• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gagal Jantung Kongestif - Hubungan antara Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Kejadian Low T3 Syndrome

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gagal Jantung Kongestif - Hubungan antara Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Kejadian Low T3 Syndrome"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif adalah sindroma klinis dimana jantung tidak mampu

dengan cukup untuk memompa darah keseluruh tubuh untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan

primer otot jantung, atau beban jantung yang berlebihan, atau juga kombinasi

keduanya.2,8

Kebanyakan gagal jantung disertai dengan curah jantung yang rendah,

tetapi dapat pula disertai curah jantung yang normal atau tinggi. Semakin

muda usia saat timbulnya gagal jantung, maka semakin buruk

prognosisnya.8,9

Kemampuan jantung untuk memompa darah dalam memenuhi

kebutuhan tubuh ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empat

faktor, yaitu :2

1. Preload, yang setara dengan isi diastolik akhir.

2. Afterload, yaitu jumlah tahanan total yang harus melawan ejeksi ventrikel.

3. Kontraktilitas miokardium, yaitu kemampuan intrinsik otot jantung

untuk menghasilkan tenaga dan kontraksi tanpa tergantung kepada

(2)

4. Frekuensi denyut jantung.

Tingkat keparahan merupakan bagian dari definisi gagal jantung.

Klasifikasi keparahan gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) yang telah dikenal luas tidak dapat diaplikasikan terhadap hampir

semua populasi anak-anak. Klasifikasi berdasarkan kriteria Ross telah dikembangkan untuk menyediakan penilaian secara umum dalam menilai

tingkat keparahan gagal jantung pada anak, yang kemudian dimodifikasi agar

dapat mencakup seluruh umur pada anak-anak.1,9 Hal ini terlihat pada tabel 2.1.1

Tabel 2.1. Klasifikasi klinis gagal jantung1

Kelas NYHA ( kapasitas fungsional) Ross I Tidak ada keterbatasan aktivitas

fisik; tanpa gejala pada aktivitas biasa

Tanpa keterbatasan atau gejala

II Sedikit keterbatasan aktivitas fisik; nyaman saat istirahat; bergejala dengan aktivitas biasa

Takipnu ringan dan/atau berkeringat saat makan, Dispnu saat beraktivitas pada anak yang lebih besar. Tidak ada gagal tumbuh III Keterbatasan nyata aktivitas fisik;

nyaman saat istirahat; bergejala pada aktivitas biasa yang lebih ringan

Takipnu yang terlihat jelas dan/atau berkeringat

IV Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun dengan nyaman, gejala biasa muncul saat istirahat dan meningkat dengan aktivitas

Bergejala saat istirahat, takipnu, retraksi, merintih atau berkeringat

Penyebab gagal jantung kongestif pada anak dan remaja diakibatkan

(3)

Pada saat sekarang ini di Amerika Serikat, dengan berkurangnya kejadian

penyakit jantung reumatik (PJR), penyakit jantung bawaan merupakan

penyebab utama gagal jantung kongestif pada anak. Penyebab gagal jantung

kongestif dapat dilihat di tabel 2.2.9

Tabel 2.2. Penyebab gagal jantung kongestif9 Causes of heart failure

Congenital cardiac malformations Volume overload

o Left to right shunting

Ventricular Septal Defect

Paten Ductus Arteriosus o Atrioventicular or semilunar

valve insuficiency

Aortic regurgitation in bicommissural aortic valve

Pulmonary regurgitation after repair of Tetralogy of Fallot

Pressure overload o Left side obstruction

Severe Aortic Stenosis

Aortic Coartation o Right side obstruction

Severe Pulmonary Stenosis Complex congenital heart disease

o Single ventricle

Hypoplastic Left Heart Syndrome

Unbalanced

Atrioventricular Septal Defect o Sytemic righ ventricle

L-Transposition of Great Arteries

Structurally normal heart

Primary cardiomyopathy o Dilated

Penyakit jantung bawaan merupakan abnormalitas penyesuaian

pembentukan jantung atau pembuluh darah yang terbentuk selama

kehidupan fetus (3 minggu sampai 6 minggu), sehingga jantung atau

(4)

Abnormalitas meliputi arteri, katup jantung, pembuluh darah koroner dan

pembuluh darah besar jantung yang dapat sederhana atau kompleks.11

Sepsis yang disebabkan bakteri atau virus, miokarditis, penyakit

Kawasaki, kardiomiopati, hipetiroid atau hipotiroid dan hipertensi berat

semuanya merupakan contoh penyakit sistemik yang dihubungkan dengan

gagal jantung kongestif. Gagal jantung kongestif juga terjadi pada pasien

dengan endokarditis. Demam Reumatik yang jarang dijumpai di Amerika

Serikat, tetapi masih menjadi penyebab utama gagal jantung kongestif di

negara-negara berkembang.10 2.2. Hormon Tiroid

Kelenjar tiroid adalah organ endokrin terbesar di dalam tubuh manusia.12 Fungsi utama sel tiroid adalah mensekresikan hormon tiroid terutama T4 dan diikuti kemudian T3.12,13 Hormon tiroid mempunyai efek meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan normal serta mengatur fungsi homeostasis

termasuk produksi energi dan panas tubuh.12

Hormon tiroid terdiri atas yodium sebesar 59% sampai 65%.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan jumlah masukan

harian yodium, yaitu: 150 µg untuk orang dewasa, 200 µg untuk wanita hamil,

120 µg untuk usia 7 sampai 12 tahun dan 90 µg untuk usia 1 sampai 6

(5)

Kelenjar tiroid yang normal setiap harinya mensekresikan T4 sebesar 100 nmol, T3 sebesar 5 nmol dan metabolit penginaktif reverse T3 (rT3). T3 yang terdapat di dalam plasma sebagian besar merupakan metabolik turunan

dari T4. Kadar hormon tiroid berdasarkan usia terlihat pada tabel 2.3.14 Hormon T4 dan T3 di dalam plasma berikatan dengan plasma protein yaitu albumin, transthyretin (sering disebut sebagai thyroxine-binding prealbumin [TBPA]) dan thyroxine-binding globulin (TBG).15

Tabel 2.3 Nilai rujukan untuk kadar T4 total, T3, T4 bebas dan TSH14

Hormon Usia Nilai normal

T4 (µg/dL) Bayi prematur(26-30 minggu hari ke 3-4) 2,6-14,0 Bayi aterm : Usia 1-3 hari 8,2-19,9 1 minggu 6,0-15,9 1-12 bulan 6,1-14,9 Prepubertas : 1-3 tahun 6,8-13,5 3-10 tahun 5,5-12, Anak pubertas (11-18 tahun) 4,9-13.0 F T4 (µg/dL) Bayi prematur (26-30 minggu hari ke 3-4) 0,4-2,8

Bayi aterm : Usia 1-3 hari 2,4-4,0 Usia 1-12 bulan 0,9-2,6

Prepubertas 0,8-2,2

Anak pubertas 0,8-2,3

T3 (ng/dL) Bayi prematur (26-30 minggu hari ke 3-4) 24-132 Bayi aterm : Usia 1-3 hari 89-405 1 minggu 91-300 1-12 bulan 85-250 Prepubertas ( 1-10 tahun) 119-218 Pubertas ( 11-18 tahun) 80-185 TSH( µU/mL) Bayi prematur (26-30 minggu hari ke 3-4) 0,8-6,9

Bayi aterm

4 hari 1,3-16

1-12 bulan 0,97-7,7

Prepubertas 0,6-5,5

(6)

Sekresi hormon tiroid dirangsang oleh thyroid stimulating hormone (TSH) hipofisis. Sekresi TSH hipofisis selanjutnya dirangsang oleh thyrotropin releasing hormone (TRH), suatu peptida yang disekresikan hipotalamus yang juga meningkatkan aktivitas biologis TSH dengan mengubah biologis TSH.15

Hormon tiroid mempunyai efek berupa peningkatan aktivitas Na+-k -ATPase membran sel, meningkatkan produksi panas tubuh dan menstimulasi konsumsi oksigen. Hormon tiroid juga mempunyai efek meningkatkan

pertumbuhan dan maturasi jaringan, meningkatkan kontraksi jantung melalui

stimulasi ekspresi protein miosin dan meningkatkan absorpsi karbohidrat oleh

usus.15,16

Secara klinis gangguan hormon tiroid berupa : hipotiroid, hipertiroid

dan eutiroid. Pada hipotiroid terjadi kurang atau tidak adanya hormon tiroid.

Hipotiroid dapat bersifat kongenital dan juvenilis. Pada hipotiroid kongenital

terjadi kekurangan atau tidak adanya hormon tiroid sejak di dalam

kandungan. Kelainan ini merupakan penyebab tersering retardasi mental

yang dapat dicegah.14 Sedangkan hipotiroidisme juvenilis adalah keadaan terdapatnya defisiensi hormon tiroid, yang biasanya timbul sebagai akibat

suatu tiroiditis atau penyakit autoimun lainnya.2

Gejala klinis dari hipotiroid kongenital berupa ikterus, letargi,

konstipasi, malas minum dan masalah makan lainnya serta hipotermi.

(7)

hidung rata, pelebaran fontanela, hernia umbilikalis, kulit yang dingin dan

mottled, ikterik, hipotoni, hiporefleksia, galaktore dan meningkatnya kadar prolaktin. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai kadar T4 yang rendah

dan meningkatnya kadar TSH.14

Hipertiroidisme Juvenilis merupakan suatu penyakit yang didapat,

ditandai dengan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Penyebab kelainan

ini diduga suatu proses autoimun sebagai akibat suatu proses tiroiditis

limfositik.17 Pada pemeriksaan kadar hormon di dalam plasma darah dijumpai peningkatan kadar T4 dan T3 totalmaupun kadar T4 dan T3 bebas, sedangkan kadar plasma TSH rendah. Pada keadaan ini konsentrasi pengikat protein

dalam jumlah normal.15

Pada eutiroid dapat dijumpai 2 kondisi yaitu:15

a. Kadar T4 dan T3 total rendah serta konsentrasi pengikat juga rendah sedangkan kadar T4 dan T3 bebas serta TSH plasma normal. Hal ini disebabkan oleh penggunaan obat, kehamilan, hepatitis akut dan kronis,

acute intermittent porphyria, estrogen-producing tumor, idiopatik dan herediter

b. Kadar T4 dan T3 total tinggi serta konsentrasi binding protein juga tinggi sedangkan kadar T4 dan T3 bebas serta TSH plasma normal. kondisi ini disebabkan oleh obat-obatan, akromegali, sindroma nefotik,

(8)

Obat-obatan dapat mempengaruhi kadar hormon tiroid tiroid melalui

berbagai cara seperti pada tabel 2.4.18

Tabel 2.4 Obat-obatan yang mempengaruhi hormon tiroid18

Mekanisme Obat

Perubahan protein serum yang mentransfer hormon tiroid

Obat yang mempengaruhi metabolisme hormon tiroid diluar kelenjar tiroid

litium, yodium, tionamid , metimazol, karbimazol,tiosinat,

T4, T3, glukortikoid, hormon pertumbuhan,oktreotid,

Obat yang mempengaruhi efek hormon pada jaringan target

(9)

2.3. Hubungan Antara Gagal Jantung Kongestif Dengan LT3S

Hormon tiroid dan sistem kardiovaskular sangat berhubungan erat pada

kondisi fisiologis dan patologis. Kelainan kardiovaskular akibat penyakit

gangguan hormon tiroid sudah diketahui dengan jelas dan gambaran klinis

dari penyakit hipertiroid dan hipotiroid dihubungkan dengan peningkatan

kematian akibat kardiovaskular.19

Hal ini diperjelas dengan penggunaan alat yang bersifat invasif

maupun tidak invasif pada pasien dengan penyakit tiroid bahwa fungsi

jantung seperti frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi pembuluh

darah sistemik sangat berhubungan dengan stasus hormon tiroid. T3

menurunkan resistensi pembuluh darah sistemik dengan cara mendilatasikan

pembuluh arteriol sirkulasi perifer. Vasodilatasi ini diakibatkan efek langsung

T3 pada sel otot polos pembuluh darah berupa relaksasi.5

Pada beberapa tahun ini, perhatian berubah kepada penyakit tiroid

bentuk ringan seperti LT3S.19 Gangguan LT3S didefinisikan sebagai penurunan kadar T3 dengan kadar T4 dan TSH yang normal atau mendekati

normal.19,20 Hal ini memberi gambaran bahwa penyakit kardiovaskular yang akut maupun kronik dapat merubah metabolisme hormon tiroid dan

mempunyai kontribusi terhadap kerusakan sistem kardiovaskular.21

Gagal jantung kongestif merupakan komplikasi dari semua bentuk

(10)

sinyal metabolik akan mengalami penurunan regulasi pada pasien penderita

gagal jantung seperti hormon pertumbuhan, insulin-like growth factor-1 (IGF-1), hormon tiroid dan steroid serta resitensi insulin.20

Hal ini dihubungkan dengan Cardiac remodeling merupakan suatu respon terhadap proses yang membahayakan seperti iskemik, tekanan

mekanik dan perubahan metabolik. Pada awal proses ini berbagai

mekanisme kompensasi terjadi, seperti aktivasi sistem inflamasi dan

neuro-hormonal. Pada waktu yang singkat, respon ini terlihat mengembalikan fungsi

kardiovaskular ke tingkatan hemostatik tetapi sejalan dengan waktu, aktivasi

sistem ini dapat menimbulkan kerusakan organ.23,24

Angka kejadian LT3S berkisar 20% sampai 30% pasien gagal jantung

dewasa dengan insiden yang lebih tinggi pada pasien dengan NYHA derajat

III-IV daripada derajat I-II.13,23 Pada LT3S terjadi penurunan konversi T4 menjadi T3 yang diikuti dengan penurunan sekresi TSH dan pengurangan

pelepasan hormon tiroid dari kelenjar tiroid.6 hormon T3 dibentuk dari T4 oleh aktivitas enzim 5’-monodeiodinase.20

Dasar fisiologi terhadap perkembangan T3 yang rendah pada

pasien-pasien dengan penyakit berat, termasuk gagal jantung tidak diketahui dengan

jelas. Ada setidaknya tiga mekanisme yang berpotensial yang dapat

(11)

1. penurunan konversi T4 di ekstratiroid yang diakibatkan berkurangnya

aktivitas enzim deiodinase perifer, dihubungkan dengan penurunan pengangkutan T4 ke dalam jaringan.

2. peningkatan katabolisme hormone tiroid perifer.

3. timbulnya hipotiroid sentral akibat penurunan kadar plasma TSH dan

dengan diikuti abnormalitas TRH berupa konsentrasi plasma,

pembersihan, waktu paruh dan efek kerja.

Penelitian terhadap jaringan otot atrium jantung secara invitro

menunjukkan bahwa penurunan kadar T3 secara berkepanjangan akan

mengakibatkan kerusakan jaringan otot jantung secara histologi dan

morpologi, menimbulkan disorganisasi tingkat sel, fibrosis dan perubahan

fenotip.13 Hal yang serupa dijumpai pada penelitian di Yunani pada tahun 2007 menunjukkan perubahan kadar hormon tiroid berhubungan erat dengan

(12)

2.4. Kerangka Konseptual

: variabel yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Gagal Jantung Kongestif

Ketidakseimbangan katabolisme/anabolisme

↑ 5 monodeiodinase

Aktivitas katekolamin ↑↑

↓ 5„ monodeiodinase

↓ Kadar T3

Cardiac remodeling ↓ anabolisme

↓ hormon pertumbuhan

↑ katabolisme

Antagonis insulin

Resistensi insulin ↓ anabolik steroid

(testosteron)

↑Kadar rT3 ↑ konversi T4 →

rT3 ↓ konversi T4 →

T3

Reseptor hormon tiroid

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi klinis gagal jantung1
Tabel 2.2. Penyebab gagal jantung kongestif9
Tabel 2.3 Nilai rujukan untuk kadar T4 total, T3, T4 bebas dan TSH14
Tabel 2.4 Obat-obatan yang mempengaruhi hormon tiroid18
+2

Referensi

Dokumen terkait

RW 02 Kel Awipari Kec Cibeureum Kota Tasikmalaya, bermaksud mengajukan permohonan bantuan generator set ( genset) yang akan kami pergunakan untuk peralatan pendukung

Apabila berakhirnya Masa Jabatan, maka kendaraan tersebut dikembalikan ke Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Kantor Pelayanan Perizinan dan selanjutnya akan

Perbandingan antara selai yang ditambah pektin kulit jeruk 0.5% dengan pektin kulit jeruk 1% menunjukkan bahwa penambahan pektin dan sukrosa berpengaruh nyata

In this case, ConfigFileName is a string that identifies a configuration file that defines the application name, the protocol used to send messages, and the remote objects that

Untuk membangun kemampuan metakognitif dalam filosofi dan pemahaman tentang Manajemen Ekowisata Pedesaan; melalui pembelajaran mengenai Pengertian dan

Sehingga berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan lima dasar nilai yang menuntut dan mengatur manusia untuk dapat mengamalkan

Judul : Pengamanan Jaringan Komputer menggunakan Metode IPS (Intrusion Prevention System) terhadap Serangan Backdoor dan Synflood Berbasis Snort

Ternak kerbau adalah salah satu jenis ternak ruminansia Indonesia yang berdasarkan aspek nutrisi dan fisiologinya tidak berbeda dengan sapi, sehingga ternak ini cocok dan