• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membuka Hubungan Diplomatik Indonesia Is (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membuka Hubungan Diplomatik Indonesia Is (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Membuka Hubungan Diplomatik Indonesia-Israel: Langkah Strategis

Penyelesaian Konflik Palestina-Israel

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Dalam

Mata Kuliah Resolusi Konflik

Oleh:

Muhammad Darmawan Ardiansyah

NIM: 1112113000007

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah...

BAB II ANALISA

A. Potensi Indonesia sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel.. B. Hubungan Indonesia-Israel: Faktor penentu keberhasilan mediasi...

C. Agama: Atribut penghambat dalam penyelesaian konflik

Palestina-Israel...

D. Langkah yang perlu diambil dalam meningkatkan kapasitas Indonesia sebagai

mediator...

E. Ekonomi: Kunci Pembuka Hubungan Indonesia-Israel...

F. Kendala domestik dan internasional dalam mewujudkan Economic

Shock...

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...

DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan

(3)

Essay ini akan membahas mengenai bagaimana potensi Indonesia sebagai sebuah negara muslim terbesar di dunia menjadi mediator dalam konflik Palestina-Israel. Konflik antara Palestina dan Israel pasti sudah sering kita dengar selama ini. Konflik ini sudah terjadi sangat lama sekali, dan sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda positif menuju ke arah perdamaian antara kedua belah pihak. Sudah banyak sekali upaya-upaya dari dunia internasional untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut. Akan tetapi, upaya-upaya tersebut belum menghasilkan solusi yang tepat bagi kedua pihak. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan cenderung sia-sia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi besar dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Rekam jejak Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat menjunjung tinggi perdamaian patut diperhitungkan dalam hal ini. Menjadi salah satu pemrakarsa gerakan non-blok pada saat perang dingin, memberikan bukti nyata kepada dunia bahwa Indonesia tidak memihak siapapun dalam sebuah konflik.1 Keaktifan Indonesia dalam mengirimkan pasukan perdamaian di bawah naungan PBB ke wilayah-wilayah konflik2 serta diangkatnya Indonesia menjadi dewan HAM PBB membuktikan bahwa Indonesia mempunyai komitmen yang sangat tinggi bagi terciptanya perdamaian dunia.3

B. Rumusan Masalah.

1. Seberapa besar potensi Indonesia dalam menyelesaikan konflik tersebut?

2. Apa saja kendala-kendala yang mungkin dihadapi Indonesia dalam menyelesaikannya? 3. Apa saja langkah yang perlu diambil Indonesia dalam mengatasi kendala tersebut?

4. Hal apa yang perlu dilakukan Indonesia dalam memaksimalkan potensinya untuk menyelesaikan masalah tersebut?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, saya akan menjelaskan kecilnya peluang Indonesia dalam menyelesaikan konflik tersebut. Kecilnya peluang Indonesia dapat kita lihat dari realitas sosial yang menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu menjadi mediator yang baik dalam menangani kasus-kasus konflik tertentu, dimana membutuhkan cara yang berbeda dari cara-cara yang pernah dilakukan sebelumnya. Indonesia perlu mengambil langkah yang berani dalam menyelesaikan konflik tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi keberhasilan dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel yang tak kunjung usai sampai saat ini.

Analisa

A. Potensi Indonesia sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel.

1http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Multilateral&l=en. Diakses pada 3/12/2014.

2http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/11/indonesia-sends-unfil-mission-lebanon.html. Diakses pada 3/12/2014.

(4)

Konflik berkepanjangan yang terjadi antara Palestina dan Israel telah menjadi rahasia umum dunia internasional saat ini. Dunia internasional telah terbiasa dengan apa yang terjadi di wilayah tersebut. Terbiasanya dunia dengan konflik yang terjadi di wilayah itu tidak lain karena konflik itu telah terjadi sangat lama sekali. Banyak sekali upaya-upaya yang telah dilakukan dunia internasional dalam menyelesaikan masalah tersebut. Akan tetapi sampai saat inipun belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian.

Dalam menyelesaikan konflik tersebut diperlukan mediator yang handal dalam mengkomunikasikan solusi yang tepat dengan kedua belah pihak agar menghentikan konflik di antara mereka. Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang mempunyai kemampuan dalam hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.4 Selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia berdasarkan luas wilayahnya.5 Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, tentunya Indonesia mempunyai komitmen yang sangat besar dalam menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

Komitmen Indonesia tersebut dapat kita lihat dari aktifnya Indonesia untuk mengirimkan pasukan perdamaiannya ke wilayah-wilayah konflik di bawah wewenang PBB, menjadi salah satu negara pencetus gerakan non-blok pada masa perang dingin, serta kondisi politik dalam negeri yang penuh dengan nilai-nilai demokratis walaupun Indonesia masih tergolong negara belum lama merdeka. Terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota dewan HAM PBB menunjukkan bahwa dunia internasional memiliki harapan yang besar terhadap Indonesia untuk menegakkan nilai-nilai HAM yang sangat krusial. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat aktif dalam merespon konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.

Adanya persamaan ideologi agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan Palestina menjadi alasan utama mengapa Indonesia sangat mendukung penuh upaya Palestina dalam mengatasi invasi Israel yang tak kunjung usai. Banyak sekali bantuan Indonesia terhadap Palestina dalam mengurangi penderitaan warganya akibat agresi militer yang dilakukan oleh Israel. Berbagai bentuk bantuan baik itu berupa bantuan logistik, fiskal, relawan-relawan kemanusiaan, diplomasi di level internasional untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara, serta mengakhiri konflik di wilayah tersebut telah lama dilakukan Indonesia. Dapat kita lihat dari berbagai hal di atas bahwa Indonesia telah lama menjalin hubungan yang sangat intim dengan Palestina.

Hubungan intim tersebut terjalin karena adanya rasa simpati masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap penderitaan masyarakat Palestina akibat agresi militer yang dilakukan oleh Israel. Desakan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahnya untuk berkomitmen penuh dalam

4http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-149212388. Diakses pada 3/12/2014.

(5)

mendukung Palestina telah terwujud. Banyak sekali berbagai kebijakan-kebijakan politik maupun bantuan seperti yang telah disebutkan di atas dibuat, sebagai komitmen untuk menunjukkan betapa besarnya kepedulian Indonesia terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh Palestina.6

Dalam hal ini kita juga harus melihat posisi Indonesia dalam sistem Internasional. Perlu diketahui bahwa Indonesia mempunyai posisi yang sangat strategis dalam sistem internasional. Hal ini dapat kita lihat dari kontribusi Indonesia sebagai salah satu negara pencetus dalam pembentukan berbagai organisasi, gerakan, maupun keanggotaannya dalam organisasi internasional seperti ASEAN, gerakan Non-Blok, OKI, G-20, OPEC (Keluar pada tahun 2009), dan organisasi-organisasi internasional lainnya.

Selain dari keanggotaannya dalam organisasi internasional, Indonesia juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan negara-negara yang notabene merupakan pemain utama dalam sistem internasional seperti AS, Cina, Rusia, Inggris, Jepang, dan negara-negara lainnya. Yang terpenting adalah bahwa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara di Barat dan Timur yang merupakan rival pada masa perang dingin, serta negara-negara di Timur Tengah yang menjadi pusat perhatian internasional pada saat ini.

Untuk menunjukkan betapa strategisnya posisi Indonesia dalam sistem internasional dapat kita lihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, Bill Rammel yang menyatakan bahwa Inggris mempunyai harapan yang sangat tinggi terhadap Indonesia untuk memainkan peran yang sangat besar dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel, serta menjadi jembatan komunikasi dan kekuatan penengah/mediator antara negara-negara Barat dan Timur Tengah.

Hal ini juga ditegaskan oleh Jusuf Kalla setelah kunjungannya ke negara-negara Barat bahwa Barat menaruh harapan yang sangat besar agar Indonesia berperan aktif dalam menyelesaikan konflik antara Palestina-Israel, serta menjadi pemain penting dalam usaha untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan sekaligus menjadi penengah dalam memperbaiki hubungan antara Barat dengan dunia Islam.7 Seperti yang telah kita ketahui, sejak peristiwa serangan 9/11 terhadap AS oleh teroris, hubungan antara dunia Barat dan dunia Islam mencapai puncaknya, akibat dari adanya dugaan keterkaitan antara Islam dan terorisme.

Dapat kita simpulkan dari sudut pandang tulisan di atas bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel. Hubungan antar negara yang dijalin oleh Indonesia dengan negara-negara Muslim, Barat, maupun Timur yang sangat baik, komitmen Indonesia dalam mewujudkan perdamaian sesuai mandat UUD 45 dan piagam PBB,

6http://www.voaindonesia.com/content/palestina-ucapkan-terimakasih-kepada-indonesia/1957421.html. Diakses pada 3/12/2014.

(6)

serta peran aktif Indonesia dalam berbagai organisasi internasional cukup memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap potensi Indonesia sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel.

B. Hubungan Indonesia-Israel: Faktor penentu keberhasilan mediasi.

Dalam menyelesaikan sebuah konflik dibutuhkan peran mediator yang tidak memiliki keberpihakan serta kepentingan apapun terhadap kedua pihak yang sedang berkonflik.8 Maka dari itu kenetralan mediator memainkan peran yang sangat signifikan bagi kesuksesan mediasi yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik tersebut. Seperti yang telah kita ketahui Indonesia mempunyai potensi dan peluang yang sangat besar sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik internasional, khususnya konflik Palestina-Israel, berdasarkan fakta-fakta di atas, daripada negara-negara lain dalam sistem internasional.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa kenetralan Indonesia patut dipertanyakan dalam menyelesaikan konflik tersebut. Seperti yang telah kita ketahui Indonesia menjalin hubungan yang sangat intim dengan Palestina, di lain sisi Indonesia tidak memiliki hubungan apapun dengan Israel,9 bahkan cenderung bersuara aktif dalam mengkritik aksi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini.

Adanya ketidakseimbangan hubungan Indonesia dengan kedua belah pihak akan menjadi penghalang yang sangat besar bagi penyelesaian konflik tersebut. Reputasi Indonesia dalam level internasional yang sangat baik, anggapan mengenai potensi dan peluang Indonesia yang sangat besar dalam menyelesaikan konflik internasional, tidak akan memberikan efek apapun terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel.

Mengapa hal tersebut bertolak belakang dengan asumsi sebelumnya? Karena dalam proses mediasi diperlukan pihak yang mempunyai komitmen kenetralan yang sangat tinggi terhadap sebuah konflik, dan Indonesia tidak memiliki hal tersebut. Selain Itu dalam kondisi tersebut Indonesia membutuhkan hubungan yang seimbang di antara kedua belah pihak. Maka dari itu, selain menjalin hubungan dengan Palestina, Indonesia juga perlu untuk menjalin hubungan yang sama dengan Israel. Hal ini untuk menghindari adanya praduga yang negatif terhadap Indonesia itu sendiri sebagai mediator.

Dapat kita identifikasi dari konflik tersebut bahwa Indonesia, khususnya rakyat Indonesia mempunyai komitmen yang sangat tinggi dalam mendukung perjuangan Palestina untuk melawan aksi militer Israel yang biadab.10 Sebaliknya banyak sekali pernyataan-pernyataan negatif yang

8 Budi Siswantoro Satari,”Proses Mediasi dan Negosiasi,” Presentasi disampaikan pada mata kuliah Resolusi Konflik pertemuan ke-8.

9http://www.tempo.co/read/news/2012/11/29/115444904/Indonesia-Tak-Akan-Buka-Hubungan-Diplomatik-Israel. Diakses pada 3/12/2014.

(7)

ditujukan kepada Israel. Apabila ide tersebut tetap dipelihara dalam benak masyarakat Indonesia, maka harapan bagi perdamaian di Palestina akan sulit sekali untuk terwujud.

Maka dari itu, perlu dilakukan rotasi yang sangat signifikan terhadap ide tersebut. Pandangan masyarakat Indonesia harus diubah secara drastis dalam memandang konflik tersebut. Agar tidak terpaku pada pandangan konvensional yang selama ini berada dalam pikiran mereka. Dalam konflik ini, pandangan Indonesia terhadap Israel haruslah seimbang dengan Palestina. Jika pandangan konvensional yang berada dalam benak rakyat Indonesia dipelihara terus-menerus, maka kemungkinan perdamaian di antara Israel dan Palestina akan sangat kecil sekali.

Hal ini dikarenakan kecaman dan segala kutukan yang ditujukan kepada Israel akan membuatnya menjadi terbiasa dengan hal tersebut. Menimbulkan sikap ketidakpedulian Israel serta membutakannya terhadap segala bentuk kecaman dan kutukan dunia internasional terhadapnya. Dan realitas dari asumsi di atas dapat kita lihat dari berbagai kegagalan perundingan perdamaian yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan konflik tersebut. Seperti yang telah kita ketahui, berbagai bentuk resolusi konflik terhadap penyelesaian konflik ini sudah banyak dilakukan, dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa hasil resolusi konflik tidak pernah bisa bertahan lama.

Dengan berbagai asumsi di atas menunjukkan bahwa apabila Indonesia tetap bertahan dengan segala bentuk pandangan konvensionalnya terhadap Israel, kemungkinan potensi keberhasilan Indonesia sebagai mediator dalam konflik ini akan sangat kecil sekali, walaupun terjadi kesepakatan perdamaian di antara kedua belah pihak, akan tetapi pasti dapat diprediksi kemungkinan kesepakatan tersebut akan bersifat sementara.

C. Agama: Atribut penghambat dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.

Harus kita sadari bahwa konflik Palestina-Israel adalah salah satu konflik yang sangat kompleks dalam sejarah umat manusia. Adanya unsur teologis yang menunggangi konflik ini memberikan dampak yang sangat signifkan bagi kelanggengan konflik tersebut.11 Jika kita amati lebih lanjut, tingginya semangat Israel dalam menduduki Palestina tidak lain adalah karena adanya janji-janji ataupun kepercayaan yang dibangkitkan kembali dari kitab suci mereka bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi kaum Yahudi.

Sebaliknya, tingginya semangat bangsa Palestina dalam memerangi Israel adalah berkat landasan teologis Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk Palestina, selain dari semangat untuk mempertahankan kedaulatan negaranya dari jajahan negara lain. Jika kita kembali lagi ke masa lalu, peperangan yang dilandaskan pada faktor agama akan menjadi memori yang tidak dapat

(8)

dihilangkan begitu saja. Dendam masa lalu pasti akan selalu ada dalam benak generasi-generasi selanjutnya, dan dendam tersebut dapat dibakar kapan saja apabila diperlukan jika situasi memungkinkan. Terbukti bahwa unsur-unsur teologis sangat efektif sekali dijadikan doktrin dalam konflik ini.

Adanya persamaan ideologis bagi mayoritas muslim Indonesia dan Palestina mungkin akan menjadi permasalahan tersendiri bagi terwujudnya perdamaian di wilayah tersebut. Penindasan terhadap bangsa Palestina yang mayoritas muslim menimbulkan rasa simpati yang dibarengi rasa solidaritas sesama penganut agama Islam yang dapat menimbulkan perasaan yang kuat satu sama lain. Seperti dalam hadist nabi yang menyebutkan bahwa,”Setiap muslim layaknya tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka yang lain akan ikut merasakannya.”12

Doktrin-doktrin agama seperti itu akan mudah sekali dalam mempengaruhi pikiran umat Islam, khususnya Indonesia untuk turut ikut serta membantu perjuangan bangsa Palestina dalam melawan Israel. Jika pandangan itu tidak diubah, akan menimbulkan subjektifitas yang sangat tinggi, di mana akan ada ketimpangan yang sangat signifikan terhadap permasalahan ini sehingga sulit untuk diselesaikan. Padahal fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyelesaian konflik tidak akan dapat diselesaikan dengan kondisi mediator yang cenderung bersifat subjektif dalam konflik tersebut.

Agama mungkin akan menjadi salah satu faktor yang memberikan efek signifikan terhadap berhasil tidaknya sebuah penyelesaian konflik. Terus terang, jika Indonesia masih bersikukuh untuk mempertahankan rasa solidaritas Islam dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel, perdamaian akan sulit diwujudkan. Seharusnya pemerintah mengambil jalan tengah dalam konflik ini, yaitu tidak membawa atribut agama melainkan membawa atribut demokrasi, yang di mana mungkin akan lebih bisa diterima oleh kedua pihak dan kemungkinan penyelesaian konflik dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Dapat kita pahami bahwa walaupun atribut demokrasi belum teruji keefektifitasannya dalam menyelesaikan konflik tersebut, seperti yang telah diusahakan oleh PBB, akan tetapi perlu disadari bahwa jika Indonesia memposisikan dirinya sebagai representasi dari demokrasi, potensi keberhasilan mungkin akan sedikit meningkat walaupun tidak signifikan. Daripada membawa atribut agama yang hanya akan membawa pada perang urat syaraf yang tiada henti.

D. Langkah yang perlu diambil dalam meningkatkan kapasitas Indonesia sebagai mediator.

(9)

Fakta saat ini menunjukkan bahwa mayoritas negara-negara muslim di dunia belum mengakui Israel sebagai sebuah negara yang berdiri seutuhnya. Mayoritas negara-negara tersebut cenderung untuk memperlakukan Israel sebagai sebuah entitas yang mengancam kedaulatan negara lain, khususnya Palestina. Banyak sekali kecaman maupun kutukan yang dilontarkan kepada Israel atas apa yang telah dilakukannya terhadap Palestina.

Israel dalam sistem internasional dianggap sebagai kutil dalam tubuh yang sangat mengganggu dan sulit untuk dihilangkan. Mengganggu dalam hal ini adalah karena telah mengancam kedaulatan negara lain, dan sulit untuk dihilangkan adalah karena Israel mempunyai

bodyguard yang sangat kuat untuk melindunginya dari tekanan dunia internasional yang tiada henti.

Bodyguard tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Amerika Serikat yang merupakan negara

super power pada saat ini.13

Kekuatan AS dan influence-nya yang sangat kuat terhadap sistem internasional, dimanfaatkan oleh Israel untuk mempertahankan eksistensinya dari ancaman-ancaman eksternal yang sewaktu-waktu dapat menjatuhkan Israel sebagai sebuah entitas negara yang berdaulat. Walaupun Israel dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang mempunyai banyak musuh, akan tetapi sampai saat ini Israel masih bisa mempertahankan eksistensinya dalam sistem internasional.

Menurut pandangan penulis, Israel tidak terlalu berfokus untuk memiliki hubungan dengan banyak negara. Hal tersebut tidak ada gunanya jika negara-negara tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam sistem internasional. Yang diperlukan oleh Israel adalah menjalin hubungan dengan negara-negara yang memiliki kekuatan dalam sistem internasional, salah satunya dengan AS. Menjalin hubungan dengan kekuatan-kekuatan Internasional adalah lebih dari cukup bagi Israel untuk mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah entitas yang berdaulat.

Jika kita amati perilaku Israel dalam sistem internasional, dapat kita lihat arogansi Israel yang tidak memiliki ketakutan terhadap apapun. Israel cenderung bisu, tuli, dan buta dalam menanggapi reaksi dunia internasional terhadap tindakannya yang sangat biadab di atas tanah Palestina. Israel cenderung memikirkan kelangsungan hidupnya sendiri dan tidak memikirkan kelangsungan hidup entitas lainnya, serta selalu mengabaikan segala reaksi internasional yang ditujukan kepadanya.

Kecaman dan kutukan dunia internasional terhadap Israel sampai saat ini tidak memberikan efek apapun. Terbukti sampai sekarang Israel masih bisa mempertahankan dirinya di tengah hujatan dunia internasional kepadanya. Hujatan hanyalah sebatas hujatan, berbagai jalan telah ditempuh untuk mendamaikan keduanya, akan tetapi sampai sekarang juga belum ada hasilnya. Penulis

(10)

melihat bahwa masih belum ada upaya yang konkrit dan serius dari seluruh negara di dunia ini untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Ketidakseriusan tersebut bukan berarti mereka tidak memiliki komitmen untuk menyelesaikannya, akan tetapi menurut penulis, komitmen tersebut terindikasi bertolak belakang dengan kepentingan nasional negara tersebut, sehingga menimbulkan dilema tersendiri bagi mereka. Di sisi lain mereka harus mendukung Palestina dengan konsekuensi kehilangan kepentingan nasionalnya, di lain sisi kepentingan nasional sebuah negara merupakan hal yang sangat penting untuk diperjuangkan dengan mengorbankan komitmen perdamaian dunia, khususnya perdamaian Palestina-Israel.

Memang sangat dilematis sekali, dan penulis melihat bahwa saat ini mayoritas negara-negara di dunia masih menjadikan kepentingan nasional sebagai prioritas mereka dari hal apapun, serta tidak mengambil tindakan apapun jika konsekuensinya adalah mengorbankan kepentingan nasional mereka. Terbukti dalam kasus Palestina-Israel, yang di mana AS selalu melindungi Israel dari konsekuensi hukum yang ditetapkan oleh dewan keamanan PBB.14 Tidak heran jika Israel sangat arogan selama ini, karena memiliki hubungan yang sangat intim dengan AS.

Berkaitan dengan peristiwa di atas penulis ingin memberikan logika sederhana dalam menyelesaikan konflik tersebut. Dalam kehidupan setiap manusia pasti ingin diperlakukan layaknya seorang manusia seutuhnya. Penulis ingin mengibaratkan Israel seperti seorang preman yang kehidupannya penuh dengan kejahatan. Menjadi sampah dan omongan masyarakat merupakan hal yang biasa bagi mereka. Kondisi lingkungan yang memusuhi, dan menganggap preman adalah sampah masyarakat menjadikan mereka terjebak dengan stigma tersebut.

Hal ini membuat mereka terjerumus semakin dalam ke jurang kejahatan premanisme, menumbuhkan kebanggaan dalam diri mereka sebagai seorang preman, dan semakin masyarakat mencap mereka sebagai sampah masyarakat semakin tinggi pula ketidak pedulian mereka terhadap cacian tersebut. Bahkan cacian dan stigma tersebut menjadi stimulus untuk meningkatkan kejahatan premanisme yang mereka lakukan. Persis seperti yang dilakukan oleh Israel, semakin masifnya aliran cacian dan kutukan terhadapnya, semakin tinggi pula arogansi serta ketidak pedulian Israel terhadap tekanan internasional tersebut.

Saya ingin mengutip sebuah pernyataan dari seorang ulama, yaitu Habib Munzir Al-Musawa yang mengatakan bahwa sesungguhnya orang-orang yang terjebak dalam kemungkaran itu mempunyai hati baik di hati kecilnya. Beliau telah menemukan itu di hati mereka berkali-kali, akan tetapi kebaikan itu tersembunyi dalam kesombongan mereka. Berkaca pada pernyataan tersebut

(11)

bahwa preman pun mempunyai hati yang baik, akan tetapi harus dilakukan pendekatan yang tepat untuk mengetuk pintu hatinya ke jalan yang benar.

Seperti yang dilakukan oleh Habib Munzir di mana dia mencium tangan preman Tanjung Priok yang sangat ditakuti pada saat itu.15 Habib yang notabene merupakan seorang ahli agama, mempunyai kedekatan spiritualitas yang tinggi dengan Allah, mau-maunya mencium tangan preman yang penuh dengan noda kejahatan. Seketika preman tersebut terkulai lemas menangis dan tobat. Dengan pendekatan akhlak mulia Habib berhasil mengembalikan seorang preman ke jalan yang benar, yang di mana preman tersebut merasa dimanusiakan oleh Habib Munzir, dan ini tidak dilakukan oleh masyarakat sekitarnya yang langsung mencap negatif preman tersebut.

Mungkin contoh di atas bisa menjadi contoh yang tepat bagi Indonesia dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Walaupun sesungguhnya realitas dalam level individu dan negara memiliki perbedaan yang sangat signifikan, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk menyelesaikan permasalahan di tingkat internasional dengan berkaca pada penyelesaian dalam permasalahan individu.

Dalam hal ini saya akan mengibaratkan Israel sebagai seorang preman, realitas internasional yang berpandangan negatif terhadap Israel dengan kondisi lingkungan preman yang penuh dengan buruk sangka, serta Indonesia berperan seperti Habib Munzir. Israel akan tetap berlaku seperti itu jika kondisi lingkungan internasional tidak bisa merubah stigma negatif terhadapnya. Indonesia perlu melakukan pendekatan yang berbeda terhadap Israel, tidak seperti pendekatan-pendekatan konvensional negara-negara di dunia yang cenderung mencap Israel sebagai negara penjajah dan biadab. Indonesia harus menegarakan Israel seperti Habib Munzir memanusiakan preman. Artinya adalah Indonesia harus memperlakukan Israel seperti negara-negara lainnya dan memberikannya kesempatan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia, sehingga dengan hubungan diplomatik tersebut Indonesia memiliki kesempatan yang besar dalam merealisasikan perdamaian antara Palestina dan Israel.

Indonesia perlu menyadari bahwa menjadi mediator dalam konflik internasional tidaklah semudah membalikkan tangan. Apalagi dalam konflik Palestina-Israel yang memiliki tingkat kompleksitas permasalahan yang sangat tinggi. Diperlukan pemahaman serta penguasaan masalah yang mendalam untuk menyelesaikan konflik tersebut. Walaupun Indonesia telah memahami seluk-beluk permasalahan dan telah menguasainya itu tidaklah cukup. Harus ada perubahan total dari sikap Indonesia dalam memandang konflik tersebut. Perubahan itu harus benar-benar dilakukan jika Indonesia memang berkomitmen dalam mewujudkan perdamaian di antara kedua belah pihak.

(12)

Komitmen Indonesia tersebut harus ditunjukkan dengan merotasi kebijakan-kebijakan terdahulu yang cenderung anti Israel berubah menjadi kebijakan-kebijakan yang tidak anti Israel. Hal tersebut dapat diwujudkan Indonesia dengan memperlakukan Israel seperti Indonesia memperlakukan negara-negara lainnya. Dalam hal ini Indonesia harus memandang bahwa Israel adalah negara seutuhnya dengan sifat-sifat kenegaraannya seperti yang dimiliki oleh negara-negara lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau Indonesia harus mengakui Israel secara de facto dan de jure demi meningkatkan potensi Indonesia sebagai mediator dalam konflik tersebut.

Pengakuan Indonesia secara de facto dan de jure akan membawa dampak positif tersendiri bagi hubungan Indonesia-Israel, serta memberikan ruang yang lebih lebar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensinya sebagai mediator. Setelah pengakuan tersebut Indonesia juga harus mau menjalin hubungan diplomatik dengan Israel seperti yang dilakukan Indonesia terhadap negara-negara lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka kantor perwakilan diplomatik Indonesia di Israel dan sebaliknya. Dengan dibukanya kantor perwakilan diplomatik di masing-masing negara akan menimbulkan rasa saling percaya di antara kedua belah pihak dalam menjalin hubungan yang lebih intensif di masa yang akan datang.

E. Ekonomi: Kunci Pembuka Hubungan Indonesia-Israel.

Sebuah negara tidak akan bisa bertahan dalam sistem internasional jika kebutuhan primernya tidak terpenuhi. Tentunya ekonomi merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh setiap negara untuk menjalankan roda kehidupannya. Terkadang hubungan antarnegara dijalin mayoritas karena adanya kepentingan ekonomi, terlepas dari adanya kepentingan politik atau tidak. Perlu dipahami bahwa tidak ada negara yang bisa hidup sendiri dalam sistem internasional. Ibarat kehidupan, tidak ada manusia yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, begitu juga sebuah negara, perlu menjalin hubungan dengan negara lainnya demi memenuhi hajat hidupnya.

Tingginya komitmen Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia patut diberi apresiasi yang besar. Dapat kita lihat fakta-fakta di atas yang menunjukkan begitu tingginya komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia. Dalam kasus konflik Palestina-Israel dunia melihat bahwa Indonesia merupakan kandidat mediator yang potensial dalam menyelesaikan konflik tersebut. akan tetapi perlu dipahami bahwa potensial tidaknya mediator tidak hanya diukur dari kacamata masyarakat internasional terhadap negara tersebut, melainkan juga penilaian dari masing-masing pihak yang sedang bertikai, apakah negara tersebut pantas untuk menyelesaikan permasalahan mereka atau tidak.

(13)

membuka kerjasama ekonomi antara Indonesia-Israel. Setelah upaya pembukaan hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel terwujud, langkah selanjutnya adalah membangun hubungan kerjasama ekonomi di antara keduanya. Sebenarnya Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun terhadap Israel atas nama negara. Bagi Indonesia hubungan antar negara yang selama ini telah dijalin sudah cukup tanpa memasukkan Israel ke dalamnya, yang menjadi musuh banyak negara.

Akan tetapi, untuk mewakili kepentingan masyarakat dunia mau tidak mau Indonesia harus mengambil langkah tersebut demi mewujudkan perdamaian yang dicita-citakan. Membangun kerjasama ekonomi dengan Israel dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi kedua negara, khususnya Indonesia. Indonesia yang masih tergolong negara berkembang dapat memanfaatkan kerjasama tersebut untuk memacu lebih cepat lagi pertumbuhan ekonominya.

Indonesia yang merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia, bisa dijadikan pasar yang potensial bagi Israel untuk memasarkan produk-produknya. Luas wilayah baik darat maupun laut, kondisi geografis, sumber daya alam bisa dijadikan Indonesia sebagai daya tarik untuk menarik minat Israel melakukan kerjasama dengannya. Tingkat perekonomian Israel yang maju berkat industri serta teknologi tingginya dapat menjadi daya tawar yang sangat potensial dalam menjalankan kerjasama ekonomi di antara keduanya.16

Sebelum melakukan kerjasama ekonomi tersebut, Indonesia harus merancang skenario yang tepat agar kerjasama ini bisa dijadikan alat yang ampuh untuk menekan Israel agar segera mengakhiri peperangan dengan Palestina. Skenario tersebut adalah Indonesia harus menciptakan suasana kerjasama ekonomi yang sangat intensif dengan Israel. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengimpor produk-produk Israel untuk dijual di pasar Indonesia. Tentunya hal ini akan menimbulkan masalah pemboikotan produk Israel oleh mayoritas penduduk muslim Indonesia. Maka dari itu, Indonesia perlu untuk mengadakan kesepakatan dengan Israel agar produk-produknya dapat diterima oleh penduduk Indonesia.

Kesepakatan itu dapat berupa memalsukan asal dari produk-produk tersebut untuk mengantisipasi pemboikotan massa. Menurut saya pembohongan publik perlu dilakukan, hal ini dilakukan demi kemaslahatan bersama. Begitu juga apabila Israel ingin menanamkan investasinya di Indonesia, pemerintah harus membuat sebuah perusahaan negara sesuai dengan spesifikasi perusahaan Israel yang ingin berinvestasi di Indonesia. Sehingga asal perusahaan tersebut dapat disamarkan dari publik, jika tidak pasti akan terjadi penolakan besar-besaran terhadapnya. Indonesia juga harus meningkatkan tawarannya dalam mekanisme investasi tersebut.

(14)

Dalam hal ini Indonesia harus memiliki kontrol penuh terhadap perusahaan, dan Israel menjadi pihak donatur dalam perusahaan, dengan alasan agar kerjasama tersebut dapat berhasil tanpa takut munculnya kendala yang mungkin bisa saja muncul berkaitan dengan konflik Palestina-Israel jika tidak menjalankan mekanisme itu. Intinya Indonesia harus mendominasi berbagai kerjasama dengan Israel, hal ini didasarkan atas untuk melindungi seluruh kepentingan-kepentingan ekonomi Israel di Indonesia.

Jika hal-hal di atas dapat diwujudkan maka intensitas perekonomian di antara kedua negara harus ditingkatkan semaksimal mungkin dengan asumsi Indonesia mempunyai kendali yang sangat besar dalam kerjasama tersebut. Hal ini paling tidak akan memberikan efek yang besar bagi perekonomian keduanya, terutama Israel. Indonesia harus benar-benar membuat kondisi di mana Israel mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Indonesia untuk melindungi kepentingan ekonominya di Indonesia.

Untuk mengantisipasi ketergantungan ekonomi yang sangat kuat terhadap Israel, Indonesia harus menjalin kerjasama dengan negara lain yang dapat menjadi pengganti/substitusi dari produk-produk Israel jika suatu saat nanti timbul masalah. Indonesia tidak perlu takut dengan perusahaan-perusahaan Israel yang berkedok perusahaan-perusahaan pemerintah untuk menarik investasi seenaknya, karena Indonesia memegang kendali yang kuat terhadap perusahaan tersebut dengan asumsi skenario di atas berhasil.

Jika skenario di atas berhasil dijalankan maka dapat dipastikan bahwa Indonesia akan memiliki tingkat bargaining power yang sangat tinggi terhadap Israel dalam hal apapun, termasuk perundingan perdamaian konflik antara Palestina-Israel. Demikianlah skenario yang mungkin dapat menjadi pendongkrak untuk memaksimalkan potensi Indonesia sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel. Dalam menyelesaikan konflik ini Indonesia dapat menerapkan skenario kejutan ekonomi (economic shock) terhadap Israel.

Skenario tersebut berupa ancaman Indonesia terhadap Israel dengan cara menghentikan seluruh impor produk Israel, serta mengambil alih seluruh investasi Israel yang ada di Indonesia. Indonesia tidak perlu takut untuk kehilangan pasokan produk-produk dari Israel di dalam negeri, asalkan Indonesia telah menjalin kerjasama dengan negara lain yang dapat memenuhi produk-produk serupa seperti produk-produk Israel, sehingga efek penghentian impor produk-produk Israel dapat ditekan seminimal mungkin.

(15)

tinggi sekali dengan resiko yang dapat diminimalisir. Hal-hal di atas akan menjadi daya tawar yang sangat tinggi apabila berhasil diwujudkan, serta bisa menjadi alat yang sangat efektif dan efisien bagi Indonesia untuk menekan Israel dalam menghentikan segala aktifitas militernya di wilayah Palestina.

F. Kendala domestik dan internasional dalam mewujudkan Economic Shock.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan skenario economic shock terhadap Israel mungkin akan menemui banyak sekali permasalahan. Kebencian masyarakat Indonesia terhadap Israel yang sangat tinggi mungkin akan menjadi tembok penghalang yang sangat besar dalam mewujudkan skenario tersebut. Segala kebijakan terhadap Israel mungkin akan menemui jalan buntu, akibat dari stigma negatif yang telah mendarah daging dalam benak masyarakat Indonesia. Hal itu barulah yang terjadi di lingkungan domestik, tekanan dunia internasional mungkin akan sama besarnya bahkan bisa lebih besar jika Indonesia mengambil langkah untuk mewujudkan skenario-skenario di atas. Maka dari itu, perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.

Langkah tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu upaya negosiasi pemerintah terhadap lingkungan domestik serta upaya diplomasi pemerintah terhadap lingkungan internasional. Upaya negosiasi pemerintah terhadap lingkungan domestik dapat dilakukan dengan cara menjelaskan seluruh skenario yang akan dilakukan pemerintah kepada seluruh pejabat pemerintahan dan pejabat daerah. Pemerintah harus melakukan segala upaya agar rencana tersebut dapat diterima oleh seluruh birokrat pemerintahan. Pemerintah perlu mengubah pandangan-pandangan konvensional terhadap Israel dimulai dari dalam tubuh pemerintahannya sendiri, sebelum mengubah pandangan masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai karakter yang berbeda-beda.

Selanjutnya adalah upaya diplomasi pemerintah terhadap lingkungan internasional mengenai masalah ini. Untuk menghindari prasangka buruk yang mungkin datang dari lingkungan internasional, pemerintah perlu untuk memberikan pemahaman mengenai rencananya kepada negara-negara tertentu, terutama negara-negara Islam dan negara-negara sahabat yang menolak untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Diplomat mempunyai peran yang sangat besar bagi keberhasilan rencana pemerintah tersebut.

Kesimpulan

(16)

terhadap segala perundingan yang gagal. Harus dipikirkan apa yang salah dalam perundingan tersebut. Setiap perundingan perdamaian sebenarnya bertujuan baik, yaitu mewujudkan perdamaian. Akan tetapi, konsistensi dari masing-masing pihak serta mediator berperan penting dalam pencapaian hal tersebut. Itulah yang menjadi permasalahan utama dalam konflik ini. Hasil perundingan cenderung bersifat sementara, tidak ada langkah serius dari masing-masing pihak untuk menyelesaikan konflik di antara mereka.

Penilaian dunia internasional terhadap Indonesia mengenai potensinya sebagai mediator dalam konflik ini patut dihargai. Indonesia perlu memposisikan dirinya sebagai penyeimbang dalam dunia internasional. Dalam hal ini bukan sebagai penyeimbang dari negara super power lainnya, akan tetapi, penyeimbang antara dunia Barat dan dunia Islam. Seperti yang telah disebutkan di atas, Indonesia mempunyai potensi tersebut, dengan harapan Indonesia bisa menjadi penengah, perantara, atau apapun dalam konteks hubungan Barat dan Islam. Israel yang berada di posisi Barat dan Palestina yang berada di posisi Islam akan cenderung untuk selalu berkonflik. Hal ini didasarkan atas kepentingan setiap negara yang berbeda-beda. Indonesia harus bisa memposisikan dirinya di antara dua pihak tersebut untuk menyelesaikan masalah ini.

Sebagai negara muslim terbesar di dunia dan juga sebuah negara demokrasi menunjukkan bahwa Indonesia bisa memposisikan dirinya sebagai penyeimbang, karena memiliki nilai-nilai dan unsur yang mewakili kedua belah pihak. Yang dimana akan lebih mudah diterima keberadaannya. Akan tetapi, dalam konflik ini Indonesia harus benar-benar memposisikan dirinya sesuai dengan skenario di atas, apabila Indonesia berkomitmen tinggi dalam mewujudkan perdamaian Palestina-Israel.

Skenario yang telah dipaparkan di atas mungkin tidak akan menjamin keberhasilan Indonesia dalam menyelesaikan konflik ini. Akan tetapi, paling tidak peluang Indonesia dalam menyelesaikan konflik tersebut terbuka lebar dan potensi Indonesia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin. Kita perlu memahami bahwa menyelesaikan konflik Palestina-Israel tidak lah semudah membalikkan tangan. Diperlukan pengorbanan yang banyak sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik tersebut. Indonesia harus dapat memahami konsekuensi yang mungkin akan timbul jika mengambil langkah tersebut. Komitmen yang sangat tinggi perlu dibangun dalam mewujudkan perdamaian dunia, khususnya perdamaian Palestina-Israel.

(17)

tersebut, ditakutkan rencana itu akan bocor ke Israel, sehingga segala hal yang telah dipersiapkan oleh Indonesia dalam mengeksekusi skenario tersebut gagal total akibat bocor ke telinga Israel.

Maka dari itu, lebih baik Indonesia tidak melakukan upaya tersebut untuk menjaga privasi dan kesuksesan skenario itu. Tetapi sekali lagi konsekuensinya sangat besar, yaitu Indonesia akan dianggap pengkhianat oleh negara-negara muslim di dunia, khususnya Timur Tengah. Dan yang paling fatal adalah hilangnya kepercayaan dari dunia Islam terhadap Indonesia, yang bisa memberikan efek yang sangat signifikan terhadap reputasi Indonesia itu sendiri.

Dalam hal ini penulis melihat bahwa posisi Indonesia serba salah. Banyak sekali konsekuensi yang harus ditanggung jika mengambil skenario tersebut. Akan tetapi jika tidak diambil perdamaian Palestina-Israel akan sangat sulit untuk diwujudkan. Jujur bagi penulis ini sangat membingungkan sekali, banyak sekali cost yang harus ditanggung Indonesia. Perlu pengorbanan yang sangat besar untuk menanggung segala konsekuensi yang timbul jika mengambil langkah tersebut demi mewujudkan perdamaian dunia, khususnya perdamaian Palestina-Israel.

Daftar Pustaka

Buku:

(18)

Sumber Lain:

Budi Siswantoro Satari, ”Proses Mediasi dan Negosiasi”, Presentasi disampaikan pada mata kuliah Resolusi Konflik pertemuan ke-8.

Website:

Afrida Nani, “Indonesia sends UNFIL mission to Lebanon”,

http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/11/indonesia-sends-unfil-mission-lebanon.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Azra Azyumardi, “Indonesia Kekuatan Penengah”, http://bpi.fidkom.uinjkt.ac.id/indonesia-kekuatan-penengah/. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

BBC staff, “Indonesia profile”, http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-14921238. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Firman, “Kisah Habib Mundzir Al-Musawwa menaklukkan seorang preman”,

http://kisahikmah.com/kisah-habib-mundzir-al-musawwa-menaklukan-seorang-preman/. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Foreign Affairs Department Republic of Indonesia, ”Non-Aligned Movement”,

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?

Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Multilateral&l=en. Diakses pada tanggal 3 Desemeber 2014.

Greenberg Joel, “Palestinians protect US veto of resolution condemning Israel’s settlement policy”,

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2011/02/20/AR2011022002203.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Israel Ministry of Foreign Affairs, “Israel: World leader in science and innovation”,

http://mfa.gov.il/MFA/InnovativeIsrael/Economy/Pages/Israel-World-leader-in-science-technology-innovation.aspx. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Kaleem Jaweed, “Clergy, interfaith activists aim to prevent ‘Religious War’ among Israelis and Palestinians”, http://www.huffingtonpost.com/2014/11/19/religious-war-israel-palestine_n_6188568.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

(19)

Lamb Kate, “Five reasons why Indonesia’s presidential election matters”,

http://www.theguardian.com/world/2014/jul/07/five-reasons-why-indonesia-presidential-election-matters. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Ririhena Yohanna, “Indonesia extends diplomatic support to Palestine”,

http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/29/indonesia-extends-diplomatic-support-palestine.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Rizki Muhammad, “Indonesia tak akan buka hubungan diplomatik Israel”,

http://www.tempo.co/read/news/2012/11/29/115444904/Indonesia-Tak-Akan-Buka-Hubungan-Diplomatik-Israel. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

UN News Centre, “General Assembly elects 15 members to UN Human Rights Council”,

http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=49133#.VI6tb8nt5Kt. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Waluyo Andylala, “Palestina ucapkan terima kasih atas dukungan rakyat Indonesia”,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji Mann- Whitney antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen

Sementara faktor penghambat LPM sebagai penyalur aspirasi masyarakat yaitu banyak usulan yang masuk terkait dengan usulan masyarakat dalam program pembangunan masyarakat di

Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat pekerja (Anies 2005:24), manusia yang sehat dan

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf c dilakukan dalam penyelenggaraan sumber daya manusia di bidang transportasi sesuai dengan ketentuan

Jadi dengan tingkat kepereayaan 5% dari data yang ada, ternyata menunjukkan bahwa ada interaksi atau hubungan antara penurunan kadar Cr pada kontrol perlakuan tanpa tanaman

Adapun kecamatan yang ada di Kota Medan terbagi atas 21 yakni: Kecamatan Medan Amplas, Medan Area, Medan Barat, Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia,

Pelaksanaan Kelas Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Godong I belum baik, karena dilaksanakan tidak rutin, hanya 3 (tiga) kali dalam satu tahun, hanya memiliki

1) Pengendalian ekspor bahan mentah minerba, dimana tembaga dan nikel termasuk di dalamnya, memiliki semangat yang membangun bagi perekonomian domestik. Tujuan utama dari