• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 DURENAN TRENGGALEK TAHUN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 DURENAN TRENGGALEK TAHUN 20142015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 DURENAN

TRENGGALEK TAHUN 2014/2015

Oleh: Sri Hariyati

SD Negeri 2 Durenan, Trenggalek

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Upaya guru kelas VI berkolaborasi dengan guru kelas lain agar dapat menerapkan model belajar kooperatif sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada matapelajaran Matematika dengan materi pokok pengerjaan bilangan bulat yang disampaikan oleh guru; dan (2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika setelah guru menerapkan model belajar kooperatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada siswa SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Treng-galek. Sedangkan obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 27 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang diguanakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam model belajar kooperatif, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Model belajar kooperatif dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran matematika pokok bahasan pengerjaan hitung campuran. (2) Model belajar kooperatif mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar.

Kata kunci: kooperatif, prestasi belajar, matematika

Guru sebagai pelaksana utama dalam pembelajaran diharapkan mampu mencipta-kan strategi pembelajaran yang inovatif. Menurut Usman (2004) guru dapat meng-gunakan beberapa cara dan strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sebagai usaha merangsang minat belajar siswa. Minat belajar menurut Uno (2012) adalah suatu dorongan atau keinginan individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai prestasi belajar yang dilakukan. Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar

(Sukmadinata, 2001). Tetapi, yang lebih penting dalam usaha merangsang minat belajar siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar.

(2)

di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu.

Realita yang ditemui oleh peneliti di lapangan adalah prestasi belajar matematika pada siswa Kelas VI semester I SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015 rendah. Masih banyak siswa yang berada di bawah KKM. Hal ini diduga karena rendahnya minat belajar siswa pada matapelajaran matematika.

Dengan adanya hal tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya me-ningkatkan minat belajar siswa dalam ke-giatan belajar mengajar di kelas, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap pe-ningkatan prestasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan memvariasikan metode pembelajaran. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupa-kan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengem-bangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas yaitu menggunakan model pembelajaran ko-operatif.

Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Huda (2011) memberikan pe-ngertian kooperatif sebagai kegiatan seke-lompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kooperatif ini menuntut

kegiatan yang kooperatif dari beberapa indi-vidu tersebut. Pendapat ini didukung oleh Isjoni (2009) bahwa pembelajaran kooperatif menurut merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang diran-cang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa. Tujuan pembela-jaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978,1986) yang mene-kankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembang-an kognitif (Sperkembang-andjaya, 2005). Selain itu, metode ini juga didukung oleh teori belajar

information processing dan cognitive theory of learning. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses enkoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan metode kooperatif dilandaskan pada teori cognitive

karena menurut teori ini interaksi bisa men-dukung pembelajaran.

(3)

bandingkan dengan ide temannya; dan mem-bantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini. Bila hal ini berjalan terus menerus secara berkelanjutan dan berke-sinambungan maka problem yang selama ini menjadi pokok permasalahan yaitu rendah-nya prestasi belajar siswa pada matapelajaran matematika dapat teratasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis pe-nelitian tindakan kelas (PTK). Pepe-nelitian dilakukan siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015 SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 27 siswa. Lokasi penelitian adalah di SD Negeri 2 Durenan, Kecamatan Du-renan, Kabupaten Trenggalek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada Aqib (2009) yaitu terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: planning (perencanaan), ac-tion (pelaksanaan), observation (pengamat-an) dan reflection (refleksi). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang in-gin dicapai. Teknik analisis data yang digu-nakan adalah analisis data kualitatif yang ber-sifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paparan data ini mendeskripsikan bahwa implementasi model belajar koopera-tif memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pencapaian minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Paparan data ini diperoleh dari kegiatan pengamatan dan observasi peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung.

Catatan-catatan prestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk hasil evaluasi yang dilakukan akhir kegiatan setiap siklus.

Refleksi Awal

Dalam penelitian ini, peneliti ber-sama kolaborator penelitian mengidentifika-si permasalahan yang ada di Kelas VI yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar matematika materi Bilangan bulat. Dari hasil pengamatan pada kegiatan pra tindakan terekam bahwa merosotnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penggunaan pende-katan pembelajaran yang tidak tepat. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses penemuan, penurunan rumus dan aplikasi operasi bilangan bulat dalam permasalahan yang se-ring dihadapi oleh siswa. Siswa dalam pe-mecahan masalah langsung diberi contoh so-al dan kemudian mengerjakan soso-al.

Perencanaan

Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I, yaitu (a) Mempersiapkan rencana pelak-sanaan pembelajaran; (b) Mempersiapkan lembar observasi siswa; (c) Mempersiapkan lembar observasi guru; (d) Mempersiapkan lembar penilaian; dan (e) Mempersiapkan lembar evaluasi.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

Gambaran secara menyeluruh me-ngenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model belajar kooperatif dapat didiskripsikan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

(4)

dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberi motivasi dengan cara menyampai-kan atau menjelasmenyampai-kan tujuan mempelajari materi yang akan dibahas. Membentuk kelompok belajar

Kegiatan Inti

Siswa mendengarkan uraian materi dari guru secara ringkas. Siswa mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok. Disku-si secara klaDisku-sikal dengan bimbingan guru. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Masing-masing siswa mencatat kesimpulan

Kegiatan Akhir

Guru melakukan penilaian atau re-fleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Penegasan catatan siswamasing-masing siswa mengerjakan lembar tes indi-vidu

Pengamatan Siklus I

Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (1) Siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengi-kuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pela-jaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berko-munikasi dengan bahasa yang mudah dipa-hami oleh teman sebaya. Dari aktivitas bela-jar yang diberikan oleh siswa diperoleh per-sentase rata-rata sebesar 66,25% dan ter-masuk dalam kategori aktivitas baik dapat dilihat dalam Tabel 1.

Hasil penelitian terkait keaktifan guru pada siklus I menunjukkan bahwa: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak

menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; dan (d) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam pengu-asaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 62,50% dan termasuk dalam kriteria baik dapat dilihat dalam Tabel 2.

Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui model belajar kooperatif. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan pe-neliti selama kegiatan pepe-nelitian berlangsung menunjukkan bahwa model belajar kooperatif berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran matematika pokok bahasan penger-jaan bilangan bulat.

(5)

tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar

kooperatif yang disajikan melalui nilai hasil belajar dalam Tabel 3.

Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

No Indikator SIKLUS I Jumlah

P1 P2

1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 3 2 5

2 Kerjasama siswa dalam kelompok 2 3 5

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 3 2 5

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 2 3 5

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 3 2 5

6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 3 3 6 7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan

oleh guru

3 3 6

8 Komunikasi siswa dengan guru 2 3 5

9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 3 2 5

10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan 3 3 6

Jumlah 53

% Rata-rata 66.25

Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Guru Siklus I

No Aktivitas Siklus I

P1 P2 NA

1 Melakukan kegiatan apersepsi 3 3 6

2 Penguasaan materi pembelajaran 3 3 6

3 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran 2 3 5

4 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 2 3 5

5 Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien 2 2 4

6 Menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2 2 4

7 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa 2 2 4

8 Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung 2 2 4

9 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 2 2 4

10 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari remidi/pengayaan

2 2 4

Jumlah 46

Rata-rata 57.5

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

No. Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Muzayyinul Aminin 72 T -

2 Ferdyan Alinsyah 86 T -

3 Adi Sulaiman Sahroni 68 - TT

4 Adhi Triyanto 60 - TT

5 Elnyno Ristuharjo 84 T -

6 Fairuz Duroh Safa Sahda 68 - TT

7 Fatimah Wulan Mulia 72 T -

8 Ganez Bhaktiar Taruna Sakti 90 T -

9 Johan Dwi Sasongko 76 T -

10 Luthfi Nur Satriya 74 T -

11 Mahbub Uli'azmi 72 T -

12 Mochamad Andrew Daffa Renaldy 82 T -

13 Mohammad Asyfiya' Hamida Rodhyansah 72 T -

14 Mutiara Mustika Dewi 82 T -

15 Nifta Dwi Ramadani 68 - TT

16 Niken Feronika Putri 86 T -

(6)

No. Nama Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas

18 Nimas Ayu Ningtyas 74 T -

19 Putri Choli Ardina 68 - TT

20 Putri Marsandha 72 T -

21 Sarirotus Sa'diyah 90 T -

22 Triana Nanda Lestari 76 T -

23 Vanestya Juliastuti 74 T -

24 Wilhan Debsa Reynas Silvi 72 T -

25 Zulfa Nurkaromah 82 T -

26 Mochamad Fahrizal 68 - TT

27 Hasbi An'amtias 86 T -

Jumlah 2050 21 6

Rata-Rata 75.93 77.78 22.22

Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I

No Indikator Jumlah Siswa

YA SAMA SAJA TIDAK 1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai

dengan keinginanmu? 55.56 44.44 0

2 Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan

metode ini? 55.56 44.44 0

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan

diterapkannya metode ini? 59.26 40.74 0

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? 59.26 40.74 0

5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan

temanmu? 62.96 37.04 0

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada

materi yang diajarkan oleh guru? 62.96 37.04 0

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu

setelah diterapkannya metode ini? 59.26 40.74 0

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu

pada diri sendiri dan kelompok belajarmu? 62.96 37.04 0

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? 59.26 40.74 0

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk

bertanya/mengekuarkan gagasan? 59.26 40.74 0

Berdasarkan data hasil penilaian da-lam Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 75,93 de-ngan persentase ketuntasan sebesar 77,78 %. Hasil ketuntasan pada siklus I masih belum memenuhi ketuntasan yang peneliti harapkan yaitu sebesar 85% sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya. Refleksi

Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, refleksi dari hasil te-muan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai

(7)

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian siswa tidak menyukai de-ngan model pembelajaran kooperatif, namun jumlah siswa yang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif lebih banyak sehingga metode kooperatif lebih dapat dikembangkan lagi dengan tujuan siswa lebih banyak yang merasa nyaman dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan model belajar kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya pe-ningkatan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Durenan, akan dija-barkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun paparan penjabaran hasil dari kegi-atan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: (a) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; dan (b) Guru memotivasi siswa khsusnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi.

Siklus Kedua

Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilaku-kan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah disu-sun oleh peneliti bersama kolaborator pada siklus sebelumnya.

Pelaksanaan Tindakan

Diksripsi dari proses pembelajaran pada siklus II disajikan dalam langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Guru menyiapkan peserta didik seca-ra fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdo’a terlebih dahulu. Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan

cara mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberi motivasi dengan cara menyampai-kan atau menjelasmenyampai-kan tujuan mempelajari materi yang akan dibahas. Membentuk kelompok belajar.

Kegiatan Inti

Siswa mendengarkan uraian materi dari guru secara ringkas kemudian mengerja-kan lembar kegiatan secara berkelompok. Diskusi secara klasikal dengan bimbingan guru. Guru membimbing siswa untuk mem-buat kesimpulan. Masing-masing siswa men-catat kesimpulan.

Kegiatan Akhir

Guru melakukan penilaian atau re-fleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan ter-program. Penegasan catatan siswamasing-masing siswa mengerjakan lembar tes indi-vidu.

Pengamatan

Berdasarkan paparan data kegiatan pembelajaran siklus II, maka diperoleh pe-ningkatan minat belajar siswa melalui model belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model belajar koope-ratif berupa nilai hasil belajar yang disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Nilai hasil Belajar Siswa pada Siklus II

(8)

8 Ganez Bhaktiar 24 Wilhan Debsa Reynas

Silvi

Berdasarkan data hasil penilaian pada siklus II pada Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus II mencapai 86,07 de-ngan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus ke II.

Refleksi

Berdasarkan observasi dan penga-matan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) Sebagian besar siswa lebih ce-pat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) Sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) Kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa mendapatkan hasil sebesar 87,50 %, sedangkan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 81,25%. Hasil observasi keaktifan siswa dan keaktifan guru pada siklus II secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 6 dan Tabel 7.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas yang memuat nilai siklus I dan siklus II dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua rencana tindakan pada penelitian ini berjalan dengan baik; (b) Guru sudah da-pat memberikan pemberian tugas dengan bobot soal yang tepat; (c) Siswa sudah dapat belajar mandiri, mengurangi ketergantungan pada orang lain; dan (d) Pemberian tugas secara rutin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matema-tika. Pada siklus II juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembela-jaran pada siklus II. Hasil angket siswa dapat disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

No Indikator SIKLUS II Jumlah P1 P2

1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 3 4 7

2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 4 7

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 3 3 6

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 4 3 7

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 3 4 7

6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 3 3 6

7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 4 4 8

8 Komunikasi siswa dengan guru 3 4 7

9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 4 3 7

(9)

Jumlah 70

% Rata-rata 87.5

Tabel 7 Hasil Observasi Keaktivan Guru Siklus II

No Kegiatan SIKLUS II Jumlah

P1 P2

1 Guru membuat RPP 3 4 7

2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 4 2 6

3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 3 4 7

4 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 3 4 7

5 Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen 3 3 6

6 Guru merangsang interaksi antar siswa 3 4 7

7 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 4 3 7

8 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 2 3 5

9 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 3 3 6

10 Guru melaksanakan evaluasi 3 4 7

Jumlah 65

%Rata-rata 81.25

Tabel 8 Hasil Angket Siswa Siklus II

No Indikator Jumlah Siswa

YA SAMA SAJA TIDAK 1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai

dengan keinginanmu?

100.00 0.00 0

2 Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini?

96.30 3.70 0

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini?

92.59 7.41 0

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu?

92.59 7.41 0

5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu?

92.59 7.41 0

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru?

92.59 7.41 0

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini?

96.30 3.70 0

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu?

92.59 7.41 0

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? 88.89 11.11 0

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengekuarkan gagasan?

88.89 11.11 0

Berdasarkan pada hasil angket siswa pada siklus II menunjukkan bahwa pada siklus II siswa banyak yang lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif sehingga para siswa merasa nyaman dan dengan menggunakan metode kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajaran siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model belajar kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika

(10)

serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh melipu-ti, peningkatan aktivitas, motivasi dan pres-tasi belajar. Pada sebelum siklus prespres-tasi hasil belajar siswa sebesar 62,52 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 29,63%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 75,93 dengan ketuntasan belajar sebesar 77,78% dan pada siklus II rata-rata hasil be-lajar sebesar 86,07 dengan ketuntasan men-capai nilai maksimal yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa model belajar kooperatif sangat efektif dalam meningkat-kan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Pening-katan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 1.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan, yaitu: (1) Model belajar kooperatif, mengkondisikan siswa be-lajar dengan meningkatkan aktivitas, moti-vasi dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 62,52 dengan ketuntasan belajar ha-nya sebesar 29,63%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 75,93 dengan ketuntasan belajar sebesar 77,78% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 86,07 dengan

ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%; dan (2) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari 66,25% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II. Se-dangkan aktivitas guru juga mengalami pe-ningkatan dari 62,50% pada siklus I menjadi 81,25% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa model belajar kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I.

Saran

(11)

Gambar 1 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa

DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: Yrama Midya.

Huda, M. Cooperatif Learning: Metode, Tek-nik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunika-si Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sandjaya, W. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:

Rineka Cipta.

Solihatin, E & Raharjo. 2009. Cooperatif Learning Analisis Pembelajaran Mate-matika. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata. 2001. Kurikulum dan Pembe-lajaran Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Usman, U. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, H. B. 2012. Teori Motivasi dan Pengu-kurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

SEB SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

62.52

75.93

86.07

29.63

77.78

100.00

RATA-RATA

Gambar

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I
Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Observasi Keaktivan Guru Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

LAMPIRAN 1 Data Biaya Aktual Distribusi Unit Sepeda Motor Jabodetabek LAMPIRAN 2 Data Permintaan Selama 1 Bulan di Zona Jakarta Pusat LAMPIRAN 3 Data Permintaan Selama 1 Bulan

Dari hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat aktivitas fisik dengan libido seksual pada pria, namun secara statistik

Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat suatu Sistem Informasi Wisma dan Reservasi Kamar berbasis web yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan

Untuk bangunan rumah tinggal dapat dibuat sistem modular dasar bangunan merupakan modul pembentuk yang diusahakan dengan bilangan bulat agar dapat membentuk ruang

c. tidak melaporkan kasus ini kepada pendamping; yang menyebabkan tempat PKP mengirimkan surat pemberitahuan resmi yang dilampirkan bukti-bukti, maka hal tersebut

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Key Words: Analysis, Manifestation, Speech Acts Theory, Utterances, Budi Danna's Novel. Communication both spoken and written is very essential .in our daily life for

Hasil Simulasi Geometri Rekahan Setelah Operasi Mini Frac Pada Masing-Masing Stage.... Hasil Main Frac Pada Masing-Masing