A. Risiko Berdiri Sendiri
Risiko(risk) “suatu halangan; gangguan; eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”. Jadi, risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Risiko suatu asset dapat dianalisis dua cara: (1) Dalam basis berdiri sendiri dimana asset dilihat secara terpisah, dan (2) dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah asset lainnya dalam suatu portofolio. Jadi, risiko berdiri sendiri (stand alone risk) suatu asset merupakan resiko yang akan dihadapi oleh investor jika ia hanya memeiliki satu asset tersebut.
Untuk mengilustrasikan risiko berdiri sendiri : Ilustrasi 1
Penjelasaan ilustrasi 1 :
(Perusahaan x ini adalah perusahaan yang sudah jelas dan pasti akan mendapatkan hasil dari penjualannya, bukan tidak mungkin perusahaan ini juga akan terjadi rugi)
Dalam hal ini, tingkat pengembalian investasi 5% dapat diestimasikan cukup akurat, dan investasi tersebut pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai investasi bebas rasio.
Ilustrasi 2
Penjelasan ilustrasi 2 :
(Dimana perusahaan X ini adalah perusahaan yang baru didirikan, baru melihat peluang untuk mendapatkan minyak bumi di samudera atlantik.)
investor
membeli
surat utang negara jangka pendek senilai $100.000,
dengan pengembalian
5%
perusahaan X
Pengembalian akan sulit diramalkan. Karena dalam sekenario terburuk, perusahaan tersebut dapat bangkrut dan investor kehilangan seluruh uangnya, dalam ha ini pengembaliannya berarti -100% Ilustrasi 3
Penjelasan ilustrasi 3 :
(Perusahaan X akan menemukan cadangan minyak bumi dalam jumlah besar, diramalkan akan mendapatkan minyak bumi)
Ketika mengevaluasi investasi ini,investor mungkin menganalisis situasi dan mengambil kesimpulan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dipastikan 20%.
Namun, investor juga harus menyadari bahwa tingkat pengembalian actual berada antara +1000%hingga -100%. Terdapat potensi bahaya yang cukup signifikan dimana investor akan menerima pengembalian jauh lebih rencah dari yang diharapkan, maka saham seperti ini menjadi investasi yang relative beresiko.
Asset yang beresiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada umumnya,asset yang beresiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih rendah yang diharapkan. Jika asset selalu menghasilkan pengembaian yang diharapkan, maka asset itu bukanlah asset yang berisiko.
B. Distribusi Probabilitas
Probabilitas suatu peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa tersebut. Misalnya, seorang pembaca raman cuaca mengatakan, “terdapat peluang 40 persen terjadinya hujan hari ini dan 60 persen peluang tidak terjadi hujan.” Peristiwa atau hasilnya disusun daalam suatu daftar.
Hasil (1) hasil yang mungkin terjadi Probabilitas (2) kemungkinan terjadinya hasil
Hujan 0,4 = 40% Tidak Hujan 0,6 = 60% 1,0 = 100%
Probabiitas juga dapat diberikan untuk kemungkinan hasil (dalam hasi ini pengembalian) dari suatu investasi. Anda berencana untuk membeli obligasi satu tahun dan memegangnya selama satu tahun, anda akan berharap untuk menerima bunga atasobligasi ditambah pengembalian atas investasi awal anda, dan pembayaran tersebut akan menjadi tingkat pengembalian dari investasi anda. Kemungkinan hasil dari investasi ini adalah (1) emiten akan melakukan
pembayaran yang diminta atau (2) emiten akan gagal bayar atas pembayaran tersebut. Makin tinggi probabilitas kegegelan bayar, makin besar risiko obligasi; makin tinggi risiko, maka makin tinggi tingkat pengembalian yang diminta.
Contoh distribusi probabilitas untuk Martin Product dan U.S. Water (TingkatPengembalian Saham Jika Permintaan Ini Terjadi)
Permintaan akan
Produk Perusahaan Probabilitas TerjadinyaPermintaah Martin Products U.S. Water
Kuat 0,3 100% 20%
Tingkat pengembalian yang diharapkan juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yang melukan hal yang sama seperti tabe;l matriks pembayaran.
Tingkat pengembalian yang diharapkan = ȓ = P₁r₁ + P₂r₂ + …. Pᴺrᴺ
=
∑
i=1
N
p r
ᵢ ᵢ
Dengan menggunakan data untuk Mertin Products, kita mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan perhitungan berikut :
ȓ = P₁ (r₁) + P₂r₂ + P₃(r₃)
Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk U.S. Water sebesar 15% : ȓ = 0,3(20%) + 0,4(15%) + 0,3(10%)
= 15%
Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Standar Deviasi
Risiko adalah suatu konsep yang sulit dipahami, dan terdapat banyak kontroversi pada seputar usaha untuk mendefinisikan dan mengukurnya. Agar lebih bermanfaat pengukuran resiko yang dilakukan sebaiknya memiliki nilai yang pasti, kita perlu menguantifikasikan kerapatan distribusi probabilitas. Salah satu ukuran tersebut adaah Standar deviasi yang memiliki symbol σ, dibaca “sigma”. Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko sahamnya.
2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan hasil (rᵢ) untuk mendapatkan satu rangkaian deviasi dari ȓ seperti yang disajikan dalam kolom table
8-3.
Deviasiᵢ = rᵢ - ȓ
3. Kuadratkan setiap deviasi, kalikan hasilnya dengan probabiitas terjadi, kemudian jumlahkan hasil-hasil tersebut untuk mendapatkan variansdari distribusi probabilitas.
Varians = σ² =
∑
ᵢ=1
N
(rᵢ−ȓ
)
²
Pᵢ
Tabel 8-3 Menghitung standar deviasi Martin Products
rᵢ-ȓ
4. Terakhir, hitunglah akar darivarians untuk mendapatkan standar deviasinya.
Standaar Deviasi = σ=
√
∑
ᵢ=1
N
(rᵢ−ȓ)²Pᵢ