MODUL 3 Gangguan Jiwa Dr.Noor Yulia MM
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
PENDAHULUAN
• GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU F00 – F99• Diagnosis adalah kunci utama terapi
• Dalam ICD 10 terdapat pada CHAPTER V (F00-F99) Mental and behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku)
– F00-F09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental
– F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
– F20-F29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional
– F30-F39 Mood [afektif] gangguan
– F40-F48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform
– F50-F59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fsiologis dan faktor fsik
– F60-F69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku
– F70-F79 keterbelakangan Mental
– F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
– F90-F98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja
• Merupakan kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak,
kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak.
• Kerusakan fungsi bisa primer atau sekunder
– kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak
– Kelainan sekunder adalah penyakit yang melibatkan otak atau berbagai sistem – organ tubuh diserang
• PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa , merupakan alat bantu utama dalam menegakkan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia
Gangguan mental
• F00 – F09• Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola
psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perkembangan normal manusia.
• didefnisikan sebagai Gangguan kombinasi afektif , perilaku ,kognitif
atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
• Penyebab gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus
tidak jelas
• Terdapat dua sistem yang mengklasifkasikan kelainan mental
– ICD-10 Chapter V: Mental and behavioural disorders, bagian dari
International Classifcation of Diseases (ICD) yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO),
– Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV)
GANGGUAN PSIKOTIK
• Gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan atau hendaya berat dalam menilai realita, berupa sindroma (kumpulan gejala), yang dimanifestasikan dengan adanya
halusinasi dan waham.
• Pasien mungkin datang dengan keluhan:
– Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi
– Tidak dapat tidur, tidak mau makan
– Perasaan gelisah, tidak dapat tenang, ketakutan
– Bicara kacau yang tidak dapat dimengerti
– Mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain
– Adanya pikiran aneh yang tidak sesuai realita
– Marah tanpa sebab yang jelas,
– kecurigaan yang berat,
– perilaku kacau, perilaku kekerasan
– Menarik diri dari lingkungannya dan
• Timbulnya keluhan tidak disertai adanya penyakit fsik seperti tidak ada demam , kejang, tauma kepala ataupun pemakaian zat psikoaktif
• Faktor Risiko’
– Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas
sistem dopaminergik dan faktor genetik.
– Ciri kepribadian tertentu yang imatur, seperti ciri kepribadian skizoid,
paranoid, dependen.
– Adanya stresor kehidupan.
• Pemeriksaan fsik :
– Dapat timbul gangguan fsik akibat perawatan diri kurang
– Tidak ditemukan gangguan organik
• Pemeriksaan Penunjang :
– Darah lengkap , tes fungsi hati, tes fungsi ginjal , Elektrolit, gula darah
– Radiologi, EKG
Kriteria diagnosis gangguan psikotik
• Halusinasi merupakan gangguan persepsi (persepsi palsu), tanpaadanya stimulus sensori eksternal.
• Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra, yaitu halusinasi dengar,
lihat,
cium, raba, dan rasa.
• Waham (delusi);merupakan gangguan pikiran, yaitu keyakinan yang
salah, tidak sesuai dengan realita dan logika, namun tetap dipertahankan dan tidak dapat dikoreksi dengan cara apapun serta tidak sesuai dengan budaya setempat.
• Contoh: waham kejar, waham kebesaran, waham kendali, waham
pengaruh.
• Perilaku kacau atau aneh
• Gangguan proses pikir (terlihat dari pembicaraan yang kacau dan tidak dimengerti)
• Agitatif
• Isolasi sosial (social withdrawal)
Penata laksanaan gangguan psikotik dengan cara :
• Intervensi Psikososial
– Informasi penting bagi pasien dan keluarga
• perilaku aneh , gejala dapat hilang timbul
– Konseling pasien dan keluarga
• Dukungan keluarga penting untuk ketaatan berobat
• Keluarga atau teman harus menjaga pasien.
• Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi (misalnya makan dan minum).
• Meminimalisasi stres dan stimulasi: Sedapat mungkin hindari konfrontasi dan kritik.
• Farmakologi
– Berikan obat antipsikotik
• Kunjungan Rumah (home visit)
– Memastikan kepatuhan dan kesinambungan pengobatan
– Melakukan asuhan keperawatan
PENGERTIAN MENTAL
•
Menurut Webster Dictionary, :
–
MENTAL
adalah “
way of thinking
”, berkenaan
dengan pikiran/gangguan saraf/kejiwaan.
•
Menurut Purwodarminto,:
–
MENTAL
merupakan
“way of sense”.
•
MENTAL
merupakan
cara
berpikir
&
KESEHATAN MENTAL
• Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10),
ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.
• Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang
prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004).
• orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa,dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah dan kegoncangan ,adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin
Gangguan Mental
•
atau penyakit mental adalah gangguan
pola
psikologis atau perilaku
, pada umumnya
terkait dengan stress atau kelainan mental .
•
Gangguan tersebut didefnisikan sebagai
kombinasi afektif
,
perilak
u, komponen
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT
PPDGJ III
Klasifkasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut : l. Demensia pada penyakit Alzheimer
1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini. 1.2.Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat. 1.3.Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe
campuran.
1.4. Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT). 2. Demensia Vaskular
2.1.Demensia Vaskular onset akut. 2.2. Demensia multi-infark
2.3 Demensia Vaskular subkortikal.
2.4. Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal 2.5. Demensia Vaskular lainnya
3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifkasikan di tempat lain (YDK)
3.1. Demensia pada penyakit Pick.
3.2. Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob. 3. 3. Demensia pada penyakit huntington.
3.4. Demensia pada penyakit Parkinson.
3.5. Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).
3.6. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK 4. Demensia YTT.
5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
5.1. Tanpa gejala tambahan.
6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya
6.1. Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia 6.2. Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
6. 3. Delirium lainya. 6.4 DeliriumYTT
7. Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak & penyakit fsik.
7.1. Halusinosis organik.
7.2. Gangguan katatonik organik.
7.3. Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
7.4. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik. 7.4.1. Gangguan manik organik.
7.4.2. Gangguan bipolar organik. 7.4.3. Gangguan depresif organik.
7.4.4. Gangguan afektif organik campuran. 7.5. Gangguan anxietas organik
7.7. Gangguan astenik organik. 7.8. Gangguan kopnitif ringan.
7.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fsik lain YDT.
7.10. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fsik YTT.
8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan fungsi otak
8.1. Gangguan keperibadian organik 8.2. Sindrom pasca-ensefalitis
8.3. Sindrom pasca-kontusio
8.4. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak lainnya.
8.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak YTT.
Menurut DSM IV, klasifkasi gangguan
mental organik sebagai berikut:
1. Delirium
1.1. Delirium karena kondisi medis umum. 1.2. Delirium akibat zat.
1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT) 2. Demensia.
2.1. Demensia tipe Alzheimer. 2.2. Demensia vaskular.
2.3. Demensia karena kondisi umum.
2.3.1. Demensia karena penyakit HIV.
2.3.2. Demensia karena penyakit trauma kepala. 2.3.3. Demensia karena penyakit Parkinson.
2.3.4. Demensia karena penyakit Huntington. 2.3.5. Demensia karena penyakit Pick
2.3.6. Demensia karena penyakit Creutzfeldt – Jakob 2.4. Demensia menetap akibat zat
3.
Gangguan amnestik
3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis
umum.
3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat
3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan
( YTT )
MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN
MENTAL
1.Gangguan organik otak
- Huntington disease : Penyakit genetik
- Multiple Sclerosis : Gangguan sistim kekebalan tubuh - Pikun
- Parkinson : Gangguan saraf menyebabkan kelumpuhan - Intoksisasi : Mengkonsumsi obat dan alkohol
2. Gangguan Kecemasan
- Depresi - Phobia - Panik - Evoidant - Dependent - Obsesif Kompulsif
3. Gangguan kepribadian
- Odd Prilaku - Dramatis atau emosional tak menentu
GANGGUAN PSIKOTIK GANGGUAN MENTAL ORGANIK GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL • Delerium • Dementia
•Sindroma Amnestik dan halusinosis organik
•Sindroma waham organik •Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik •Intoksikasi dan Sindroma
Putus Zat
• Skizofrenia
• Gangguan afektif berat •Gangguan Paranoid
GANGGUAN PSIKOTIK
a. Gangguan psikotik
adalah semua kondisi yang
memberi indikasi tetang terdapatnya hendaya (
kerusakan/ impairment ) yang berat di dalam
kemampuan
daya nilai realitas
.
b. Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas
dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya :
• Waham
• Halusinasi tanpa tilikan ( insight)
• Inkoherensi
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
•
sebagai gangguan dimana terdapat suatu
patologi
yang dapat diidentifkasi
•
Contohnya :
•
tumor otak.
•
penyakit cerebrovaskuler,
•
intoksikasi obat : Intoksikasi dan Sindroma Putus
Zat
•
Delerium
•
Dementia
•
Sindroma Amnestik dan halusinosis organik
•
Sindroma waham organik
•
Sindroma afektif organik
GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL
•
gangguan psikotik fungsional
adalah
gangguan otak dimana tidak ada dasar
organik yang dapat diterima secara umum
•
Contoh :
–
Depresi
–
Skizofrenia
–
Gangguan afektif berat
–
Gangguan Paranoid
Gangguan Mental Organik
( DMO )
•
Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi
berbagai
gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang
lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda
paksa otak, yang berakibat disfungsi otak
•
Disfungsi ini dapat
–
primer
seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang
langsung atau diduga mengenai otak, atau
–
sekunder,
seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang
menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh
4•
Yang termasuk DMO : Delirium, Demensia, Gangguan Amnestik
SINDOMA OTAK ORGANIK (SOO)
• PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan Gangguan Mental Organik.
– Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik atau perilaku tanpa kaitan dengan etiologi.
• Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus zat
• Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan motivasi, gangguan perilaku
– Gangguan Mental Organik yaitu Sindrom Otak Organik yang etiologinya diketahui (diduga) jelas.
• Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) ,
Delirium putus alkohol , delirium sub akut yang
SINDROM OTAK ORGANIK
•
Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun
berdasarkan
–
reversibel / ireversibel
–
Lama perjalanan penyakit
–
Penyebabnya
•
Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah
–
kesadaran yang menurun (delirium )dan
–
sesudahnya terdapat amnesia,
•
Gejala utama Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah
KATEGORI SINDROM OTAK
ORGANIK
1. Delirium dan demensia
: terdapat hendaya /
impairment kognitif yang relatif menyeluruh
2. Sindrom amnestik dan halusinasi organik
: hendaya
fungsi kognitif relatif selektif
3. Sindrom waham organik dan sindrom afektif organik
:
ciri-ciri mirip gangguan skhizofrenik / gangguan afektif
4. Sindrom Kepribadian Organik
:
terdapat gangguan
dalam kepribadian
5. Intoksikasi dan sindrom putus zat
: berkaitan dengan
penggunaan atau pengurangan zat
1a.DELIRIUM
• Defnisi• Adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.
• Etiologi
• Delirium mempunyai berbagai macam penyebab.
• Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien.
• Penyebab utama :
– berasal dari penyakit susunan saraf pusat ( contoh epilepsi),
Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis
– penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal dan hati. terbanyak
– intoksikasi atau reaksiputus obat maupun zat toksik.
• Gambaran utama delirium:
– Kesadaran berkabut yang berarti terdapat suatu penurunan kejernihan kesadaran( awarness) akan lingkungan ,
– Ditandai oleh :
• Kesukaran memusatkan perhatian , memindahkan dan mempertahan kan perhatian pada stimulus luar dan dalam
• Gangguan persepsi sensorik hingga terjadi salah tafsir kadang disertai keyakinan yang salah akan gangguan persepsi tersebut , misal ilusi dan halusinasi
• Proses pikir yang tidak teratur, tidak jelas dan tak
tentu arah tujuan , misal disorientasi , gangguan daya ingat , gangguan konsentrasi
Penyebab Delirium
•
Penyakit intrakranial
–
Epilepsi atau keadaan pasca kejang
–
Trauma otak (terutama gegar otak)
–
Infeksi (meningitis.ensetalitis).
–
Neoplasma.
–
Gangguan vaskular
•
Penyebab ekstrakranial
–
Obat-obatan (di telan atau putus) :Obat
antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi,
Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine,
Klonidine. Disulfram, Insulin, Opiat, Fensiklidine,
Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan
hipnotik, Steroid.
–
Racun : Karbon monoksida, Logam berat dan racun
•
Penyebab ekstrakranial lain
–
Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) :
Hipofsis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
–
Penyakit organ non endokrin.:
•
Hati (ensefalopati hepatik),
•
Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
•
Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia),
•
Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia,
hipotensi).
•
Penyakit defsiensi (defsiensi tiamin, asam nikotinik,
B12 atau asain folat)
–
Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
–
Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun
–
Keadaan pasca operatif , Trauma (kepala atau seluruh
tubuh)
Diagnosis
Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:
1. Gangguan kesadaran
(yaitu, penurunan kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Gangguan
timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung
berfluktuasi
selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (
seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan
bahasa)
4. disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan
kondisi medis
umum
( riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
Pemeriksaan Laboratorium Delirium
Pemeriksaan standar
a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa) b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan deferensial sel darah putih
c. Tes fungsi tiroid
d. Tes serologis untuk sifilis
e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus) f. Urinalisa
g. Elektrokardiogram (EKG) h. Elektroensefalogram (EEG) i. X ray Thoraks
j. Skrining obat dalam darah dan urin
1b. DEMENSIA
•
suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh
proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai
arus pikir.( penyakit penuaan)
•
Demensia merupakan
sindroma
yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif
tanpa gangguan kesadaran.
•
Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah :
–
inteligensia umum, belajar dan ingatan,
–
bahasa,
–
pertimbangan, dan memecahkan masalah,
–
orientasi, persepsi,
–
perhatian, dan konsentrasi,
Kriteria diagnostik dementia secara
umum
• Kehilangan kemampuan intelektual yang sedemikian
beratnya sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan
• Hendaya daya ingat
• Paling sedikit terdapat satu dari yang berikut : – Hendaya kemampuan daya pikir abstrak – Hendaya daya nilai
– Gangguan lain dari fungsi kortikal yang lebih tinggi – Perubahan kepribadian
• Tidak ada kesadaran berkabut • Salah satu atau keduanya dari :
– Terdapat faktor organik spesifk yang mempunyai
hubungan etiologik dengan gangguan tersebut
– Apabila tidak terbukti dan merupakan manifestasi dari
Penyebab Dimentia
•
Penyakit Alzheimer
•
Demensia Vaskular
•
Infeksi
•
Gangguan nutrisional
•
Gangguan metabolik
•
Gangguan peradangan kronis
•
Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)
•
Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak
•
Anoksia
• Dementia pada Alzheimer disease Digolongkan :
• Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early )
– Timbul sebelum usia 65 tahun
– Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat
– Bermacam – macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang
lebih tinggi
– Alzheimer`s disease type 2
– Presenil dementia , alzheimer`s type
– Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile
onset
• Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late)
– Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun
– Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan – Alzheimer`s dementia type 1
– Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset – Senile dementia ,type Alzheimers
• Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran
– A typical dementia, Alzheimer`s type
Kriteria Diagnostik untuk
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER
Dimensia pada Alzheimer disease
•Manifestasi Perkembangan defsit kognitif multipel : – Gangguan daya ingat:
•gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru
•Gangguan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya
–Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut : •Afasia (gangguan bahasa)
•Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik)
•Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi benda)
•Gangguan fungsi eksekutif
–Defsit kognitif yang menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan (menunjukkan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya).
–Defsit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim
( intoksikasi atau putus zat).
–Terdapat bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fsik,
laboratorium bahwa defsit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan).
•Dementia pada Alzheimer disease : Adalah suatu
Kriteria Diagnostik untuk
DEMENTIA
VASCULAR
• Merupakan hasil dari infark diotak akibat ganggun pada pembuluh darah , termasuk hipertensive cerebrovascular disease.
• Infark biasanya kecil tetapi sering menimbulkan efek yang luas
• Onset timbul dikemudian hari
• termasuk: Arteriosclerotic dementia • Digolongkan :
– Vascur dementia of acute onset – Multi infarct dementia
– Subcortical vascular dementia
– Mixed cortical and subcortical vascular dementia – Vascular dementia lain
Perkembangan defsit kognitif multipel yang
dimanifestasikan oleh baik,
•
Gangguan daya ingat
(gangguan kemampuan untuk
mempelajari informasi baru dan untuk mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
–
Afasia
(gangguan bahasa)
–
Apraksia
(gangguan untuk mengenali atau
melakukan aktivitas motorik ataupun fungsi motorik
adalah utuh)
–
Agnosia
(kegagalan untuk mengenali atau
mengidentifkasi benda walaupun fungsi sensorik
adalah utuh)
–
Gangguan dalam fungsi eksekutif
(yaitu,
• Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
• Defsit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya.
• Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refeks tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi
pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau
• tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskular (misalnya, infark multipel yang
mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang berhubungan secara etiologi dengan gangguan. • Defsit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN DIKLASIFIKASIKAN DI
TEMPAT LAIN
• Suatu kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain
penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskular.m
• On set mungkin di setiap saat dalam hidup, jarang pada usia tua
• Contoh :
• Dementia pada Picks disease
– Suatu progresif dementia , timbul pada usia pertengahan , karakteristik
timbul dini secara perlahan terjadi perubahan karakteristik dan social deterioration , diikuti kemunduran kecerdasan , menurunnya daya ingat, dan gangguan bahasa , apatis, euphoria , occasionally, phenomena ekstra piramidal
• Dementia pada huntington disease
– Dementia akibat degenerasi otak gangguan pada gen autosom dominan
– Gejala timbul pada usia 30-40 tahunan , Progresif lambat menyebabkan
kematian biasanya dalam waktu 10 sampai 15 tahun,
– Dementia pada chorea Huntington
• Dementia pada Parkinson disease
– Timbulnya dementia karena parkinson disease, Tidak terbukti adanya
gambaran khusus
Pemeriksaan lengkap Dementia :
• Pemeriksaan fsik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
• Tanda vital
• Mini – mental state examination ( MMSE ) • Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
• Skrining darah dan urin untuk alkohol • Pemeriksaan fsiologis
• Sinar-X dada
• Elektrokardiogram (EKG) • Pemeriksaan neurologis • CT atau MRI kepala
• Pungsi lumbal • EEG
2a. GANGGUAN AMNESTIK
• ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya
ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan.
• Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika
mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada demensia, atau jika mempunyai gangguan
perhatian (attention) atau kesadaran, seperti yang terlihat pada delirium
• Sebuah sindrom penurunan memori baru dan lama ,dengan
penurunan kemampuan untuk mempelajari materi baru dan disorientasi pada waktunya.
Penyebab
1. Kondisi medis sistemik
a. Defsiensi tiamin (Sindroma Korsakof) , b. Hipoglikemia
2. Kondisi otak primer
Kejang , Trauma kepala (tertutup dan tembus), Tumor serebro vaskular (terutama thalamik dan lobus
temporalis), Prosedur bedah pada otak, Ensefalitis karena herpes simpleks, Hipoksia (terutama usaha
pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan CO ), Amnesia global transien , Terapi elektro konvulsif,
Sklerosis multipel
3. Penyebab berhubungan dengan zat a. Gangguan pengguanan alkohol b. Neurotoksin
Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Amnestik
Karena Kondisi Medis Umum.
• Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan
oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidak mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya(daya ingat jangka panjang )
• Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan
tingkat fungsi sebelumnya .
• Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau suatu demensia.
• Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fsik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fsiologis langsung dari kondisi medis umum (termasuk trauma fsik)
• disebut:
– Transien : jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan / kurang
2b.
HALUSINASI ORGANIK
• Baru menggunakan halusinogenika ( LSD ; asam lisergikdietilamin , DMT ; Dimetil triptamin , zat yang berkaitan dengan katekolamin ; meskalin )
• Perubahan persepsi timbul dalam keadaan sadar dan siaga penuh , misal ; depersonalisasi , derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia,( melihat warna bila mendengar suara keras) ,
• Paling sedikit terdapat 2 dari pemeriksaan fsik berikut : dilatasi pupil, takikardia,berkeringat,palpitasi,pandangan kabur,tremor, gangguan koordinasi
• Efek tingkah laku mal adaptif, misal kecemasan atau
depresi hebat, gagasan mirip waham , takut menjadi gila, ide paranoid, gangguan daya nilai, halangan dalam fungsi sosial
3a. SINDROM WAHAM
ORGANIK
•
Gambaran klinis yang paling menonjol adalah
waham
•
Tidak ada kesadaran yang berkabut
•
Tidak ada kehilangan kemampuan intelektual
yang bermakna
•
Terdapat faktor organik spesifk yang
berhubungan dengan etiologik gangguan
tersebut ,
3b. SINDROM AFEKTIF
ORGANIK
• Afek / mood merupakan bagian yang paling menonjol pada penyakit tersebut dan secara relatif persisten
• Terdapat paling sedikit 3 gejala berikut yang menetap dan cukup berarti
– Peningkatan aktif / ketidak tenangan fsik
– Lebih banyak berbicara dari lazimnya ( berbicara terus menerus)
– Flight of ideas ( banyak gagasan / penghayatab subyektif dalam pikirannya yang berlomba keluar
– Rasa harga diri melambung
– Berkurang kebutuhan tidur
– Mudah beralih perhatian pada stimulus dari luar yang tidak berarti
– Keterlibatan berlebih dalam aktiftas yang mengandung
4. Sindrom Kepribadian
Organik
• Bila ciri-ciri kepribadian seseorang tidak feksibel dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
• Mengakibatkan hendaya didalam fungsi sosial atau pekerjaannya
• Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya
• Manifestasi biasanya sudah tampak pada saat remaja atau usia dini dan berkelanjutan pada usia dewasa
• Sering kali ciri-ciri karakteristik beberapa gangguan
kepribadian dapat terlihat dalam suatu episode gangguan mental lain , misal depresi berat pada gangguan
kepribadian dependen , paranoid atau skizotipal . • Contoh ; gangguan kepribadian skizoid ;
5a. INTOKSIKASI
• Gambaran klinis yang disebabkan oleh zat eksogen yang tidak sesuai dengan salah satu dari Sindrom Otak Organik spesifk
• Gambaran klinik spesifk bergantung dari zat yang digunakan , paling sering mencakup :
– Gangguan persepsi, keadaan jaga ( wake fullness), perhatian ,proses berpikir, daya nilai, pengendalian emosi , perilaku motorik
– Terdapat tingkah laku mal adaptif
• Komplikasi yang berlebihan dapat menimbulkan koma dan kematian. Zat yang bersifat simultan dapat
menimbulkan kejang
Kriteria diagnostik
Intoksikasi
•
Timbulnya sindrom zat spesifk yang terjadi segera
sesudah memakai zat dan terdapatnya zat
tersebut didalam tubuh.
•
Terdapat perilaku mal adaptif dalam keadaan jaga
( waking state) akibat pengaruh zat tersebut pada
SSP , misal : handaya daya nilai , sikap perusuh .
•
Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom Otak
Organik Spesifk , seperti delirium , sindrom waham
organik, halusinosis organik atau sindrom afektif
5b. SINDROM PUTUS ZAT
Kriteria diagnostik :
•
Timbulnya suatu sindrom zat spesifk yang
terjadi sesudah penghentian atau pengurangan
pemakaian zat yang sebelumnya digunakan
secara teratur oleh individu untuk mencapai
suatu keadaan intoksikasi
•
Gambaran kliniknya tidak sesuai dengan
Sindrom Otak Organik spesifk seperti delirium ,
sindrom waham organik, halusinosis organik
6. SINDROM OTAK ORGANIK TIDAK
KHAS ATAU CAMPURAN
•
Merupakan kategori sisa untuk sindrom – sindrom
yang tidak memenuhi kriteria daripelbagai jenis
Sindrom Otak Organik
•
Gangguan itu terjadi dalam keadaan jaga ( waking
state ) dan tidak memenuhi kriteria dari salah satu
Sindrom Otak Organik yang telah diuraikan
sebelumnya .
•
Terdapat faktor organik spesifk yang dinilai
VASCULAR DEMENTIA
•
Hasil infark diotak akibat penyakit pembuluh darah ,
termasuk hipertensif cerebrovascular disease ,
•
Infark biasanya kecil namun dampaknya kumulatif ,
onset seri ng lambat
•
Vascular dementia onset acut
•
Multi infark dementia
•
Subcortical vascular dementia
•
Mixed cortical dan subcortical vascular dementia
•
Vascular dementia lain
DEMENTIA IN OTHER DISEASES CLASSIFIED
ELSEWHERE
•
kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan,
penyebab lain selain penyakit Alzheimers atau
penyakit serebrovaskular. onset mungkin di setiap
saat dalam hidup, meskipun jarang pada usia tua
•
Digolongkan dalam :
– Dementia pada Picks disease
– Dimentia Creutzfeldt-Jacob disease – Dementia pada Huntington disease – Dementia pada Parkinson disease – Dimentia pada HIV disease
DEMENSIA YANG TIDAK
SPESIFIK
•
Demensia yang timbul pada usia
Prasenile
–
Dementia
–
Psikosis
–
Demensia degeneratif primer
•
Demensia yang timbul pada usia Senile
–
Demensia
GANCGUAN MENTAL ORGANIK
LAIN
•
Epilepsi
•
Kejang umum
EPILEPSI
• Defnisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu
gangguan patologis paroksismal sementara dalam fungsi cerebral yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan luas
• Pasien dikatakan menderita epilepsi jika mereka mempunyai keadaan kronis yang ditandai dengan kejang yang rekuren.
• Dua kategori utama suatu sistem klasifkasi untuk kejang adalah parsial dan umum (generalized).
– Kejang parsial melibatkan aktivitas epileptiformis di daerah otak setempat;
KEJANG UMUM
•
Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik :
–
hilangnya kesadaran,
–
gerakan tonik klonik umum pada tungkai,
–
menggigit lidah, dan
–
inkotinensia.
•
Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif
langsung, keadaan pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan
kesadaran dan kognisi yang lambat dan bertahap kadang-kadang
memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter psiktatrik di
ruang gawat darurat.
•
Periode pemulihan dan kejang tonik klonik umum terentang dari
beberapa menit sampai berjam-jam.
Masalah psikiatrik yang paling sering berhubungan dengan kejang umum adalah :
–gangguan neurologis kronis
–efek kognitif atau perilaku –obat antiepileptik.
Kejang parsial diklasifikasikan sebagai :
–sederhana (tanpa perubahan kesadaran) atau
–kompleks (dengan perubahan kesadaran)
Sedikit lebih banyak dari setengah semua pasien dengan kelainan parsial mengalami kejang parsial kompleks;
istilah lain yang digunakan untuk kejang parsial kompleks adalah epilepsi lobus temporalis, kejang psikomotor, dan epilepsi limbik tetapi istilah
ABSENCES (Petit Mal)
• Suatu tipe kejang umum yang sulit didiagnosis
• Sifat epileptik dari episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena manifestasi motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau sangat ringan. • Epilepsi petit mal biasanya mulai pada masa anak-anak antara usia 5 dan 7 tahun
dan menghilang pada pubertas.
• Karakteristik epilepsi petit mal adalah kehilangan kesadaran singkat,dimana pasien tiba-tiba kehilangan kontak dengan lingkungan, tetapi pasien tidak mengalami kehilangan kesadaran atau gerakan kejang yang sesungguhnya selama episode.
• Elektroensefalogerafi ( EEG) menghasilkan pola karakteristik aktivitas paku dan gelombang (spike and wave) tiga kali perdetik
• Pada keadaan yang jarang, epilepsi petitmal dengan onset dewasa dapat ditandai oleh episode psikotik atau delirium yang tiba-tiba dan rekuren yang tampak dan menghilang secara tiba-tiba
GEJALA PRAIKTAL
•
Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks adalah
termasuk :
–
sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di perut,
kemerahan, dan perubahan pada pernafasan),
–
sensasi kognitif(sebagai contohnya, deja vu, jamais vu, pikiran
dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi).
–
keadaan afektif (sebagai contohnya, rasa takut, panik, depresi,
dan elasi) dan secara klasik.
–
automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir,
GEJALA IKTAL
•
Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat
menandai serangan iktal.
•
jarang sesorang menunjukkan perilaku kekerasan yang terarah dan
tersusun selama episode epileptik
•
Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama kejang dan
suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang.
•
Pada pasien dengan epilepsi parsial kompleks, suatu fokus kejang
dapat ditemukan pada pemeriksaan EEG pada 25 sampai 50 % dari
semua pasien.
•
Penggunaan elektroda sfenoid atau temporalis anterior dan EEG
GEJALA INTERIKTAL
•
Gangguan kepribadian Kelainan psikiatrik yang paling sering
dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan kepribadian, dan
biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi dengan
asal lobus temporalis.
•
Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu
kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian, religiositas, dan
pengalaman emosi yang melambung.
•
Sindroma dalam bentuk komplitnya relatif jarang, bahkan pada
mereka dengan kejang parsial
kompleks
dengan asal lobus temporalis.
•
Banyak pasien tidak mengalami perubahan kepribadian, yang lainnya
mengalami berbagai gangguan yang jelas berbeda dari sindroma
GEJALA PSIKOTIK
• Keadaan psikotik interiktal lebih sering dari psikosis iktal. • Episode interpsikotik mirip dengan skizofrenia
• dapat terjadi pada pasien dengan epilepsi, khususnya yang berasal dan lobus temporalis , Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari semua pasien dengan epilepsi partial kompleks mempunyai gejala psikotik
• Faktor risiko untuk gejala tersebut adalah : – jenis kelamin wanita
– onset kejang selama pubertas, – dan lesi di sisi kiri ( kidal ) .
• Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi.
• Biasanya, gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi untuk jangka waktu yang lama,
• gejala psikosis yang paling karakteristik adalah halusinasi dan waham paranoid.biasanya pasien tetap hangat dan sesuai pada afeknya, berbeda dengan kelainan yang sering ditemukan pada pasien skizofrenik
• Gejala gangguan pikiran pada pasien epilepsi psikotik paling sering merupakan gejala yang melibatkan konseptualisasi dan
sirkumstansialitas,
• ketimbang gejala skizofrenik klasik berupa penghambatan (blocking) dan
kekenduran (looseness), kekerasan.
• kekerasan episodik merupakan masalah pada beberapa pasien dengan epilepsi khususnya epilepsi lobus temporalis dan frontalis.
• Apakah kekerasan merupakan manifestasi dan kejang itu sendiri atau merupakan psikopatologi interiktal adalah tidak pasti.
• Sampai sekarang ini, sebagian besar data menunjukkan sangat jarangnya
kekerasan sebagai suatu fenomena iktal.
GEJALA GANGGUAN PERASAAN
.
•
Gejala gangguan perasaan, seperti depresi dan mania, terlihat
lebih jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip
skizofrenia.
•
Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat
episodik dan terjadi paling sering jika fokus epileptik
mengenai lobus temporalis dan hemisfer serebral non
dominan.
•
gejala gangguan perasaan pada epilepsi diperlihatkan oleh
SKIZOFRENIA
A.PENGERTIAN SKIZOFRENIA• Skizofrenia : gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang
mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku
• gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan
menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
• Gangguan Skizofenik : sekelompok gangguan jiwa berat
• gangguan proses pikir : Menonjol ke hal-hal yang kecil dan tidak relevan
• halusinasi : Pendengaran
• suasana perasaan : dangkal, berubah-ubah, tak serasi • Ambivalensi dan gangguan kemauan
• Gejala skizofrenia meliputi gejala positif dan negatip
– GEJALA POSITIF (Positive Symptom): berupa
peningkatan atau distorsi fungsi normal seperti : waham, halusinasi, inkoherensi ,peningkatan
pembicaraan, asosiasi longgar , Perilaku yang sangat kacau
– dan katatonia
– GEJALA NEGATIF : pengurangan atau kehilangan
fungsi norma seperti : ekspresi efektif tumpul atau datar, kemiskinan pembiacaraan atau pikiran,
B
. Epidemiologi
•
Prevalensi 1 %
•
Puncak onset : pria 15-25 th
wanita 25 – 35 th
•
Gejala negatif : pria > wanita
•
Fungsi sosial memburuk : pria > wanita
•
Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal
semi
•
50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 %
meninggal
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA
( F20 )
A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari kelompok (1) atau dua gejala kelompok (1) yang kurang jelas atau dua
gejala yang jelas dari kelompok (2)
1. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau dua gejala yang kurang jelas.
2. PIKIRAN ANEH ( Pikiran bergema , sisipan pikiran , pikiran dapat disedot, atau pikiran dapat disiarkan )
3. WAHAM ANEH (waham dikendalikan , waham dipengaruhi, waham tak berdaya, waham persepsi )
4. HALUSINASI AUDITORIK ( suara mengomentari terus menerus ; suara-suara berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya
2. PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :
1. HALUSINASI MENETAP
» Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
» Disertai waham mengambang tanpa kandungan afektif yang jelas ; atau
» Disertai ide berlebihan dan menetap
2. INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
» akibat NEOLOGISME ; arus pikiran terputus/tersisipi 3. KATATONIA SCHIZOPHRENIA
» gaduh; gelisah; mematung;feksibilitas serba; negativisme ; mutisme; stupor
1. GEJALA NEGATIF
» sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi emosi tumpul/ tak serasi
• Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan
• Bila memenuhi kriteria episode manik atau depresif, maka gejala psikotik ( A ) harus mendahuluinya
JENIS SKIZOFRENIA
•
Paranoid Skizofrenia
•
Skizofrenia Tidak Teratur/ un
diferentiated schizophrenia
•
Katatonia Skizofrenia
•
Dibedakan Skizofrenia / diferential
Sz
•
Sisa Skizofrenia/ Residual
• SKIZOFRENIA PARANOID
•
Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami
bayangan dan khayalan tentang penganiayaan dan
kontrol dari orang lain dan juga kesombongan yang
berdasarkan kepercayaan bahwa penderitanya itu
lebih mampu dan lebih hebat dari orang lain
•
Waham atau halusinasi harus menonjol
–
Waham kejar
–
Waham besar
–
Waham memburu
–
Halusinasi yang berisi kejaran atau kebesaran
•
Ekspresi afektif tumpul / tak serasi, gejala
•
SKIZOFRENIA HEBREFRENIK
• Skizofrenia Tidak Teratur/ kacau/ disorganized • Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh
gangguan dan kelainan di pikiran. Seseorang yang
menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda tanda
emosi dan eksspressi yang tidak sesuai untuk keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala yang sering dialami untuk orang yang mederita skizofrenia jenis ini
• Harus terdapat ekspresi afektif tumpul/ afek datar atau
tidak serasi , ketolol – tololan ( silly), giggling( tertawa kekanakan), senyum yang hanya dihayati sendiri
• Harus terdapat salah satu dari :
– Perilaku tak bertujuan
– Inkoherensi atau pembicaraan tak menentu
•
Jenis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai
gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim
dan pingsan.
•
orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan
menampilkan gejala negatif: postur katatonik dan
feksibilitas seperti lilin yang bisa di pertahankan
dalam kurun waktu yang panjang
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang
menonjol dari :
•
Stupor atau mutisme katatonik
•
Gaduh gelisah
•
Mematung (katatonik)
•
Negativisme katatonik
•
Rigiditas katatonik / kekakuan
•
SKIZOFRENIA TAK TERINCI/
UNDIFERENTIATED
•
Skizofrenia akan di diagnosis ketika setidaknya
epsiode dari salah satu dari empat jenis
skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi
skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala
positif yang menonjol
•
Tidak memenuhi salah satu kriteria atau
memenuhi lebih dari satu kriteria subtipe
skizofrenia
•
Gejala psikotik jelas yang tidak dapat
diklasifkasikan dalam salah satu kategori
sebelumnya
•
Gambaran klinis : waham terlihat jelas ,
• SKIZOFRENIA RESIDUAL
A. Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya
epsiode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak
mempunyai satu gejala positif yang menonjol B. Saat ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia
C. Paling sedikit terdapat empat gejala negatif berikut ini untuk waktu 12 bulan atau lebih
(1) Perlambatan Psikomotor (2) Ekspresi Afektif Tumpul (3) Pasif dan inisiatif kurang
(4) Kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan (5) Miskin komunikasi nonverbal
• DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
A. Pernah memenuhi kriteria skizofrenia
dalam 12 bulan terakhir
B. Salah satu dari gejala psikotik kelompok
(2) dari skizofrenia harus tetap ada
Indikator
premorbid
(pra-sakit)
pre-skizofrenia
antara lain
1. ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan
pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial).
3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa
dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena
merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu
menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan
FAKTOR
PREDISPOSISI
SKIZOFRENIA
•
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang
merupakan,gangguan kepribadian
paranoid
atau kecurigaan
berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh.
•
Gangguan kepribadian
skizoid
yaitu emosi dingin, kurang mampu
bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu
menyendiri.
•
Pada gangguan
skizotipal
orang memiliki perilaku atau tampilan
diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran
magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra
yang tidak biasa, pikiran
obsesif
tak terkendali, pikiran yang
samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau
stereotipik
faktor lain yang berperan untuk munculnya
gejala skizofrenia,
•
misalnya
stresor
lingkungan dan faktor
genetik
.
Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita
skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat
sehingga tak mampu mengatasi.
•
Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti
ganja
,
halusinogen
atau
amfetamin
(ekstasi) juga dapat
GANGGUAN AFEKTIF ( MOOD
DISORDERS )
•
Episode Manik
•
Hipomania
•
Mania tanpa psikotik symptoms
•
Mania dengan psikotik symptoms
–
Mania dengan symptom psikotik
PSIKOSOSIAL
• Terapi perilaku , Famili terapi , Grup terapi , Psikoterapi individual
• Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan
empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu
memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang
dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Mental Breakdown
• Dalam dunia yang serba cepat, gangguan saraf adalah masalah yang sangat umum yang dihadapi oleh orang di seluruh dunia. Mental Breakdown adalah istilah non medis yang digunakan oleh masyarakat umum. Ini menandakan serangan akut penyakit mental yang ditandai oleh depresi atau kecemasan.
• Nervous Breakdown juga disebut sebagai gangguan mental. Ada banyak penyebab yang berkontribusi pada masalah
gangguan saraf. Tapi isolasi sosial dianggap sebagai salah satu penyebab utama gangguan saraf. Mungkin ada
Gejala Nervous Breakdown
1. Secara fisik - Sebuah otak dengan stress yang berlebihan
merupakan indikator pertama dari gangguan saraf. Perasaan lesu, sakit terus-menerus dan nyeri, gatal dan radang kulit, turunnya daya tahan tubuh juga merupakan tanda-tanda breakdown. Berulang kali muntah dan masalah lambung seperti kram perut, ulkus kolitis
gastrointestinal dan diare selama periode yang lama mungkin merupakan indikasi dari gangguan saraf.
3. Amnesia - Terus-menerus melupakan janji dan jadwal, daya ingatnya jangka pendek, kebingungan urutan atas terjadinya peristiwa masa lalu, semua itu menggambarkan amnesia, yang jika tidak diobati dapat
menyebabkan frustrasi. Frustrasi kemudian dapat mengambil kontrol penderita yang mengarah ke kemarahan dan ledakan.
4. Delirium - Individu dapat menunjukkan tanda-tanda delirium dan menunjukkan halusinasi dan delusi. Halusinasi dan delusi bermakna mencicipi, mencium, melihat, merasakan dan mendengar hal-hal yang tidak ada dalam realitas. Mereka juga akan menampilkan narsisme yang merupakan keadaan ekstrim adorasi diri dan kesombongan.
• Orang-orang yang berada pada ambang gangguan saraf memiliki mimpi buruk dan menjadi terobsesi dengan teror. Serangan panik, kehilangan harga diri, tidur sambil berjalan, dan pola pikir tidak sehat jgua
X. PROGNOSIS
A. PROGNOSIS KEARAH BAIK
(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas
(2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang
baik ( premorbid )
(3) Adanya gejala afektif ( depresi )
(4) Subtipe paranoid
(5) Subtipe katatonik
(6) Sudah menikah
(7) Banyak symptoms positif
(8) Kebingungan
B. PROGNOSIS KEARAH BURUK
(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus
tidak jelas
(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk
( premorbid )
(3) Menarik diri , tingka laku yang artistik
(4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptom negatif