• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME BUKU

GURU DALAM IMPLEMENTASI

(2)

Disusun oleh:

ZAENUDIN IDRIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang berkenan

melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tugas “Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013” ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda

(3)

Resume buku ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata

kuliah “

Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian Pendidikan

Dasar

” yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. E. Mulyasa.

Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah memberikann bantuan, dukungan dan doa

sehingga terselesaikannya tulisan ini. Secara khusus, penulis haturkan

terima kasih kepada Prof. Dr. H. E. Mulyasa yang berkenan

memberikan bimbingannya terhadap penulisan makalah ini, dan

bimbingan lainnya, baik dalam kerangka akademis maupun non

akademis.

Lebih khusus, penulis sampaikan terima kasih yang tulus

kepada istri dan anak-anak yang telah mengikhlaskan sebagian waktu

dan living cost-nya untuk memberikan dukungan penuh kepada

penulis dalam menempuh studi ini.

Akhirnya, penulis sangat menyadari dan memohon maaf akan

kekurangan dan keterbatasan tulisan ini, baik isi maupun metodologi

dan penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat

berterima kasih atas sumbang saran yang membangun guna perbaikan

tulisan ini di masa yang akan datang.

Jakarta, 22 Desember 2014.

Penulis.

DAFTAR ISI

Halaman

(4)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 2

BAB II : Menyukseskan Impelementasi Kurikulum 2013 ... 3

BAB III : Mengubah Mindset Sesuai tema Kurikulum 2013 ... 7

BAB IV : Membentuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 13

BAB V : Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial ... 17

BAB VI : Mengembangkan Strategi dan Pendekatan Pembelajaran 23

BAB VII : Nasib Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum 2013 ... 26

BAB VIII : Koordinasi, Komunikasi, dan Supervisi dalam Meng- galang Implementasi Kurikulum 2013 ... 29

(5)

RESUME BUKU

Judul Buku : Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Penulis : Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd

Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama

Penerbit : PT Remaja Rosda Karya Offset Tempat Terbit : Bandung

Tahun Terbit : 2014

(6)

BAB I PENDAHULUAN

Suksesnya implementasi kurikulum 2013—dan kurikulum apapun, lebih banyak bertumpu pada gurunya karena merupakan ujung tombak pada proses pembelajaran sebagai pengejawantahan kurikulum. Dengan kurikulum 2013 yang berparadigma baru, implementasinya membutuhkan guru professional yang mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan jaminan mutu dan mempertanggungjawabkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, perkembangan jaman, kebutuhan pembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum 2013 yang menekankan sisi penting kompetensi spiritual dan sosial, disamping kompetensi intelektual, maka sudah barang tentu membutuhkan guru yang memiliki konsistensi dan komitmen yang tinggi sebagai jiwa pembelajar, dapat menjadi teladan dalam segala hal yang bermuara pada perbaikan diri secara terus menerus (continual improvement).

Dalam implementasi kurikulum 2013, guru diposisikan sebagai pemegang peran sangat penting dalam merealisasikan pembelajaran. Itulah sebabnya guru harus betul-betul menguasai isi atau substansi kurikulum yang menyangkut kompetensi professional dan paedagogik. Guru harus menguasai isi bidang studi, pemahaman karakteristik peserta didik, melakonkan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan, serta potensi pengembangan profesionalisme dan kepribadian.

(7)

BAB II

Menyukseskan Implementasi Kurikulum 2013

Menyukseskan implementasi kurikulum 2013 perlu dipahami dan didukung oleh semua pihak. Guru sebagai ujungg tombak pelaksana pembelajaran harus melakukan penyesuaian sesuai dengan tuntutan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, memfasilitasinya dengan perangkat undang-undang dan berbagai peraturan pemerintah, yang dalam mengimplementasikannya perlu direvitalisasi kembali dan dijadikan modal dasar oleh para pelaksana kurikulum di sekolah khususnya dalam pembelajaran.

A. Memahami dan Merealisasikan Undang-Undang.

Pemahaman terhadap undang-undang akan lebih mendorong upaya menyukseskan implementasi urikulum 2013. Karena, dalam segala implementasi program pemerintah haruslah bersumber pada payung hukum. Undang-undang yang melandasi system pendidikan adalah undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang sudah diberlakukan sejak tahun 2005.

Upaya pengembangan dan output dari proses pendidikan dicantumkan dalam Undang-undang sisdiknas pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk : “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa.”

Adapun prinsip penyelenggaraan pendidikan diungkapkan dalam pasal 4 undang-undang sisdiknas sebagai berikut:

(8)

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 4. Pendidikan diselenggaran dengan memberi keteladanan, membangun

kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. 6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua

komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan.

B. Memahami dan Merealisasikan Standar Nasional

Standar Nasional Pendidikan (SNP) seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP digulirkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pertimbangan terhadap perkembangan zaman, pengembangan dan perubahan kurikulum secara periodik.

Seluruh nilai baik dari implementasi kurikulum 2013 harus didukung oleh standar pendidikan. Standar pendidikan harus diberlakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, sehingga diharapkan peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud. Delapan standar nasional pendidikan yang dicanangkan, garis besarnya sebagai berikut:

(9)

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK) 5. Standar Sarana dan Prasarana (SPS)

6. Standar Pengelolaan (SPe) 7. Standar Pembiayaan (SPem)

8. Standar Penilaian Pendidikan (SPP)

C. Memahami dan Merealisasikan Tupoksi

Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) guru yang paling utama adalah berkaitan dengan pembelajaran, yakni merencanakan pembelajaran, pelaksanakan pembelajaran serta menilai/memonitor hasil pembelajaran. Ketiga tugas pokok dan fungsi tersebut menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

D. Tupoksi Menuntut Kompetensi

Pelaksanaan tupoksi akan dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh kompetensi yang memadai, serta mengacu pada kemampuan dalam melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru tampak dari performansi dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, emosional dan spiritual. Rumusan dari kompetensi guru mencakup:

1. Kompetensi Pedagogik; 2. Kompetensi Kepribadian; 3. Kompetensi Sosial;

(10)

E. Menguasai Keterampilan dasar Mengajar

Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran secara efektif memerlukan penguasaan keterampilan dasar mengajar atau keterampilan dasar membelajarkan. Keterampilan dasar membelajarkan merupakan kompetensi yang cukup kompleks yang mengintegrasikan berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan dasar mengajar tersebut dapat diuraiakan kedalam delapan keterampilan, yaitu:

1) Keterampilan Bertanya; 2) Memberi Penguatan; 3) Mengadakan Variasi; 4) Menjelaskan;

5) Membuka dan Menutup Pelajaran; 6) Membimbing Diskusi Kelompok Kecil; 7) Mengelola Kelas;

(11)

BAB III

Mengubah Mindset sesuai Tema Kurikulum 2013

Tema yang disusung dalam Kurikulum 2013 adalah: menghasilkan insan Indonesia yang produktif kreatif, inovatif dan afektif (berkarakter) melalui penguatan sikap, keterampian, dan pengetahuan secara terintegrasi.

A. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengubah Mindset

Mindset adalah pola pikir atau cara pandang. Mengubah mindset dalam penataan kurikulum yakni mengubah pola pikir dan cara pandang guru khususnya cara pandang terhadap pembelajaran dan peserta didik.

Guru harus lebih dahulu melakukan perubahan mindset. Perubahan mindset diperlukan karena guru adalah orang yang menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik baik secara kelompok maupun secara individual. Masyarakat pada umumnya memandang bahwa guru sebagai orang yang melaksanakan berbagai kegiatan pendidikan baik secara formal maupun secara informal.

Implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut perubahan pola, dari teaching centered learning (TCL) ke arah student centered leraning (SCL).

Garis besar perubahan pola pikir dalam implementasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

1. Sumber belajar tidak terbatas kepada guru dan buku teks; 2. Kelas bukan satu-satunya sumber belajar;

3. Belajar dengan beraktivitas;

4. Menggunakan pendekatan saintifik, melalui: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan;

5. Merangsang peserta didik untuk suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya;

(12)

7. Pembelajaran pengetahuan dan keterampilan secara langsung dan secara tidak langsung ditujukan untuk membentuk sikap;

8. Menekankan kolaborasi melalui pengerjaan proyek;

9. Menekankan pada proses yang dilakukan secara procedural; 10.Mendahulukan pemahaman Bahasa Indonesia;

11.Peserta didik memiliki kekhasan masing-masing; dengan kelompok normal, pengayaan, dan remedial;

12.Menekankan pada higher order thinking skill (HOTS), dan kemampuan berasumsi secara realistis;

13.Pentingnya data yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan;

B. Penataan Peran dan Fungsi Guru

Pada implementasi kurikulum 2013 terjadi penataan peran dan fungsi guru. Penataan yang dimaksud lebih pada sistem yang sifatnya administrative, kewenangan dan kebebasan guru juga berkurang sesuai dengan keperluan kurikulum.

Penataan dengan mengurangi beban guru dimaksudkan agar guru lebih konsentrasi terhadap pembelajaran, tidak lagi disbukkan urusan-urusan yang bersifat administratif.

C. Apa yang Harus Dipahami Guru dari Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk memahami berbagai pedoman, baik pedoman bagi guru maupun pedoman bagi peserta didik, yang semuanya sudah disiapkan pemerintah.

(13)

Guru juga harus mampu memaknai pembelajaran serta menjadikannya sebagai ajang pembentukan kompetensi, pembentukan karakter dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik secara berkesinambungan (continuous quality improvement).

D. Apa yang Harus Dilakukan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Guru memiliki peran strategis dalam implementasi kuirkulum 2013. Berbagai peran yang menuntut perubahan mindset guru dalam implementasi kurikulum 2013 dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Mendidik dengan baik;

2. Membelajarkan dengan benar; 3. Membimbing secara tertib; 4. Melatih dengan gigih;

5. Mengembangkan inovasi yang bervariasi; 6. Memberi contoh dan teladan;

7. Meneliti sepebuh hati;

8. Mengembangkan kreativitas secara tuntas; 9. Menilai Pembelajaran.

E. Bagaimana Seharusnya Guru Mengembangkan Pembelajaran.

(14)

F. Hak dan Kewajiban Guru Profesional

Sebagai guru professional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu memperhatikan beberapa prinsip profesi guru yang diatur dalam undang-undang no 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Bab III, pasal 7, ayat 1 dikemukakan :

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism.

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan ahlak mulia.

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang yang sesuai dengan bidang tugas.

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesian.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8) Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam menjalankan tugas keprofesionalan; dan

9) Memiliki organisasi profesi yang mmemiliki wewenang untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan.

Guru professional, sebagaimana tugas dan jabatan lainnya, memiliki hak dan sekaligus kewajiban sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

1. Hak Seorang Guru

Hak-hak seorang guru seperti tertuang dalam undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 14, adalah:

(15)

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan sarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesian.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

pendidikan.

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan/atau k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya.

2. Kewajiban Seorang Guru

Adapun kewajiban guru yang melekat seiring dengan haknya dijelaskan dalam pasal 20 Undang-undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b. Mengkaitkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

(16)

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga, dan satus social ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi perturan perundang-undangan, hokum, dank ode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

(17)

BAB IV

MEMBENTUK KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Apa dan Bagaimana Membentuk KI-KD dalm Pembelajaran

Lampiran Permendikbud RI No 65 tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan tentang

pembelajaran sebagai berikut:

Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psokilogis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses

pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Perubahan dan paradigm baru dalam prinsi-prinsip pembelajaran

yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi adalah:

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar belajar

berbasis aneka sumber belajar.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8. Peningkatan dan kesimbangan antara keterampilan fisikal (Hardskill)

(18)

9. Pembelajaran yang merupakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

10.Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member

keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing

madya mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

11.Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di

masyarakat.

12.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas.

13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efesiensi efektivitas pembelajaran; dan

14.Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik.

B. Quantum Learning

Quantum Learning yang dikembangkan Bobbi de Porter dan Mike Hernacki, merupakan pendekatan atau strategi bealajar yang dapat

mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai

suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Pembentukan

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) secara efektif dapat

dilakukan dengan Quantum Learning ini, sebagai suatu pendekatan belajar yang menawarkan konsep belajar sambil bermain.

Gaya belajar setiap orang berbeda-beda. Pemahaman terhadap

gaya belajar memungkinkan guru, peserta didik dan siapa saja yang

terlibat dalam proses pembelajaran dapat melakukan secara optimal dan

menyenangkan pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) dapat dilakukn dengan prosedur sebagai berikut:

(19)

3. Memupuk sipak juara

4. Bebaskan gaya belajarnya.

5. Biasakan mencatat.

6. Biasakan membaca.

7. Jadikan peserta didik lebih kreatif.

8. Latih kekuatan memori peserta didik

C. Quantum Teaching

Jika dalam belajar ada quantum learning, maka dalam pengajaran ada quantum teaching. Pembentukan KI dan KD juga bisa dilakukan melalui quantum teaching untuk meningkatkan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Quantum teaching mencakup petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran,

menyajikan materi dan memudahkan proses belajar.

Desain Quantum teaching dikenal dengan istilah TANDUR yakni:

1. Tumbuhkan

D. Prosedur Pembentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Keberlangsungan standar proses dalam pendidikan, agar

pembentukan KI-KD berjalan lancar dan mencapai hasil yang efektif

perlu pembelajaran yang melalui serangkaian tahapan yang saling terkait

terdiri dari tiga tahapan diantaranya :

1. Membuka Pembelajaran

a. Menciptakan iklim belajar

(20)

c. Pretes (test awal)

2. Membentuk KI-KD sebagai kegiatan inti pembelajaran

3. Menutup Pembelajaran

E. Menerapkan Saintifik Method dalam membentuk KI-KD

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan

mereka untuk secara aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar,

mengkomunikasikan, dan membuat jejaring dengan prosedur sebagai

berikut :

1. Pemanasan dan apersepsi;

2. Eksplorasi;

3. Konsolidasi pembelajaran;

4. Pembentukan sikap dan keterampilan;

5. Penilaian formatif.

F. Menilai Ketercapaian KI-KD

Ketuntasan belajar seorang peserta didik dilihat dari kemampuan

menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan

pembelajaran minimal 65% dari seluruh KI-KD. Sedangkan keberhasilan

kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau

mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta

didik yang ada di kelas tersebut. Perlakuan khusus terhadap peserta didik

(21)

BAB V

MEMBANGUN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL

A. Membuat Kesan Pertama yang Menyenangkan

Hampir dalam setiap perjumpaan, dalam situasi apapun, pertemuan pertama memberikan penilaian tentang diri kita, betapa pentingnya pertemuan pertama dalam pembelajaran serta pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik sedikitnya ada tujuh hal yang dapat dijadikan sebagai pengingat ketika kita berkomunikasi dengan peserta didik, diantaranya :

1. Tampil penuh percaya diri 2. Menunjukkan sikap humor 3. Tersenyum

4. Melakukan kontak mata

5. Berpakaian yang pantas dan wajar 6. Selalu tampil bersih dan bugar

7. Memberikan jawaban yang cepat dan tepat terhadap setiap pertanyaan.

B. Memahami dan Mengembangkan Pribadi Peserta Didik

Guru yang memahami karakteristik peserta didik, dapat mendorong guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat, efektif dan menyenangkan. Sehingga, data dari profil setiap peserta didiknya menjadi masukan dan evaluasi serta acuan melangkah bagi guru untuk menetapkan strategi pembelajaran yang tepat dilaksanakan, baik secara individu maupun secara klasikal.

C. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Pengaruh

(22)

guru dikemukakan oleh Yulk (2002) dengan metodenya yang dikenal

influence Behavior Questionare (IBQ) sebagai berikut :

1. Rational Persuation 2. Inspiration Sppeals Tactics 3. Consultation tactics 4. Ingratiation Tactics 5. Personal Appeal Tactics 6. Exchange Tactics 7. Coalition Tactics 8. Pressure tactics

9. Legitimizing tactics

D. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Komunikasi Proses pembelajaran sejatinya merupakan proses komunikasi tiga arah, antara guru dengan murid, murid dengan guru dan urid dengan murid. Beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam pengembangkan pembelajaran sebagai sebuah komunikasi yang efektif:

(23)

E. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Hadiah dan Hukuman

Reward and punishment atau hadiah dan hukuman dapat digunakan untuk membangun dan mengembangkan sikap spirituak (KI-1) dan sikap social (KI-2) secara efektif sesuai dengan konteksnya. Hadiah yang diberikan tidak selamanya berbentuk materi tetapi dapat juga berbentuk pujian untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Sedangkan hukuman diperlukan bagi siswa yang menyimpang tidk dengan menggunakan hukuman fisik tetapi digunakan hukuman yang membuat peserta didik mengerti mengapa mereka diberikan hukuman.

F. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Kemanusiaan Nilai kemanusiaan begitu penting, apalagi dalam proses pembelajaran. Penghargaan nilai kemanusiaan untuk memanusiakan peserta didik dalam pembelajaran yang dapat dilakukan guru diantaranya; mulailah dengan memperhatikan perasaan peserta didik dengan cermat; kemudian berikan pandangan yang tepat bagi mereka; sampaikan ide-ide penting yang sesuai dengan karakteristik peserta didik; dan aturlah sikap dan gerak gerik kita agar tidak menyinggung peserta didik. Secara otomatis peserta didik akan merasa tersanjung dan tertarik dengan kita sehingga akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang disajikan.

G. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Menghindari Perdebatan

(24)

1. Sambut baik pendapat peserta didik yang berbeda. 2. Jangan percaya terhadap kesan pertama naluri anda. 3. Kendalikan emosi, agar tetap stabil.

4. Dengarkanlah dulu apa yang dikemukakan peserta didik, beri kesempatan kepada mereka untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya.

5. Temukanlah kata sepakat, ketika selesai mendengarkan pendapat peserta didik, pikirkanlah hal-hal yang kita setujui.

6. Jujurlah terhadap peserta didik, sehingga anda dapat menerima suatu kesalahan, dan sampaikanlah terhadap peserta didik.

7. Berjanjilah untuk memikirkan ide-ide peserta didik, dan mempelajarinya dengan seksama.

8. Berterima kasih kepada peserta didik dengan tulus terhadap minat-minat mereka.

9. Jangan tergesa-gesa bertindak; dan berilah kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan setiap masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran.

H. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Percaya Diri Memupuk rasa percaya diri dalam proses pembelajaran akan menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuh langkah untuk mengembangkan rasa percaya diri yang dapat dilakukan adalah (diolah dan kembangkan dari www.astaga.com) :

1. Perhatikan sikap duduk dan berdiri

2. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri. 3. Ingat kembali ketika kita merasa percaya diri.

(25)

6. Jangan terlalu keras kepada diri sendiri. 7. Jangan takut mengambil resiko.

Rasa percaya diri harus senantiasa dipupuk dalam pembelajaran maupun pergaulan, karena pada umunya akan menjadikan peserta didik memiliki ketahanan dari berbagai situasi, tekanan, perubahan dan dapat mengontrol dirinya serta memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan.

I. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Lingkungan Pemahaman dan kemampuan diri peserta didik terhadap lingkungan menjadi bagian penting dalam makna dan proses pembelajaran. Pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam membangun dan mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik serta menciptakan lingkungan masyarakat yang peduli baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Membangun sikap spiritual dan sikap sosial dengan menciptakan lingkungan ini terdapat dua hal yang harus dilakukan yakni analisis lingkungan:

1) Analisis potensi lingkungan Internal 2) Analisis Potensi Lingkungan Eksternal

J. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Kecerdasan Emosional

(26)

kreatif, sehingga menghasilkan sesuatu yang memiliki keunggulan kompetitif.

K. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Perbaikan Berkesinambungan

Perbaikan berkesinambungan (continual improvement) harus menjadi bagian utama dalam implementasi manajemen mutu terpadu di sekolah. Manajemen sekolah harus melalukan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk mengevaluasi program dan kegiatan yang telah dijalankan dan juga membahas bila ada suatu permasalahan pada implemantasi kurikulum.

(27)

BAB VI

MENGEMBANGKAN STRATEGI DN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Implementasi pembelajaran dalam kurikuluk 2013 lebih menekankan kepada pembelajaran konstektual dengan student center, dan pendekatan ilmiah, dalam pelaksanaannya menuntut guru untuk dapat secara efektif mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

A. Memilih dan Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Rancangan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan pola umum dari strategi pembelajaran. Berbagai jenis strategi itu dapat dipahami berdasarkan 1) rasio guru dan siswa yang terlibat dalam pembelajaran; 2) pola hubungan guru dan siswa dalam proses pembelajaran; 3) peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran; 4) peran guru dan siswa dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran; dan 5) proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran.

(28)

B. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran yang Relevan

Pendidikan orang dewasa atau andragogi dapat menjadi alternatif pendekatan pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, terutama dalam pembentukan KI dan KD peserta didik melalui penanaman sikap, pengetahuan dan keterampilan terintegrasi dan seoptimal mungkin.

Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yang sesuai dengan standar proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Pembelajaran harus lebih menekankan kepada praktik; 2) pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat; 3) perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis; 4) lebih ditekankan kepada masalah-masalah actual; 5) perlu dikembangkan saintific method.

C. Pembelajaran Berbasis Lingkungan

Lingkungan tidak terlepas dalam proses pembelajaran dan kehidupan. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa-apa yang ada dan berlangsung disekitarnya baik di sekolah, rumah dan lingkungan yang kompeten dengan masalah yang dihadapinya.

D. Pembelajaran Berbasis Masyarakat

(29)

E. Pembelajaran Berbasis Kewirausahaan

Jiwa wirausaha seharusnya dikembangkan pada diri peserta didik yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Wirausaha di sekolah berarti memadukan kepribadian, peluang, keuangan, dan sumber day yang ada di lingkungan sekolah guna mengambil keuntungan. Ketika ingin sukses mengembangkan program kewirausahaan di sekolah maka kepala sekolah, tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus dilatih dan dibiasakan berpikir wira usaha.

F. Model-Model Pembelajaran yang Sesuai dengan Kurikulum 2013 Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh Guru. Mengingat kurikulum 2013 berbasis pembelajaran saintifik, maka model pembelajaran pun yang mendukung kea rah itu. Contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M) adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran inkuiri (Inquiry Learning); 2. Pembelajaran diskoveri (Discovery learning);

3. Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning);

(30)

BAB VII

NASIB GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Guru dalam Perspektif Global

Globalisasi akhirnya menjadi sebuah keniscayaan, yang tidak bias ditolak. Oleh karena itu, implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran pun harus menyesuaikan dan menyikapi dengan cara yang tepat terhadap arus globalisasi ini.

Paradigma dan wawasan guru bersama peserta didiknya harus terbuka dan waspada terhadap pemahaman global itu. Bahwa interaksi penduduk bumi terjadi dimana-mana dengan berbagai model, budaya dan agama yang berbeda, karenanya harus disikapi denga sikap yang tepat. Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi, tetapi informasi terdapat di banyak tempat dan cara. Guru tidak boleh lagi merasa sebagai ‘superman’ tetapi harus menjadi fasilitator bagi pembelajaran peserta

didiknya.

B. Peran Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013

Dalam implementasi kurikulum 2013, peran Guru TIK adalah sebagai berikut :

1. Membimbing peserta didik untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menangah

2. Memfasilitasi sesame guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

(31)

C. Kewajiban Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013

Kewajiban guru TIK dalam pembelajaran berbasis kurikulum 2013 dituangkan dalam Permendikbud Nomor 68 tahun 2014, sebagai berikut:

1. Membimbing peserta didik untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta manyajikan serta menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancran proses pembelajaran.

2. Memfasilitasi sesame guru untuk mencari, mengolah, menyimpan,menyajikan serta menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

3. Memfasilitasi tenaga kependidikan untuk mengembangkan system manajemen sekolah berbasis TIK.

D. Tupoksi Guru TIK

Tupoksi guru TIK, sedikitnya ada 12 Tupoksi yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kedua belas Tupoksi tersebut adalah:

1. Menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK per tahun

2. Melaksanakan layanan dan bimbingan TIK sesuai rancangan.

3. Menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan TIK.

4. Mengevaluasi proses dan hasil layanan bimbingan TIK. 5. Menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK.

6. Melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan bimbingan TIK.

(32)

8. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. 9. Membimbing guru dalam penggunaan TIK.

10.Membimbing tenaga kependidikan dalam menggunakan TIK. 11.Melaksanakan pengembangan diri

12.Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.

E. Tunjangan Guru TIK

Hak guru TIK yang berupa tunjangan dituangkan dalam Peraturan Mendikbud no 68 tahun 2014. Rambu-rambu dalam peraturan ini, bahwa guru TIK berhak mendapatkan tunjangan profesi, dengan memenuhi tiga persyaratan yakni :

1. Guru TIK harus membimbing minimal 150 peserta didik per tahun pelajaran.

2. Guru TIK wajib membimbing teman sejawat dan guru lain dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran berbasis TIK.

(33)

BAB VIII

KOORDINASI, KOMUNIKASI, DAN SUPERVISI DALAM MENGGALANG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

Dalam implementasi kurikulum 2013 terdapat tiga dimensi utama yang harus diperhatikan yang akan menentukan keberhasilan, efektivitas, efesiensi dan produktivitas pembelajaran. Ketiga hal tersebut adalah;

A. Koordinasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Bagian penting dalam implementasi kurikulum 2013 adalah koordinasi. Koordinasi dapat berlangsung secara efektif apabila dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dari tahap awal sampai akhir pekerjaan; ada hubungan dan pertemuan-pertemuan diantara berbagai pihak terkait, serta adanya keterbukaan, sehingga perbedaan pandangan dapat didiskusikan dan diselesaikan bersam.

1. Perlunya Koordinasi

Melalui koordinasi setiap bagian yang menjalankan fungsi dengan spesialisasi tertentu dapat dipadukan dan dihubungkan satu sama lain, sehingga dapat menjalankan peranannya secara selaras dalam mewujudkan tujuan bersama. Koordinasi sangat penting dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas pencapaian tujuan lembaga.

2. Macam-Macam Koordinasi

(34)

a. Koordinasi internal yang mencakup tiga bentuk koordinasi: (1) koordinasi vertikal; (2) koordinasi horizontal; dan (3) koordinasi diagonal.

b. Koordinasi eksternal, termasuk koordinasi fungsional. Dalam koordinasi eksternal yang bersifat fungsional koordinasi itu hanya bersifat horizontal dan diagonal.

3. Cara melakukan Koordinasi

Cara melakukan koordinasi dapat dilakukan secara formal dan informal; secara formal dapat diwujudkan dalam bentuk upaya impersonal seperti dalam kehidupan birokrasi, membuat peraturn atau pedoman, mengangkat pejabat dan panitia bersama; sedangkan secara informal dilakukan dengan cara pembicaraan dan konsultasi dalam pertemuan diluar dinas.

B. Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum 2013. 1. Komunikasi Internal.

Komunikasi internal dalam implementasi kurikulum dilakukan antar personal yang sehat dan efektif, baik antara kepala sekolah dengan guru, maupun antara guru dengan personal lainnya. Hal ini menjadi wajib dilakukan karena implementasi kurikulum 2013 di sekolah sulit terwujud tanpa adanya komunikasi internal yang intens.

2. Komunikasi Eksternal

(35)

Komunikasi aktif penting dilakukan secara baik antara sekolah dengan pihak eksternal, yakni orang tua dan masyarakat. Komunikasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.

C. Supervisi dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Supervisi terhadap implementasi kurikulum 2013 harus dilakukan demi memastikan efektifitasnya dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hakikat supervisi

Pada hakekatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan professional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi

a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan kesulitan belajar mengajar serta menolong mereka mengadakan perbaikan. d. Mengingatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga

sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.

(36)

f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.

g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang tidak sehat dari masyarakat.

h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegialitas) diantara guru.

3. Teknik Supervisi

a. Kunjungan dan observasi kelas b. Pembicaraan individual

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi pembelajaran e. Perpustakaan professional. 4. Koordinasi antar Kementrian

Koordinasi antar kementrian perlu dilakukan dengan mengacu kepada kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

a. Peningkatan koordinasi antara kemendikbud dengan lembaga terkait untuk menyinergikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kurikulum.

(37)

BAB IX PENUTUP

Akhirnya, dari sekian banyak uraian tentang kurikulum 2013, dapat disimpulkan, bahwa bagian pertama dan utama suksesnya implementasi kurikulum adalah bertumpu pada guru sebagai ujung tombak di lapangan dalam proses pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk nilai-nilai kekerasan pada spesimen yang tidak mengalami perlakuan panas pada masing-masing daerah pengelasan yaitu daerah logam induk A, daerah HAZ A,

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah pada Bank Mandiri Tbk, Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendidikan pranikah dengan materi seksualitas dari prespektif Kristen oleh dosen teologi kepada kedua calon pasutri.. Rangkuman proses pendidikan pranikah oleh pendeta jemaat

Akhirnya, di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan pergulatan ideologi yang juga menjadi sandungan bagi terbentuknya ikatan alumni ini, saya akan merasakan kesedihan yang

Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak

Wahyu Ilaihi dalam bukunya Komunikasi Dakwah mengartikan mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah,

Penambahan beban (load) pada motor sebenarnya berfungsi untuk mengurangi kecepatan motor, tetapi dengan seting point yang sudah diseting pada program sehingga

ﱃﺇ ﻩﻮﺒﺴﻧ ﻢﺇ ﻻﺇ ﺎﺳﺄﺑ