• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi - Tinjauan Komunikasi dan Diseminasi Informasi bagi Pemda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Daftar Isi - Tinjauan Komunikasi dan Diseminasi Informasi bagi Pemda"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

1

Daftar Isi

Da fta r Isi

1

 

1.  Umum 2 

2.  Latar lakang 3 

3.  Tujuan dan Keluaran 4 

4.  Metodologi Pelaksanaan 4 

5.  Perkembangan Media komunikasi 5 

6.  Latar lakang 7 

6.1 Kondisi Umum 10 

6.1 Kondisi Khusus 15 

7.  Lingkup Tinjauan 17 

8.  Langkah Pembangunan I nformasi 18 

9.  Sistem Layanan 19 

10. Pendekatan Teknis dan Metodologi 23 

11. Program Kerja 27 

12. Sistem Pelaporan 28 

13. Kebutuhan Tenaga Ahli 29 

Da fta r G a m b a r

(2)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

2

Perlunya Komunikasi dan Diseminasi Informasi bagi pemerintahan

Daerah sebagai pelaksanaan IT governance

1.

Umum

Dunia I nform asi dan Teknologi akan selalu berpegang pada

perkem bangan t eknologi, baik secara int ernal pem erint ah daerah

m aupun governm ent at au negara. Terlepas dari hal t ersebut perlu

dit inj au kem bali bagi aspek kom unikasi sebagai penghubung

penyam paian pesaan yang inform at if dan effekt if, yait u;

1. Mencapai pengert ian sat u sam a lain baik ant ara individu dengan

pem erint ah, m asyarakat dengan pem erint ah at aupun dalam

pem erint ahan sendiri,

2. Meningkat kan hubungan kerj a dan kerj a sam a yang baik ant ara

individu dan ant ar unit organisasi at au depart em en,

3. Menget ahui sedini m ungkin m asalah- m asalah yang t im bul dalam

pelaksanaanpekerj aan dari m asing- m asing unit organisasi,

4. Mengurangi aspek negat if dan t im bulnya konflik m aupun

frust asi,

5. Mem bina kepercayaan, baik ant ara individu dengan

pem erint ahan, m asyarakat dengan pem erint ahan at aupun dalam

pem erint ahan it u sendiri.

Perkem bangan dunia I T t idak t erlepas dari kebij akan pem erint ah

pusat , yait u perlunya suat u daerah dibangun suat u kom unikasi yang

handal, cepat , cepat dan akurat m elalui I nform at ion and

Com m unicat ion Technology ( I CT) , sehingga sebagai daerah yang

m em iliki ot onom i dapat m em berikan layanan inform asi kepada

(3)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

3

2.

Latar lakang

Kom unikasi dan Disem inasi I nform asi m erupakan bagian dari I T

Governance, yang m erupakan siklus kegiat an yang m engelola proses

perencanaan, pengem bangan dan pengoperasian layanan Teknologi

I nform asi guna:

1. Mem ast ikan layanan t ersebut sesuai arah t uj uan Organisasi ( fingsi

support ing)

2. Mam pu m enj adi pendorong perbaikan kinerj a organisasi yang

pada akhirnya m em buat organisasi t ersebut m enj adi lebih unggul

( fungsi enabler)

3. Mengurangi pot ensi kerugian at au m asalah dari segala resiko yang

t im bul akibat kegiat an organisasi dan keberadaan t eknologi

( fungsi cont rol)

4.

Menj am in seluruh invest asi yang dikeluarkan unt uk

pengem bangan TI m em iliki landasan yang kuat ( j ust ified) dan

cost effect ive ( fungsi saving)

Figure 1-SOA Governance lofe cycle

I T Governance m erupakan pengelolaan TI sesuai dengan fungsi TI dan

kebut uhan dalam pem anfaat an TI dalam m encapai t uj uan yang t elah

dit et apkan, sehingga adanya t erkait an ant ara t uj uan ( obj ect ive)

dengan penggunaan TI sebagai sarana m encapai t uj uan di m ana TI

(4)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

4

3.

Tujuan dan Keluaran

Lingkup tinjauan yang akan dilakukan agar Komunikasi dan Diseminasi I nformasi dapat terwujud dengan biak, meliputi;

1. Kajian I lmiah Komunikasi pemerintahan daerah dan masyarakat.

2. Kajian regulasi dan kebijakan pemerintah dalam bidang Komunikasi Masyarakat.

3. Survey efektifitas metode komunikasi dan diseminasi informasi Pemerintahan Daerah dan Publik.

4. Penyusunan strategi dan Rencana aksi Pemerintahan Daerah dalam bidang komunikasi dan diseminasi informasi.

Dengan tujuan dan keluaran yang digharapkan berupa;

1. Mendapatkan metode dan strategi komunikasi pemerintahan dan masyarakat yang efektif, regulasi dan best practiseinya, yaitu berupa dokumen metode, strategi best practise pemerintahan dan masyarakat 2. Mendapatkan persepsi masyarakat dan ukuran efektifitas program

pemerintahan Daerah dalam bidang Komunikasi dan Diseminasi I nformasi, yaitu berupa dokumen self-evaluation bidang Komunikasi dan Diseminasi I nformasi pemerintahan Daerah

3. Mendapatkan strategi dan rencana aksi Pemerintahan Daerah dalam bidang Komunikasi dan Diseminasi I nformasi, yaitu berupa dokumen strategi dan rencana aksi Pemerintahan Daerah dalam bidang Komunikasi dan Diseminasi I nformasi.

4.

Metodologi Pelaksanaan

(5)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

5

5.

Perkembangan Media komunikasi

Disadari at au t idak, sebagian besar m asyarakat di I ndonesia

m asih m enj adikan m edia sebagai salah sat u j em bat an inform asi

t ent ang berbagai hal yang t erj adi dalam m asyarakat , baik yang

sedang m enj adi perhat ian m aupun yang luput dari perhat ian

m ereka. Kenyat aan m enunj ukkan, ket erlibat an m edia dalam

m em bent uk suat u opini publik adalah sebuah kekuat an t ersendiri

yang dim ilikinya dan it u sangat berpengaruh dalam t at anan

kehidupan di m asyarakat . Nam un, seiring dengan kebebasan pers

yang didengungkan dalam reform asi 1998 silam m em buat

sebagian m edia kebablasan m enyikapi euforia kebebasan

t ersebut . I ndependensi dan kode et ik kadang t elah t ert ut upi oleh

orient asi bisnis dan keunt ungan, sehingga saat ini ¨ dapur¨ m edia

t elah dim asuki pengaruh kekuasaan, finansial dan kepent ingan

polit ik.

Media sangat m em beri andil dan peran pent ing dalam

m em berikan inform asi t erhadap m asyarakat , kecenderungan ini

kadang m em buat m edia dalam m enyaj ikan inform asinya bisa saj a

m em buka peluang dram at isasi, m anipulasi, spekulasi at aupun

j uga m enyingkap kebenaran sesuai fakt a sesungguhnya. Olehnya,

segelint ir m asyarakat berusaha m em anfaat kan m edia unt uk suat u

t uj uan sesuai kepent ingannya, hingga kem udian m edia m enj adi

sangat sulit m em isahkan ant ara independensi dan keunt ungan

bisnis, dan t erkadang dua kepent ingan t ersebut m em buat m edia

t erperosok ke dalam penyaj ian inform asi yang t idak berim bang

dan cenderung berpihak pada golongan t ert ent u.

Dalam pengert iannya, independensi diart ikan sebagai

(6)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

6

kepent ingan, m engungkapkan fakt a dengan sesungguhnya dan

t idak ada bent uk int ervensi dari pihak t ert ent u dalam penyaj ian

inform asi.

Sehingga dalam m em bangun suat u independensi,

m edia harus m enyadari bahw a loyalit as ut am a adalah kepada

m asyarakat , dan int isari inform asi adalah verifikasi dat a yang

akurat , m enghindari t erj adi bent uran kepent ingan yang berpot ensi

kepada pem bohongan publik

1

. Olehnya sangat diharapkan agar

m edia inform asi dalam m enj alankan publikasinya haruslah

dibarengi sikap kej uj uran dalam kom it m en, inform asi haruslah

t ersaj i dalam kont eks kebenaran, m enget ahui urut an sum ber

berit a, t ransparansi dalam inform asi, dan verifikasi berit a secara

akt ual sebelum m enyaj ikannya ke m asyarakat . Bila hal t ersebut

dapat diw uj udkan m aka m edia t elah m elakukan independensi

dalam penyam paian inform asi.

Dalam rangka Penyusunan Rencana Aksi Komunikasi dan Diseminasi I nformasi Daerah, dalam mencapai tujuan pemerintahan yaitu pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat berupa kesamaan persfektif, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah;

1. Perlu dilakukan assessmen terhadap regulasi yang ada, baik di pemerintahan daerah mapun pusat,

2. Evaluasi potensi masyarakat bidang I deologi, Politik, Sosial, Budaya, ekonomi dan Keamanan

Tim konsultan menyajikan 3 (tiga) komponen dalam struktur dokumen ini, adalah:

1. Diaknostik, yang meliputi Assessmen

2. Penyusunan strategi Rencana Aksi metode Pemerintahan Daerah

3. I nstitutional Assessment, regulasi dalam tatakelola I nformasi dan Komunikasi

1

(7)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

7

6.

Latar lakang

Saat ini, ancam an independensi m edia kom unikasi sangat

beragam , nam un yang m enj adi ancam an serius ant ara lain :

1. Kekuasaan t idak sepenuhnya dapat di kont rol oleh m edia

sehingga seringkali berbagai kasus penyim pangan yang

t erj adi hanya dapat diket ahui bila ada di ant ara m ereka

( dalam lingkup kekuasaan) yang m em beberkan kepada

m edia.

2. Adanya konglom erasi at au kepem ilikan m edia yang

bersent uhan dengan penguasa, sehingga inform asi yang

disaj ikan hanya berdam pak pada keunt ungan pihak m edia

dan yang bersent uhan langsung dengannya.

3. Kew enangan kehum asan dalam m em publikasikan berit a yang

diperoleh dari sum ber kadang m enim bulkan m unculnya

int ervensi kepada pihak kehum asan oleh orang- orang

t ert ent u yang m enganggap pem berit aan t ersebut

m enyudut kan diri at au lingkup sosialnya.

4. Masih m araknya t indak kekerasan dan pengerahan m assa

oleh kelom pok t ert ent u, sehingga kalangan kehum asan

m asih khaw at ir akan keselam at an dirinya dalam peliput an.

5. Terj alinnya hubungan em osional ant ara

kehum asan/ j urnalis/ w art aw an dengan sum ber berit a, baik

hubungan pert em anan, kekeluargaan, suku, m aupun profesi

sehingga bila ada pem berit aan yang m enyudut kan sum ber

t ersebut berusaha unt uk segera di t ut up t ut upi.

6. Masih m araknya budaya am plop dan t elepon, ut am anya bagi

golongan m asyarakat yang m apan dari segi finansial,

sehingga m am pu m engunci akses pem berit aan.

(8)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

8

resiko pekerj aan, hingga kadang narasum ber m elakukan

penyuapan kepada m ereka.

8. Adanya j urnalis/ w art aw an yang kurang profesional, baik dari

segi penyaj ian berit a at aupun pengolahan kat a, sehingga

m asyarakat t idak m em aham i alur inform asi yang diberikan

dan bisa m enim bulkan adanya kesalahan persepsi dan

penafsiran.

9. Masih dit em ukannya oknum j urnalis/ wart aw an yang

m enganggap profesi j urnalis/ w art aw an sebagai ladang

m encari nafkah, sehingga kadang dalam peliput an berit a

sering m elakukan " penj ualan" berit a kepada narasum ber.

10.

Adanya sikap m asa bodoh j urnalis/ w art aw an t ent ang

kebenaran dan sum ber berit a ( pokoknya yang pent ing ada

berit a) m enyebabkan seringnya m uncul sist em ¨ copy past e¨

berit a oleh sesam a j urnalis/ w art awan.

Bert olak dari hal t ersebut , seyogyanya dalam m em bangun suat u

idealism e dan independensi m edia kom unikasi, m edia dit unt ut

unt uk m enyaj ikan suat u inform asi yang berim bang, t idak m em ihak

apalagi m em icu keresahan di m asyarakat , t idak m engakom odasi

suara- suara yang berbau kekerasan, pesim ist is, m enghuj at , dan

m encela golongan t ert ent u. Menyaj ikan inform asi sesuai fakt a

sesungguhnya dan dapat dipert anggungj aw abkan t anpa m elihat

lat ar belakang sum ber berit a. Manaj em en m edia haruslah

m em isahkan ant ara redaksi pem berit aan dan unsur bisnis,

sehingga m enghindari adanya int ervensi pem berit aan karena

fakt or bisnis, dan t idak kalah pent ingnya adalah m edia harus pula

m em perhat ikan kesej aht eraan karyawan

kehum asan/ j urnalis/ w art aw an, sehingga idealism e m ereka t idak di

kot ori oleh kepent ingan t ert ent u. Jika ini t elah di lakukan, m aka

yakinlah kekuat an m edia akan m enj adi sebuah kekuat an besar

(9)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

9

sem akin m enaruh kepercayaan penuh pada keberadaan saj ian

inform asi m edia.

Pada era otonomi sesuai dengan UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan I npres No 3 Tahun 2003 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan e-Government, seiring pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi merupakan sebuah proses bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk meningkatkan pelayanan kepada warganya. E-Government adalah salah satu sarana dalam upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) teknologi elektronik dan teknologi informasi dalam rangka meningkatkan kualitas layanan masyarakat secara efisien dan efektif. Pada saat ini I ndonesia tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental, dari sistem kepemerintahan yang sentralistik menuju ke sistem kepemerintahan desentralistis yang lebih demokratis, serta terjadinya perimbangan kewenangan pusat dan daerah otonom secara nyata. Perubahan yang tengah terjadi tersebut menuntut terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara simultan.

Sistem manajemen pemerintah yang selama ini merupakan sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang, harus dikembangkan menjadi sistem manajemen organisasi jaringan yang dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.

(10)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

10 terdefinisinya standar arsitektur pengembangan teknologi informasi yang berkutalitas.

6.1

Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, prioritas pembangunan bidang penyelenggaraan negara dari tahun 2005 diarahkan pada upaya peningkatan kinerja birokrasi agar birokrasi mampu menciptakan kondisi yang kondusif bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat; meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; dan menekan tingkat penyalahgunaan kewenangan di lingkungan aparatur pemerintahan.

Untuk itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain dengan:

a)mengoptimalkan pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat serta mempercepat tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan;

b)menyusun indikator pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik;

c) telah dilaksanakannya survei mengenai pemahaman aparatur pemerintahan terhadap prinsip-prinsip good public governance di berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah;

d)melakukan evaluasi atas penerapan prinsip-prinsip good coorporate governance di lingkungan badan usaha milik negara/ daerah;

e)melakukan ujian sertifikasi bagi pejabat pengadaan barang dan jasa pemerintah; dan

f) menyempurnakan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa dengan menyiapkan pula tata cara pengadaan barang dan jasa melalui elektronik (e-procurement).

Selain itu, untuk meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia aparatur (PNS), pemerintah juga telah melakukan upaya antara lain:

(11)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

11 b)menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) baik

struktural, fungsional maupun diklat teknis; dan

c) melakukan akreditasi dan sertifikasi lembaga diklat PNS. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, pemerintah telah menyusun RUU tentang Pelayanan Publik, dan telah menerbitkan berbagai peraturan pemerintah dan pedoman teknis pengelolaan pelayanan publik.

Adapun, hasil-hasil yang telah dicapai pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara, antara lain:

a) tersusunnya rancangan peraturan perundang-undangan mengenai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKI P) sebagai penyempurnaan I npres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja I nstansi Pemerintah;

b) telah dilaksanakannya sosialisasi, bimbingan teknis, dan evaluasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah/ Pusat (SAKD/ P) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja I nstansi Pemerintah (LAKI P);

c) telah dilakukannya audit atas pengadaan barang/ jasa di lingkungan instansi pemerintah dan BUMN/ BUMD/ Badan Usaha Lainnya (BUL) yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari APBN, APBD, dan kekayaan yang dipisahkan;

d) telah dilakukannya secara bertahap ujian dan sertifikasi bagi pejabat pengadaan barang dan jasa;

e) telah diserahkannya hasil pemeriksaan investigatif BPKP mengenai kasus-kasus yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK) kepada instansi penyidik yaitu Kejaksaan, Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode Januari hingga Desember 2005, sebanyak 157 Kasus;

f) BPKP telah melakukan tugas bantuan perhitungan kerugian keuangan negara kepada instansi penyidik yaitu Kejaksaan, Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak 218 kasus;

g) dikembangkannya penerapan pemeriksaan berbasis kinerja;

(12)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

12 i)telah dikeluarkannya 200 Surat I zin Pemeriksaan oleh Presiden terhadap

para pejabat negara yang terindikasi tersangkut kasus korupsi dari 228 permintaan yang diajukan oleh Kejaksaan Agung.

Kemudian, dalam rangka penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan, hasil yang telah dicapai terutama dalam bentuk beberapa peraturan perundangan, antara lain:

1. Peraturan Presiden No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia dan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND);

2. Peraturan Presiden No. 10 dan 12 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia dan LPND;

3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia;

4. Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2005 tentang Dewan Kebijakan Pertimbangan Otonomi Daerah;

6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik I ndonesia No. 06 Tahun 2005 tentang Pedoman Perlindungan, Pengamanan, dan Penyelamatan Dokumen/ Arsip Vital Negara.

Di samping itu, juga telah dilaksanakannya evaluasi implikasi penerapan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; dan telah dilaksanakannya berbagai kajian/ evaluasi, antara lain,

a) standarisasi kompetensi pegawai;

(13)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

13 c) naskah akademik dan RUU Administrasi Pemerintahan.

Namun demikian, walaupun telah dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap birokrasi pemerintahan sebagaimana diuraikan di atas, pada kenyataannya kinerja birokrasi masih belum optimal, antara lain dicerminkan dengan masih banyaknya keluhan masyarakat, baik menyangkut prosedur, kepastian, tanggung jawab, moral petugas, serta masih terjadinya praktek pungli yang memperbesar biaya pelayanan, dan masih kurang profesionalismenya aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga seringkali birokrasi masih dianggap sebagai penghambat pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.

Untuk itu, pada tahun 2006 pembangunan bidang penyelenggaraan negara diprioritaskan untuk melanjutkan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi terutama mencakup:

a) percepatan terwujudnya aparatur negara yang profesional, partisipatif, berkepastian hukum, transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas, dan bebas dari KKN;

b) meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia, dan penerapan e-services;

c) meningkatkan kualitas pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat, serta mempercepat tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan.

(14)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

14 pejabat negara di pusat dan daerah serta masyarakat dan dunia usaha yang terlibat tindak pidana korupsi.

Kemudian, pada tahun 2007 pemerintah tetap melanjutkan pelaksanaan reformasi birokrasi. Pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut diharapkan mampu menghasilkan birokrasi yang dapat berperan sebagai dinamisator pembangunan dan mampu menciptakan iklim ekonomi, sosial dan politik yang kondusif bagi lancarnya proses pemerintahan dan pembangunan, serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan memberantas berbagai jenis penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN. Pelaksanaan reformasi birokrasi difokuskan kepada upaya-upaya: (1) melanjutkan penataan sistem administrasi negara untuk menjaga keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi melalui upaya pembenahan sistem perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja kebijakan dan program pembangunan; (2) melanjutkan pembenahan manajemen sumber daya manusia aparatur (kepegawaian) mencakup sistem remunerasi, peningkatan kompetensi aparatur, pembinaan karier berdasarkan prestasi kerja, dan penerapan reward dan punishment dalam pembinaan pegawai; (3) optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (e-services) dalam pelayanan publik terutama di bidang Penyampaian I nformasi.

Selain prioritas di atas, penyelenggaraan aparatur negara juga akan tetap melanjutkan berbagai penyempurnaan lainnya yang diperlukan dalam rangka penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, baik dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia maupun pembenahan sistem pengawasan internal, eksternal dan masyarakat. Namun demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi masih akan dihadapkan oleh berbagai permasalahan dan tantangan.

(15)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

15 melalui penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) baik struktural, fungsional, maupun diklat teknis yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan PNS dan pembenahan manajemen kepegawaian; melakukan penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan birokrasi pemerintahan; serta mendorong percepatan penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (e-services) di setiap instansi pelayanan publik. Semua upaya tersebut harus dilaksanakan dengan baik, terencana, dapat dipertanggungjawabkan dan berkesinambungan agar penciptaan tata pemerintahan yang baik dan berwibawa (good public governance) pada semua tingkatan dan lini pemerintahan dan semua kegiatan baik di pusat maupun daerah dapat segera diwujudkan.

6.1

Kondisi Khusus

Berbagai permasalahan tersebut dikarenakan antara lain:

Belum tertatanya dengan baik manajemen penyusunan dan/ atau pencairan anggaran, yang berakibat akan memberi peluang terjadinya inefisien dan penyimpangan yang tidak dikehendaki;

a) masih lemahnya manajemen internal di berbagai instansi pemerintah ditandai dengan masih lemahnya sistem koordinasi pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja kebijakan dan program pembangunan, yang berpengaruh kepada kinerja aparatur dan kualitas pelayanan publik;

b) masih lemahnya penerapan aturan disiplin dan penjatuhan sanksi terhadap aparatur yang melakukan pelanggaran;

c) masih belum, efektif dan efisiensinya birokrasi pemerintahan sebagai akibat dari masih tumpang-tindihnya berbagai peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara dan aparatur negara;

(16)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

16 e) ketidakjelasan koordinasi dan masih tumpang tindihnya pelaksanaan

pengawasan dan audit pemerintah; dan

f)masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana serta profesionalitas operator pelayanan publik.

Sedangkan tantangan yang harus dihadapi antara lain:

a) belum terbangunnya komitmen moral bersama secara utuh dari segenap unsur aparatur negara untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik (good governance);

b) masih lemahnya manajemen internal di berbagai instansi pemerintah;

c) belum memadainya upaya peningkatan kesejahteraan PNS;

d) belum terlaksananya penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan penyelenggaraan negara secara komprehensif yang berakibat pada belum tercapainya produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja, dan sekaligus berakibat pada rendahnya mutu pelayanan publik;

e) masih lemahnya pemahaman dan keterampilan para aparatur negara untuk menerapkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip good public governance dalam setiap pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan; dan

f)belum terjalinnya sinergitas antara aparatur negara, dunia usaha dan masyarakat dalam upaya membangun tata kepemerintahan yang baik; serta

g) masih lemahnya koordinasi antar unit pengawasan fungsional internal pemerintah maupun dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga terjadi tumpang tindih (duplikasi pemeriksaan). Di samping itu, birokrasi juga dihadapkan pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dan ketidakpastian yang terjadi akibat globalisasi yang kemudian mempengaruhi sistem birokrasi pemerintahan saat ini.

(17)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

17

a. bahwa inform asi m erupakan kebut uhan pokok set iap Orang

bagi pengem bangan pribadi dan lingkungan sosialnya sert a

m erupakan bagian pent ing bagi ket ahanan nasional;

b. bahw a hak m em peroleh inform asi m erupakan hak asasi

m anusia dan ket erbukaan I nform asi Publik m erupakan salah

sat u ciri pent ing negara dem okrat is yang m enj unj ung t inggi

kedaulat an rakyat unt uk m ew uj udkan penyelenggaraan

Negara yang baik;

c. bahw a ket erbukaan I nform asi Publik m erupakan sarana dalam

m engopt im alkan pengaw asan publik t erhadap

penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala

sesuat u yang berakibat pada kepent ingan publik;

d. bahw a pengelolaan I nform asi Publik m erupakan salah sat u

upaya unt uk m engem bangkan m asyarakat inform asi;

7.

Lingkup Tinjauan

Lingkup tinjauan yang akan dilakukan agar diseminasi Komunikasi dan Diseminasi I nformasi dapat terwujud dengan biak, meliputi;

1. Kajian I lmiah Komunikasi pemerintahan daerah dan masyarakat. Kajian ini mencakup aspek Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya dan Pendidikan, dan Pertahanan Keamanan

2. Kajian regulasi dan kebijakan pemerintah dalam bidang Komunikasi Masyarakat. Regulasi yang dimaksud yaitu institution assessment, yaitu asesmen terhadap institusi yang terkait dalam layanan Komunikasi dan diseminasi I nformasi sebagai Layanan public (Service Oriented) yang akan membuka kerja sama kelembagaan dalam penyediaan informasi 3. Survey efektifitas metode komunikasi dan diseminasi informasi

Pemerintahan Daerah dan Publik. Seperti halnya kajian yang tak terlepas dalam melakukan assessmen awal yaitu melakukan survey yang meliputi aspek Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya dan Pendidikan, dan Pertahanan Keamanan

(18)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

18 strategis ini akan menjadi indicator keberhasilan Diseminasi informasi Daerah, sehingga akan menjadi peta jalan “Road Map” bagi pelaksanaan teknis.

8.

Langkah Pembangunan I nformasi

Langkah awal dalam pembangunan e-Government bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota di seluruh wilayah Daerah adalah dengan melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintahan dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan, yaitu:

1. Pengolahan data/ informasi, sistem manajemen, dan proses kerja secara elektronis;

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Untuk melaksanakan maksud tersebut, pembangunan e-Government di I ndonesia telah terarah kepada 5 (lima) langkah, yaitu:

1. Landasan pembangunan dengan adanya “Rencana Strategi” yang tertuang didalam sebuah “Master Plan” Teknologi I nformasi dan Komunikasi.

2. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik “Online” yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau dari seluruh wilayah I ndonesia, dengan biaya yang terjangkau.

3. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional/ global.

(19)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

19 5. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan

efisien serta memperlancar transaksi serta layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Dari hal tersebut maka, sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi memiliki kedudukan, tugas dan fungsi sebagai;

1. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi adalah unsur pelaksanan tugas dan fungsi badan/ unit di bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan/ Unit;

2. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi harus memiliki pimpinan yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini, yaitu oleh seorang Kepala Bidang dari Badan/ Unit tersebut.

Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas tersebut, bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi I nformasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang sarana dan Diseminasi informasi;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sarana komunikasi dan Diseminasi informasi;

c. Penyusunan standar, koordinasi, monitoring, di bidang sarana komunikasi dan Diseminasi informasi;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi serta pelaporan.

9.

Sistem Layanan

Komunikasi dan Diseminasi I nformasi merupakan bagian dari I T Governance, yang merupakan siklus kegiatan yang mengelola proses perencanaan,

(20)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

20 1. Memastikan layanan tersebut sesuai arah tujuan Organisasi (fingsi

supporting)

2. Mampu menjadi pendorong perbaikan kinerja organisasi yang pada akhirnya membuat organisasi tersebut menjadi lebih unggul (fungsi enabler)

3. Mengurangi potensi kerugian atau masalah dari segala resiko yang timbul akibat kegiatan organisasi dan keberadaan teknologi (fungsi control)

4. Menjamin seluruh investasi yang dikeluarkan untuk pengembangan TI memiliki landasan yang kuat (justified) dan cost effective (fungsi saving) I T Governance merupakan pengelolaan TI sesuai dengan fungsi TI dan kebutuhan dalam pemanfaatan TI dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga adanya terkaitan antara tujuan (objective) dengan penggunaan TI sebagai sarana mencapai tujuan di mana TI in-Line dengan pelaksanaan operasional kegiatan rutinitas.

Dalam kaitan pelayanan pada masyarakat sebagai operasional pencatatan data kependudukan, ada beberapa hal yang menjadi target dalam layanan, yaitu;

4. Mendapatkan metode dan strategi layanan pemerintahan dan masyarakat yang efektif, regulasi dan best practiseinya, yaitu berupa dokumen metode, strategi best practise pemerintahan dan masyarakat

5. Mendapatkan persepsi masyarakat dan ukuran efektifitas program pemerintahan kabupaten Bekasi dalam bidang Administrasi Kependudukan serta Komunikasi dan Diseminasi I nformasi, yaitu berupa dokumen self-evaluation bidang Kependudukan melalui Komunikasi dan Diseminasi I nformasi pemerintahan kabupaten Bekasi

(21)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

21 Dari ke tiga hal tersebut, maka perlu disusun arsitektur layanan aplikasi berbasis Services Oriented Architecture (SOA).

SOA pemerintahan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan untuk

membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat. Memberikan semua orang di dalam organisasi yang jelas untuk memahami apa keputusan harus dibuat dan siapa yang dapat membuat mereka, menghapuskan kebingungan dan ketidakpastian, dan meningkatkan kerja sama.

SOA pemerintahan memungkinkan operasional pencataatn kependudukan untuk mewujudkan keunggulan layanan kembali, oleh mitigating risiko kontrol dan memaksimalkan pelayanan penciptaan dan kembali proses. Dengan tata pemerintahan yang baik, semua akan memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam keseluruhan proses. Hal ini memungkinkan orang dan tim untuk membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat, dan memungkinkan untuk komunikasi yang lebih baik dan kerja sama antara bisnis dan TI .

Pembangunan yang mengadopsi Kerangka Pengembangan kerangka yang dipilih sebagai yang terbaik untuk mengadopsi I nteroperabilitas eGovernment disebut Layanan-Oriented Architecture (SOA). Perangkat lunak yang lain adalah pengembangan metode tradisional cukup monolitis. Hal ini karena monolitis membangun aplikasi dalam pertemuan dengan persyaratan dan modular. Biasanya, kode aplikasi sangat ketat digabungkan dengan sistem. SOA didasarkan pada layanan - pendekatan dan leverages berorientasi pada layanan Web. SOA dapat memperluas dari sistem lainnya pengembangan metodologi. I ni berarti bahwa dengan menggunakan perangkat lunak pengembangan kerangka SOA, layanan dapat berasal dari sistem yang ada. Layanan dapat menggabungkan dan bekerja sebagai komposit layanan. SOA jenis aplikasi kompleksitas arsitektur yang prevails di sektor publik.

(22)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

22 mode otonom oleh unit kerja untuk melaksanakan kebutuhan atau tujuan lembaga 'operasi. SOA cocok untuk bangunan interoperable eGovernment karena dapat mendukung lingkungan yang heterogen.

SOA merupakan evolusi dalam sistem pembangunan yang membawa sebuah paradigma beralih ke sistem bagaimana harus dikembangkan. SOA tampak memenuhi persyaratan bisnis baru dari perspektif pelayanan. Fungsi yang ada dari sistem yang dapat terkena badan sebagai layanan. Baru persyaratan oleh badan dapat diatasi dengan membuat layanan baru. I ni merupakan layanan dan dapat diintegrasikan antar beberapa operasi aplikasi. Hal ini

memungkinkan untuk sebuah konsep baru layanan komposit yang

menggabungkan layanan ini dipaparkan dari berbagai lembaga orchestrated dalam menyelesaikan alur proses. Mengadopsi SOA sebagai kerangka

pengembangan sistem, layanan eGovernment dapat dilakukan terpadu dan antar beroperasi oleh hampir mengeluarkan batas organisasi. eGovernment membuat layanan lebih mudah mendukung kolaborasi semua berbagai di dalam sistem badan-badan lintas dan kolaborasi.

(23)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

23 SOA di lingkungan pemerintahan memiliki dua komponen utama - pembangunan dan pemantauan proses SOA pemerintahan dan Layanan Lifecycle Management menggunakan proses pemerintahan.

10.

Pendekatan Teknis dan Metodologi

Dalam rangka m em enuhi ruang lingkup kegiat an, m aka dalam

kegiat an ini perlu dilakukan t ahapan pelaksanaan yang kem udian

akan dat ur dalam rencana kerj a dan agenda sert a responsibilit y

dari set iap penanggung j awab operasional kegiat an.

Sebelum tanggapan terhadap metodologi pelaksanaan pekerjaan, gambar berikut merupakan Komponen Struktur Komunikasi dan diseminasi I nformasi sebagai framework pelaksanaan metodologi.

Dari frame work kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Komunikasi dan Diseminasi I nformasi Daerah, maka metodologi yang akan dilakukan oleh kami sebagai pelaksana pekrjaan tersebut yaitu:

1.Dokumen strategi dan best practise;

a. Melakukan survey dan studi literatur pada lapisan masyarakat, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi, yang meliputi aspek; Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya dan Pendidikan, dan Pertahanan Keamanan

b.Melakukan studi regulasi, yang meliputi; Peraturan daerah dan perundang-undangan lainnya yang terkait

c. Mengumpulkan best practise, yaitu isu-isu berkaitan dengan informasi

Ketiga hal tersebut menjadi dokumen diaknostik dan selanjutnya dilakukan evaluasi dan analisis

2.Dokumen self-evaluation;

(24)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

24 b.Melakukan identifikasi permasalahan

c. Melakukan analisa hasil survey dan identifikasi

d.Dokumen hasil kompilasi

3.Strategi dan Rencana Aksi

a. Penetapan sasaran, tujuan program kerja

b.Penetpan indikator kinerja, yang meliputi;

i. I ndikator internal, yaitu; berupa regulasi (Peraturan daerah dan perundang-undangan)

ii. I ndikator kinerja, yaitu; Pemerintahan tingkat Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan

c. Membuat base-line terhadap indikator, yaitu berupa institution assessment

d.Menyusun Matrik rencana Kerja melalui final assessment

e. Dokumen final

Selain yang tertuan dalam guide line PERENCANAAN , beberapa hal tambahan yaitu;

1. Mobilisasi t enaga ahli

2. Pendam pingan kepada pengguna daerah

3. Evaluasi kondisi yang berj alan, baik kondisi norm al m aupun

kondisi t erj adi m asalah

4. Melakukan prosedur perbaikan j ika t erj adi m asalah dan di log

dalam cat at an

5. Melakukan edukasi t erhadap pelaksana di daerah unt uk problem

solves

6. Monit oring akt ifit as perangkat yang akt if dengan t ools dan

m elakukan evaluasi at as kondisi perangkat akt if

(25)
(26)
(27)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

27

11.

Program Kerja

Program kerj a yang akan dilaksanakan dalam pekerj aan ini adalah

m eliput i:

1. I nvent arisasi dat a pendukung kegiat an, yang m eliput i;

9

Dokum en dat a t ekhnis

9

Lokasi kegiat an

9

Kebut uhan sum berdaya m anusia

9

Dokum en t erhadap m asalah yang sering t im bul

2. Evaluasi at as dat a pendukung

9

Dokum en pendukung dat a t ekhnis

9

Pendam pingan dalam assessm en

9

Lokasi kegiat an dan t arget disem inasi

9

Kebut uhan sum berdaya m anusia

9

Dokum en t erhadap m asalah yang sering t im bul

3. Mobiliasi

Pengirim an t enaga ahli ke t iap- t iap lokasi proyek

4. Evaluasi lanj ut an

Adalah evaluasi t erhadap kebut uhan dat a pendukung yang

m ungkin akan digunakan

5. Pendam pingan

Dalam m elakukan edukasi ( capacit y building) yang m engacu

pada t rained t o t raining yang m eliput i:

9

Pelat ihan bagi pendam ping survey lapangan ( pem aham an

kegiat an bagi t enaga pendam ping dan m et ode yang

digunakan)

9

Kem am puan keahlian, yait u pelat ihan unt uk pengam bilan

(28)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

28

6. Evaluasi Akhir

Adalah evaluasi t erhadap kem at angan dan kesiapan dari

pelaksanaan kegiat an baik unt uk saat ini m aupun saat

m endat ang.

12.

Sistem Pelaporan

Unt uk m elengkapi adm inist rasi kegiat an dalam pert anggung

j aw aban baik saat pelaksanaan kegiat an m aupun akhir kegiat an,

m aka akan dibuat sist em pelaporan yang yang m eiput i:

a . La por a n Pe n da h u lu a n

Laporan pendahuluan berisi;

a. Rencana kerj a,

b. Mobilisasi t enaga ahli,

c. Jadw al kegiat an,

d. Program kerj a dan m et odologi pendekat an

e. Sist em prosedur

b. La por a n a n t a r a

Laporan ant ara, ant ara lain berisi;

a. Progres penyusunan m et ode, st rat egi dan best pract ise

b. Self- evaluat ion

c. St rat egi dan Rencana Aksi

3 . La por a n Ak h ir Se m e n t a r a (

D r a ft Fin a l Re por t

)

Laporan Akhir Sem ent ara berisi

a. Uraian kegiat an yang t elah dilakukan,

b. Evaluasi kegiat an yang t elah dilakukan,

c. Saran- saran dan t indak lanj ut

4 . La por a n Ak h ir (

Fin a l Re por t

)

(29)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

29

a. Ringkasan kegiat an yang t elah dilakukan

b. Saran – saran dan t indak lanj ut

c. Just ifikasi dan bant uan t eknis yang t elah dilakukan

d. Evaluasi kegiat an yang dilakukan

13.

Kebutuhan Tenaga Ahli

Tenaga ahli dan kualifikasi yang dibut uhkan dalam kegiat an ini

adalah :

a .

Ket ua Tim ( Team Leader) ( 1 orang)

1 ( Sat u) orang ket ua t im yang m em iliki w aw asan yang luas

dalam kom unikasi dan hubungan m asyarakat , pengum pulan

dat a, evaluasi sert a t indak lanj ut penanganan dan prosedur

kegiat an dan berpengalam an dalam pelaksanaan pekerj aan di

bidang Kom unikasi dengan pengalam an m inim al 10 ( sepuluh)

t ahun.

Tugas dan t anggung j aw ab ket ua Tim ant ara lain :

ƒ

Bert anggung j awab at as sem ua layanan j asa konsult asi

sesuai dengan kerangka acuan t ugas

ƒ

Mem im pin dan m engkoordininasikan seluruh kegiat an

anggot a t im kerj a dalam pelaksanaan pekerj aan sam pai

dengan pekerj aan dinyat akan selesai

ƒ

Bersam a dengan Tenaga Ahli akan m em berikan m

asukan-m asukan yang bersifat konst rukt if dan koasukan-m prehensif guna

pelaksanaan kegiat an bidang t elem at ika di lingkungan kerj a

selam a m asa pelaksanaan pekerj aan.

b.

Tenaga Ahli Sist em I nform asi ( 3 orang)

Tenaga Ahli di bidang ini adalah orang yang berpengalam an

dalam pelaksanaan pekerj aan di bidang inform asi khususnya

inform asi bidang t elem at ika, dengan pengalam an kerj a m inim al

(30)

Tinjauan

|

Diseminasi Informasi

30

c.

Asist en Tenaga Ahli Telekom unikasi ( 2 orang)

Tenaga Ahli yang akan m elakukan kegiat an ini adalah orang

yang t elah berpengalam an dalam pelaksanaan pekerj aan di

bidang perencanaan/ operasional j aringan kom unikasi Dat a,

denganpengalam an kerj a m inim al 5 ( lim a) t ahun.

d.

Tenaga Pendukung ( m inim al 11 orang) unt uk surveyor

Tenaga pendukunga yang bersifat adm inist rat if dan operasional

kegiat an di lapangan ini akan dit em pat kan di kant or pusat yait u

di provinsi kot a NAD yang t erdiri dari:

2

1 orang di Propinsi

2

10 orang unt uk survey lapangan

e .

Tenaga Pendukung ( m inim al 3 orang) unt uk adm inist rasi kant or

Tenaga pendukunga yang bersifat adm inist rat if dan

operasional kegiat an di lapangan ini akan dit em pat kan di

kant or pusat yait u di provinsi kot a NAD yang t erdiri dari:

2

1 orang office m anager/ sekret aris

2

1 orang operat or kom put er

Gambar

Figure 1-SOA Governance lofe cycle
Figure 2-Konsep Piramid pada layanan kolaborasi
Figure 3-Pendekatan dan Metodologi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Program Adiwiyata ini dimaksudkan untuk menciptakan kondisi sekolah yang baik untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran bagi warga sekolah,

Pertemuan kedua itu di mana aku dan kau hari pertama kita menjalani hubungan di belakang semua teman-temannya hanya kau, aku dan temanku yang mengetahui hubungan kita dan saat

Jalan Kolonel Wahid

Jalan Kolonel Wahid

[r]

 Elastisitas silang untuk barang-barang substitutif adalah POSITIF, karena harga suattu barang dan permintaan akan barang lain bergerak searah.  Sedangkan untuk barang

4. Dasar pembangunan ekonomi berikut diperkenalkan dalam tempoh perlaksanaan Dasar Ekonomi Baru:?. a) Dasar Pertanian Negara (DPN) b) Dasar Pensyarikatan Malaysia c)

Calonarang ini merupakan cerita atau, bahkan, dikaitkan dengan cerita kesejarahan yang dianggap menakutkan dalam kaitannya dengan kekuatan magis dan supranatural lainnya