• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penampilan Pertumbuhan dan Hasil 16 Genotip Gandum (Triticum aestivum L.) Toleran Hujan = Appearance of Growth and Yield of 16 Rain Tolerant Wheat Genotypes (Triticum aestivum L.) T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penampilan Pertumbuhan dan Hasil 16 Genotip Gandum (Triticum aestivum L.) Toleran Hujan = Appearance of Growth and Yield of 16 Rain Tolerant Wheat Genotypes (Triticum aestivum L.) T1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Tanaman Gandum

Gandum dapat diklasifikasikan berdasarkan musim penanamanya serta

tekstur biji gandum (kernel), dan warna kulit (biji). Berdasarkan tekstur kernel, gandum diklasifikasikan menjadi hard, soft, dan durum. Sementara itu berdasarkan warna bran, gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white

(putih) (Anonimb, 2012). Untuk musim tanam, gandum dibagi menjadi winter

(musim dingin) dan spring (musim semi). Meskipun sebenarnya ada satu golongan lagi yakni gandum intermediate yang dapat tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang lebih luas dan memiliki karakter gabungan dari dua golongan

gandum yang sebelumnya (Anonimc, 2016).

2.1.2. Botani Tanaman Gandum

Menurut Anonimd, 2012, sistematika tanaman gandum sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi: Angiospermae

Kelas : Monokotiledonae

Bangsa : Graminales

Suku: Poaceae

Marga: Triticum

Jenis : Triticum aestivum

Marga Triticum mempunyai banyak jenis yang dapat digolongkan

berdasarkan jumlah kromosomnya. Kelompok pertama yaitu Triticum diploid

yang mempunyai 7 pasang kromosom, kelompok kedua yaitu Triticum tetraploid

yang mempunyai 14 pasang kromosom, sedangkan kelompok ketiga yaitu

Triticum heksaploid yang mempunyai 21 pasang kromosom. Jenis yang

(2)

6 Tanaman gandum mempunyai akar serabut. Akar ini dibagi menjadi dua

jenis, yaitu akar kecambah dan akar adventif.. Akar kecambah adalah akar yang

dihasilkan dari primordia akar dalam biji,sementara akar adventif adalah

akar-akar yang muncul pada saat anakan mulai terbentuk.

Ciri-ciri batang tanaman gandum adalah berbentuk tegak, silinder, dan

memiliki rongga seperti batang tanaman padi. Batang tanaman gandum dewasa

terdiri dari rata-rata enam ruas yang pendek. Batang ini akan membentuk tunas

dalam satu rumpun.

Daun tanaman gandum terbagi di bagian ligula menjadi pelepah yang

berbentuk silinder dan helaian daun atau lamina. Pelepah daun berbentuk pipa

dibagian bawah, namun kemudian terbelah dibagian yang dekat dengan helaian

daun. Daun tanaman gandum selanjutnya terdiri dari pelepah, helai daun dan

ligula. Pelepah daun membungkus batang dan terdapat pada ketiak daun. Helaian

daun gandum tersusun dalam setiap batang dan tumbuh tegak atau agak

melengkung (sesuai dengan varietas gandum). Setiap daun membentuk sudut 1800

dari daun yang satu dengan daun yang lainnya. Sedangkan liguls tidak berwarna,

tipis dan berujung bulu-bulu dan halus (Curtis dkk, 2002).

Bunga tanaman gandum adalah bunga majemuk yang mampu menyerbuk

sendiri. Sebanyak lima buah bunga gandum berada dalam bulir-bulir yang

berambut pada ujungnya. Bulir-bulir gandum tertumpuk di malai. Malai ini

memiliki ruas pendek yang melebar di bagian ujung tetapi menyempit pada

pangkalnya (Sudarmini, 2001).

Biji gandum merupakan unit reproduktif dari tanaman gandum. Biji

gandum memiliki tekstur yang keras yang berbentuk oval. Secara umum biji

gandum dapat dibagi menjadi tiga komponen yakni, kulit biji (bran), endosperm

dan embrio. Hampir di semua varietas gandum yang ada, perbandingan dari

masing masing komponen tersebut adalah kulit biji (bran) 14%, endosperm 83%

dan embio 3% (Bowden dkk, 2008).

Jumlah anakan gandum yang terbentuk dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: kesuburan serta kelembaban tanah, suhu, dan varietas yang ditanam.

Pembentukan anakan dapat ditunjang dengan pemberian pupuk nitrogen serta

(3)

7

2.1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Gandum

Tanaman gandum dapat tumbuh diberbagai jenis tanah seperti, andosol,

regosol, latosol dan aluvial. Syarat lain yang diperlukan agar tanaman gandum

dapat tumbuh adalah tanah yang digunakan memiliki hara yang cukup, tidak

mengandung zat toksik, aerasi tanah baik, serta tidak ada lapisan padat yang

menghambat penetrasi akar gandum kedalam lapisan tanah (Gunawan, 2011).

Gandum merupakan salah satu tanaman yang sensitif terhadap perubahan suhu

sehingga akan memberi respon yang nyata pada lama pertumbuhan dan hasil.

Sebagai tanaman subtropik dan iklim sedang maka untuk daerah tropis tanaman

gandum lebih sesuai ditanam di daerah pegunungan dimana suhu udara menyamai

suhu udara didaerah subtropik (William dalam Gusmayanti, 2000). Suhu udara yang terlalu tinggi akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan hasil dari

tanaman gandum. Pada lingkungan yang bersuhu tinggi laju respirasi dan

pemasakan bulir dari tanaman gandum akan berlangsung lebih cepat, hal tersebut

akan mengakibatkan kualitas dan kuantitas dari gandum yang dihasilkan akan

turun (Wahyu dkk, 2013).

Di Indonesia budidaya gandum akan lebih cocok dikembangkan didaerah

dengan kondisi lingkungan antara lain memiliki ketinggian 400-800 meter dari

permukaan laut. Untuk dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal, tanaman

gandum membutuhkan suhu 10o

c - 25

o

c,

fotoperiodisme yang panjang, bercurah

hujan 350-1250 mm dengan kondisi kering saat memasuki masa pemasakan biji

(Gunawan, 2011).

2.1.4. Penanaman Benih Gandum

Jarak tanam sangat tergantung pada jenis tanah dan varietas. Pada tanah

yang subur jarak tanam lebih lebar daripada tanah yang kurang subur. Biasanya

jarak tanam yang sering digunakan adalah 30 cm antar alur dan 5 cm di dalam alur

dengan satu benih per lubang. Penanaman benih dapat dilakukan dengan cara

membuat alur sedalam 2,5 cm - 5 cm dan benih diletakkan di atas alur dengan

(4)

8

2.1.5. Pemeliharaan

Budidaya gandum juga memerlukan penyiangan. Penyiangan dilakukan

untuk mengurangi kompetisi antara tanaman gandum dengan tanaman lain yang

tumbuh dilahan yang sama. Adapun tingkat persaingan tanaman dengan gulma

bergantung pada beberapa faktor diantaranya stadia pertumbuhan tanaman,

kepadatan gulma, tingkat cekaman air dan hara, serta spesies gulma (Hermanto et al lihat Fadhly dan Tabri, 2007). Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan (2013), penyiangan ini diperlukan sebanyak dua kali, yaitu pada umur 15 dan

pada umur 28-30 hst. Penyiangan ini dilakukan agar pertumbuhan gandum tidak

terhambat akibat adanya persaingan dengan gulma.

Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berdaun tiga atau empat

helai (15 HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur satu

bulan, bersamaan dengan pemupukan yang kedua kemudian dibumbun (Gunawan,

2011). Pembumbunan bertujuan memperkokoh tanaman juga memperbaiki

drainase dan mempermudah pengairan. Kebutuhan air pada setiap stadia

pertumbuhan tidak sama. Jumlah air yang dibutuhkan untuk fase anakan sampai

dengan pembentukan malai sekitar 75 – 80 % dan pada fase anakan masak susu

sampai dengan panen 65 – 70 % dari jumlah air yang diperlukan (Aqil, Yasin, dan

Talanca, 2016).

2.1.6. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum

Perubahan lingkungan budidaya gandum dari lingkungan subtropis ke

lingkungan tropis memerlukan proses adaptasi karena tanaman ini akan

mengalami cekaman seperti suhu tinggi. Untuk mengurangi dampak dari cekaman

ini, tanaman gandum tropis biasanya ditanam di dataran tinggi. Salah satu kendala

yang muncul dari budidaya gandum di dataran tinggi adalah curah hujan yang

tinggi. Menurut Purnamasidi (2016) budidaya gandum saat musim hujan

menjadikan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat karena aerasi yang tidak

baik. Petumbuhan yang terhambat mengakibatkan biji yang dihasilkan tidak

maksimal. Selain itu, curah hujan tinggi meningkatkan potensi kondisi

pertanaman menjadi tergenang dan mengakibatkan tanaman mati. Dikarenakan

(5)

9 Kelebihan (stress) air pada budidaya gandum khususnya saat fase sebelum

anthesis dapat menyebabkan penurunan biomas bulir sekitar 58-94%

dibandingkan dengan tanaman yang mendapat air dalam jumlah yang cukup

(Johanes, 1996). Sedangkan menurut Aqil, Yasin, dan Talanca, (2016) tanaman

gandum lebih toleran terhadap kekurangan air pada fase vegetatif akhir dan fase

pemasakan dibandingkan dengan fase pertumbuhan awal, fase pembentukan

anakan serta fase pembungaan.

2.2. Data Hasil Pengamatan Pendahuluan

Penelitian ini merupakan penanaman yang kedua kalinya dengan materi

genetik (benih yang sama), berdasarkan penanaman tahun 2015 diketahui bahwa

ke-16 genotip memiliki hasil panen sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil Bobot Biji Per M2 (gram) Pada Pengamatan Pendahuluan Ulangan P05 = PRL/VEE#6//CLMS/3, P06 = PFAU/BOW//VEE#9/3,

P07 = PB343/BERKUT//PFAU, P08 =PBW343/BERKUT//PFAU, P09 =FILIN/2*PASTOR//BERKUT/3/PASTOR,

P10 =PRINIA/BERKUT//PFAU/MILAN,

P11 = CHEN/AGILLOPS SQUARROSA,, P12 = FRET2//SKAUZ, P13 = GOMAN/GRU90-205266//PASTOR,

P14 = CHRZ//BOW/CROW/3/WELL I,

(6)

10

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, model hipotetik dan

tinjauan pustaka maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Beberapa genotip gandum yang ditanam di dataran tinggi saat musim

penghujan akan mempengaruhi penampilan komponen pertumbuhan dan

komponen hasil tanaman gandum.

2. Genotip FUNDACEP diduga akan menjadi genotip yang paling toleran

dibandingkan dengan genotip yang lainnya.

2.4. Definisi dan Pengukuran Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap hipotesis yang

dikemukakan, maka dibuat definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut:

1. Persentase benih yang tumbuh adalah banyaknya jumlah tanaman yang

tumbuh dalam setiap petak. Pengukuran dilakukan saat dua minggu setelah

tanam.

2. Umur berbunga adalah lama waktu tanaman gandum mulai dari

penanaman sampai saat (sekitar 50%) dalam satu plot telah keluar bunga,

satuannya hari.

3. Tinggi tanaman adalah panjangnya tanaman gandum yang diukur dari

bekas kotiledon sampai titik tumbuh tertinggi tetapi tidak termasuk bulu

malai. Pengukuran dilakukan pada saat sebelum masak susu, saat masak

susu, dan setelah masak susu dengan satuan pengukuran centimeter.

4. Jumlah anakan adalah banyaknya anakan dari mulai penanaman hingga

panen. Penghitungan dilakukan saat panen dengan cara mencabut tanaman

sampel kemudian mengamati jumlah anakan yang ada.

5. Persentase tanaman rebah dihitung sehari sebelum panen. Dihitung

berdasarkan jumlah tanaman yang rebah dibagi total tanaman yang hidup

dalam setiap petak.

6. Umur panen adalah lama waktu yang diperlukan tanaman gandum hingga

biji yang ada dalam malai mengeras, satuannya hari.

7. Panjang malai adalah panjangnya organ tanaman gandum yang diukur dari

lingkar cincin (buku terujung setiap batang) sampai ujung malai tidak

(7)

11 8. Jumlah spikelet per malai adalah banyaknya spikelet dalam setiap malai

yang dihitung dari 10 sampel tanaman dalam setiap petak percobaan.

Penghitungan dilakukan saat panen.

9. Jumlah biji per malai adalah banyaknya jumlah biji gandum dalam setiap

malai yang dihitung dari 10 sampel tanaman dalam setiap petak

percobaan. Penghitungan dilakukan saat panen.

10.Bobot biji per m2 adalah berat biji gandum dalam setiap 1 meter persegi

petak sampel pada 4 baris tengah. Satuan pengukurannya adalah gram.

11.Bobot biji dari 4 baris tengah adalah berat biji gandum dari 4 baris

tanaman (6 baris tanaman setiap petak) dan 25 centimeter pada setiap

ujung baris tidak diambil. Satuan pengukurannya adalah gram.

12.Bobot 1 liter biji adalah berat biji gandum yang sebelumnya telah ditakar

dengan gelas ukur, sebanyak 1 liter setiap petak percobaan. Satuan

pengukurannya adalah gram.

13.Bobot 1000 biji adalah berat dari 1000 biji gandum yang diambil secara

acak dalam satu unit petak percobaan yang sama. Satuan pengukurannya

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Bobot Biji Per M2 (gram) Pada Pengamatan Pendahuluan

Referensi

Dokumen terkait

Sustainability of Solar PV-Diesel Hybrid for Micro/Mini Grid LEAST COST DESIGN PROPER TECHNOLOGY, SIZING & CONFIGURATION DESIGN APPROPRIATE MANAGEMENT MODEL COMMUNITY

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Pemerintah berkewajiban membatasi manifestasi dari agama atau kepercayaan yang membahayakan hak-hak fundamental dari orang lain, khususnya hak untuk hidup, hak

1 Menteng, Jakarta Pusat 10320; Telp/Faks : 021-31924540 MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF NEW, RENEWABLE ENERGY AND

19 Secara politis, konsep prismatik merupakan sandaran yang dirasakan masuk akal, diantara berbagai pilihan sektarian lainnya, sebagai buah perdebatan panjang

1 Apakah materi pelatihan yang diberikan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati sangat bermanfaat bagi berjalannya proses pelatihan penyuluhan yang

pada pra siklus menunjukkan nilai rata-rata 65,5 dengan ketuntasan klasikal 44,44%, siklus I menunjukkan rata-rata nilai sebesar 70,6 dengan ketuntasan klasikal

Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi yang telah dilakukan terhadap Calon Penyedia Paket Pekerjaan Perkerasan Jalan Desa Cipta Sari (Mesuji Raya) Dinas Pekerjaan