• Tidak ada hasil yang ditemukan

OCALG OVERNMENTO FFICER INS OUTHK ALIMANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OCALG OVERNMENTO FFICER INS OUTHK ALIMANTAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

P

ENGOPERASIAN

S

ISTEM

O

PERASI

K

OMPUTER

B

AGI

P

EGAWAI

P

EMERINTAH

D

AERAH DI

P

ROVINSI

K

ALIMANTAN

S

ELATAN

C

OMPUTER

O

PERATING

S

YSTEM

O

PERATION FOR

L

OCAL

G

OVERNMENT

O

FFICER IN

S

OUTH

K

ALIMANTAN

Hartiningsih

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Banjarmasin

Jl. Yos Sudarso No. 29 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Telp. (0511) 3353849

Email: hartiningsih@kominfo.go.id

diterima: 22 Agustus 2014 | direvisi: 16 September2014 | disetujui: 23 September 2014

ABSTRACT

The operation of the computer operating system by local government officials in South Kalimantan aims to determine the computer's operating system that is used by local government officials. With survey methods and techniques as well as the determination of the location determination is done by random sampling of respondents, the results indicate, a proprietary operating system is much more dominant use by employees compared with the open source operating system. Some of the prominent reasons for the operation of the system that is already familiar, quite familiar, practical, manarik, and easy to apply. Operation of the open source operating system is legal, but very little used by local government employees. In contrast with the use of a proprietary operating system that is favored by many employees. Proprietary operating system is quite easy and already familiar to do all the work of the office. To promote the use of open source operating system for employees need guidance and socialization to the realization that the use of a proprietary operating system without a license is an offense of piracy is not saving money

.

Keywords

: Operationg, operating system, computer

ABSTRAK

Pengoperasian sistem operasi komputer oleh pegawai pemerintah daerah di Kalimanatan Selatan bertujuan untuk mengetahui sistem operasi komputer yang digunakan oleh para pegawai pemerintah daerah. Dengan metode survey dan teknik penentuan lokasi maupun penentuan responden dilakukan secara random sampling, hasil penelitian mengindikasikan, sistem operasi proprietary jauh lebih dominan digunakan oleh para pegawai dibandingkan dengan sistem operasi open source. Beberapa alasan yang mengemuka terhadap pengoperasian sistem itu yakni sudah terbiasa, cukup familiar, praktis, manarik, dan mudah pengaplikasiannya. Pengoperasian sistem operasi open source memang legal, tetapi sangat minim digunakan oleh pegawai pemerintah daerah. Berbeda jauh dengan penggunaan sistem operasi proprietary yang digemari oleh banyak pegawai. Sistem operasi proprietary cukup mudah dan terlanjur familiar untuk mengerjakan segala pekerjaan kantor. Untuk memasyarakatkan penggunaan sistem operasi open source terhadap pegawai perlu bimbingan dan sosialisasi untuk penyadaran bahwa penggunaan sistem operasi proprietary tanpa lisensi merupakan tindak pembajakan juga tidak hemat.

Kata Kunci : Pengoperasian, sistem operasi, komputer I. PENDAHULUAN

Teknologi komputer yang pada awalnya hanya merupakan media yang diperuntukkan sebagai alat hitung. Namun, seiring dengan

(2)

informasi dari berbagai sumber. (Fauziah, 2010 : 83).

Konteks potensi komputer dengan berbagai kelebihannya, dan sudah dianggap sebagai kebutuhan terdapat fenomena yang cukup krusial dalam hal penggunaannya oleh masyarakat termasuk diantaranya oleh para pegawai di lembaga pemerintahan, yakni masih terjadinya penggunaan sistem operasi komputer bajakan atau penggunaan sistem operasi tanpa lisensi. Padahal penggunaan SO (sitem Operasi) komputer tanpa lisensi merupakan pelanggaran Hak Cipta, (HaKI) atau termasuk pada kategori tindakan pembajakan.

Pelanggaran Hak Cipta dibidang komputer umumnya karena dilakukan perbanyakan dan pendistribusian tanpa izin dari pemegang Hak Cipta. Terjadinya jual beli program komputer tidak menyebabkan beralihnya Hak Cipta sehingga pembeli bukanlah pemilik dari program. Hak milik program tetap dipegang oleh pembuat baik perusahaan maupun individu.

Suatu hal yang tidak perlu diingkari jika pembajakan sistem operasi komputer begitu umum dilakukan oleh para pengguna, baik perorangan ,kelompok, maupun lembaga yang dalam hal ini di instansi pemerintah. Harga lisensi komputer yang relatif mahal sehingga belum memungkinkan setiap orang membeli 1 lisensi untuk 1 mesin komputer, menjadi salah satu alasan umum yang mengemuka.

Hal lain, dipredikasikan terjadinya pratik penggunaan sistem operasi yang ilegal karena pengguna tidak mengetahui dan tidak mengerti dengan sistem operasi komputer dengan kafasitas ada SO yang open source legal dan ada SO yang

tidak legal (closed software) atau yang lebih dikenal dengan SO proprietary (penggunaannya harus berlisensi).

Sisi lain, mungkin pula pengguna tidak mengetahui komitmen Word Summit on

Information Society (WSIS) pada Desember 2003 sebenarnya telah membuat persepakatan agar lembaga pemerintah maupun swasta bekerjasama dalam pengembangan sofware open source. Pengembangan dimaksud agar dapat meminimalisir pembajakan perangkat lunak.

Tidak menutup kemungkinan juga jika sebagian besar pengguna komputer di lembaga pemerintah belum mengetahui kebijakan pemerintah terhadap penggunaan SO seperti yang tercantum pada surat edaran (SE) Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 05/SE/M.Kominfo/10/2005 tentang Pemakaian Dan Penggunaan Pemanfataan Penggunaan Piranti Lunak Legal Di Lingkungan Instansi Pemerintah.

(3)

pemerintah. Realisasi pelaksanaan diharapkan paling lambat tanggal 31 Desember 2011 (Wahab, 2013).

Berkenaan dengan hal itu, penelitian difokuskan pada sistem operasi komputer apa saja yang sering digunakan oleh para pegawai untuk mengerjakan tugas-tugas perkantoran? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengoperasian sistem operasi komputer yang sering digunakan oleh pegawai di lingkungan pemerintah daerah untuk mengerjakan tugas-tugas perkantoran. Hasil yang diharapkan bukan hanya sekadar untuk memberi manfaat kepada dunia ilmu pengetahuan dalam pengertian pengembangan keilmuan, melainkan bermanfaat pula bagi lembaga sebagai pembuat dan penentu kebijakan yakni Kemkominfo khususnya Dirjen APTIKA dan pemerintah daerah sebagai salah satu peonir dalam pemerintahan.

Penggunaan media oleh khalayak adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan informasi, hiburan, pelepas ketegangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, maka penggunaan media itu lebih kepada pendefinisian sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai.

Konteks penggunaan media model Uses and Grativications dalam hal pengoperasian sistem operasi komputer tidak terlepas dari adanya faktor motif-motif dan alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan. Katz, Gurevitch) dalam Severin dan Tankard (2005) yang mengklasifikasi kebutuhan penggunaan media adalah :

a. Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman;

b. Kebutuhan afektif emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis;

c. Kebutuhan integratif personal memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status;

d. Kebutuhan integratif sosial-mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya;

e. Kebutuhan pelepasan ketegangan-pelarian dan pengalihan, adalah “sangat tepat”. Dalam istilah lain, telah terciptanya suatu hubungan antara apa yang dilakukan media massa pada khalayaknya kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan oleh mereka teory Uses and gratification). (Rakhmat, 2000).

Penggunaan dan kepuasan atau uses and gratifications mendasarkan teori pada keyakinan bahwa audience memiliki keinginan yang kompleks untuk mencari kepuasan dalam penggunaan media. Yang artinya pula bahwasanya, audien diasumsikan hampir sama aktifnya dengan pengirim pesan. (Jhon Fiske, 2012 : 245) dalam (Nurudin 2007) mengatakan pada teori ini mengisyaratkan bahwa pesan adalah yang audiens ciptakan, bukan apa yang dimaksudkan pengirim pesan sebenarnya.

(4)

John Fiske, (2012), Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch menyebutkan asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan dalam teori ini adalah :

1. Audien aktif. Bukan penerima pasif dari apa yang disiarkan media. Ia juga memilih dan memilah dan menggunakan isi program 2. Audien dibebaskan untuk memilih media dan

program yang dianggap paling mampu memuaskan kebutuhan mereka. Produsen media mungkin tidak menyadari program mana yang dipilih untuk digunakan, dan audiens yang berbeda mungkin juga menggunakan program yang sama untuk memuaskan kebutuhan mereka.

3. Media bukan satu-satunya pemuas kebutuhan, berlibur, berolahraga dan lain-lain digunakan sebagai pemuas kebutuhan.

Fakta yang menunjukkan keaktifan pengguna terhadap media baru (komputer) menyakinkan peneliti untuk menggunakan teori tersebut, disamping mengacu pada pendapat para pemiikir sebagaimana diungkapkan sebelumnya yang menggunakan teori Uses pada penelitian penggunaan komputer.

Konteks penggunaan sistem operasi komputer, ada yang mengharuskan dengan membeli lisensi, ada pula yang tidak mengharuskan pembelian lisensi. Contoh sistem operasi komputer yang mengharuskan membeli lisensi adalah Windows, dan contoh sistem operasi komputer yang bebas (tidak mengharuskan) dari membeli lisensi, adalah Linux.”

(http://komunitas-os- smkn3sby.blogspot.com/2013/05/kemajuan-sistem-operasi-open-source-di.html).

Linux IGOS (Indonesia Goes to Open Source) Nusantara adalah distro Linux yang di rilis pemerintah RI melalui Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Linux adalah nama software berlisensi Open Source, yang awal nya merupakan inti dari sisitem operasi komputer. IGOS Nusantara menggunakan basis Fedora Core 5 dari jalur turunan Red Had Linux.

(5)

lisensi dan berbayar (proprietary) maupun versi UNIX bebas lain yang pada awalnya menandingi dominasi MICROSOFT WINDOWS dalam beberapa sisi, terutama dalam hal security dan stabilitas. Linux mendukung banyak platform komputer terutama server, dan telah digunakan diberbagai peralatan dari komputer pribadi, superkomputer dan sistem benam (embedded system), seperti telepon seluler (Ponsel) dan perekam video pribadi. “Dalam perkembangannya, kini linux semakin dikembangkan untuk kemudahan user interface dengan tampilan Graphical User Interface (GUI) yang sudah setara dengan Windows, dan memiliki berbagai distro yang beragam.”

(http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Linux). Sumber terbuka (Open Source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas, biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet.”

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_terbuka) Pola pengembangan Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak. Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk

belajar, mengutak-ngatik, membenarkan atau merevisi ulang. Pada intinya konsep sumber terbuka adalah membuka kode sumber dari sebuah perangkat lunak.. Dengan diketahui logika yang ada di kode sumber, maka orang lain diizinkan dapat membuat perangkat lunak yang sama fungsinya.

Pengertian Software komputer adalah sekumpulan data elektron0ik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah”.

(http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-software-perangkat-lunak-komputer)

Istilah lain dari Software adalah perangkat lunak, sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda namun bisa untuk dioperasikan. Software atau perangkat lunak komputer berdasarkan distribusinya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu software berbayar dan software gratis atau free ( freeware, free software, shareware, adware) .

(6)

mendistribusikannya. pengguna yang menggunakan software berbayar umumnya tidak diijinkan untuk menyebarluaskan software tersebut secara bebas tanpa ijin ada penerbitnya. contoh software berbayar ini misalnya adalah sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photoshop, dan lain-lain.

“Pengertian Closed Source – Software Closed Source memiliki istilah lain yang merujuk pada pengertian yang sama, diantaranya: Software Berpemilik (Proprietary Software), Software Berbayar. Closed Source Software menjadi kebalikan dari Open Source atau perangkat lunak berkode sumber bebas.”

Pengertian Closed Source Software adalah perangkat lunak atau software yang dipublikasikan tanpa diberikan kode sumbernya, pada software jenis closed source hanya terdiri dari file binari saja tanpa adanya ruang untuk mengakses ke kode sumber software tersebut. Secara umum, software closed source memiliki lisensi atau hak cipta yang bertujuan untuk melindungi software tersebut dari penggunaan yang dapat merugikan si pembuat software dan menguntungkan pihak ketiga. Software Closed Source bersifat terbatas dalam penggunaan, penyalinan, juga modifikasi. Bagi seseorang atau perusahaan yang bermaksud ingin mengakses kode sumber maka dibutuhkan perjanjian khusus yang dinamakan perjanjian non-disclosure.

Closed Source dalam pengertiannya adalah aplikasi dengan kode sumber yang tertutup sehingga pengguna tidak bisa memodifikasi, mengubah, mengcopy isi dari kode sumber software tersebut. Beberapa hal yang termasuk close source, adalah :

a. Sistem Operasi, contoh perangkat lunak dalam kelompok Sistem Operasi yang menggunakan lisensi Closed Source adalah Microsoft Windows.

b. Program, ada banyak jenis bahasa pemrograman, diantaranya software pemrograman tersebut banyak yang memiliki lisensi closed source, contohnya: ASP.Net, Pascal, Visual Basic

c. Web Browser dengan kode sumber tertutup adalah Internet Explorer yang sejak dahulu dipakai oleh Microsoft dalam Sistem Operasi Windows-nya.

d. Aplikasi yang menggunakan lisensi kode tertutup atau closed source, contoh aplikasi terkenal adalah: CorelDraw, Adobe Photoshop

e. Microsoft Office menjadi aplikasi paling populer berbasis closed source untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kantor dan lainnya.

f. Anti virus, untuk mengamankan komputer dari serangan program-program jahat maka diperlukan penangkalnya. Banyak sekali software anti virus, dan berikut ini contoh anti virus closed source: Norton, dan McAfee

Perangkat lunak milik perorangan (bahasa Inggris : proprietary software) – kadang disebut perangkat lunak berbayar, perangkat lunak sumber tertutup (close source), perangkat lunak proprieter atau perangkat lunak berpemilik adalah perangkat lunak dengan pembatasan terhadap penggunaan, penyalinan, dan modifikasi yang diterapkan oleh proprietor atau pemegang hak.

(7)

perangkat lunak bebas. Oleh perangkat lunak milik perorangan, hukum yang sama yang digunakan oleh perangkat lunak milik perorangan digunakan untuk mempertahankan kebebasan untuk menggunakan, menyalin, dan memodifikasi perangkat lunak.

Lisensi perangkat lunak mencakup izin, hak, dan pembatasan yang diberlakukan atas perangkat lunak, baik berupa suatu komponen atau program berdiri sendiri. Penggunaan suatu perangkat lunak tanpa lisensi dapat dianggap pelanggaran atas hak eksklusif pemilik menurut hukum hak cipta atau, kadang, paten dan dapat membuat pemilik menuntut pelanggarnya.

Dalam suatu lisensi, penerima lisensi diizinkan untuk menggunakan untuk menggunakan perangkat lunak berlisensi sesuai dengan persyaratan khusus dalam lisensi. Pelanggaran persyaratan lisensi, tergantung pada lisensinya, dapat menyebabkan pengakhiran lisensi, dan hak pemilik untuk menuntut pelanggarnya. Software gratis atau free, ada beragam yaitu : freeware, free software, shareware, dan adware.

Sifat gratisnya ada perbedaan satu dengan lainnya.

a. Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu, berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis seringkali membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan kepada komunitas”, namun

juga tetap ingin mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan. Sebuah contoh utama adalah suite browser dan mail client dan Mozilla News, juga didistribusikan di bawah GPL (Free Software).

b. Free Software lebih mengarah kepada bebas penggunaan tetapi tidak harus gratis. Pada kenyataannya, namanya adalah karena bebas untuk mencoba perangkat lunak sumber terbuka (Open Source) dan di sanalah letak inti dari kebebasan: program-program di bawah GPL, sekali diperoleh dapat digunakan, disalin, dimodifikasi dan didistribusikan secara bebas. Jadi free software tidak mengarah kepada gratis pembelian tetapi penggunaan dan distribusi. Begitu keluar dari lisensi kita dapat menemukan berbagai cara untuk mendistribusikan perangkat lunak, termasuk freeware, shareware atau Adware. Klasifikasi ini mempengaruhi cara di mana program dipasarkan, dan independen dari lisensi perangkat lunak mana mereka berasal. c. Shareware juga bebas tetapi lebih dibatasi

(8)

kemudian membeli versi lengkap dari program. Sebuah contoh yang sangat jelas dari tipe ini adalah perangkat lunak antivirus, perusahaan-perusahaan ini biasanya memudahkan pelepasan produk evaluasi yang hanya berlaku untuk jumlah hari tertentu. Setelah melewati maksimum, program akan berhenti bekerja dan Anda perlu membeli produk jika Anda ingin tetap menggunakannya.

d. Adware merupakan perangkat lunak bebas sepenuhnya, namun termasuk dalam program periklanan. Sebuah contoh yang jelas adalah program Messenger dari Microsoft yang memungkinkan penggunaan perangkat lunak bebas dalam pertukaran untuk masuk dengan cara iklan banner atau pop-up.

Agar ruang lingkup penelitian mengenai pengoperasian sistem operasi komputer tersebut menjadi lebih jelas arahnya, maka peneliti memberikan batasan operasionalnya pada pengetahuan dilihat dari sisi : serapan informasi mengenai sistem operasi yang meliputi jenis SO yang terdapat pada komputer, tahu atau tidaknya dengan SO yang dilegalkan yakni SO open source dengan SO yang tidak legal (proprietary), sumber pengetahuan, dan kemampuan menjelaskan dan memahami SO yang ada pada komputer. Sedangkan penggunaan SO komputer sebagaimana dalam teori uses yang yang telah dikemukakan sebelumnya yang mana audien atau pengguna aktif maka hal-hal yang diketengahkan meliputi : frekuensi penggunaan komputer, durasi penggunaan, tujuan penggunaan dari sisi kognitif yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, segi afektif emosional, pengalaman

menyenangkan, integratif rasa percaya diri, stabilitas,status, dan kebutuhan pelepasan ketegangan (hiburan), ragam SO yang digunakan, kelebihan masing-masing SO yang digunakan.

II.

METODE PENELITIAN

A. Metode, Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan metode survey, pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif. (Sugiyono, 2003 :11) menjelaskan penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diketengahkan tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar variabel satu dengan variabel yang lainnya.

B. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara random sampling terhadap lima lokasi yang mewakili Provinsi Kalimantan Selatan. Melalui teknik random lokasi, maka kelima lokasi terpilih adalah : Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kabupaten Tabalong.

C. Populasi dan Sample Responden

(9)

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data dikumpulkan melalui kuesioner yang terstrukstur. Pengolahan data dilakukan melalui proses editing, koding dan tabulasi data, berikutnya dipersentase. Proses pengeolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer aplikasi SPSS. Agar data memiliki makna dan informasi maka peneliti melakukan interpretasi data.

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan deskriptif statistik dengan menggunakan rumus persentase yakni :

𝑃 =

𝑁

𝑓

𝑥 100

Sumber : Sugiyono, 2003 Source : Sugiyono, 2003

Keterangan: Remarks:

P = Persentase P = Precent f = Frekuensi f = frequency N = Jumlah N = Sum

III.

HASIL PENELITIAN

A. Identitas Responden

Identitas responden mulai dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status kepegawaian, maupun kedudukan/jabatan dapat akan ditampilkan pada tabel 1, tabel 2, tabel 3, tabel 4. Dan tabel 5.

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden Table 1. Respondent’s Gender

Jenis Kelamin responden laki-laki cenderung lebih banyak dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan laki-laki 59,7% sedangkan perempuan 40,3%. Unsur usia, responden berusia antara 35 – 40 tahun ternyata lebih dominan yaitu 31,3%, dan usia antara 29 – 34 tahun 27,3%, berikutnya usia antara 23 – 28 tahun 16,7%. Selebihnya, usia antara 17 – 22 tahun dan usia antara 53 – 58 memiliki persentase yang sama masing-masing 4,0%.

Tabel 2. Usia Respondent Table 2.Respondent’s Age

Usia

Tabel 3. Pendidikan Reponden

Table 3. Respondent’s Education Level

Pendidikan

Tabel 4. Status Kepegawaian Table 4. Officialdom Status

(10)

Tabel 5. Jabatan Table 5. Positian

Jabatan

(Position)

Jumlah

(Sum)

Persentase

(%)

Staf dan Pembantu

Staf 126 72.67 Pejabat Struktural 17 9.33

Pejabatan

Fungsional 7 16.67

B. Keaktifan Penggunaan Komputer

Tidak dipungkiri kehadiran komputer/laptop berdampak sangat positif. Di Lembaga pemerintahan misalnya ketersediaan komputer dapat mengantisipasi segala perkerjaan yang awalnya susah dan dikerjakan dengan waktu yang cukup lama menjadi serba mudah, cepat, dan akurat. Dengan kata lain, segala perkerjaan menjadi lebih efisien dan efektif.

Potensi komputer yang dapat mengakomudir segala jenis pekerjaan baik untuk mengolah kata, data, akses informasi dan sebagainya dapat dijadikan sebagai upaya menuju instansi pemerintah yang berbasis TIK dan pengedepanan wujud e-government.

Salah satu indikator apakah instansi pemerintah yang dalam hal ini instansi pemerintah daerah sudah melakukan penerapan e-government dalam hal penyelesaian berbagai pekerjaan kantor, terukur dari berbagai aspek antara lain frekuensi penggunaan komputer/laptop.

Hasil temuan di lapangan mengindikasikan bahwa frekuensi penggunaan komputer/laptop di instansi pemerintah daerah di Kalimantan Selatan dapat dikatakan sangat tinggi, dengan persentase lebih dari 55 % responden aktif menggunaan kompter/laptop setiap hari. Frekeunsi atau keatifan responden terhadap penggunaan kompter/laptop dalam seminggunya terlihat pada Gambar 1.

Sebanyak 83 responden atau 55,3% pegaawai menyatakan aktif menggunakan komputer setiap hari dalam seminggu, ada 49 atau 23,7% yang menggunakan komputer/laptop antara 4-6 kali seminggu dan 18 responden atau 12,0% menyatakan menggunakan kompter antara hanya 1-3 dinyatakan seminggu.

Gambar 1. Frekuensi penggunaan komputer 16

21

13

18

15

10

8

12

11

8

4

1

5

2

6

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

(11)

Gambar 2. Durasi Penggunaan Komputer / Hari Figure 2. PC Use Duration / day

Intensitas atau keaktifan penggunaan komputer/lapotop yang tinggi boleh jadi, pertama karena tuntutan pekerjaan yang cepat, tetap, murah dan mudah lihat/dicek kembali, kedua mungkin pula karena sudah kebiasaan yang tidak bisa lepas dari komputer/laptop baik untuk mencari informasi, mengisi waktu, hiburan maupun relaksasi dan berbagai tuntutan dan kebutuhan lainnya.

Fakta itu pula memberikan makna bahwa penggunaan komputer oleh para pegawai di lingkungan pemerintah daerah yakni Pemerintah Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Tabalong cukup aktif dan sudah berbasis TIK.

Signifikan dengan frekuensi atau keaktifan penggunaan komputer/laptop adalah durasi waktu yang dihabiskan responden terhadap penggunaan kompter/laptop. Responden yang aktif mempunyai kecenderungan lebih banyak menghabiskan waktunya berada di depan komputer. Temuan durasi penggunaan komputer

oleh pegawai Pemda (Pemerintah Daerah) termuat pada gambar 2

Dari gambar 3 diperoleh data, penggunaan komputer dengan durasi waktu di atas 5 jam/hari dinyatakan oleh 76 responden (50,7%). Yang berarti kapasitas penggunaan lebih dari 37 jam dalam seminggu. Menghabiskan waktu 4 - 5 jam/hari dinyatakan oleh 67 (46,7%). Yang menyatakan menghabiskan waktu 1-3 jam/hari berjumlah 7 responden (4,6%).

Durasi penggunaan komputer yaang cukup lama tidak terlepas dari aktivitas jam kerja para pegawai yang seharinya berjumlah 8 Jam. Durasi penggunaan komputer/laptop di atas lima jam/hari, ini artinya, bahwa para responden hampir sepenuh hari kerja berada di depan komputer/laptopnya.

Adapun beragam aktivitas yang dilakukan oleh para pegawai dengan menggunakan komputer/laptop meliputi mengolah data untuk laporan, mencari bahan/ informasi untuk memperkaya data, mendesain, dan tidak ketinggalan pula untuk hiburan seperti main 4

0 0

2

1 11

9

19

12

16 15

21

11

16

13

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

(12)

Gambar 3. Pemanfaatan Penggunaan TIK Figure 3. ICT Utilization

game dan memutar lagu/musik. Persentase pemanfaatan komputer tergambar pada gambar 3 Untuk mengolah data/informasi untuk menghasilkan sebuah laporan merupakan aktivitas yang dapat dikatakan paling banyak dilakukan oleh para pegawai yakni 42 atau 28,0%. Berikutnya dipergunakan sebagai alat bantu untuk menghitung, mendesain 31 (20,6%). Selebihnya untuk mengerjakan tugas/ mencari info dan pengetahuan 25 (16,6%), ada pula yang menggunakan hiburan, untuk main games dan musik yang mungkin sebagai pelepas kelelahan, ketegangan, dan mengantisipasi rasa jenuh dan membosankan atau barangkali juga untuk mengusir rasa mengantuk.

Terdapat beberapa hal yang dapat diandalkan dari penggunaan kompter konteks penyelesaian tugas-tugas kantor yakni : segala pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, bisa dilakukan lebih mudah dan cepat, lebih rapih dan lebih akurat, lebih cepat dan akurat. Persentase yang

merupakan kelebihan pengerjaan tugas dengan menggunakan komputer dapat dilihat pada gambar 4.

Sebanyak 58 responden PNS (39%) menyatakan kelebihan penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan komputer adalah pekerjaan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat. Sebanyak 34 (21%) menyatakan kelebihan komputer konteksnya dengan penyelesaian pekerjaan adalah pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, ada pula yang menyatakan pekerjaan dapat dilakukan mudah, murah, cepat dan akurat. Disamping itu, ada juga yang menyatakan pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah,

Komputer yang berpotensi sedemikian itu selain karena penggunanya yang mampu mengaplikasikan teknologi, tetapi juga karena perkembangan komputer yang semakin komplit dengan pengertian dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan pengguna.

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

(13)

Gambar 4. Kelebihan Komputer Terhadap Pengerjaan Tugas-Tugas Figure 4. The PC Advantages to Office Assigment

C. Pengoperasian Sistem Komputer Oleh Pegawai Pemda

Disinggung pada bagian sebelumnya, untuk penggunaan sistem operasi komputer open source, pemerintah mengeluarkan surat edaran (SE) yang isinya agar masyarakat pengguna perorangan, lembaga swasta terlebih lembaga pemerintah untuk menggunakan sistem operasi (SO) open source yang legal (free open source software (FOSS) sehingga terhindar dari kategori pembajakan dan pelanggaran pada HaKI, serta upaya penghematan.

Konteks sistem operasi komputer berbasis open source atau free open source software (Foss) gratis direalisasikan oleh 17 responden atau 11,0 % dari 150

responden dengan varian linux, ubuntu, debian, blankon dan lainnya. Sedangkan penggunaan proprietary yang telah berlisensi dinyatakan oleh 7 responden 5,0%. Selebihnya menggunakan SO proprietary bajakan seperti windows dengan berbagai variannya antara lain : microsoft word, microsoft excel, microsoft powerpoin, SPSS, adobe photoshop, corel graphics, nero, NTI perlu diluruskan mencapai 126 (84.0%).

Distribusi dan persentase penggunaan sistem operasi komputer oleh para pegawai di Instansi Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Sistem Operasi (SO) yang sering digunakan 4

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

Pekerjaan Bisa

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

(14)

Pada gambar 5 menunjukkan penggunaan/ pemanfaatkan SO yang berbasis open source/free software atau piranti yang legal gratis oleh pegawai di instansi pemerintah daerah masih minim, yakni 17 (11,0%). Terdapat 7 responden (5,0%) yang menyatakan menggunakan SO yang berlisensi atau bayar. Penggunaan yang cukup dominan adalah SO proprietary (closesd source) dilakukan oleh 126 responden atau mencapai 84%.

Beranalogi pada temuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hampir sebagian besar pegawai di instansi pemerintah daerah di Kalimantan Selatan masih menggunakan SO proprietary non lisensi. Di Kota Banjarmasin misalnya dinyatakan oleh 26 responden/PNS, Kota Banjarbaru dinyatakan oleh 25 responden/PNS, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Utara masing-masing dinyatakan oleh 24 responden/PNS dan di Kabupaten Tabalong dinyatakan oleh 27 responden/PNS.

Hasil temuan tersebut yang berarti bahwa komitmen atau program Word Summit on

Information Society, maupun ajakan yang digalakkan pemerintah melalui surat edaran yang diterbitkan oleh beberapa lembaga pemerintah maupun non lembaga, mengenai persepakatan agar lembaga pemerintah maupun swasta bekerjasama dalam pengembangan sofware open source dan membiasakan menggunakan piranti lunak yang legal belum terealisasi sesuai harapan, yang berarti pula penegakan Undang-undang Hak atas Kekayaan Intelektual (UUHC) dapat terealisir dengan baik. Percepatan menuju kearah itu memerlukan proses, waktu dan komitmen yang kuat dari dalam diri pegawai dengan diawali dari pucuk pimpinan di suatu instansi.

Sisi aplikasi open source yang biasanya dipergunakan oleh para pegawai di instansi pemerintah daerah terlihat pada temuan yang dituangkan pada gambar 6.

Perangkat lunak yang banyak diaplikasikan responden/PNS di SO open source adalah linux dinyatakan 8 responden (47%) . 5 responden/PNS (30%) yang menggunakan ubuntu namun kadang-kadang linux dan ada kalanya debian.

Gambar 6. Sistem Operasi Sumber Terbuka yang Sering Digunakan (N=17) Figure 6. Open Source Operating System are Often Used (N=17)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Linux Ubuntu, Linux, Debian Debian, Linux, Ubuntu,

Fedora (Tidak Menentu)

Banjarmasin

Banjarbaru

Banjar

HSU

(15)

Ada pula yang terkadang menggunakan debian, lunux, ubuntu atau fedora (tidak menentu), pernyataan ada 4 responden (23%).

Diketahui, linux adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh komunitas open source. Istilah linux atau GNU juga digunakan sebagai rujukan kepada seruluh distro linux yang didalamnya disertakan program-program lain pendukung operasi seperti server web, bahasa pemrograman, basis data, aplikasi perkantoran, multi media, dan lain lain. (Tutorial Dasar Pengguna Ubuntu, 2008).

Distro Linux maupun distro lainnya dalam kapasitas FOSS memiliki kelebihan antara lain sebagaimana diungkapkan Riva’atul Adaniah (2013) yang tidak mensyaratkan biaya untuk perolehan lisensi. Jika ada biaya lisensi hampir semua biaya lisensi aplikasi FOSS lebih murah dibandingkan lisensi proprietary, di samping rendahnya biaya, alasan lain Keamanan (security) yang dibuktikan dengan rekomendasi Gartner Group Microsoft Internet Information Services (IIS) ke Apache atau server web lainnya karena IIS memiliki rekaman perjalanan keamanan yang

buruk. Selain itu jaminan Hacker yang dikeluarkan J.S Wuzker Underwritter Managers membutuhkan biaya 5% hingga 15% Ms. Windows dibandingkan dengan Linux/Unix. Faktor lain yang juga dapat menjadi alasan adalah ketersediaan kode sumber, fokus keamanan (security) dan bukan keindahan (user friendly), serta sistem root yang memungkinkan multiuser dalam jaringan.

Sisi lain keuntungannya adalah mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap penggunaan produk operasi sistem berlesensi, dan mengurangi atau penghematan biaya dibandingkan harus mengeluakan uang yang cukup besar untuk membeli lisensi. Tutorial Dasar Penggunaan Linux Ubuntu (2008).

Adapun aplikasi yang sering digunakan responden khusus menggunakan SO opens source antara lain : pengaplikasian pengolahan angka atau menghitung, mendesain, pengolahan presentasi, pengoplahan data, browser info, dan sebagainya. Distribusi frekuensi penggunaan dengan aplikasi menggunakan sistem operasi open source terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Aplikasi Open Source yang Sering Digunakan (N=17) 1

0

1 2

1 1

3

1 1

2

1 1

1 1

0

Word Browser Open Office

(16)

Gambar 8. Alasan Penggunaan Open Source(N=17) Figure 8. Reason for Use Open Source(N=17)

Sama seperti pemanfaatan kompter pada umumnya, dalam aplikasi open source pun para pegawai memafaatkan sistem operasi komputer yang legal untuk : mengolah data/angka dinyatakan 9 responden (53,0%), (presentasi) ada 4 responden (23,5%).

aplikasi untuk mencari informasi/ dan hiburan (browser) berjumlah 4 responden (23, 5%) dan yang menyatakan untuk mengolah data.

Sekalipun jumlah pegawai yang menggunakan sistem operasi open source relatif minim, data tersebut memberikan makna, bahwa implementasi penggunaan open source dengan berbagai aplikasinya sudah mulai diterapkan, dan diyakini semakin kedepan dan seiring dengan kemampuan SDM dan kompetensi PNS pemerintah daerah pengimplementasian SO open souce apakah dengan menggunakan linux, ataupun yang lainnya dengan berbagai aplikasinya, seperti open office akan meningkat kendati berjalan secara perlahan.

Terdapat beberapa alasan responden menggunakan SO open source antara lain karena

legal dan tidak mudah kena virus. Alasan penggunaan open source berdasarkan persentase dapat dilihat pada Gambar 8.

Beragam alasan yang dikemukakan responden konteks penggunaan open source yakni penggunaan SO open source legal disamping juga tidak mudah kena virus dinyatakan oleh 10 responden (58,8%), terdapat pula pernyataan SO open source legal 5 responden (29,4%) dan ada 2 responden (11,8%) memberikan alasan bahwa SO open source tidak ada batasan mendistribusi/menjual perangkat lunak.

Sejak berkembangnya software open source dan mengetahui berbagai kelebihannya seperti pengenalan terhadap linux sejumlah lembaga-lembaga swasta, lembaga-lembaga pendidikan termasuk juga instansi pemerintahan turut menggunakan SO tersebut. Namun demikian, melihat pada kecilnya penggunaan opens source di instansi pemerintah daerah yang berarti SO open source belum dianggap sebagai bagian dari yang membumi bagi pengguna sebagaimana dianalisis bagian awal atau mungkin pula karena keterbatasan 2

0 0

1

2

1 2

3

0 0

3

1

0

2

0

Legal Tidak Mudah Kena Virus Tidak Ada Batasan Pendistribusian

Alasan Penggunaan Open Source

(17)

Gambar 9. Alasan Menggunakan SO Proprietary Figure 9. Reason for Use Proprietary OS

pengetahuan pengguna terhadap kelebihan open source atau keterbatasan dan ketidakmengertian pengguna terhadap sistem operasi komputer, ataukah karena sudah terlanjur familiar dengan sistem operasi proprietary seperi SO Windows, sehingga malas untuk beralih pada SO lain sekalipun SO seperti open source legal bagi pengguna.

Anggapan tersebut muncul dengan melihat temuan bahwa penggunaan windows dengan SO proprietary justru lebih menyolok dibandingkan penggunaan SO open source. Beberapa alasanyang dikemukakan sebagian besar responden mengapa mereka menggunakan SO proprietary dalam mengerjakan berbagai tugas. Gambar 9 merupakan sejumlah alasan yang dikemukakan responden terhadap penggunaan proprietary.

Aplikasi yang cukup banyak, sistem aplikasi mudah, praktis, penampilan menarik. Oleh sebab itu, penggunaan SO proprietary seperti windows

masih dominan terjadi di kalangan pegawai pemerintah daerah. Sebagaimana Gambar 9 terdapat 31 responden (24,6%). Ada 23 responden (18,3%) proprietary non legal.

Mencermati alasan yang cenderung banyak mengemuka mengapa responden menggunakan SO propreitary adalah lebih mudah dan praktis. Anggpan mudah dan pratis tersebut boleh jadi karena responden sudah terlanjur familiar dengan SO, tampilan-tampilanya bukan hal asing, sehinngga apa yang dikerjakan tidak lagi canggung. Propreitary windows misalnya sudah menyatu dengan dalam setiap penggunaan komputer. Kebiasaan penggunaan sistem operasi windows menciptakan kemahiran dan beralih pada sistem lainnya butuh waktu untuk mengenal dan trampil untuk menggunakannya.

Jenis penggunaan Aplikasi proprietary oleh responden jauh berbeda dengan penggunaan

Aplikas open source seperti Gambar 10. 0

1 2 3 4 5 6 7 8

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

Karena Terbiasa

Mudah Beradaptasi

Aplikasi Banyak

Lebih Hafal

Cuma tahu SO itu saja

Lebih Mudah

Lebih Menarik

Cuma bisa SO itu saja

Praktis

Tidak Tahu Ada SO Lain

Lebih Praktis

(18)

Gambar 10. Jenis Aplikasi Proprietary yang Sering Digunakan Figure 10. Type of Proprietary are often to use

Diantara jenis aplikasi proprietary yang sering digunakan oleh para pegawai di pemerintahan daerah di Kalimantan Selatan adalah microsoft word, microsoft exel, power poin, adobe photoshop dan corel grafihics dinyatakan oleh 38 responden atau 28,4 %.

Yang menyatakan sering menggunakan microsoft word, exel dan power poin berjumlah 31 responden 24,5%, sebanyak 26 responden 20,6 % responden sering menggunakan microsoft saja. Pada temuan tersebut juga menunjukkan bahwa ada 23 responden atau 18,2 % sering menggunakan microsft word, exel, power poin, adobe photoshop, nero, NTI, dan sebanyak 10 responden 8,35 menyatakan sering menggunakan Nero, NTI, VCD/DVD burn.

Data ini menggambarkan bahwa para pegawai dilingkungan pemerintah daerah di Kalimantan Selatan telah memiliki skill yang cukup tinggi dalam mengoperasikan SO proprietary.

IV.

PEMBAHASAN

Mencermati fakta di lapangan baik menyangkut frekuensi penggunaan sistem operasi komputer/lapotop oleh responden/pegawai maupun durasi waktu yang mereka habiskan dalam penggunaan komputer/laptop cukup tinggi yang berarti temuan tersebut merupakan bagian dari elemen atau asumsi-asumsi dasar dari uses and gratification yang antara lain : (1) audiens adalah aktif terhadap penggunaan media berorientasi pada tujuan. (2) adanya inisiatif yang menghubungkan antara kebutuhan dengan pilihan media spesifik dan tepat. (Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch, dalam Severin dan Tankard, 2005).

Konteks antara tujuan penggunaan komputer/lapotop dengan teori Uses and Grativications yang dijelaskan Katz, Gurevitch) dalam Severin dan Tankard (2005) mengklasifikasi kebutuhan penggunaan media adalah : (a) Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan 0

2 4 6 8 10 12

Banjarmasin Banjarbaru Banjar HSU Tabalong

Word

Word, Excel, PowerPoint

Word, Excel, PowerPoint, Adobe Photoshop, Corel Graphics

Word, Excel, PowerPoint, Adobe Photoshop, Nero

(19)

pemahaman; (b) Kebutuhan afektif emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis; (c) Kebutuhan integratif personal memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status; (d) Kebutuhan integratif sosial-mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sebagainya. Apa yang dijelaskan oleh teori uses and gratification dalam kapasitas penggunaan komputer oleh pegawai tidak terlepas dari adanya faktor kebutuhan atau tuntutan, seperti mencari atau mendapatkan informasi merupakan suatu kebutuhan. Berikutnya, agar penyelesaian tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab dapat diolah secara cepat dan akurat.

Bisa jadi pengerjaan pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan cepat sesuai standar waktu yang ditentukan bahkan lebih cepat dari standar waktu dengan keakuratan data dan kerapian hasil kerja merupakan sebuah kepuasan tersendiri oleh pengguna. Disamping itu komputer/laptop dapat pula dipergunakan untuk hiburan berupa musik, main games dan sebagainya guna melepaskan kepenatan, kejenuhan, ketegangan atau hal-hal lainnya yang bersifat relaksasi. Artinya, pendapat Katz, Gurevitch) dalam Severin dan Tankard (2005) selaras dengan fakta di lapangan.

Fauziah (2010, hal 83) berpendapat, pada awalnya komputer hanya merupakan media yang diperuntukkan sebagai alat hitung. Namun seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi dari waktu ke waktu membuat kompter menjadi sebuah media yang sangat potensial dalam segala bidang kehidupan manusia, seperti penyebaran dan pengakses informasi dari berbagai sumber, pengolah data, desain, dan sebagainya.

Pendapat Fauziah tersebut sangat relevan dengan realita yang terjadi di instansi pemerintahan, yang mana hampir semua pekerjaan di kantor dikerjakan dengan menggunakan komputer baik untuk menghitung, mengolah data (53%), menyajikan data, mencari informasi dan pengetahuan, dan bahkan hiburan, 23,5%.

Pengguna komputer SO open source dikalangan pegawai pemerintah daerah sesuai dengan temuan yang hanya digunakan oleh 40% bisa dianggap belum memenuhi keinginan dan kesepakan para pembuat kebijakan seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika dan kementerian lainnya Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara misalnya yang menginstruksikan agar pada pegawainya baik di pusat maupun di daerah menggunakan SO open source.

Adapun SO open source yang justru dominan digunakan oleh para pegawai adalah linux (17%), sementara penggunaan proprietary yang jumlah penggunanya ada 126 responden (84%) dengan jenis yang paling sering digunakan adalah Microsoft word, Microsoft Excel, microsoft Power Point, adobe photoshop, corel graphic

(20)

aplikasinya, maka dengan menggunakan cara tersebut para pengguna lebih merasa nyaman dan sudah terbiasa.

Ketika diubah dengan tampilan yang berbeda dengan langkah-langkah lain pertama, tentu merasa canggung, buyar, dan harus belajar, bisajadi jika bersikeras mengaplikasikan sistem opensource. Imbasnya perkerjaan jadi terhambat, padahal bekerja cepat, merupakan suatu tuntutan, baik dari atasan, maupun pihak lainnya di luar instansi. Jadi, ada beberapa faktor mengapa sebagian orang katakanlah para pegawai masih banyak menggunakan propreitary. Tidak lain karena mereka cukup menguasai dengan sistem operasi tersebut, Ditambah lagi keterbatasan pengetahuan terhadap surat edaran maupun SO yang dilegalkan atau tidak legal.

Disisi lain, penggunaan open source linux misalnya masih dirasakan sebagai momok tersendiri di kalangan pegawai, apalagi para pegawai yang sudah tidak berusia muda lagi, maka terasa sangat sulit untuk bermigrasi kepada hal-hal baru, mudah lupa dengan langkah yang diajarkan, cepat bosan dan terasa lelah mempelajari suatu perubahan.

Realita yang sering ditemukan di lapangan, bahwa pegawai dengan usia kurang produktif seringkali tidak tertarik lagi untuk belajar-dan belajar lagi memperdalam keahlian atau ketrampilan dibidang komputer. Kemampuan untuk bisa mengetik atau mengolah kata saja sudah dianggap cukup. Dalam arti kata, ketertarikan, perluasan wawasan maupun kepatuhan baik pada tataran Surat Edaran Kementerian maupun ketaatan terhadap UUHc , dengan beralih dari kebiasaan penggunaan sistem

operasi komputer proprietary ke sistem operasi komputer open source, bisa efektif di kalangan pegawai yang usianya relatif muda dan masih produktif. Sementara pada temuan penelitian tersebut sebagian besar yang menjadi responden adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sistem operasi komputer yang sering digunakan oleh para pegawai pemerintah daerah untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sistem operasi komputer proprietary atau yang lebih dikenal dengan sistem operasi berbayar. Sistem operasi proprietary yang aplikasinya meliputi : Microsoft word, Microsoft Excel, microsoft Power Point, adobe photoshop, corel graphics, Microsoft word, excel & power point. Aplikasi penggunaannya meliputi : mengolah, kata, data, mendesain, mencari informasi dan pengetahuan ada pula memanfaatkan atau menggunakannya untuk hiburan sebagai pelepas lelah dan relaksasi.

B. Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin, 1985. Psikologi Komunikasi, Bandung Remaja Karya, Bandung.

Nurudin, 2007, Pengantar Komunikasi Massa, Remaja. Grafindo Persada, Jakarta.

Wahab, Riva’atul Adaniah, 2003. Kompetensi Dalam Penggunaan Free Open Sorce Software Oleh Pegawai Instansi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal

Penelitian Komunikasi dan Opini Publik.

Sugiyono, 2003 Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta

Sidahuruk, Paraden Lukas, 2010. Sosialisasi Open Source Software di Denpasar. Jurnal Penelitian Komuniaksi dan Pembangunan

Poerwadarminta, W.J.S., 1979. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Severin, Werner J., dan Tankard, Jr, James W., 2005, Teori Komunikasi, Sejarah,

Metodologi dan Terapan di Dalam Media

Massa, Jakarta,Prenada Media.

Umboh, Femmy, 2011. Tanggapan Karyawan PT. Fahrenheit Terhadap Sistem Smart Motivasi FM. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik.

Rakhmat, Jalaluddin, 2000. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis

(22)

Gambar

Gambar 1. Frekuensi penggunaan komputer Figure 1. Frequency of PC Use
Gambar 2. Durasi Penggunaan Komputer / Hari Figure 2. PC Use Duration / day
Gambar 3. Pemanfaatan Penggunaan TIK Figure 3. ICT Utilization
Gambar 4. Kelebihan Komputer Terhadap Pengerjaan Tugas-Tugas Figure 4. The PC Advantages to Office Assigment
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat memenuhi kebutuhan penganalisa maka dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah rasio lancar karena rasio ini merupakan rasio yang paling umum

Adapun untuk variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi (F1) yang diharapkan, Perubahan Tingkat Inflasi (F2) yang tidak

Proses Penerimaan karyawan Baru memiliki 3 level yaitu top level sistem secara keseluruhan kemudian dibawah pada level 0 terdapat 3 proses yaitu master yang

Lingkup Badan Publik dalam UU KIP meliputi lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif serta penyelenggara negara lainnya dan mencakup pula organisasi

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian dengan judul ―Analisis Pengendalian Kualitas Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Pada Koperasi Sinar Mas Salafi

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara

Fungsi kuadrat memiliki nilai ekstrim minimum, dinotasikan y min atau titik balik minimum. (ii) Jika a < 0 (negatif), maka grafik terbuka

Selain itu evaluasi juga dapat dilakukan melalui survei kepuasan pelanggan dengan survei ini sekolah akan dapat mengetahui hal-hal apa sajakah yang harus diperbaiki agar pada tahun