• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendorong Perubahan Sosial Riset untuk K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mendorong Perubahan Sosial Riset untuk K"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Mendorong Perubahan Sosial

:

Riset untuk Kebijakan Pendidikan

Totok Amin Soefijanto, Ed.D

Direktur Riset PPPI (Paramadina Pubic Policy Institute)/

Education Knowledge & Communications Specialist – ACDP Indonesia

CIPS Seminar,

(2)

Tentang Narsum

Totok Amin Soefijanto, Ed.D

Konsultan ACDP Indonesia – Kemdikbud.

Direktur Riset PPPI – Univ. Paramadina

Deputi Rektor bid. Akademik, Riset,

Kemhswn.

S3 – Boston University: Curriculum &

Teaching (major); Educational Media &

Tech (minor).

(3)

Tujuan

1. Mengetahui masalah yang ada dalam isu

pendidikan di Indonesia dan hubungannya

dengan kebijakan public.

2. Memahami peran lembaga dan penelitian

kebijakan dalam memperbaiki akses dan mutu

pendidikan di Indonesia.

3. Memahami pentingnya lembaga dan

penelitian kebijakan dalam mendorong

perubahan sosial secara umum, khususnya

(4)
(5)

Melaksanakan Nawacita dan RPJMN dengan

visi

:

Terbentuknya

insan

serta

ekosistem

Pendidikan dan Kebudayaan

yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.

UJ IAN NASIONAL

Sebelumnya: Sekarang:

§ Ujian Nasional menentukan kelulusan.

§ Ujian Nasional dipetakan hanya dengan parameter nilai ujian. § Ujian Nasional dilakukan

sepenuhnya dengan tes berbasis kertas.

§ Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan. § Penentuan kelulusan

dikembalikan sepenuhnya kepada sekolah dan guru. § Pemetaan Ujian Nasional dilengkapi dengan Indeks Integritas Ujian Nasional untuk melihat tingkat kejujuran ujian di sekolah dan daerah. § Telah dilakukan inisiatif Ujian

Nasional dengan tes berbasis komputer pada sekitar 550 sekolah dan lebih dari 170.000 siswa.

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI

Sebelumnya: Sekarang:

§ Dikembangkan hanya melalui jalur intra dan ekstra kurikuler dan hasil penilaiannya dituangkan dalam rapor.

§ Dikembangkan juga melalui proses pembiasaan pada jalur non kurikuler dan praktik baik. § Menyentuh aspek penting lain

yang luput dari perhatian, seperti penguatan nasionalisme dan literasi.

DATA POKOK PENDIDIKAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Data pendidikan tersebar dalam beberapa satuan kerja [DAPODIKDAS, DAPODIKMEN, Padamu Negeri, dll]. § Terjadi inefisiensi dan

keberagaman sistem data.

§ Integrasi ke dalam sistem Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) untuk menjamin keselarasan dan keseragaman data serta menyederhanakan proses manajemen data. § DAPODIK menjadi rujukan

dalam perencanaan pendidikan.

SELEKSI TERBUKA PEJ ABAT KEMDIKBUD

Sebelumnya: Sekarang:

§ Proses menentuan pejabat Eselon secara tertutup.

§ Dilakukan melalui Seleksi terbuka oleh panitia independen.

§ Pejabat Eselon 1 terpilih adalah staf karier yang sudah terbukti berkinerja baik dan berintegritas.

PENOMINASIAN WARISAN BUDAYA DUNIA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penominasian warisan budaya

ditentukan oleh Pemerintah. § Penominasian melibatkan masyarakat. § Perbaikan menyeluruh dalam

proses persiapan.

BELAJ AR BERSAMA MAESTRO

Sebelumnya: Sekarang:

§ Seniman jarang dilibatkan dan berinteraksi secara langsung dengan anak sekolah.

§ Siswa dari seluruh indonesia berkesempatan berinteraksi langsung dengan maestro selama beberapa hari. § Semakin banyak siswa memiliki

akses komunikasi dan inspirasi dengan para pegiat seni dan budaya.

AFIRMASI PENDIDIKAN MENENGAH

Sebelumnya: Sekarang:

§ Program afirmasi pendidikan menengah dengan memberikan kesempatan pada siswa dari daerah 3T, khususnya dari Papua dan Papua Barat, belajar di sekolah bermutu di wilayah J awa dan Bali.

§ Percepatan dan perluasan program yang melibatkan siswa dari wilayah seperti NTT, Sulawesi, Aceh, dll, belajar di berbagai daerah.

PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Masih terdapat kantung-kantung putus sekolah karena kekurangan prasarana.

§ Percepatan pemerataan pembangunan prasarana pendidikan.

§ Pencanangan Gerakan Sekolah Aman, Nyaman dan Ramah Anak.

RINGKASAN SETAHUN KINERJ A KEMDIKBUD

OKTOBER 2014 – OKTOBER 2015

§ Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan

§ Peningkatan mutu dan akses

§ Pengembangan efektivitas birokrasi melalui perbaikan

tata kelola dan pelibatan publik

Strategi:

Oktober 2014 – Oktober 2015

KURIKULUM NASIONAL

Sebelumnya: Sekarang:

§ Kurikulum Kurikulum 2013 dikembangkan dan diterapkan dalam waktu singkat. § Ditemukan kekurang-selarasan

antara ide, desain, dokumen dan penerapan. § Banyak sekolah yang belum

disiapkan untuk menerapkan.

§ Dilakukan penelahan ulang, revisi konsep dan dokumen kurikulum dengan melibatkan publik.

§ Penerapan dilakukan secara bertahap sampai batas waktu penerapan total pada tahun 2020.

GURU GARIS DEPAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penyebaran guru belum merata, terutama di daerah 3T. § Guru di daerah 3T ditempatkan

untuk masa tugas jangka pendek (1-2 tahun) melalui SM3T.

§ Pengiriman ribuan guru secara bertahap untuk ditempatkan di daerah 3T dengan masa tugas jangka panjang, sebagai guru permanen.

§ Penyiapan insentif khusus, termasuk pengangkatan sebagai PNS daerah dan kredit rumah, untuk Guru Garis Depan.

HARI PERTAMA SEKOLAH

Sebelumnya: Sekarang:

§ Belum banyak orangtua yang menyadari pentingnya mengantarkan anak pada hari pertama sekolah. § Terlewatkan momen penting

bagi orangtua untuk mengenal sekolah dan bagi anak agar merasa nyaman memasuki lingkungan baru.

§ Menjadi gerakan nasional. § Sekolah dan guru bersiap untuk

menyambut dan berinteraksi dengan orangtua. § Membuat siswa merasa lebih

nyaman berada dalam lingkungan baru. § Himbauan dan kelonggaran

bagi pegawai negeri untuk mengantarkan anak di hari pertama sekolah.

STRUKTUR ORGANISASI BARU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan guru dan tenaga kependidkan tersebar pada berbagai unit utama. § Belum ada satuan kerja yang

memfasilitasi orangtua sebagai pelaku sekaligus ekosistem pendidikan.

§ Belum ada satuan kerja yang melakukan analisis dan sinkronisasi kebijakan.

§ Pembentukan Struktu baru: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Keluarga dan Pusat Analisis dan Sinkronisasi kebijakan (PASKA).

REGISTRASI CAGAR BUDAYA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara konvensional. § Pemerintah daerah diminta

mendaftarkan cagar budaya dengan target jumlah tertentu.

§ Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara daring. § Masyarakat bisa ikut

mendaftarkan cagar budaya. § Pemerintah menfasilitasi proses

pendaftarannya.

BEASISWA UNGGULAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penerima beasiswa ditekankan untuk siswa berprestasi dan pegawai Kemdikbud.

§ Sasaran calon penerima beasiswa diperluas untuk pegiat sosial dan seniman.

PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS

Sebelumnya Dilanjutkan dengan:

§ Sosialisasi zona integritas Wilayah Integritas Bebas dari Korupsi.

§ Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi.

§ Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.

§ Mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian.

PENYERAPAN ANGGARAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan laporan belum

terintegrasi secara optimal. § Implementasi sistem monitoring keuangan terintegrasi secara daring.

§ Kemdikbud berada pada Peringkat tiga penyerapan anggaran dari 10 kementerian dengan anggaran terbesar. § Penyerapan anggaran tidak

terhambat karena restrukturisasi.

PROGRAM INDONESIA PINTAR

Sebelumnya: Sekarang:

§ Sasaran pada anak miskin yang

bersekolah. § Sasaran diperluas untuk anak dari keluarga rentan miskin dan yang mengikuti program pendidikan nonformal.

TAMU KEHORMATAN

FRANKFURT BOOK FAIR 2015

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan Komite Nasional dipimpin dan dikelola secara birokratis, sehingga terjadi keterlambatan dalam persiapan. § Indonesia sebagai pembeli hak cipta karya penulis luar negeri.

§ Di bulan November 2014, Komite FBF dirombak. Budayawan diberi otoritas untuk memimpin dan tim kreatif diberi ruang kreasi yang luas, staf birokrasi diubah menjadi penopang. Kerja Komite menjadi bisa cepat & efektif.

§ Paviliun dan stand Indonesia mendapat pemberitaan sangat positif di media luar dan dalam negeri.

§ Pelibatan ratusan penulis, seniman, koki, desainer, dll. § Indonesia bukan lagi sekadar

pembeli, tapi menjadi penjual hak cipta.

MASA ORIENTASI SISWA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Masih banyak perpeloncoan pada saat Masa Orientasi Siswa. § Pemerintah baik di pusat

maupun di daerah cenderung diam dan mendiamkan praktek perpeloncoan.

§ Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran ke semua sekolah untuk mengantisipasi perpeloncoan. § Inspeksi mendadak dilakukan

oleh jajaran Kementerian. § Dibuatkan laman khusus

laporan pelanggaran MOS untuk ditindaklanjuti oleh kemdikbud dan dinas pendidikan daerah.

GERAKAN PAUD BERKUALITAS

Sebelumnya: Dilanjutkan dengan:

§ Akses PAUD bermutu dan terjangkau belum merata. § Gerakan Satu Desa Satu PAUD

dimulai.

§ Percepatan dan pemerataan bantuan peningkatan mutu dan akses PAUD.

GERAKAN INDONESIA MEMBACA –MENULIS

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pelatihan menulis karya ilmiah untuk guru dan kepala sekolah. § Program keaksasraan hanya

dilakukan melalui pendidikan nonformal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). § Gerakan Indonesia Membaca

dan Menulis dilakukan secara terpisah.

§ Meluncurkan Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis melalui program percepatan pemberantasan buta aksara, perpustakaan keliling, dan pelatihan menulis karya ilmiah bagi guru dan siswa. § Mewajibkan alokasi waktu

membaca buku non-pelajaran 15 menit sebelum jam sekolah dimulai.

GERAKAN TERIMA KASIH GURU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penghargaan kepada guru melalui pemberian penghargaan dan tunjangan dari Pemerintah.

§ Selain tunjangan dan penghargaan dari Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha diajak berperan serta memuliakan guru dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas khusus untuk guru.

LOKAKARYA MEMBANGUN VISI BERSAMA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penerjemahan visi dan program kerja Kementerian dilakukan oleh tiap unit utama secara tersendiri, tidak integrasi sebagai satu kementrian.

§ Penyelarasan visi Kemdikbud dilakukan pada seluruh eselon. § Evaluasi seluruh program

terhadap keselarasan visi Kemdikbud 2014-2019 dilakukan secara rutin.

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Lebih dari 50 jenis pelayanan jasa dan pengaduan di Kemdikbud tersebar di masing-masing unit utama.

§ Pelayanan jasa dan pengaduan Kemdikbud diintegrasikan ke dalam pelayanan satu pintu untuk seluruh unit.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

J l. J end. Sudirman, Jakarta Pusat –10270

Call Center: 177

SMS: 0811976929

(6)

Melaksanakan Nawacita dan RPJMN dengan

visi

:

Terbentuknya

insan

serta

ekosistem

Pendidikan dan Kebudayaan

yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.

UJ IAN NASIONAL

Sebelumnya: Sekarang:

§ Ujian Nasional menentukan kelulusan.

§ Ujian Nasional dipetakan hanya dengan parameter nilai ujian. § Ujian Nasional dilakukan

sepenuhnya dengan tes berbasis kertas.

§ Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan. § Penentuan kelulusan

dikembalikan sepenuhnya kepada sekolah dan guru. § Pemetaan Ujian Nasional dilengkapi dengan Indeks Integritas Ujian Nasional untuk melihat tingkat kejujuran ujian di sekolah dan daerah. § Telah dilakukan inisiatif Ujian

Nasional dengan tes berbasis komputer pada sekitar 550 sekolah dan lebih dari 170.000 siswa.

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI

Sebelumnya: Sekarang:

§ Dikembangkan hanya melalui jalur intra dan ekstra kurikuler dan hasil penilaiannya dituangkan dalam rapor.

§ Dikembangkan juga melalui proses pembiasaan pada jalur non kurikuler dan praktik baik. § Menyentuh aspek penting lain

yang luput dari perhatian, seperti penguatan nasionalisme dan literasi.

DATA POKOK PENDIDIKAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Data pendidikan tersebar dalam beberapa satuan kerja [DAPODIKDAS, DAPODIKMEN, Padamu Negeri, dll]. § Terjadi inefisiensi dan

keberagaman sistem data.

§ Integrasi ke dalam sistem Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) untuk menjamin keselarasan dan keseragaman data serta menyederhanakan proses manajemen data. § DAPODIK menjadi rujukan

dalam perencanaan pendidikan.

SELEKSI TERBUKA PEJ ABAT KEMDIKBUD

Sebelumnya: Sekarang:

§ Proses menentuan pejabat Eselon secara tertutup.

§ Dilakukan melalui Seleksi terbuka oleh panitia independen.

§ Pejabat Eselon 1 terpilih adalah staf karier yang sudah terbukti berkinerja baik dan berintegritas.

PENOMINASIAN WARISAN BUDAYA DUNIA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penominasian warisan budaya ditentukan oleh Pemerintah.

§ Penominasian melibatkan masyarakat.

§ Perbaikan menyeluruh dalam proses persiapan.

BELAJ AR BERSAMA MAESTRO

Sebelumnya: Sekarang:

§ Seniman jarang dilibatkan dan berinteraksi secara langsung dengan anak sekolah.

§ Siswa dari seluruh indonesia berkesempatan berinteraksi langsung dengan maestro selama beberapa hari. § Semakin banyak siswa memiliki

akses komunikasi dan inspirasi dengan para pegiat seni dan budaya.

AFIRMASI PENDIDIKAN MENENGAH

Sebelumnya: Sekarang:

§ Program afirmasi pendidikan menengah dengan memberikan kesempatan pada siswa dari daerah 3T, khususnya dari Papua dan Papua Barat, belajar di sekolah bermutu di wilayah J awa dan Bali.

§ Percepatan dan perluasan program yang melibatkan siswa dari wilayah seperti NTT, Sulawesi, Aceh, dll, belajar di berbagai daerah.

PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Masih terdapat kantung-kantung putus sekolah karena kekurangan prasarana.

§ Percepatan pemerataan pembangunan prasarana pendidikan.

§ Pencanangan Gerakan Sekolah Aman, Nyaman dan Ramah Anak.

RINGKASAN SETAHUN KINERJ A KEMDIKBUD

OKTOBER 2014 – OKTOBER 2015

§ Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan

§ Peningkatan mutu dan akses

§ Pengembangan efektivitas birokrasi melalui perbaikan

tata kelola dan pelibatan publik

Strategi:

Oktober 2014 – Oktober 2015

KURIKULUM NASIONAL

Sebelumnya: Sekarang:

§ Kurikulum Kurikulum 2013 dikembangkan dan diterapkan dalam waktu singkat. § Ditemukan kekurang-selarasan

antara ide, desain, dokumen dan penerapan. § Banyak sekolah yang belum

disiapkan untuk menerapkan.

§ Dilakukan penelahan ulang, revisi konsep dan dokumen kurikulum dengan melibatkan publik.

§ Penerapan dilakukan secara bertahap sampai batas waktu penerapan total pada tahun 2020.

GURU GARIS DEPAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penyebaran guru belum merata, terutama di daerah 3T. § Guru di daerah 3T ditempatkan

untuk masa tugas jangka pendek (1-2 tahun) melalui SM3T.

§ Pengiriman ribuan guru secara bertahap untuk ditempatkan di daerah 3T dengan masa tugas jangka panjang, sebagai guru permanen.

§ Penyiapan insentif khusus, termasuk pengangkatan sebagai PNS daerah dan kredit rumah, untuk Guru Garis Depan.

HARI PERTAMA SEKOLAH

Sebelumnya: Sekarang:

§ Belum banyak orangtua yang menyadari pentingnya mengantarkan anak pada hari pertama sekolah. § Terlewatkan momen penting

bagi orangtua untuk mengenal sekolah dan bagi anak agar merasa nyaman memasuki lingkungan baru.

§ Menjadi gerakan nasional. § Sekolah dan guru bersiap untuk

menyambut dan berinteraksi dengan orangtua. § Membuat siswa merasa lebih

nyaman berada dalam lingkungan baru. § Himbauan dan kelonggaran

bagi pegawai negeri untuk mengantarkan anak di hari pertama sekolah.

STRUKTUR ORGANISASI BARU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan guru dan tenaga kependidkan tersebar pada berbagai unit utama. § Belum ada satuan kerja yang

memfasilitasi orangtua sebagai pelaku sekaligus ekosistem pendidikan.

§ Belum ada satuan kerja yang melakukan analisis dan sinkronisasi kebijakan.

§ Pembentukan Struktu baru: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Keluarga dan Pusat Analisis dan Sinkronisasi kebijakan (PASKA).

REGISTRASI CAGAR BUDAYA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara konvensional. § Pemerintah daerah diminta

mendaftarkan cagar budaya dengan target jumlah tertentu.

§ Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara daring. § Masyarakat bisa ikut

mendaftarkan cagar budaya. § Pemerintah menfasilitasi proses

pendaftarannya.

BEASISWA UNGGULAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penerima beasiswa ditekankan untuk siswa berprestasi dan pegawai Kemdikbud.

§ Sasaran calon penerima beasiswa diperluas untuk pegiat sosial dan seniman.

PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS

Sebelumnya Dilanjutkan dengan:

§ Sosialisasi zona integritas Wilayah Integritas Bebas dari Korupsi.

§ Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi.

§ Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.

§ Mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian.

PENYERAPAN ANGGARAN

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan laporan belum terintegrasi secara optimal.

§ Implementasi sistem monitoring keuangan terintegrasi secara daring.

§ Kemdikbud berada pada Peringkat tiga penyerapan anggaran dari 10 kementerian dengan anggaran terbesar. § Penyerapan anggaran tidak

terhambat karena restrukturisasi.

PROGRAM INDONESIA PINTAR

Sebelumnya: Sekarang:

§ Sasaran pada anak miskin yang bersekolah.

§ Sasaran diperluas untuk anak dari keluarga rentan miskin dan yang mengikuti program pendidikan nonformal.

TAMU KEHORMATAN

FRANKFURT BOOK FAIR 2015

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pengelolaan Komite Nasional dipimpin dan dikelola secara birokratis, sehingga terjadi keterlambatan dalam persiapan. § Indonesia sebagai pembeli hak cipta karya penulis luar negeri.

§ Di bulan November 2014, Komite FBF dirombak. Budayawan diberi otoritas untuk memimpin dan tim kreatif diberi ruang kreasi yang luas, staf birokrasi diubah menjadi penopang. Kerja Komite menjadi bisa cepat & efektif.

§ Paviliun dan stand Indonesia mendapat pemberitaan sangat positif di media luar dan dalam negeri.

§ Pelibatan ratusan penulis, seniman, koki, desainer, dll. § Indonesia bukan lagi sekadar

pembeli, tapi menjadi penjual hak cipta.

MASA ORIENTASI SISWA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Masih banyak perpeloncoan pada saat Masa Orientasi Siswa. § Pemerintah baik di pusat

maupun di daerah cenderung diam dan mendiamkan praktek perpeloncoan.

§ Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran ke semua sekolah untuk mengantisipasi perpeloncoan. § Inspeksi mendadak dilakukan

oleh jajaran Kementerian. § Dibuatkan laman khusus

laporan pelanggaran MOS untuk ditindaklanjuti oleh kemdikbud dan dinas pendidikan daerah.

GERAKAN PAUD BERKUALITAS

Sebelumnya: Dilanjutkan dengan:

§ Akses PAUD bermutu dan terjangkau belum merata. § Gerakan Satu Desa Satu PAUD

dimulai.

§ Percepatan dan pemerataan bantuan peningkatan mutu dan akses PAUD.

GERAKAN INDONESIA MEMBACA –MENULIS

Sebelumnya: Sekarang:

§ Pelatihan menulis karya ilmiah untuk guru dan kepala sekolah. § Program keaksasraan hanya

dilakukan melalui pendidikan nonformal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). § Gerakan Indonesia Membaca

dan Menulis dilakukan secara terpisah.

§ Meluncurkan Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis melalui program percepatan pemberantasan buta aksara, perpustakaan keliling, dan pelatihan menulis karya ilmiah bagi guru dan siswa. § Mewajibkan alokasi waktu

membaca buku non-pelajaran 15 menit sebelum jam sekolah dimulai.

GERAKAN TERIMA KASIH GURU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penghargaan kepada guru melalui pemberian penghargaan dan tunjangan dari Pemerintah.

§ Selain tunjangan dan penghargaan dari Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha diajak berperan serta memuliakan guru dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas khusus untuk guru.

LOKAKARYA MEMBANGUN VISI BERSAMA

Sebelumnya: Sekarang:

§ Penerjemahan visi dan program kerja Kementerian dilakukan oleh tiap unit utama secara tersendiri, tidak integrasi sebagai satu kementrian.

§ Penyelarasan visi Kemdikbud dilakukan pada seluruh eselon. § Evaluasi seluruh program

terhadap keselarasan visi Kemdikbud 2014-2019 dilakukan secara rutin.

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Sebelumnya: Sekarang:

§ Lebih dari 50 jenis pelayanan jasa dan pengaduan di Kemdikbud tersebar di masing-masing unit utama.

§ Pelayanan jasa dan pengaduan Kemdikbud diintegrasikan ke dalam pelayanan satu pintu untuk seluruh unit.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

J l. J end. Sudirman, Jakarta Pusat –10270

Call Center: 177 SMS: 0811976929

(7)

Masalah Pendidikan dan Kebijakan

Publik

Mutu & Akses

Standar Pelayanan Minimum

Ujian Nasional

Wajib Belajar 12 Tahun

Kurikulum

Guru & Kepala Sekolah

Birokrasi Pendidikan:

Pengembangan efektifitas birokrasi melalui perbaikan

(8)

Kebijakan Publik yang Baik

Berdasarkan fakta di lapangan:

Bukti (

evidence

)

Pengalaman (

experience

)

Sesuai dengan harapan pemangku

kepentingan

(9)

Peran Lembaga Penelitian Kebijakan

Bagaimana memperbaiki akses dan

mutu pendidikan di Indonesia?

Akses: angka putus sekolah >>

Problem putus sekolah tidak hanya masalah

ekonomi.

Kemampuan pemerintah terbatas

Mutu: guru & siswa <<

(10)

Sekuen Riset ke Policy

Riset

Riset

Diseminasi

/Engagem

ent

Diseminasi

/Engagem

(11)

Riset Kebijakan (

Policy Research

)

Suatu tipe khusus riset yang dapat

menyediakan rekomendasi dan

pilihan aksi untuk mengatasi

masalah-masalah yang fundamental

buat masyarakat & pembuat

keputusan.

Policy Makers

Government

Universities

Policy

Organizations

Individuals

Private Sectors

Community

Organizations

Special Interest

Groups

Lobbying Groups

Voluntary Sector

Policy Makers

Government

Universities

Policy

Organizations

Individuals

Private Sectors

Community

Organizations

Special Interest

Groups

Lobbying Groups

Voluntary Sector

Pragmatic

Pragmatic

Action-oriented

Recommendatio

ns

Action-oriented

Recommendatio

ns

Issues

Questions

Problems

Issues

Questions

Problems

(Sumber: Gurung, nd)

(12)

Tipe Riset Kebijakan

1. CASE STUDIES

Analyze experiences

of organizations or

communities

1. CASE STUDIES

Analyze experiences

of organizations or

communities

4. SURVEYS

Identify opinions and

concerns of peoples

and community

through

questionnaires or

polls

4. SURVEYS

Identify opinions and

concerns of peoples

and community

through

questionnaires or

polls

6. QUALITATIVE

METHODS

Analyze narrative

data from focus

groups, interviews,

observation

6. QUALITATIVE

METHODS

Analyze narrative

data from focus

groups, interviews,

observation

2. FIELD

EXPERIMENTS

Analyze gather data

and information;

Monitor and evaluate

impacts

2. FIELD

EXPERIMENTS

Analyze gather data

and information;

Monitor and evaluate

impacts

7. COST-BENEFIT

ANALYSIS

Compare cost and

benefit of alternative

policy options

7. COST-BENEFIT

ANALYSIS

Compare cost and

benefit of alternative

policy options

3. SECONDARY

ANALYSIS

Statistical

examination of data

from the databases

3. SECONDARY

ANALYSIS

Statistical

examination of data

from the databases

5. REVIEW OF

RESEARCH

Based on research

findings: articles,

discussions,

experiences,

memoranda

5. REVIEW OF

RESEARCH

Based on research

findings: articles,

discussions,

experiences,

memoranda

POLICY

RESEARC

H

POLICY

RESEARC

H

(Sumber: Gurung, nd)

(13)

Sumber Informasi Utama Riset Kebijakan

1. SPECIALIZED

POLICY UNIT

Policy & Planning

Departments of the

Government

1. SPECIALIZED

POLICY UNIT

Policy & Planning

Departments of the

Government

4. ACADEMIC

COMMUNITY

Universities/Research

Institute

(Source of Knowledge)

4. ACADEMIC

COMMUNITY

Universities/Research

Institute

(Source of Knowledge)

6. POLLS

Public opinion on

specific topics

6. POLLS

Public opinion on

specific topics

2. OFFICIAL

STATISTICS

Data on the economic

and political aspects

of society

2. OFFICIAL

STATISTICS

Data on the economic

and political aspects

of society

7. MEDIA

Newspapers, Radio,

Television, Internet

7. MEDIA

Newspapers, Radio,

Television, Internet

3. THINK TANKS

NGOs that engage in

the study of public

policy

3. THINK TANKS

NGOs that engage in

the study of public

policy

5. TRADITIONAL

KNOWLEDGE

Accumulated

knowledge passed

from generation to

generation

5. TRADITIONAL

KNOWLEDGE

Accumulated

knowledge passed

from generation to

generation

Sumber-Sumber

INFORMASI

Sumber-Sumber

INFORMASI

(Sumber: Gurung, nd)

(14)

Riset Kebijakan untuk

Policy Making

?

-

Identify specific issues or

problem

-

Influence policy making

process

-

Identify specific issues or

problem

-

Influence policy making

process

Recognizing

Problems and

Identifying

Issues

Recognizing

Problems and

Identifying

Issues

-

Monitor and evaluate

impacts

-

Answer questions

-

Identify areas for

improvement

-

Refine solutions

-

Monitor and evaluate

impacts

-

Answer questions

-

Identify areas for

improvement

-

Refine solutions

Monitoring

Process and

Evaluating

Impact

Monitoring

Process and

Evaluating

Impact

-

Implement strategies

-

Gather evidence to support

proposed solutions

-

Implement strategies

-

Gather evidence to support

proposed solutions

Supporting a

Selected Plan of

Action

Supporting a

Selected Plan of

Action

-

Identify key policy issues

-

Identify potential solutions

-

Identify key policy issues

-

Identify potential solutions

Understanding

Key Issues

Understanding

Key Issues

RISET UNTUK

PROSES

PEMBUATAN

KEBIJAKAN

RISET UNTUK

PROSES

PEMBUATAN

KEBIJAKAN

(Sumber: Gurung, nd)

(15)

Peran Lembaga Penelitian Kebijakan

dalam mendorong Perubahan Sosial

Riset yang sahih dibuat dari teknik

sampel yang baik dan rumusan masalah

yang pas.

Lembaga Penelitian bekerjasama

dengan Kekuatan Politik dan Media

Massa.

Kekuatan Politik  policy making.

Media Massa  jejaring madani.

(16)

Engagement

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(17)

Kategori Pemangku Kepentingan

“Stakeholder Analysis”: Campbell (2008)

menyebut

Mendelow framework

untuk

memahami pengaruh setiap pihak atas

tujuan & strategi organisasi.

Pemangku kepentingan yang memiliki

pengaruh terbesar biasanya memiliki

kombinasi “power” dan “interest” yang

terbesar atas suatu urusan.

Power = the stakeholder’s ability to influence

objectives (how much they can);

Interest = the stakeholder’s willingness (how

much they care).

Influence = Power x Interest

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

Diseminasi/

Engagemen

(18)

The Pros and Cons of the Framework

Mendelow Framework (MF) adalah kerangka dasar

untuk menganalisa pemangku kepentingan. Bukan

yang paling akurat, tetapi memang sulit mengukur

“power” dan “interest” secara efektif.

Pemetaan yang dihasilkan dari analisis “power” dan

“interest” (dimana setiap stakeholder diplot) tidak

statis; perubahan even atau situasi dapat menggeser

posisi masing-masing di daftar pemangku kepentingan

yang berpengaruh.

Sebelum menggunakan MF, sebaiknya menyusun

“Problem tree” yang dapat mengidentifikasi para

stakeholder: apakah mereka masuk kelompok sasaran

atau bukan (non-target group).

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(19)

An example of A problem

tree

Povert

y

Illiteracy

Unemployment

Lack of

opportunities

Crime

Prostitution

Exploitation

ROOTS

SOIL

TRUNK/

MAIN

PROBLEM

FRUITS/

RESULTS

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(20)

The Mendelow Framework: A brief

look

Minimal

effort

Keep

informed

Keep

satisfied

players

Key

POWER

INFLUENCE

LOW

LOW

HIGH

HIGH

(21)

Stakeholder “essentials”

Identify

Analyze

Engage

Manage

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(22)

Need to know….

Who they are

What they think

What influence they have

How to engage them

How to inform

How to stay in touch

If things change

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(23)

Manajemen Pemangku Kepentingan

Kita mengelola stakeholder melalui:

Identifikasi konflik/potensi konflik, gaps, kontradiksi atau

ketidakcocokan antara keinginan stakeholder, shg

strategi rekonsiliasi dapat direncanakan.

Menjaga komunikasi, akses informasi dua-arah,

memantau perubahan dalam

engagement

(pelaksanaan), sikap, dan pengaruh.

(Sumber: Somollo & Distura, nd)

(24)

Aplikasi Sederhana

Kasus #1: Riset tentang Teachers’

Absenteeism

Siapa saja pemangku kepentingan?

Siapa yang memiliki pengaruh terbesar?

Buat Mendelow Framework

Kasus #2: Riset tentang Penyebab Putus

Sekolah

Cara yang sama…

(25)

Output dari “engagement”

Policy brief

Policy recommendations

Multistakeholder Forum

Public hearing

Pertemuan dengan

Policymakers/Decision makers

(26)

Politics

and Policy

making

Politics

and Policy

making

Media,

Advocacy,

Networkin

g

Media,

Advocacy,

Networkin

g

Research,

learning &

thinking

Research,

learning &

thinking

Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan

Kebijakan

Political context

Political context

Links

Links

Evidence

Evidence

External

Influenc

e

External

Influenc

e

External

Influenc

e

External

Influenc

e

Campaigning

& Lobbying

Campaigning

& Lobbying

Policy analysis

& research

Policy analysis

& research

Scientific

information

exchange &

validation

Scientific

information

exchange &

validation

(27)

Tahapan Proses Pembuatan Kebijakan

1. Developing the Policy

Agenda

1. Developing the Policy

Agenda

2. Identifying the

Specific

Objectives & Policy

Options

2. Identifying the

Specific

Objectives & Policy

Options

3. Evaluating the

Options

3. Evaluating the

Options

4. Advancing

Recommendations

4. Advancing

Recommendations

5. Building a Consensus

5. Building a Consensus

6. Legislation

6. Legislation

7. Implementation

7. Implementation

8. Policy Evaluation &

Impact

Assessment

8. Policy Evaluation &

Impact

Assessment

Important stages

where research

results can be feed

into process

the right

information,

in the right form,

at the right time

the right

information,

in the right form,

at the right time

(Sumber: Gurung, nd)

(28)

Kesimpulan

1. Lembaga riset kebijakan HARUS

membuat riset yang sahih.

2. Diseminasi Hasil berkolaborasi dengan

Kekuatan Politik & Media Massa.

3. Pelajari

stakeholder

yang paling

(29)

Referensi

Pabitra Gurung, nd, “Role of Research in Policy

Making (in terms of policy research)”.

University of Northern British Columbia,

Canada.

Somollo, D.M. & Distura, K.L., nd, “Lesson 5:

Stakeholders in policy making and

Referensi

Dokumen terkait

padi diatas ditanam pada lahan yang sebaliknya, padi akan tetap tumbuh tetapi.. hasilnya tidak seperti

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dlm kelompok AFS 126,227 c... Pendapatan dan

Berdasarkan grafik Gambar 3, respon evaluator terhadap kepuasan produk video interaktif manusia purba berdasarkan kriteria umum interface usability secara umum

[r]

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 orang admin, 2 orang expert dan 2 orang contributor, dan 10 orang pengguna atau masyarakat yang

Hal ini untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini sudah diuraikan sebelumnya, yaitu: diduga perancangan simonev akan membantu Dosen untuk membuat laporan

Melakukan pengukuran parameter awal jaringan akses tembaga multipair untuk pemasangan perangkat modem Asymetric Digital Subcriber Lines (ADSL). Melakukan instalasi

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina