• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEKS MEDIA CETAK analisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS TEKS MEDIA CETAK analisis "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Ira Novita Situmorang, Sardiwan, Siti Khoirunnisa

ABSTRAK

Teks adalah segala yang tertulis dan segala yang dituturkan. Teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk tulisan. Teks juga berarti seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu. Analisis isi teks media adalah memahami isi yang terkandung dalam teks media. Adapun surat kabar merupakan teks media yang berisi beragam informasi dan hiburan. Salah satu hiburan adalah teks humor. Teks wacana humor mengisahkan kebodohan, kecerdikan, kemalangan, kejenakaan dan keberuntungan tokoh utamanya.

KATA KUNCI : Teks Media Cetak, Wacana Humor, Analisis Wacana humor

I. PENDAHULUAN

Analisis teks media, merupakan bentuk kesimpulan dari sudut pandang yang penulis kemukakan mengenai media, yang bersentuhan dengan perihal analisis isi yang tersampaikan dalam teks. Penulisan ini dimaksudkan dengan tujuan mengkritisi

konstruksi wacana media yang selama ini menjadi wadah idealisme pelaku media. Penulis berharap dapat lebih jauh melihat kekuasaan terhadap teks, dan menemukan konsep yang menarik perihal kekuatan media, serta mengungkap makna yang tersembunyi dengan pandangan kritis terhadap wacana media. Munculnya analisis wacana, khususnya dalam bidang analisis teks media melahirkan berbagai varian analisis yang pada akhirnya memunculkan persinggungan antara model analisis yang satu dengan yang lain. Berita adalah sebagai salah satu wacana yang memiliki

karakteristik tersendiri yang relatif memenuhi suatu surat kabar.

Secara singkat, berita adalah jalan cerita tentang suatu peristiwa, atau laporan mengenai fakta dan pendapat penting yang menarik bagi sebagian besar khalayak, dan

(2)

harus dipublikasikan secepatnya kepada khalayak luas. Salah satu sarana untuk mempublikasikan berita tersebut secara cepat kepada khalayak luas ialah surat kabar. Surat kabar yang dimaksud yakni konteks buku atau alat media cetak yang mempunyai peranan sebagai penghubung batiniah dan santapan rohaniah sebagai bekal pengetahuan manusia yang memenuhi persyaratan yaitu, publisitas, preodisitas, universalitas,

akualitas, kontinuitas. Wacana atau teks yang terdapat dalam surat kabar yang utuh harus dipertimbangkan dari segi isi yang koheren, sedangkan kekohesiannya

dipertimbangkan dari keruntutan unsur pendukung. Jurnal ini akan menyoroti sebuah teks yang selalu dimuat dalam harian Metro 24 yaitu “Mak Bedah”. Sorotan terhadap rubrik atau kolom ini dipilih karena wacana ini memberi nuansa baru tentang wacana humor. Humor merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi, menyatakan perasaan, mengendurkan ketegangan, menjadi bumbu penyedap dalam pertemuan bisnis atau ilmiah. Disamping itu, humor juga berfungsi sebagai alat kritik ampuh. Kehadiran kolom “Mak Bedah” dalam harian Metro 24 merupakan pemikat para pembacanya khususnya diwilayah Medan dan sekitarnya. Pada kenyataannya memang banyak pembaca harian ini yang menginginkan rubrik ini, mereka merasa terhibur, meski hanya sesaat.

II. PEMBAHASAN WACANA HUMOR

Menurut Djajasudarma dalam buku Teori dan Praktik Analisis Wacana (2003:136), mengemukakan bahwa jenis wacana dapat dikaji dari segi realitasnya, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Secara realitas, wacana dibagi menjadi wacana verbal dan non verbal. Sebagai media komunikasi, wacana berwujud tuturan lisan dan tulisan. Dari segi pemaparan, diperoleh jenis wacana naratif,

(3)

Wacana Mak Bedah di harian Metro 24 yang dipaparkan dalam tulisan ini menunjukkan hal itu, bahwa aspek humor wacana jauh lebih penting dari aspek informatifnya. Jadi yang diutamakan adalah aspek humornya, kelucuan serta

kekonyolannya, bukan kepentingan informasinya. Cerita yang beraspek humor, pada umumnya mengisahkan kejenakaan atau kelucuan akibat kecerdikan, kebodohan, kemalangan, dan keberuntungan tokoh utamanya. Tokoh ceritanya kadang-kadang sangat bodoh dan tidak dapat menangkap maksud orang lain, sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang tidak perlu. Humor dapat dibagi menjadi beberapa yaitu :

1. Humor Etnis, memanfaatkan ciri khas mengangkat segi-segi yang mencolok dan dianggap sebagai kekurangan suatu kelompok etnis yaitu logat ( bahasa ), perilaku (kasar, lembut, berlebihan ), dan sikap ( pelit, boros, curang ).

2. Humor politik menjadikan pimpinan politik, politikus, lembaga kelompok, partai, dan gagasan politik sebagai sasaran.

3. Humor seksual biasanya dibuat hanya untuk menjadi bahan tertawa saja dan mengendurkan pikiran yang jenuh walaupun isinya terkesan nakal.

III. WACANA HUMOR

“Lebih Berani”

Saat jutaan warga merayakan kemerdekaan, Wak Lokot malah terserang

penyakit gigi membuat sang preman ini merasa sangat tersiksa. Ia ingin berobat tapi Ia sangat takut dengan jarum suntik dan peralatantukang obat gigi. Namun, karena tidak tahan lagi, Wak Lokot nekad pergi ke klinik kesehatan gigi. Mak Bedah perawat di klinik itu menjelaskan bahwa gigi geraham Wak Lokot harus dicabut. Ketika akan disuntik, Wak Lokot berkata :

“Dek, tolong jangan disuntik, aku takut!”

Tahu Wak Lokot takut, Mak Bedah menawarkan segelas minuman keras untuk diminumnya agar rasa takutnya berkurang. Lalu, Mak Bedah berkata

“Bagaimana, abang sudah lebih berani sekarang?”

Wak Lokot menjawab:”Benar sekarang aku sudah merasa lebih berani. Siapapun yang menyentuh gigiku akan tahu akibatnya !!!!!”

Mak Bedah : ....????!!!!!!????!!

Data-data yang dijadikan bahan analisis teks media cetak ini diambil dari

(4)

Senin, 19 Agustus 2013. Wacana ini memiliki sifat tertentu seperti bahasanya mudah dimengerti, kurang formal, tanpa istilah-istilah yang sulit, mengandung logat Batak sebagai upaya menghibur para pembacanya. Para pembaca kolom Mak Bedah ini semakin banyak dan meluas. Pembaca dapat menikmati wacana yang lucu dan menghibur ini.

IV. ANALISIS WACANA HUMOR

Kolom Mak Bedah merupakan salah satu kolom yang terdapat di harian Metro 24. Kolom ini hadir setiap hari kecuali hari Minggu. Letak kolom Mak Bedah

menempati halaman 1 dipojok kiri bawah, dan lanjutan kolom ini selalu diletakkan dihalaman 2. Kolom ini berwujud sebuah wacana yang menggambarkan peristiwa atau kejadian yang aneh, lucu, konyol dan tak masuk akal. Semuanya hanya fiktif yang dikreasikan dengan berbagai cara yang dikemas dalam bentuk cerita pendek. Bentuk fisiknya berupa rentetan kalimat dijalin menjadi paragraf-paragraf yang terbagi atas paragraf pembuka, isi dan penutup. Karena cerita yang ditampilkan berisi kelucuan dan kekonyolan, maka tokoh utama cerita ini diberi nama Mak Bedah yang artinya

melepaskan dan Wak Lokot yang dalam bahasa batak artinya lengket.

Dari segi perwajahan, kolom pertama selalu ditampilkan dengan latar belakang merah dan judul ceritanya ditulis dengan warna merah dan disamping judul terdapat ilustrasi wajah kartun seorang wanita. Judulnya ditulis dengan jenis huruf Forte yaitu “Mak Bedah” kemudian judul setiap ceritanya pada halaman ke 2 memakai jenis tulisan Arial contohnya “Lebih Berani” Dibawahnya juga selalu ada ilustrasi wajah kartun Mak Bedah dan Wak Lokot. Wacana ini memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu bahasanya mudah dipahami, jarang ada istilah sulit, mengandung logat bahasa batak Toba, serta berisi permainan bahasa untuk menghibur para pembacanya. Sebab,

permainan bahasa juga berupa plesetan dan berbagai bentuk permainan makna kata juga merupakan ciri yang sangat penting didalam wacana rekreatif. Judul-judul yang

(5)

Apabila diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, wacana ini termasuk wacana dramatik. Berdasarkan media penyampaiannya ialah wacana tulis, berdasarkan jumlah penutur termasuk wacana dialog, berdasarkan sifatnya ialah wacana fiksi drama, dan berdasarkan bahasa yang dipakai sebagai media sarananya ialah bahasa nasional (bahasa Indonesia). Adapun aspek keutuhan wacana “Mak Bedah” dapat dianalisis dengan kohesi dan koherensinya. Secara koherensi, wacana ini dikatakan utuh karena adanya kaitan-kaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.

1. Substitusi

Wak Lokot malah terserang penyakit gigi, membuat sang preman ini merasa sangat tersiksa. Sang preman ini merupakan bentuk frasa yang menggantikan nama Wak Lokot.

2. Referensi anaforis/anafora

Sang preman ini merasa sangat tersiksa. Ia ingin berobat tapi ia sangat takut dengan jarum suntik. Bentuk Ia pada kalimat kedua menjadi alat penghubung dan menujuk Sang preman pada kalimat pertama. Pola ini menyebabkan kedua kalimat tersebut berkaitan dan berhubungan.

3. Elipsis

Wak Lokot nekad juga pergi ke klinik kesehatan gigi. Mak bedah perawat di klinik itu menjelaskan bahwa gigi geraham Wak Lokot harus dicabut. Kalimat ini termasuk elipsis sebab adanya unsur yang dihilangkan agar bahasanya praktis. Pelesapan terdapat pada kata itu, yang mengacu dengan kesehatan gigi.

4. Konjungsi

Pertentangan : “Ia ingin berobat, tapi ia sangat takut dengan jarum suntik ...”. Sebab akibat : “Namun, karena tidak tahan lagi, Wak Lokot ...”.

Penambahan : “Ia sangat takut dengan jarum suntik dan peralatan tukang obat gigi”.

Tujuan : “Mak Bedah menawarkan segelas miras untuk diminumnya agar rasa takutnya bisa berkurang”.

Urutan : “Lalu, Mak Bedah berkata ...”.

Waktu : “Saat jutaan warga merayakan kemerdekaan ...”. “Ketika akan disuntik, Wak Lokot berkata ...”.

V. SIMPULAN

(6)

yang mudah dan murah diperoleh. Selain itu, dalam kajiannya wacana ini termasuk wacana dramatik (dialog) yang bersifat fiksi dengan media tulis dan menggunakan bahasa Indonesia. Wacana ini juga termasuk wacana yang utuh dengan adanya kohesi dan koherensi sebagai aspek-aspek keutuhan wacana.

VI. DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Cook, Guy. 1997. Discourse. Oxford: Oxford University Press.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Ydarma Widya

Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan antar Unsur. Bandung: Eresco.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.

Lubis, Malan. 2012. Analisis Wacana. Jakarta: Halaman Moeka Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang diujikan pada penentuan kualitas asap cair atau cuka kayu pada penelitian ini adalah sampel yang mendapat nilai kuesioner terkecil dari 27 sampel

a. Kegiatan yang menantang dan menarik minat kaum muda untuk menjadi Pramuka, sedangkan mereka yang telah menjadi Pramuka tetap terpikat dan mengikuti serta mengembangkan

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan teknik GQGA ini telah berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan dan berjalan optimal dibandingkan pelaksanaan

Dan data pada tabel tersebut didapat bahwa terjadi penumnan konsentrasi Cr pada area inefektif, sehingga dapat dimungkinkan bahwa pada area tersebut mendapat pengamh dan medan

Spesifikasi media pembelajaran berbentuk lembar kerja siswa yang akan dirancang sesuai materi pembelajaran yang akan disampaiakan pada proses pembelajaran. a) Lembar kerja

5e%akaian sitostatiska belu% %e%uaskan$ biasan"a &ad+al #e%berian sitostatiska &ad+al #e%berian sitostatiska tidak sa%#ai selesai karena keadaan u%u% %e%buruk$

Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari agregat kasar dan halus, semen dan air yang mampunyai nilai kuat tekan pada umur tertentu.. Beton juga bisa

terkait dengan proyek ini, yaitu fitness centre, aerobic serta yoga yang merupakan olahraga ringan dan tidak membutuhkan tenaga yang besar seperti angkat beban. Fasilitas yang