• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Kasus"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen

Asuhan Keperawatan

Pada Kasus TB Paru

Ns. Chrisyen Damanik, M.Kep

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

(2)

Layout:

1.

Konsep Dasar TB

Paru

2.

Manajemen Asuhan

(3)

1. Konsep Dasar TB Paru

Tuberkulosis merupakan

penyakit yang disebabkan oleh

Mycobaterium tuberculosis

yang merupakan

kuman aerob

yang dapat hidup terutama di

Paru atau berbagai organ

tubuh lainnya yang mempunyai

tekanan parsial oksigen yang

tinggi (Rab, 2010)

M.

Tuberculosis

M.

Africanum

M. Bovis

M. Leprae

Basil Tahan Asam

(4)
(5)

2. Epidemiologi

• Tuberkulosis di seluruh dunia menyerang 10 juta orang dan

menyebabkan 3 juta kematian setiap tahun. Di Negara maju, Tb jarang

terjadi, yang menyerang 1 per 10.0000 populasi.

• TB termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun

2015

, Indonesia termasuk

dalam 6 besar negara dengan kasus baru TB terbanyak.

(6)

3. Klasifikasi TB: Lokasi Anatomi penyakit

TB Paru

Melibatkan parenkim

paru atau

trakheobronchial

TB Ekstra Paru

(7)

Faktor

Resiko

Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.

Petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap

TB.

Manula serta anak-anak.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya

pengidap HIV, diabetes, kanker, serta orang yang kekurangan gizi.

Pengguna obat-obatan terlarang.

Orang yang kecanduan minuman keras.

(8)
(9)

Potensi penularan pasien TB atau suspek TB

Faktor yang berisiko menular

✓TB paru atau larink

✓Terdapat cavitas di paru

✓Batuk atau diinduksi batuk

✓Pasien tidak menutup mulut ketika batuk

✓Sputum: BTA positif

✓Tidak mengikuti program pengobatan

Faktor yang tidak berisiko menular

✓TB ekstra paru

✓Tidak terdapat cavitas di paru

✓Tidak batuk atau tidak diinduksi batuk

✓Pasien menutup mulut ketika batuk

✓Sputum :BTA negatif

(10)

5. Patofisiologi

Infeksi Primer

Waktu pertama Kali terinfeksi TB.

Menyerang Apeks Paru paru atau dekat Pleura dari lobus bawah

Kebanyakan TB Primer dapat sembuh dalam periode bbrp bulan dengan membentuk

jaringan parut & kemudian lesi kalsifikasi

Infeksi TB primer  reaksi allergi

terhadap basilus tuberkel atau proteinnya

Infeksi Sekunder

• Infeksi sekunder  TB Aktif akibat infeksi berulang

(11)

6. Gejala tuberculosis Aktif

• Dispnea

• Batuk nonprodktif atau produktif

• Hemoptisis

• Nyeri dada yang berupa pleuritik

• Crakckles saat Auskultasi

Gejala

Paru

• Rasa lelah

• Anokreksia

• Kehilangan berat badan

• Demam rendah diikuti menggigil dan berkeringat (sering pada malam hari)

(12)

7. Diagnosis TB

Medical history

Physical

examination

Bacteriologic

(smear,culture

dan gene

Xpert)

(13)

Temuan Diagnostik

1. Uji Kulit

Tuberkulin

Uji Mantoux

Menggunakan

tuberculin purified protein

derivate (PPD)

2. Uji

QuantiFERON-TB Gold

Pemeriksaan darah yang digunakan untuk

menentukan bagaimana system imunitas

bereaksi terhadap M. tuberculosis

3. Apusan &

Kultur

Acid-Fast Bacillus

3 Spesimen Sputum diambil pada 3 pagi

berturutan

(14)

Klasifikasi Reaksi Positif uji-Kulit Tuberkulin

Orang yang diduga memiliki penyakit TB

Orang yang terinfeksi HIV

Kontak Baru dengan TB Infeksius

Orang dengan perubahan fibrotic pada rontgen dada yang

konsistensi dengan TB sebelumnya

Penerima Transplantasi organ Orang yang menerima terapi imunosupressan

Imigran Baru dari Negra dengan prevalensi TB tinggi

Pengguna obat IV

Penduduk atau pekerja pada area yang sangat padat dan beresiko tinggi

Anak < 4 tahun, atau anak/ re,aja yang terpapar orang dewasa yang beresiko tingggi

(15)
(16)

KLASIFIKASI BERDASARKAN RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA

Pasien baru TB

Adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan

(< dari 28 dosis)

Pasien yang pernah diobati TB

Adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan / lebih (≥ 28 dosis).

(17)

8. Pengobatan

TUJUAN PENGOBATAN

TB

Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup

Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk selanjutnya

Mencegah terjadinya kekambuhan TB

Menurunkan penularan TB

(18)

PRINSIP PENGOBATAN TB

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam

pengobatan TB

Pengobatan TB adalah merupakan salah satu upaya paling efisien

untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB

Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip :

✓Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi

✓Di berikan dalam dosis yang tepat

✓Ditelan secara teratur dan diawasi secara lansung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan

(19)

Tahapan Pengobatan TB

Tahap Awal

• Penobatan diberikan setiap hari

• Efektif menurunkan jumlah kuman yang ada

• Pada pasien baru diberikan selama 2 bulan

• Daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan 2 minggu

Tahapan Lanjutan

• Membunuh sisa kuman yang masih ada

(20)

Golongan dan Jenis

Obat

Golongan 1 obat lini pertama

Isoniazid (H Ethambutol (E)

1. Pyrazinamide (Z) 2. Rifampicin (R) 3. Streptomycin (S) Golongan 2 obat suntik/

suntikan lini kedua

1. Kanamycin (Km) 1. Amikacin (Am)

2. Capreomycin (Cm)

Golongan 3 golongan Floroquinolone

1. Ofloxacin (Ofx) 2. Levofloxacin (Lfx)

1. Moxifloxacin (Mfx)

Golongan 5 obat yang belum terbukti efikasinya dan tidak direkomendasikan Who

1. Clofazimine (Cfz) 2. Linezolid (Lzd)

3. Amoxilin Clavulanate (AmxClv)

(21)

Paduan OAT yang digunakan

• Fase intensif 2HREZ / fase pemeliharaan 4RH (WHO).

• Fase intensif 2HREZ/fase pemeliharaan 4R3H3 (Indonesia).

Kategori 1

• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis

• Pasien TB paru terdiagnosis klinis

• Pasien TB ekstra paru

(22)

Paduan Obat

Fase intensif

2(HREZ)S

/

(HRSE)

fase pemeliharaan

5(HR)3E3)

Kategori II

Pasien kambuh

Pasien Gagal pengobatan kategori 1

Pasien yang putus berobat

(23)
(24)

Pengendalian TB Paru

(25)

• Sheff, B., Hayes, DD. 2005

“Connecting the DOTS to

treat pulmonary TB” Nursing

(26)

Manajemen

Asuhan

(27)

1. Pengkajian

• Kemungkinan Asimtomatik setelah periode inkubasi 4-8 minggu

• Kelemahan dan keletihan • Anoreksia, penurunan BB • Demam derajat rendah • Berkeringat malam hari

Pada Infeksi Primer

• Nyeri dada

• Batuk produktif dengan sputum yang mengandung darah, atau mukopurulen, atau berwarna darah

• Demam derajat rendah

(28)

Temuan Saat Pemeriksaan Fisik

Bunyi pekak di

area yang sakit

Crackle

krepitasi

Bunyi napas

(29)

Masalah keperawatan yang sering muncul

Resiko Infeksi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Gangguan Pertukaran Gas

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

• Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan Tubuh

• Adaptasi yang tidak efektif

• Adaptasi Keluarga yang terganggu

• Kurang pengetahuan tentang terapi

• Ketidakpatuhan

(30)

Tujuan Keperawatan:

• Faktor Resiko Infeksi dapat terkontrol

• Jalan napas efektif

• Status pernapasan: pertukaran gas baik

• Manajemen Kesehatan Baik

• Kebutuhan Nutrisi sesuai kebutuhan Tubuh

• Adaptasi yang efektif

• Adaptasi Keluarga baik

• PePasien memahami regimen terapi

• Koping baik

(31)
(32)

1.

Resiko Infeksi dibuktikan dengan

….

Faktor Resiko

NOC

• Kontrol Resiko: Proses Infeksi ❖ Mengidentifikasi Intervensi untuk

mencegah atau mengurangi risiko penyebaran infeksi

❖ Mendemontrasikan Teknik dan memulai perubahan gaya hidup untuk meningkatkan keamanan lingkungan

NIC

Independen

• Tinjau Patologi Penyakit

• Identifikasi orang lain yang beresiko

• Instruksikan klien untuk batuk, bersin dan mengeluarkan secret

• Pantau suhu tubuh, sesuai indikasi

• Identifikasi factor resiko individual untuk reaktivasi tuberculosis

kolaboratif

• Beri agen anti-infeksi, sesuai indikasi

(33)
(34)

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

NOC

• Status pernapasan: Patensi jalan Napas

 Mempertahankan patensi jalan napas  Mengeluarkan secret tanpa

bantuanmendemontrasikan perilaku untuk meningkatkan atau

mempertahankan bersihan jalan napas  Berpartisipasi dalam regimen terapi,

dalam tingkat kemampuan dan situasi  Mengidentifikasi kemungkinan

komplikasi

NIC

• Manajemen jalan napas

Independen

• Kaji fungsi pernapasan

• Catat kemampuan untuk mengeluarkan mucus dan melakukan batuk secara efektif

• Letakkan klien dalam posisi semifowler atau fowler tinggi

• Bersihkan sekresi dari mulut dan trakea kolaboratif

• Lembabkan oksigen yang diinspirasi

(35)
(36)

3. Gangguan Pertukaran Gas

NOC

• Status pernapasan: Pertukran Gas

 Melaporkan tidak terjadi dyspnea atau dyspnea berkurang

 Mendemontrasikan peningkatan

ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA berada dalam rentang normal

 Terbebas dari distress pernapasan

NIC

• Pemantauan Pernapasa

Independen

• Kaji Dispnea

• Evaluasi perubahan dalam tingkat mental

• Catat sianosis atau perubahan warna kulit

• Tingkatkan tirah baring atau batasi aktivitas kolaboratif

• Pantau GDA serial

(37)
(38)

4. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

NOC

• Manajemen Kesehatan diri: Penyakit Kronis

 Mengungkapkan Memahami proses penyakit, prognosis dan

pencegahannya

 Memulai perubahan perilaku atau gaya hidup

 Mengidentifikasi gejala yang

memerlukan evaluasi dan intervensi

NIC

• Fasilitas Pembelajaran

Independen

• Kaji kemampuan klien untuk belajar: Tk ketakutan, kekhawatiran, dan

keletihan

• Beri instruksi dan informasi tertulis spesifik, seperti jadwal medikasi

• Dorong kalian dan orang dekat untuk mengungkapkan ketakutan dan

kekhawatiran

(39)

Referensi

Dokumen terkait

dengan jumlah dosis yang sama untuk setiap variasi yaitu sebesar 2% dari

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah

Perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang menerapkan pembelajaran Komik Sains berbasis kontekstual pada pembelajaran 1PA- Biologi konsep sistem ekskresi pada

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, yakni dari empat jenis media sosial yaitu Facebook, Twitter, Google+ dan Istagram, media sosial mana yang paling layak

Dengan terfokusnya visi Badandiklatda pada aspek manajemen kediklatan maka kebijakan-kebijakan dan strategi diarahkan kepada terwujudnya manajemen tersebut, antara lain :

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa SMA di Kabupaten Sorong pada pembelajaran kimia sebagian besar termasuk dalam kategori

Melihat pemahaman wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan mengingat juga bahwa penerapan peraturan pajak hotel atas rumah kos

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi profesinal guru PKn di SMP Negeri 3 Palu sudah baik, karna telah memenuhi indikator-indikator kompetensi profesional guru