINGUISTIK

Nama Mahasiswa : Deli Kesuma Nomor Pokok : 127009013 Program Studi : Linguistik

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Widayati, M.Hum)

Ketua (Dr. Nurlela, M.Hum) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D)

Dekan,

(Dr. Syahron Lubis, M.A)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 26 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Widayati, M.Hum Anggota : 1. Dr. Nurlela, M.Hum

2. Prof. Amrin Saragih, M.A, Ph.D 3. Dr. Syahron Lubis, M.A

(5)

PERNYATAAN

Judul Tesis

“KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS

DALAM BAHASA ANGKOLA/MANDAILING:

KAJIAN EKOLINGUISTIK”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Linguistik pada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapaun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 26 Agustus 2014 Penulis,

(6)

KETERANCAMAN LEKSIKON EKOAGRARIS DALAM BAHASA ANGKOLA/MANDAILING: KAJIAN EKOLINGUISTIK

Abstrak

Keberadaan leksikon ekoagraris lokal saat ini sudah menunjukkan gejala-gejala kepunahan. Majunya era globalisasi dan teknologi merupakan salah satu penyebab keterancaman keberadaan leksikon ekoagraris. Artinya, leksikon ini tidak hanya dipandang sebagai bagian dari bahasa, tetapi juga merupakan bagian dari situasi alam yang berhubungan dengan peradaban manusia terhadap lingkungannya. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan keberadaan leksikon ekoagraris yang masih digunakan oleh masyarakat di Angkola Mandailing, dan apakah mulai terancam punah serta bagaimana nilai budaya dan kearifan lingkungan yang terkandung dalam leksikon ekoagraris di daerah ini, khususnya di Kecamatan Sayurmatinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Untuk melengkapi hasil penelitian, juga digunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian diambil dengan teknik wawancara, observasi, penyebaran kuesioner, dan memanfaatkan literatur yang sudah ada.Data penelitian ini adalah leksikon verba, nomina, dan ajektiva yang terkait dengan leksikon persawahan dan perladangan di Kecamatan Sayurmatinggi. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa leksikon ekoagraris dalam bahasa Angkola/Mandailing di Kecamatan Sayurmatinggi terdiri atas 11 kelompok leksikon yaitu (1) leksikon bagian sawah (2) leksikon benda- benda persawahan dan perladangan (3) leksikon peralatan produksi hasil panen (4) leksikon alur beras dan palawija (5) leksikon alat dan mesin pertanian (6) leksikon tumbuhan sawah dan sekitar sawah (7) leksikon tanaman ladang (8) leksikon nama tumbuhan obat di sekitar sawah dan ladang (9) leksikon fauna dalam persawahan dan perladangan (10) leksikon alat penangkap ikan (11) leksikon alat penangkap burung. Dari sebelas kelompok leksikon tersebut diperoleh 315 leksikon nomina, leksikon verba terdidi atas 66 leksikon, dan leksikon ajektiva terdiri atas 13 leksikon, total leksikon yang ditemukan dalam persawahan dan perladangan di Kecamatan Sayurmatinggi adalah 394 leksikon. Leksikon ekoagraris yang terancam punah dan yang punah di Kecamatan Sayurmatinggi dalam bahasa Angkola/ Mandailing khususnya dalam persawahan dan perladangan diperoleh hanya dari dua jenis leksikon dalam tataran nomina dan verba. Leksikon ekoagraris dalam bahasa Angkola/Mandailing mengandung nilai-nilai budaya, yaitu (1) nilai sejarah, (2) nilai sosial dan budaya, (3) nilai kesejahteraan. Leksikon ekoagraris dalam bahasa Angkola/Mandailing mengandung nilai kearifan lingkungan, yaitu (1) nilai gotong-royong (2) nilai kedamaian terdiri atas tiga leksikon a. leksikon tano b. leksikon ordang (alat tugal c. leksikon burangir (sirih).

(7)

ENDANGERED ECO-AGRICULTURE LEXICON IN ANGKOLA/MANDAILING LANGUAGE: AN ECOLINGUISTIC STUDY

Abstract

Local agricultural eco lexicon is now showing symptoms of extinction because of the rapid advancement of globalization and technology as one of the causes of the extinction of the lexicon of eco-agriculture. This suggests that the lexicon is not only seen as part of the language, but also a part of the natural situation relating to human civilization on the environment. Angkola/Mandailaing Society cultivates the agricultural land traditionally. In eco lexicon agricultural are found a reduction in the use of the form of eco linguistics (eco agricultural is ecological farming methods that sustain natural resources). This study was conducted in sub district Sayurmatinggi at South Tapanuli. Research approaches in this research are quantitative and qualitative approach. Data retrieved by using interview, observation, questionnaires, and taking an advantage of the existing literature. The data used in this study is a lexicon of verbs, nouns, and adjectives associated with the lexicon and paddy cultivation in the district Sayurmatinggi.. Data sourced from the data obtained from informants. This data was obtained from the same speaker in the village closest to the irrigation, rice fields also and an extensive cultivation. The results show that agrarian eco lexicon in language Angkola/Mandailaing in District Sayurmatinggi consists of 11 groups, namely (1) the lexicon of the rice fields (2) lexicon of rice fields and farming objects (3) lexicon of crop production equipment (4) lexicon of rice and crop (5) lexicon of agricultural tool and machinery (6) lexicon plants and paddy fields and (7) the lexicon crop fields (8) lexicon of medication plants around the fields, (9) the lexicon of fauna in farming and agriculture (10) lexicon of fishing gear (11) lexicon of bird catcher tools. From the eleven groups of lexicon obtained 315 lexicon of nouns and verbs which consists of 66 verb lexicon 13 adjective. The total of lexicon found in rice fields and cultivation is 394 lexicons in the district Sayurmatinggi. In this study found that there are two types of eco agricultural lexicon which endangered and extinct in Angkola/Mandailaing languages of District Sayurmatinggi, particularly in farming and agriculture, they are nouns and verbs lexicon. The lexicon is in the category D (do not know (do not listen and never used)) this condition is found in the 46-60 year age generation consisting of 7 nouns lexicon and 6 verbs lexicon. At the age of 30-45 years generation consists of 42 nouns lexicon and 23 verbs lexicon. Agrarian eco lexicon in Angkola /Mandailaing language contain cultural values, namely (1) the value of history, (2) social and cultural values, (3) the value of welfare. Agrarian eco lexicon in Angkola /Mandailaing language contains the value of environmental wisdom, namely (1) the value of mutual assistance, (2) the value of peace consists of three lexicon, they are a. tano lexical b. ordang lexical (drill tool) c. burangir lexical (betel).

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tesis ini dapat terselesaikan, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara. Tesis ini berjudul: “Keterancaman Leksikon Ekoagraris dalam Bahasa Angkola/Mandailing: Kajian Ekolinguistik”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan leksikon ekoagraris yang digunakan dan terancam punah serta menjelaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lingkungan dalam masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi. Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH. (CTM). Sp. A (K); yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister pada Sekolah Pascasarjana USU.

2. Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D, selaku Ketua dan Ibu Dr. Nurlela, M. Hum selaku sekretaris Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara; Program S-2 yang penulis tempuh selama ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan selama pendidikan di Program studi Magister Linguistik USU.

3. Dr. Widayati, M.Hum, selaku Pembimbing I yang telah menyediakan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan materi dan arahan yang sangat berguna dalam penyusunan tesis ini hingga selesai;

(9)

5. Prof. Amrin Saragih, M.A, Ph.D; selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritikan, masukan, dan arahan bagi penyempurnaan penulisan tesis ini.

6. Dr. Syahron Lubis, M.A; selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritikan, masukan, dan arahan bagi penyempurnaan penulisan tesis ini. 7. Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling; selaku dosen penguji III yang telah

memberikan kritikan, masukan, dan arahan bagi penyempurnaan penulisan tesis ini.

Peran serta dalam segala hal dari lembaga atau instansi dan beberapa individu, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih pula kepada:

1. Taufik R. Lubis, SS.TP; Camat Sayurmatinggi; atas dukungan dalam penelitan di Kecamatan Sayurmatinggi.

2. Sofyan Syah Harahap, SP; Pimpinan BP3K Batu Godang; atas dukungan dalam penelitian ini.

3. Seluruh Staf Pengajar pada Program Pasca Sarjana dan Staf Administrasi Universitas Sumatera Utara.

4. Teman-teman seangkatan Program Studi Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara.

(10)

Guna Kurniawan, Anggita Dwi Kesuma, Salsabila Nur Hashifah atas semua pengorbanan, kesabaran, pengertian dan segala doanya.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS... 9

2.1 Kajian Pustaka... 9

2.1.3 Bahasa dan Lingkungan…... 15

2.1.4 Nilai Budaya dan Kearifan Lingkungan…... 18

2.1.4.1 Nilai Budaya…... 18

2.1.4.2 Kearifan Lingkungan…... 20

2.2 Landasan Teori... 21

2.2.1 Ekolinguistik…... 21

2.2.2 Semantik Leksikal…... 25

2.3 Penelitian Terdahulu…... 26

BAB III METODE PENELITIAN……… 34

3.1 Lokasi Penelitian…... 34

3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian….……….. 35

3.3 Data dan Sumber Data…..……… 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 36

3.5 Pengujian Data…….………. 38

3.6 Analisis Data………. 39

(12)

3.8 Penyajian Data……….. 41

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH ANGKOLA/MANDAILING DAN KECAMATAN SAYURMATINGGI………... 42

4.1 Geografi daerah Angkola/Mandailing dan Kecamatan Sayurmatinggi….... 42

4.2 Penduduk Kecamatan Sayurmatinggi….……….. 45

4.3 Kecamatan Sayurmatinggi….………. 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 48

5.1 HasilPenelitian………. 48

5.1.1 Leksikon Bagian Persawahan……,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 49

5.1.2 Benda-benda Persawahan dan Perladangan……….. 50

5.1.3 Peralatan Produksi HasilPanen….………. 52

5.1.4 Alur Beras dan Palawija….……… 54

5.1.5 Alat dan Mesin Pertanian………... 57

5.1.6 LeksikonTumbuhan Sawah dan di sekitar Sawah………. 59

5.1.7 Leksikon Tanaman Ladang…..……….. 60

5.1.8 Leksikon Nama Tumbuhan Obat di Sekitar Sawah dan Ladang... 62

5.1.9 Leksikon Fauna dalam Persawahan dan Perladangan...……... 63

5.1.10 Alat Penangkap Ikan….………... 64

5.1.11 Alat Penangkap Burung….……… 67

5.2 Pembahasan………... 68

5.2.1 Leksikon Ekoagraris yang Digunakan oleh Masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi... 68

5.3 Leksikon Ekoagraris yang Terancam Punah dan yang Punah pada Guyub Tutur di Kecamatan Sayurmatinggi……….. 71

5.3.1 Pemahaman Lesikon Nomina Bagian Sawah……… 75

5.3.2 PemahamanLeksikon Benda-benda Persawahan dan Perladangan……… 75

5.3.3 Pemahaman Leksikon Nomina Peralatan Produksi Hasil Panen... 75

5.3.4 Pemahaman Leksikon Nomina Alur Beras dan Palawija……….. 77

5.3.5 Pemahaman Leksikon Nomina Alat dan Mesin Pertanian……… 78

5.3.6 Pemahaman Leksikon Nomina Tumbuhan Sawah dan di Sekitar Sawah………. 79

5.3.7 Pemahaman Leksikon Nomina Tanaman Ladang………. 80

5.3.8 Pemahaman Leksikon Nomina Nama Tumbuhan Obat di Sekitar Sawah dan Ladang………. 81

5.3.9 Pemahaman Leksikon Nomina Fauna dalam Persawahan dan Perladangan……… 82

5.3.10 Pemahaman Leksikon Nomina AlatPenangkap Ikan………. 82

5.3.11 Pemahaman Leksikon Nomina Alat Penangkap Burung………... 83

5.4 Pemahaman Guyub Tutur Bahasa Angkola/Mandailing terhadap Leksikon Verba………. 90

5.4.1 Pemahaman Leksikon Verba Bagian Sawah………. 92

(13)

5.4.4 Pemahaman leksikon VerbaAlur Beras dan Palawija………….... 94

5.4.5 Pemahaman Leksikon Verba Alat dan Mesin Pertanian………… 95

5.4.6 Pemahaman Leksikon Verba Tumbuhan Sawah dan di Sekitar Sawah………. 95

5.4.7 Pemahaman Leksikon Verba Tanaman Ladang……… 96

5.4.8 Pemahaman Leksikon Verba Nama Tumbuhan Obat di Sekitar Sawah dan Ladang………. 96

5.4.9 Pemahaman Leksikon Verba Fauna dalam Persawahan dan Perladangan……… 96

5.4.10 Pemahaman Leksikon Verba Alat Penangkap Ikan………... 96

5.4.11 Pemahaman Leksikon Verba Alat Penangkap Burung………….. 97

5.5 Pemahaman Guyub Tutur Bahasa Angkola/Mandailing terhadap Leksikon Ajektiva………. 103

5.6 Nilai Budaya melalui Leksikon Ekoagraris dalam Persawahan dan Perladangan di Kecamatan Sayurmatinggi………... 105

5.6.1 Nilai Sejarah……….. 106

5.6.2 Nilai Sosial dan Budaya……… 108

5.6.3 Nilai Kesejahteraan………... 109

5.7 Kearifan Lingkungan melalui Leksikon Ekoagraris dalam Bahasa Angkola/Mandailing………. 110

5.7.1 Nilai Gotong Royong………. 110

5.7.2 Nilai Kedamaian……… 113

5.7.2.1 Leksikal Tano………. 113

5.7.2.2 Leksikal Ordang (alat tugal)………... 114

5.7.2.3 Leksikal Burangir (sirih),,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 115 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN………. 120

6.1 Simpulan………... 120

6.2 Saran ……… 122

DAFTAR PUSTAKA………. 123

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

4.1 Data penduduk Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanauli Selatan tahun

2013………. 45

4.2 Luas panen, rata-rata produktivitas dan produksi padi dan palawija menurut jenis tanaman 2012 KecamatanSayurmatinggi………... 47

5.1 Pengelompokan leksikon ekoagraris dalam Bahasa Angkola/Mandailing Khususnya dalam persawahan dan perladangan………. 48

5.2 Daftar leksikon bagian persawahan………. 49

5.3 Prefiksmam - mang – dan mar-……… 50

5.4 Daftar leksikon benda-benda persawahan dan perladangan……… 51

5.5 Prefiksmar-………... 52

5.6 Daftar leksikon peralatan produksi hasil panen……….. 53

5.7 Prefiksmar dan mang………. 54

5.8 Daftar leksikon alur beras dan palawija……….. 55

5.9 Prefiksman – mang - dan mam………... 56

5.10 Daftar leksikon alat dan mesin pertanian………. 58

5.11 Prefiks mam – mang dan man……… 59

5.12 Daftar leksikon tumbuhan sawah dan di sekitar sawah………... 59

5.13 Daftar leksikon tanaman lading………... 61

5.15 Daftar leksikon fauna dalam persawahan dan perladangan……… 63

5.16 Daftar leksikon alat penangkap burung……….. 65

5.17 Prefiks man - mang – mar……….. 66

5.18 Daftar leksikon alat penangkap burung………... 67

5.19 Prefiks mang – mar – mam – dan Sman……… 68

5.20 Deskripsi rangkuman persentase pemahaman guyub tutur bahasa Angkola/Mandailing terhadap leksikon nomina persawahan dan perladangan….. 73

5.21 Deskripsi pemahaman guyub tutur bahasa angkola/mandailing terhadap leksikon nomina generasi usia ≥ 61 tahun………. 84

5.22 Deskripsi pemahaman guyub tutur bahasa angkola/mandailing terhadap leksikon nomina generasi usia 46-60 tahun………... 86

5.23 Deskripsi pemahaman guyub tutur bahasa angkola/mandailing terhadap leksikon nomina generasi usia 30 - 45 tahun………. 88

5.24 Deskripsi Rangkuman Persentase Pemahaman Guyub Tutur Bahasa Angkola/Mandailing Terhadap Leksikon Verba Persawahan dan Perladangan…. 91 5.25 Deskripsi pemahaman guyub tutur bahasa angkola/mandailing terhadap leksikon verba generasi usia ≥ 61 tahun……….. 97

5.26 Deskripsi pemahaman guyub tutur bahasa angkola/mandailing terhadap leksikon verba generasi usia 46 - 60 tahun……… 99

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Komponen analisis data: Model Interaktif………... 39 4.1 Peta Kabupaten Tapanuli Selatan……… 43 4.2 Peta Kecamatan Sayurmatinggi………... 44 4.3 Saluran induk Batang Angkola yang mengairi persawahan dua Kecamatan di

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar leksikon nama tumbuhan obat di sekitar sawah dan ladang 1 2 Semantik leksikal………... 4 3 Deskripsi persentase pemahaman guyub tutur bahasa angkola-mandailing generasi

usia ≥ 61 tahun terhadap leksikon persawahan dan perladangan di kecamatan

sayurmatinggi……….. 6 4 Deskripsi persentasi pemahaman guyub tutur bahasa Angkola/Mandailing generasi

usia 46-60 tahun terhadap leksikon persawahan dan perladangan di Kecamatan

Sayurmatinggi 20

5 Deskripsi persentase pemahaman guyub tutur bahasa angkola-mandailing generasi usia 30-45 tahun terhadap leksikon persawahan dan perladangan di Kecamatan

Sayurmatinggi………. 34 6 Daftar pertanyaan keterancaman leksikon ekoagraris dalam Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari responden, data sekunder diperoleh dari beberapa

[r]

Hasil pengukuran kinerja supply chain dengan model SCOR berdasarkan atribut yang ada di PT ALX Logistics adalah nilai kinerja yang dicapai pada indikator perfect order

Dari hasil wawancara dengan beberapa konselor SMK di Kota Batu, diperoleh informasi bahwa (1) belum pernah dilakukannya pelatihan tentang pengembangan karir

Pada hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut; Dominasi penggunaan kategori headline pada iklan produk sabun mandi di majalah Femina periode Januari 2014 –

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tanāzu’ (frase koordinatif) dan mengenal posisi amil dalam tanāzu’ yang terdapat pada surah Al-Baqarah dan Ali-'Imr ā

Penelitian yang akan datang juga dapat menganalisis pengaruh gambaran maskulinitas pada iklan produk perawatan laki-laki pada keseharian laki- laki sebenarnya dan

Perusahaan mengkomunikasikan aspek-aspek yang membangun bran d kepada karyawannya, dengan tujuan terbentuknya perilaku yang sesuai dengan misi brand tersebut di