• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian pangan menempati

prioritas penting. Keadaan ini tercermin dari berbagai bentuk intervensi yang

dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti intervensi

pengembangan teknologi pangan, ketahanan pangan maupun kebijaksanaan harga.

Intervensi tersebut ditujukan untuk memecahkan masalah pangan nasional, yaitu

penyediaan pangan yang tidak merata di seluruh tanah air serta terjangkauanya

daya beli masyarakat (Amang, 1993).

Konsep ketahanan pangan yang tercantum dalam UU tersebut memberi

penekanan pada akses setiap RT terhadap pangan yang cukup, bermutu, dan

harganya terjangkau. Implikasi kebijakan dari konsep ini adalah bahwa

pemerintah disatu pihak berkewajiban menjamin kecukupan pangan. Dalam arti

jumlah dengan mutu yang baik serta stabilitas harga dan di pihak lain peningkatan

pendapatan masyarakat khususnya dari golongan berpenghasilan rendah

(Tambunan, 2003).

Secara umum dikatakan bahwa masalah pangan merupakan sebagian dari

masalah kesejahteraan pribadi, keluarga dan masyarakat akibat adanya

ketimpangan antara kebutuhan persediaan, permintaan pangan dan kesehatan.

Permintaan pangan mempunyai kaitan erat dengan pendapatan, harga pangan dan

non pangan, pendidikan rumah tangga, serta adat dan kebiasaan. Jumlah dan jenis

(2)

ketersediaan pangan nasional atau ketersediaan pasar, tetapi juga dipengaruhi oleh

daya jangkau ekonomi (daya beli), kesukaan, pendidikan dan nilai sosial budaya

yang berlaku di masyarakat (Yulianti, 2011).

Beras merupakan bahan pangan pokok sumber karbohidrat yang masih

menjadi prioritas utama di berbagai wilayah Indonesia, sehingga beras merupakan

komoditas pertanian yang memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi,

lingkungan hidup, sosial maupun politik (Dermoredjo, 2003).

Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan antara lain

dilakukan melalui lembaga pangan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah di bidang perberasan baik yang menyangkut aspek praproduksi, proses

produksi, serta pasca produksi. Salah satu lembaga pangan yang diberi tugas

pemerintah untuk menangani masalah pasca produksi, khususnya dalam bidang

harga, pemasaran dan distribusi adalah Badan Urusan Logsitik (Bulog). Bulog

adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang ditugaskan

pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan pokok,

terutama pada tingkat konsumen dan produsen (Suryana, 2001).

Program Raskin dianggap sebagai salah satu usaha pemerintah untuk

mentransfer pendapatan kepada kelompok sasaran (keluarga miskin). Salah satu

bentuk transfer pendapatan adalah melalui komoditas beras yang dijual dengan

harga bersubsidi kepada rumah tangga miskin, sehingga kebijaksanaan ini dapat

memperkuat ketahanan pangan rumah tangga kelompok miskin dan dapat

meningkatkan daya beli mereka (Amang, 1999).

Dewasa ini program beras untuk keluarga miskin (Raskin) adalah suatu

(3)

memenuhikecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial melalui

penyediaanberas bersubsidi.Selain itu tujuan Raskin jugamemberikan bantuan

pangan/beras kepada keluarga miskin dalam rangka mengatasimasalah

kekurangan gizi makro masyarakat guna memenuhi kebutuhan pangan pokoknya.

Sasaran Raskin untuk tahun 2012 yaitu berkurangnya beban pengeluaran

RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras

melalui pendistribusian bersubsidi sebanyak 180 kg/RTS/tahun atau setara dengan

15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp.1600,00/kg netto di titik distribusi.

Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga

miskin di desa/kelurahan yang berhak menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar

penerimaan manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh kepala desa/lurah sebagai

hasil musyawarah desa/kelurahan dan disahkan oleh camat sesuai hasil

pendapatan PPLS-11 BPS tahun 2011 (BULOG, 2012).

Indikator keberhasilan pelaksanaan program Raskin menurut pedoman

umum Raskin adalah tepat sasaran penerima manfaat, tepat jumlah, tepat harga,

tepat waktu, tepat administarasi dan tepat kualitas. Tepat sasaran artinya Raskin

diberikan hanya pada rumah tangga sasaran penerima manfaat yang merupakan

hasil musyawarah desa/kelurahan yang terdaftar dalam daftar penerima manfaat

(DPM-1), tepat jumlah artinya jumlah beras Raskin yang merupakan hak rumah

tangga sasaran penerima manfaat adalah sebanyak 15 kg/RTS/bulan. Tepat harga

artinya harga beras Raskin adalah Rp. 1600,00 /kg netto di titik distribusi. Tepat

waktu artinya pelaksanaan distribusi beras Rumah Tangga Sasaran penerima

manfaat sesuai dengan rencana distribusi. Tepat administasi artinya terpenuhinya

(4)

terpenuhinya persyaratan kualitas beras sesuai dengan kualitas beras BULOG

(Hastuti, 2012).

Prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin pada

dasarnyamengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP).

Transparasi, yangmaknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku

Raskin terutama masyarakat penerima Raskin, yang harus tahu memahami dan

mengerti adanyakegiatan Raskin serta memiliki kebebasan dalam melakukan

pengendalian secaramandiri. Partisipasi, yang maknanya mendorong masyarakat

berperan secara aktifdalam setiap tahapan Raskin, mulai dari tahap sosialisasi,

perencanaan pelaksanaandan pengendalian. Akuntabilitas, yang maknanya

mengingatkan bahwa setiappengelolahan kegiatan Raskin harus dapat

dipertanggung jawabkan kepadamasyarakat setempat maupun kepada semua

pihak yang berkompeten sesuai denganperaturan dan ketentuan yang berlaku atau

yang telah disepakati (BULOG. 2012).

Program Raskin memiliki ciri spesifik yaitu :

1. Tidak disalurkan melalui pasar umum, tetapi penjualan langsung

kepadapenerima manfaat (bersubsidi).

2. Jumlah beras yang disediakan tidak tergantung pada permintaan pasar,

tetapiberdasarkan kepada penerimaan jumlah keluarga penerima manfaat.

3. Tidak ditujukan dalam upaya stabilisasi harga pasar, tetapi untuk

membantupemenuhan kebutuhan beras keluarga yang menjadi sasaran

penerimanmanfaat Raskin.

4. Pelaksanaan Raskin melibatkan berbagai instansi sehingga untuk mempelancar

(5)

Program Raskin ditujukan kepada keluarga miskin dan rawan

denganmempertimbangkan kemampuan uang pemerintah. Penerima manfaat yaitu

keluargamiskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima beras Raskin, yang

menjadipenerima manfaat dari program ini adalah :

a. Keluarga Pra Sejahtera (KPS) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum

dapatmemenuhi indikator KPS yang telah ditetapkan oleh BKKBN, dengan

bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi indikator

keluargaprasejatera alasan ekonomi yaitu :

1. Pada umumnya anggota keluarga belum mampu makan dua kali sehari

2. Anggota keluarga belum memiliki pakaian yang berbeda untukdirumah,

bekerja, sekolah dan berpergian.

3. Bagian lantai yang terluas dari tanah.

b. Keluarga Sejahtera I (KS I) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum

memenuhi indikator KS I yang ditetapkan oleh BKKBN, dengan

bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi, indikatornya

adalah

1. Paling kurang seminggu sekali keluarga makan daging/telur/ikan.

2. Setahun terakhir anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stelpakaian baru.

3. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni/jiwa.

Penentuan pagu dan alokasi Raskin dimulai dari kuantum pagu Raskin

Nasional ditetapkan berdasarkan besarnya subsidipangan (Raskin) yang

disediakan Pemerintahan dalam APBN.Gubernur selaku penanggung jawab tim

(6)

kepada masing-masingKabupaten/Kota dengan mengacu pada data kemiskinan

BPS yangditetapkan dalam keputusan Gubernur.Berdasarkan pagu Raskin

Kabupaten/Kota, tim koordinasi program Raskinkepada masing-masing

Kecamatan dan Desa/Kelurahan dengan mengacupada RTM dan BPS dengan

mempertimbangkan kondisi objektif daerahyang ditetapkan dalam keputusan

Bupati/Walikota.Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan kepada Gubernur

untukmerelokasi pagu Raskin ke Kabupaten/Kota yang dinilai tidak

dapatmendistribusikan program Raskin sesuai dengan ketentuan yang

telahditetapkan.

Data dasar penentuan RTM sasaran adalah hasil pendataan sosial

ekonomi BPS. Prioritas penerima manfaat Raskin adalah untuk seluruh RTM

dengankategori sangat miskin, miskin dan untuk sebagai RTM dengan

kategorihampir miskin. Penurunan RTM sasaran kategori hampir miskin

ditentukansesuai dengan objektif di lapangan dan ditetapkan

berdasarkanmusyawarah Desa/Kelurahan setempat. Identitas RTM penerima

manfaat program Raskin, harus sesuai dengandaftar nama dan alamat RTM yang

telah ditetapkan BPS Kabupaten/Kota.

Musyawarah Desa/Kelurahan adalah forum komunikasi di

tingkatDesa/Kelurahan yang dipimpin kepada Desa/Lurah, dihadiri oleh

perangkatDesa/Kelurahan, LSM, RT, RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama

untukmendapatkan kesempatan tentang :

• Daftar nama RTM penerima manfaat.

• Jadwal, waktu dan tempat distribusi.

(7)

Musyawarah Desa/Kelurahan dilaksanakan secara periodik minimal 1

(satu)tahun sekali dan di selenggarakan sebelum beras program Raskin

didistribusikan.Hasil musyawarah Desa/Kelurahan dituangkan dalam berita

acaramusyawarah Desa/Kelurahan yang ditanda tangani kepala Desa/Lurah,

BadanPermusyawaratan Desa (BPD) dan diketahui oleh Camat setempat, dengan

melampirkan daftar nama-nama rumah tangga penerima manfaat (DPM-1) dan

daftar hadir peserta musyawarah.

Daftar nama-nama RTM hasil musyawarah Desa/Kelurahan ditempel

dalampapan pengumuman Desa/Kelurahan dan dilaporkan secara berjenjang

ketingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.Daftar rumah tangga

miskin/sasaran penerima manfaat (DPM-1) dijadikandasar sebagai penerbitan

Surat Permintaan Alokasi (SPA) olehBupati/Walikota kepada perum BULOG

melalui Sub Divre setempat.

Mekanisme distribusi Raskin dimulai dengan Bupati/Walikota

mengajukan Surat Permohonan Alokasi (SPA) kepada SubDivisi Regional Perum

BULOG berdasarkan alokasi pagu Raskin dan rumah tangga sasaran penerima

manfaat di masing-masing kecamatan/desa/kelurahan.SPA yang tidak dapat

dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu(tiga) bulan, maka pagu

dapat direlokasikan ke daerah lain denganmenerbitkan SPA baru yang menunjuk

pada SPA yang tidak dapat dilayani.Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan

SPPB/DO beras untuk masing – masing kecamatan/kelurahan/desa kepada

pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras (HPB) pada

periode sebelumnya maka penerbitan SPPB/DO periode berikutnya ditangguhkan

(8)

beras di gudang penyimpanan perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan

beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang

diserahkan sesuai dengan standar kualitas BULOG. Beras yang tidak memenuhi

standartkualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk

ditukar/diganti.

Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana

distribusi dititik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST)

yangmerupakan pengalihan tanggung jawab.Pelaksanaan distribusi menyerahkan

Raskin kepada Rumah Tangga Miskin(RTM). Mekanisme distribusi secara

terperinci diatur dalam pedoman teknis Raskin kabupaten/kota disesuaikan

dengan kondisi objektif masing-masing daerah.

Penyerahan beras di titik distribusi dituangkan dalam Berita Acara

SerahTerima (BAST) yang ditandatangani oleh Satkel Sub Divre sebagai

pihakyang menerima beras. BAST tersebut diketahui dan ditandatangani

(9)

Pagu/Provinsi

Gubernur Pagu/Kab-Kota

Bupati/Walikota SPA

Perum Bulog Divre/Subdivre/Kansilog

SPPB/DO

Gudang Satgas Raskin

Titik Distribusi Pelaksana Distribusi Beras

KETUA TIM RASKIN NASIONAL Kemenko Bid Kesra

Pokja Warung desa Pokmas

Mekanisme distribusi Raskin dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

(10)

Biaya operasional Raskin disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya

yangberkaitan dengam pelaksanaan Raskin sampai dengan titik distribusi

menjadiperum BULOG.Pengeluaran biaya operasional Raskin dilakukan secara

efisien.Biaya Raskin terdiri dari biaya umum dan biaya operasional, termasuk

pajak.Biaya umum antara lain digunakan untuk pembuatan brosur, poster dan

lainnya.

Biaya operasional terdiri dari biaya distribusi dan biaya pendukung.

Biayadistribusi meliputi biaya angkutan, pengemasan bila diperlukan,

susut,cadangan resiko (uang palsu). Biaya pendukung antara lain

meliputiadministrasi yakni yang berhubungan dengan penyelenggaraan

administrasiseperti ATK, materai, biaya transfer dan lain-lain. Biaya

pendukungselanjutnya pembuatan laporan, honor, biaya koordinasi dan biaya

rapat, biayasosialisasi, monitoring dan evaluasi (yang tidak dibiayai dari APBN).

Ongkos dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat dialokasikan

dariAPBD setempat atau swadaya masyarakat.Pengeluaran biaya operasional

Raskin harus dipertanggung jawabkan dengan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran

sesuai dengan ketentuan yang berlaku danrealisasi biaya operasional Raskin

dilaporkan ke Divre Perum BULOG.

Pembayaran Harga Penjualan Beras (HPB) Raskin dari rumah tangga

sasaranpenerima manfaat kepada pelaksana distribusi dilakukan secara tunai

Rp1.600,00/kg netto.Uang HPB tersebut langsung diserahkan kepala satker

Raskin Sub Divre dandibuat tanda terima pembayaran (kuitansi atau TT HPB

Raskin) rangkap 3(tiga). Selanjutnya oleh Satker Raskin ditransfer ke

(11)

Apabila uang HPB disetorkan langsung oleh pelaksana distribusi ke

rekeningHPB Raskin milik perum BULOG Sub Divre, maka bukti setor asli

harusdiserahkan oleh pelaksana distribusi kepada Satker Raskin Sub Divre

untukkemudian diganti dengan tanda terima pembayaran(kuitansi atau model

TTHPB Raskin) rangkap 3 (tiga) oleh pelaksana Raskin. Pelaksana Raskin

berkewajiban melakukan konfirmasi bukti setoran tersebut kepada bank yang

bersangkutan. Tanda terima pembayaran tersebut dinyatakan sah oleh Bankyang

bersangkutan.

Bupati/Walikota selaku penanggungjawab program Raskin berkewajiban

menyediakan dana talangan untuk RTM yang tidak memiliki kemampuanuntuk

membayar tunai atau pelaksana distribusi yang belum menyetor HPBpada bulan

bersangkutan.Pembiayaan distribusi Raskin berasal dari gudang perum Bulog

sampai dititik distribusi menjadi beban perum BULOG sedangkan dari titik

distribusisampai RTM sasaran penerima menjadi beban Bupati/Walikota.

Sosialisai program Raskin bertujuan untuk menyebarluaskan

informasimengenai program Raskin kepada RTM sasaran penerima manfaat,

masyarakat danpelaksana program di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota,

Kecamatan danDesa/Kelurahan. Sosialisasi program Raskin dilakukan oleh Tim

Program Raskin tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa/Kelurahan secara

berjenjang dan dapatmengikutsertakan pihak lain bilamana diperlukan. Materi

program Raskin yang disosialisasikan meliputi kebijakan program dan

pelaksanaan teknis tentang penetapan RTM sasaran penerima manfaat,mekanisme

distribusi, tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masingpelaksana

(12)

administrasi pembayaran, penyampaian keluhan/pengaduan dari masyarakat serta

penanganan tindak lanjutnya. Sosialisasi program Raskin dapat juga dilakukan

melalui media massa (cetakdan elektronik), penyebaran pamflet, brosur, dan

berbagai forum pertemuan sosial kemasyarakatan lainnya. Sosialisasi program

Raskin merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program Raskin

yang dapat dilakukan melalui berbagai cara mana yang paling efektif dan

memungkinkan agar masyarakat umum dan khususnyamasyarakat miskin dapat

mengetahui secara persis latar belakang, kebijakan,mekanisme, hak-hak dan

kewajibannya (BULOG, 2012).

2.2 Landasan Teori

Respon

Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau

tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga

dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban.

Respon bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan

suatu kesan sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh

bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku

individu, kelompok, atau masyarakat.

Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi

fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan

tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok

terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Persepsi berupa

(13)

objek tersebut. 2. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima

atau menolak objek yang dipersiapkan. 3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata

untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek

tersebut. Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal,

yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang

manfaat dan resiko yang diterima sebagai akibat tenjadi kesadaranyang dapat

dikembangkan pada masa sekarang atau pun menjadi antisipasi pada masa yang akan

datang. Jadi jelaslah bahwa pengamatan merupakan modal dasar dari respon,

sedangkan modal dari pengamatan adalah alatindera yang meliputi penglihatan dan

penginderaan (Anonimous1, 2012).

Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).B.F.Skinner

dalam buku Djamarah (2002) melahirkan banyak sub-aliran, yaitu:

1. Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,

dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan

menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu

melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

2. Pendekatan Psikoanalisa

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud yang meyakini

bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga

tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan,

impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam

alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dikeluarkan.

(14)

Pada pengamatan berlangsung perangsangan-perangsangan. Stimulus berarti

rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk

memunculkan tanggapan. Respon lambat-laun tertanam atau diperkuat melalui

percobaan yang berulang-ulang.

Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui

alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti

begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya adalah

proses persepsi. Menurut Davidoff (1981) menyatakan bahwa dalam persepsi

dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman –

pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan sesuatu stimulus,

hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.

Persepsi akan bersifat individual (Walgito, 2005).

Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap

baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan

diterima dari adanya objek tersebut (Anonimous1, 2012).

Menurut Desiderato, 1976 dalam buku Psikologi komunikasi oleh

Jalaluddin rahmat (1986) menyatakan bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang

obyek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Hubungan fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi.

Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan

(15)

proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang

disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan

(Adi, 2000).

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah:

1. Motif dan kebutuhan.

2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input

sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3. Minat (Interest).

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:

1. Intensitas dan ukuran. Misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin

menarik perhatian seseorang.

2. Kontras dengan hal-hal baru.

3. Pengulangan.

4. Pergerakan (Adi, 2000)

Sikap

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai

objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan

memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku

dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2005).

Selain itu, dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat

bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai

(16)

untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran

objek tertentu (Mueller, 1996).

Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau

menolak objek yang dipersiapkan(Anonimous1, 2012).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa

objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga

masyarakat dan sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif

sulit berubah.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan

objek yang menjadi pusat perhatiannya.

f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000).

Partisipasi

Secara umum pengertian partisipasi adalah adanya keterlibatan langsung

suatu masyrakat dalam melakukan suatu kegiatan.

Menurut Bedjo (1996), yang dimaksudkan dengan partisipasi adalah:

“Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang. Perilaku

merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan

pemilihan rangsangan yang dari luar lingkungannya. Pengertian lain tentang

(17)

partisipasi adalah: “Pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek, dan

juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang

sedang dilakukan” (Anonimous2, 2012).

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan

terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai,

persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi

sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada

kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan

secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat

untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan

menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007).

2.3 Kerangka Pemikiran

Program Raskin (beras miskin) bertujuan untuk mengurangi beban

pengeluaran rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan

pangan pokok dalam bentuk beras. Program Raskin masih tetap terlaksana sebagai

salah satu kebijakan ekonomi perberasan nasional dalam program jaminan

ketersediaan pangan bagi kelompok miskin. Penyaluran Raskin berawal dari surat

permohonan alokasi (SPA) dari pemerintah kota kepada perum BULOG dalam

hal ini kepada kasubdivre Medan perum bulog berdasarkan pagu Raskin (tonase

dan jumlah rumah tangga sasaran – RTS) dan rincian di Kecamatan Medan Johor

dan Kelurahan Kwala bekala.

Program beras miskin (Raskin) yang telah ditetapkan oleh pemerintah

dan yang telah disalurkan bagi masyarakat miskin membutuhkan suatu penilaian

(18)

sesuai dengan indikator ketepatan dan prinsip perencanaan dan pelaksanaan

program Raskin yang mengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif

(TAP). Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin)

penting bagi pengelola Raskin dalam merancang implementasi Raskin yang

berorientasi sesuai harapan dan kepuasan rumah tangga sasaran. Kepuasan RTS

dinilai dengan perbandingan kinerja Raskin selama ini dengan harapan terhadap

Raskin. Dalam landasan teori sebelumnya dapat diketahui bahwa respon

masyarakat mencakup persepsi, sikap dan partisipasinya.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dalam penelitian terdapat

beberapa indikator dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu

program diantaranya (1). Persepsi rumah tangga sasaran penerima manfaat

tentang Raskin mencakup pengertian masyarakat tentang program, pengetahuan

masyarakat tentang tujuan dan manfaat program serta atensi masyarakat dalam

program tersebut. (2). Sikap mencakup bagaimana penilaian masyarakat tentang

program Raskin, apakah masyarakat menerima atau menolak program ini, dan

apakah masyarakat mengharapkan atau menolak program Raskin. (3). Partisipasi

mencakup keikutsertaan masyarakat menikmati manfaat bantuan Raskin,

melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, membayar Raskin sesuai

dengan harga yang telah ditetapkan, menilai hasil dari program Raskin, datang ke

tempat penyaluran Raskin sesuai dengan jadwal, melaksanakan program Raskin

dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi.

Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin

(Raskin) adalah tingkah laku balas/tindakan merupakan wujud dari persepsi, sikap

(19)

masyarakat dapat memahami dan menilai positif atau negatif, menerima/menolak

dan juga mengharapkan/menghindari serta ikut serta atau tidak dalam suatu

program yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui respon masyarakat

penerima Raskin terhadap program tersebut apakah positif, netral dan negatif.

Individu menolak dan menentang program raskin, apabila program

tersebut tidak sesuai dengan keinginan yang ada dalam diri individu tersebut.

Individu menerima yang ada dikarenakan sesuai dan sejalan dengan apa yang

diinginkan oleh individu tersebut. Sedangkan Individu bersikap netral dalam hal

ini individu tidak menerima juga tidak menolak program tersebut.

Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi respon masyarakat terhadap suatu program, Faktor tersebut adalah

Umur, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Jumlah anak, Pekerjaan,

Pendapatan/bulan, Pengalaman (Lamanya responden mengikuti program

tersebut). Sehingga dari faktor tersebut dapat dilihat hubungannya terhadap respon

(20)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Respon masyarakat penerima raskin terhadapprogram beras bagi keluarga

miskin (Raskin) di daerah penelitian adalah Positif.

3. Adanya hubungan antara Umur, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Jumlah anak,

Pekerjaan, Pendapatan/bulan, dan Pengalaman dengan Respon masyarakat Program Raskin

Respon Pemerintah

Rumah Tangga Sasaran Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi : -Umur

-Pendidikan

-Jumlah tanggungan -Jumlah anak -Pekerjaan

-Pendapatan/Bulan -Pengalaman(lamanya

memperoleh raskin)

Netaral

Gambar

Gambar 1. Alur Mekanisme Distribusi Raskin
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Level protein pakan pada masa pertumbuhan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, produksi telur, berat telur, massa telur, konversi pakan,

Disisi lain, inverter yang dikontrol dengan metode konduksi 180 Û menghasilkan torsi motor dengan riak yang paling buruk dibandingkan dengan dua metode PWM yang lain Seperti

Adapun dalam praktik hukum perdata di Indonesia atau hukum positif (perdata) pengertian anak luar kawin ada dua macam, yaitu : (1) apabila orang tua salah satu atau

Dalam pembahasan penelitian yang dilakukan ini berdasarkan permasalahan anak kelompok B TK ABA Sabrang 2 Delanggu Klaten yang sudah diselesaikan dan sudah mencapai tujuan dan

> untuk indosata trialnya seperti gambar dibawah, maka masuk ke emas, masuk ke containment (MOM Based) dan rubah portD ke data 2 (jika 1

(Amir, 2017). Banyaknya materi yang harus dipelajari membuat siswa rendah akan mengingat apa saja materi yang sudah dipelajari. Hal ini menyebabkan daya ingat

Metode yang di gunakan dalam laporan adalah dengan pendekatan kualitatif yang menngunakan jenis penelitian Field Risearch (penelitian lapangan) yang membahas