• Tidak ada hasil yang ditemukan

SDA Hutan dan solusi dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SDA Hutan dan solusi dalam Islam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER DAYA ALAM HUTAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

Oleh:

Hindun (100231100077)

Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya, yang menempati daerah yang cukup luas serta terdapat berbagai habitat binatang maupun makhluk lainnya. Mahkluk hidup dengan alam sekitar bersama-sama membentuk ekosistem. Suatu ekosistem terdiri dari mahkluk hidup dan benda mati dalam suatu wilayah tertentu yang saling berhubungan satu sama lain. Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya, diambil getahnya untuk pembuatan karet, buah untuk dimakan atau diolah makanan lain, dan lain sebagainya. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berjuta tanaman. Sebagai fungsi penghasil oksigen yaitu akan mengurangi tingkat pemanasan global dan dapat menjadi sarana pelestarian binatang pada habitat aslinya agar binatang-binatang tidak punah karena ulah manusia dalam perusakan hutan.

(2)

atau sebagai bukan kawasan hutan, 3) mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang dan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan. Kewenangan pengelolaan yang sudah ada aturannya, seharusnya ada sinkronisasi pada pola pembagian kewenangan pengelolaan sumber daya hutan antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam pengelolaan sumber daya alam hutan, pemerintah menunjuk dan menetapkan kawasan hutan pada wilayah tertentu untuk mempertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Dalam pengelolaan kawasan hutan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.

1)

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan/pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya

2)

Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah, serta untuk mengatur iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02 (karbon dioksida) dan C0 (karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai.

3)

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Adapun macam-macam hutan yang ada di Indonesia terbagi atas. 1. Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis merupakan hutan yang memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, tanahnya sangat subur, dan tingkat kandungan humusnya sangat tinggi. Hutan ini sangat disukai oleh makhluk lainnya seperti harimau, singa, dan hewan lainnya. Biasanya hutan ini terletak di derah khatulistiwa.

2. Hutan sabana

Hutan sabana hanya ditumbuhi sedikit tumbuhan. Pada umumnya merupakan rumput dan ilalang. Hutan ini hanya ada di daerah nusa tenggara. Hutan sabana merupakan suatu hutan yang mempunyai curah hujan yang minim.

3. Hutan bakau

(3)

racun serta sebagai tempat berkembangbiaknya ikan. Biasanya hutan seperti ini terdapat di daerah berlumpur di pinggir pantai.

4. Hutan musiman

Hutan ini terjadi pada 2 musim, yaitu musim hujan yang sangat tinggi dan musim kemarau yang berkepanjangan. Jika pada musim panas, hutan ini seakan-akan mati karena daunnya meranggas. Dan jika pada musim hujan akan tumbuh lebat kembali.

Hutan sangatlah penting dan berguna bagi kehidupan manusia baik dimasa lampau, sekarang maupun dimasa yang akan datang. Jika dimasa lampau, hutan digunakan untuk mencari makanan dan berburu dengan maksud manusia pada zaman dahulu bisa bertahan hidup. Namun, pada zaman sekarang hutan diambil hasilnya seperti kayu, kulit pohon, getah, daun dan sebagainya digunakan sebagai sumber daya untuk diolah ataupun diproduksi agar menjadi produk yang lebih berkwalitas, kreatif, dan inovatif demi memenuhi keinginan manusia. Akan tetapi, jika penggunaan sumber daya alam hutan dilakukan secara sembarangan, maka sumber daya alam hutan akan semakin menipis akibat ulah manusia itu sendiri.

Akibat dari pengambilan hasil hutan yang secara besar-besaran mengakibatkan banyak masalah, karena tidak disertai dengan pelestarian dan perkembangbiakan tumbuhan dan juga karena adanya ketidakseimbangan antara sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Dewasa ini penurunan yang drastis terjadi terhadap kualitas lingkungan akibat kerusakan habitat mahkluk hidup oleh aktivitas manusia. Penurunan kualitas lingkungan tersebut ternyata sangat sulit dihindari karena kebutuhan lahan yang terus meningkat untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia.

Kerusakan atau degradasi hutan saat ini merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling serius. Bukan hanya karena dampaknya terhadap persediaan kayu ataupun sumberdaya non-kayunya, tetapi juga dampaknya terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan fungsi ekologisnya hutan bagi kepentingan hidup manusia. Diperkirakan jika tidak ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian penggunaan lebih (over utilization), hutan primer akan hilang. Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya. Adapun dampak yang akan ditimbulkan akibat kerusakan hutan baik rusak akibat secara alami maupun ulah manusia sebagai berikut:

(4)

3.

Longsor;

4.

Punahnya ekosistem hutan;

5.

Terjadinya perubahan iklim.

Dampak yang terjadi tersebut disebabkan oleh kebakaran dan penebangan hutan secara liar. Kebakaran bisa terjadi karena sengaja dibakar oleh manusia untuk pembukaan lahan baru sebagai pertanian. Selain itu juga karena musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan hutan menjadi kering dan akhirnya terbakar akibat gesekan antar kayu. Sedangkan penebangan hutan dilakukan karena sifat manusia yang rakus dan tidak pernah puas. Kerusakan hutan tersebut akan berpengaruh pada perubahan iklim secara lokal maupun global, termasuk peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di udara akibat berkurangnya jumlah tumbuhan yang mampu menyerap gas tersebut. Akibat lanjut dari berlebihnya gas karbon dioksida adalah pemanasan global (global warming) yang diperkirakan akan menimbulkan dampak yang sangat luas seperti perubahan cuaca, banjir, hujan asam, perubahan pola penyebaran hewan dan tumbuhan, dan lain-lain. Kerusakan lingkungan seharusnya tidak hanya dipandang dari segi kepentingan manusia semata, namun difokuskan pada menurunnya kualitas dan daya dukung bagi ekosistem yang ada didalam hutan.

Sayangnya manusia tidak pernah jera dan mau mengambil pelajaran di balik kerusakan alam yang terjadi. Mereka buta dan tuli terhadap tanda-tanda yang dihadirkan oleh alam sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap perilaku manusia yang rakus dalam mengesploitasi alam. Buktinya hampir tiap kali ada bencana seperti longsor, banjir, dan lain sebagainya akrab mengancam kehidupan manusia akibat ulahnya sendiri dalam pengeksploitasian hutan.

Islam sebagai agama paripurna, memiliki kebenaran universal dan absolut karena berasal dari zat yang maha kuasa (Allah SWT), sejak 14 abad lalu telah memiliki perhatian khusus terhadap persoalan lingkungan, lewat peringatan akibat kerusakan lingkungan, antara lain dinyatakan dalam Al-quran, surat Ar-Ruum: 41 yang isinya, “kerusakan lingkungan akibat ulah tangan manusia yang fasid/perusak akan ditimpakan kepada manusia itu sendiri (baik mereka yang merusak maupun yang tidak terlibat) supaya mereka kembali ke jalan yang benar”.

(5)

dan penuh keadilan. Dengan demikian, manusia yang melakukan kerusakan di muka bumi ini secara otomatis mencoreng atribut manusia sebagai khalifah (QS. al-Baqarah/ 2: 30). Karena, walaupun alam diciptakan untuk kepentingan manusia tetapi tidak diperkenankan menggunakannya secara semena-mena. Kedua, ekologi sebagai doktrin ajaran. Artinya, menempatkan wacana lingkungan bukan pada cabang, tetapi termasuk doktrin utama ajaran Islam. Ketiga, tidak sempurna iman seseorang jika tidak peduli lingkungan. Keberimanan seseorang tidak hanya diukur dari banyaknya ritual di tempat ibadah. Tapi, juga menjaga dan memelihara lingkungan merupakan hal yang sangat fundamental dalam kesempurnaan iman seseorang. Nabi bersabda bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Keempat, perusak lingkungan adalah kafir ekologis (kufr al-biah). Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah adanya jagad raya (alam semesta) ini. Karena itulah, merusak lingkungan sama halnya dengan ingkar (kafir) terhadap kebesaran Allah (QS. Shad/38: 27). Ayat ini menerangkan kepada kita bahwa memahami alam secara sia-sia merupakan pandangan orang-orang kafir.

Akibat kerusakan hutan yang terjadi perlu adanya upaya dalam pelestarian hutan dan lingkungan sektarnya. Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana yang terjadi antara lain dengan menggunakan kayu/hasil hutan secara efisien, mengembangkan sumber daya alam hutan baru (hutan buatan) dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru/reboisasi. Selain itu, Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaan lingkungan hidup. Adapun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan hijau. Upaya dalam penyelamatan lingkungan hutan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi semua golongan baik masyarakat yang kaya maupun miskin.

Sumber dan refrensi

Adnan, Gunawan. 2007. ”Fiqih Lingkungan”, (Online), http://www.serambinews.com/ old/index.php?aksi=bacaopini&opinid=1229

(6)

Boyz, Raay. 2011. ”Hutan”, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan

Kotijah, Siti. 2010. ”Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Hutan”, (Online), http://gagasanhukum.wordpress.com/2008/11/20/kewenangan-pengelolaan-sumb er-daya-hutan/

Rais, Decky Umamur. 2008. ‘’Lingkungan Dalam Persfektif Islam’’, (Online), http:// musafirofficer.wordpress.com/2008/08/30/lingkungan-dalam-persfektif-islam / . 2006. ’’Al-Quran dan As-Sunnah Tentang Lingkungan Hidup’’,

(Online), http://dkmfahutan.wordpress.com/2006/09/19/al-quran-dan-as-sunnah-tentang-lingkungan-hidup/

Referensi

Dokumen terkait

Setelah memilih kode rekening Belanja Tidak Langsung dilanjutkan dengan memilih Sumber Dana, untuk kelompok yang melekat pada gaji isikan selalu dengan Dana

bubble  kita sudah punya aturannya. Karena kalau untuk spekulasi, rumahnya tidak ditempati dan hanya sekedar untuk mendapatkan kenaikan harga. 

yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan atau kriteria tertentu. Penulis menggunakan metode ini guna mendapatkan data dari para

Hal senada juga disebutkan Kepala Seksi Perluasan dan Pengembangan Tenaga Kerja yaitu : “Kami membantu para pencari kerja dengan tidak mempersulit dalam proses

Usaha dan jasa toko Liza Moda di bidang penjualan dan tailor berbasis bahan batik2. memiliki berbagai macam bahan batik dari berbagai sumber dan

bawah bola voli menggunakan metode learning together dapat memberikan peningkatan pada pembelajaran passing bawah bola voli pada siswa kelas VIII A Sekolah Menengah

Tahap pralapangan dilaksanakan peneliti sebelum pengumpulan data. Tahap pralapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data, ada enam

[r]